Mahakarya Sang Pemenang

Aku Akan Kembali



Aku Akan Kembali

0Setelah dia berbicara pada Wood, Twain mengambil keputusan akhir. Dia yakin bahwa sekarang para pemainnya perlu memahami seperti apa turnamen Kejuaraan Sepakbola Eropa UEFA yang akan mereka hadapi.      

Tim Inggris memulai latihan mereka di hari berikutnya. Setelah media menyelesaikan pengambilan gambar yang diijinkan, mereka diminta untuk meninggalkan kompleks pelatihan.      

Matahari pagi di Spanyol bersianr cerah, dan suhu udaranya tidak terlalu tinggi. Angin sepoi-sepoi membawa hawa dingin yang dirasakan semalam. Para pemain baru saja menyelesaikan pemanasan mereka dan sekarang sedang membentuk lingkaran untuk mendengarkan ucapan manajer mereka.      

"Sebelum berlatih, ada sesuatu yang perlu kukatakan pada semua orang."     

Twain berdiri di depan para pemain, sementara Wood berdiri bersama rekan-rekan setimnya.      

"Jadi begini. Semua orang tahu bahwa jempol George terluka dan banyak orang ragu apakah dia akan berhasil pulih sebelum Kejuaraan Eropa UEFA. Media merasa sangat khawatir tentang itu dan aku yakin kalian juga khawatir, kan?" tanya Twain sambil tersenyum.      

Ini melegakan sejumlah pemain yang merasa gelisah – boss mereka masih bisa tersenyum, itu artinya pemulihan cedera George pasti tidak ada masalah.      

"Apa yang akan kukatakan pada kalian adalah... Dia masih bisa bergabung dalam Kejuaraan Eropa UEFA... Jangan senang dulu." Twain memberi isyarat kepada sejumlah pemain agar tidak bersorak. Dia melanjutkan, "Tapi, dia mungkin tidak akan bisa bermain dalam Kejuaraan Eropa UEFA."     

Melihat tatapan bingung para pemainnya, Twain memutuskan untuk menguraikan misteri ini untuk mereka.      

"George masih belum pulih sepenuhnya dari cedera. Dokter mengatakan bahwa dia harus menunggu setidaknya sampai babak utama dimainkan. Itu artinya dia tidak bisa bermain dalam tiga pertandingan penyisihan grup."     

Terjadi keributan di antara para pemain. Banyak orang menoleh untuk memandang Wood, yang berdiri tenang diantara mereka dan menerima tatapan terkejut dari mereka.      

"Sekarang, masalahnya sederhana." Twain meninggikan suaranya di tengah keributan ini untuk memastikan semua orang bisa mendengar ucapannya. "Kalau kita ingin George diturunkan di babak utama, kita harus berhasil lolos dari penyisihan grup. Benar?"     

"Itu benar!"     

"Ya, boss."     

"Ya!"     

Semua orang setuju dengannya.      

"Aku tidak ingin melepaskan siapapun dari kalian, baik itu George ataupun pemain lain. Kalau kalian berada di dalam situasi yang sama sepertinya hari ini, aku tetap akan mengambil keputusan yang sama – aku telah memutuskan untuk mempertahankan George di dalam tim, meski dia mungkin harus melewatkan tiga pertandingan pertama. Aku tahu beban ini akan lebih berat bagi semuanya, tapi aku juga ingin memperjelas sesuatu, melalui insiden ini, bahwa kita adalah satu entitas tunggal, bukan hanya sebuah tim yang terdiri atas dua puluh tiga pemain. Kita adalah 'satu', bukan 'dua puluh tiga'."     

Twain mengangkat tangannya untuk menekankan "satu" dan "dua puluh tiga".      

Tidak ada yang merasa keberatan dengan keputusan Twain. Bahkan para pemain Nottingham Forest menghembuskan nafas lega.      

"Kalau begitu, sudah diputuskan. George akan menunggu kita di babak utama. Jangan biarkan dia menjadi bahan tertawaan." Dia mengedip pada semua orang.      

Para pemain ikut tertawa. Di waktu yang bersamaan, mereka juga memandang Wood, yang tampak sedikit tidak nyaman. ..      

"Oke, guys, ayo kita mulai latihan! Kejuaraan Eropa UEFA sudah dekat. Tidak ada lagi yang boleh bermain-main!" Des Walker melangkah maju dan mengambil alih pembicaraan dari Twain.      

※※※     

Meski Twain berulang kali mengatakan bahwa George akan ikut bergabung dengan tim ke Kejuaraan Eropa UEFA, masih ada beberapa orang yang menyimpan keraguan dan menganggap bahwa Twain hanya berusaha untuk menstabilkan timnya. Kalau cedera kaki Wood masih belum sembuh di tanggal 8 Juni, sehari sebelum Kejuaraan Eropa dimulai, maka dia akan menggantikan Wood.      

Mereka sama sekali tidak menduga bahwa tim Inggris akan menyelenggarakan konferensi pers dua hari sebelum tanggal 8 Juni. Di konferensi pers itu, Twain membawa Wood untuk bertemu dengan media.      

"Hanya ada satu topik untuk konferensi pers ini –" Twain memandang sekeliling ruangan. Hampir semua reporter yang sering berkeliaran di kompleks pelatihan ada disana. Tidak hanya reporter dari Inggris yang hadir, ada pula reporter dari Jerman, reporter Portugal, dan reporter lain dari seluruh dunia. Mereka sangat peduli dengan pemulihan Wood dari cedera yang dialaminya.      

Setelah membiarkan para pemainnya mengetahui kebenarannya, Twain bisa menghadapi media dengan tenang. Dia hanya perlu bertanggungjawab kepada para pemain, sementara itu dia bisa menggunakan media untuk memberikan dukungan.     

"Untuk menginformasikan kepada semua orang tentang status pemulihan cedera kaki yang dialami George Wood."     

Kata-kata Twain ini mengejutkan banyak media. Mereka telah mengikuti tim Inggris selama berhari-hari, ingin mendapatkan sedikit informasi orang dalam tentang cedera Wood. Tapi Twain selalu berusaha menutup-nutupinya. Sejak kapan dia akan duduk di depan semua orang dan berbicara dengan jujur tentang masalah ini?     

Twain melirik Wood disampingnya dan memberinya tatapan yang mengisyaratkan agar dia angkat bicara.      

Kelihatannya Wood tidak melihat isyarat yang dikirimkannya dan Twain harus berdehem beberapa kali sebelum Wood mulai bereaksi.      

"Yah... Aku sudah memutuskan untuk tetap tinggal dan bermain di Kejuaraan Eropa UEFA."     

Kata-kata Wood itu terdengar sederhana.      

Para reporter menatap kosong dan kemudian menyadari bahwa dia baru saja mengumumkan sesuatu yang sangat penting!     

Keributan pun terjadi dan banyak reporter berusaha untuk bangkit berdiri dan mengajukan pertanyaan. Mereka mengangkat lengan mereka tinggi-tinggi dengan harapan petugas pers akan menunjuk mereka.      

Tapi, Twain melambaikan tangannya dan berkata, "Sekarang bukan saatnya bagi media untuk mengajukan pertanyaan. Hadirin sekalian, biarkan kami selesai bicara dulu."     

Dia mengisyaratkan agar semua orang tetap tenang. Bahkan para reporter yang biasanya tidak senang dengan Twain juga ikut patuh menurunkan lengan mereka, menutup mulut mereka dan menunggu Twain selesai berbicara.      

"Aku harus mulai menjelaskan kepada semua orang bahwa cedera George Wood masih belum pulih sepenuhnya."     

Komentar itu menimbulkan keributan yang lain. Kau akan membawanya ke Kejuaraan Eropa UEFA saat dia masih belum pulih?! Apa yang ada di benakmu, Tn. Tony Twain?     

"Tapi kalau semuanya berjalan baik, George seharusnya sudah bisa diturunkan di babak utama." Twain segera menguraikan misterinya dengan cepat. "Dia akan melewatkan tiga pertandingan penyisihan. Hanya itu yang bisa kukatakan. Apa kalian punya pertanyaan?"     

Tanpa ditunda-tunda lagi, seorang reporter bangkit dan mengarahkan pertanyaannya pada Twain. "Anda mengatakan beberapa hari yang lalu bahwa cedera Wood sembuh tepat waktu untuk Kejuaraan Eropa UEFA. Tapi sekarang dia akan melewatkan semua pertandingan penyisihan grup. Apa Anda sengaja berbohong sebelum ini?"     

Twain merentangkan kedua tangannya lebar-lebar dengan ekspresi tidak bersalah lalu berkata, "Berbohong? Aku bilang dia akan bisa bermain di Kejuaraan Eropa UEFA tepat pada waktunya dan sebenarnya, dia memang tepat waktu. Tn. Reporter, kau tidak bermaksud mengatakan bahwa babak utama dengan sistem gugur itu tidak termasuk bagian dari Kejuaraan Eropa UEFA, bukan?"     

Wajah reporter itu berubah warna. Kelihatannya dia tergesa-gesa dalam mengajukan pertanyaannya dan melupakan logika dasarnya. Dan Twain memanfaatkan celah itu.      

Orang kedua yang mengajukan pertanyaan adalah seorang reporter Jerman. Dia bertanya pada Twain dengan bahasa Inggris yang terpatah-patah, "Tn. Twain, aku ingin bertanya seberapa percaya dirinya tim Anda untuk bisa lolos dari babak penyisihan grup saat George Wood akan melewatkan ketiga pertandingan itu?" Sebagai seseorang yang berkebangsaan Jerman, dia adalah orang yang arogan, tapi di waktu yang sama, dia juga tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya setelah mendengar Wood akan melewatkan ketiga pertandingan penyisihan grup.      

Sebenarnya, Twain bisa memahami bahasa Inggrisnya yang patah-patah itu setelah mendengarkan pertanyaannya satu kali saja. Tapi melihat ekspresi arogan di wajah pria itu, Twain memutuskan untuk mengoloknya, jadi dia meletakkan tangannya di dekat telinga dan bertanya, "Maaf, Tuan. Bisakah kau mengatakannya sekali lagi?"     

Jadi pria Jerman botak itu harus menggunakan "bahasa Inggris gaya-Jermannya" dan mengulangi pertanyaannya.      

Twain masih tidak paham dan berkata, "Maaf, Tuan..."     

Pria Jerman itu sekali lagi mengulangi pertanyaannya dan kali ini dengan kecepatan yang jauh lebih lambat.      

Ketiga kalinya Twain mengangkat tangannya ke telinganya, wajah pria Jerman itu langsung berubah. Kelihatannya dia sudah hampir putus asa.      

Twain tahu sudah saatnya untuk berhenti melakukannya saat dia masih memimpin, jadi dia tertawa dan berkata, "Aku hanya bercanda, Tn. Jerman. Aku sudah memahami pertanyaan Anda. Bagi kami, lineup tim bukanlah masalah besar. Tentu saja, kami akan menganggap serius setiap lawan kami di grup, untuk memastikan kalian tidak punya peluang dalam memanfaatkan kelengahan kami."     

Kata-katanya membuat para reporter Inggris itu tertawa paham.      

"Tim Inggris bukanlah tim yang hanya menjadi milik satu individu tertentu. Pemain manapun yang tidak hadir tidak akan mempengaruhi tujuan utama kami. Tim yang berhasil lolos dari penyisihan grup hanyalah langkah pertama. Meski Wood harus absen karena cederanya, kami masih punya kemampuan untuk lolos ke babak utama. Tapi..." Twain memandang reporter asing itu dengan senyum aneh, "Aku menyambut baik siapapun yang mengira bahwa tim Inggris adalah tim level kedua tanpa George Wood dan akan menghadapi masalah untuk lolos ke putaran berikutnya. Sungguh, kalau kau mau menganggapnya begitu, aku tidak akan marah, dan aku takkan menentangmu."     

Dia jelas takkan menentangnya karena hal yang paling ingin dilihatnya adalah tim lawan meremehkan mereka.      

Sebenarnya, ketidakhadiran George Wood memang memberikan dampak yang besar terhadap kekuatan tim Inggris. Bagaimanapun juga, dia adalah pemain inti di tim. Tidak pernah ada yang mendengar bahwa ketidakhadiran pemain inti tidak akan mempengaruhi tim. Tapi kalau Twain berusaha yang terbaik untuk menutupinya, itu hanya akan membuat lawannya merasa yakin bahwa tim Inggris memang sebenarnya lemah.      

Karenanya, Twain memainkan "strategi kota kosong" di konferensi pers ini. Dia membuka semua pintu di dalam kota, dan kemudian, ditemani oleh para pengawal, dia pergi sendiri ke menara gerbang kota untuk menciptakan musik. Kepercayaan diri dan penampilannya yang santai membuat banyak reporter asing, yang ingin mengetahui situasi yang sebenarnya, tampak bingung.      

Selain itu, mengingat gaya Twain, saat dia mengatakan sesuatu itu adalah "satu", seringkali dia menganggapnya sebagai "dua". Ketika dia berkata "tidak", sebenarnya yang dimaksud olehnya adalah "ya". Oleh karena itu, kalau dia mengakui secara terbuka bahwa tim Inggris tidak bisa melakukan apa-apa tanpa Wood, dia pasti berbohong. Bukankah tim Inggris sudah tidak berlatih taktik sepakbola tanpa-pemain-inti selama lebih dari sebulan? Mungkin tim Inggris memang sudah lama tidak mengandalkan George Wood. Kekeraskepalaan Twain untuk membawanya bersama tim tidak lebih dari sekadar tipuan. Tujuannya yang sesungguhnya adalah membuat semua orang terfokus pada George Wood, "pemain inti" Inggris. Lalu timnya yang "tanpa-inti" akan mengamuk, mengoyak lawan hingga berkeping-keping dan akhirnya berhasil sampai ke puncak...      

Gagasan itu muncul di benak para reporter, dan semakin mendekati kebenaran.      

Twain tersenyum dalam hati saat dia melihat para reporter itu berkerumun dan saling berbisik satu sama lain.      

Dia menunggu sejenak. Saat dia melihat semua orang semakin bersemangat dalam diskusi mereka, dia berdehem dan berkata, "Kalau tidak ada pertanyaan lain, konferensi pers hari ini akan berakhir disini..."     

Segera setelah dia bangkit berdiri untuk pergi, dia melihat para reporter bangkit berdiri dan mengacungkan lengan mereka lalu bicara satu persatu.      

"Tn. Twain! Bisakah Anda memberikan komentar tentang pertandingan pertama melawan Portugal?"     

"Tn. Twain, apa yang akan terjadi kalau George Wood tidak bisa kembali di babak utama?"     

"Tony, siapa yang akan kaugunakan untuk menggantikan George Wood?"     

"George, apa kau ingin mengatakan sesuatu tentang tidak bisa bermain di babak penyisihan grup?"     

Twain melambaikan tangannya dan berkata, "Kalian terlalu berisik. Semuanya, tenang dulu!"     

Setelah konferensi pers itu perlahan mulai kembali terkendali, dia melanjutkan ucapannya, "Pertama-tama, aku tidak akan menjawab pertanyaan apapun tentang pemain yang menggantikan George Wood ataupun taktik kami. Kedua, kami akan menganggap serius pertandingan kami melawan Portugal. Ketiga, aku tidak ingin ada yang menggunakan pertanyaan kapan George Wood akan diturunkan untuk mengganggu timku di masa depan nanti."     

Jawaban pertamanya membuat para reporter itu semakin yakin bahwa meski tanpa George Wood, tim Inggris akan menemukan cara untuk menang. Sementara untuk para reporter dari Jerman, Portugal dan Wales, itu sudah cukup. Mereka sudah mendapatkan informasi yang paling penting.      

Reporter lain masih ribut, tapi Twain mengabaikan mereka dan berbalik untuk pergi bersama Wood.      

※※※     

Kabar berita bahwa George Wood akan bisa bermain di Kejuaraan Eropa UEFA dan bahwa George Wood akan melewatkan tiga pertandingan penyisihan grup memberikan dampak yang cukup besar.      

Kalau tim Inggris ditempatkan ke dalam grup yang lemah, kabar ini akan meyakinkan banyak fans Inggris. Tidak akan sulit bagi Inggris untuk lolos jika mereka berada di grup seperti itu. Tapi sekarang mereka berada di grup maut, yang memiliki dua tim kuat, Jerman dan Portugal. Hanya Wales yang bisa dianggap lemah. Jadi ini cukup mengkhawatirkan.      

Bagaimana jika... bagaimana jika tim Inggris tidak bisa lolos dari babak penyisihan grup? Semua orang tahu bahwa pertandingan penyisihan grup yang terakhir adalah melawan Jerman. Kalau mereka beruntung bisa mendapatkan kemenangan beruntun di dua pertandingan pertama dan berhasil lolos lebih dulu, maka tak jadi masalah pertandingan seperti apa yang mereka tunjukkan saat melawan Jerman.      

Tapi apakah tim Portugal mudah untuk dihadapi?     

Miguel Veloso, Cristiano Ronaldo, Nani, Pepe... Semua itu adalah pemain bintang yang terkenal. Tim nasional Portugal bukanlah tim lemah yang bisa diintimidasi oleh tim lain.      

Pertandingan pertama melawan mereka akan diadakan enam hari lagi. Tim Inggris, tanpa George Wood, benar-benar membuat banyak orang khawatir.      

Tentu saja, ada pula mereka yang merasa bahwa tim Inggris saat ini bukan tanpa harapan hanya karena George Wood tidak bisa diturunkan. Bagaimanapun juga, mereka masih dianggap sebagai tim kuat kelas-atas di Eropa. Bagaimana mungkin pemain bintang yang lain hanya memainkan peranan kecil?     

Apa yang telah dilakukan Twain selama lebih dari sebulan? Bukankah dia mempersiapkan tim Inggris untuk bermain tanpa Wood? Sebagai manajer yang paling sukses di benua ini, dia pasti punya banyak alternatif yang bisa diperhitungkan. Kalau begitu, tidak satupun dari Portugal maupun Jerman layak menjadi lawan inggris. Bahkan tanpa George Wood, mereka masih punya Tony Twain!     

Dua gagasan ini saling beradu di benak para fans Inggris dan tidak ada yang bisa saling meyakinkan yang lainnya.      

Perdebatan tentang masa depan Inggris di Kejuaraan Eropa ini akan terus berlanjut hingga pertandingan dimulai.      

※※※     

Setelah membeberkan semua kartunya di hadapan publik, Twain menghela nafas lega karena dia dan timnya akhirnya bisa bersiap tanpa gangguan. Dia tidak perlu lagi memikirkan cara bagaimana harus menghadapi para reporter itu, yang berkerumun seperti ngengat yang tertarik pada api, dan semua pertanyaan mereka tentang apakah George Wood akan bisa bermain di Kejuaraan Eropa UEFA. Setelah konferensi pers ini, hanya akan sedikit reporter dari tiga negara yang berbeda di kompleks pelatihan mereka. Bagi mereka, informasi yang paling penting sudah mereka peroleh, jadi mereka tidak perlu membuang-buang waktu disini.      

George Wood melakukan latihan rehabilitasi sendirian setiap hari. Dia bekerja keras, tapi tim dokter tidak mengijinkannya bekerja terlalu keras, karena takut menimbulkan cedera lain sebelum dia bisa pulih. Saat ini, hal yang paling menyakitkan bagi George Wood adalah menonton rekan setimnya berlatih bersama, sementara dia hanya bisa melakukan latihan rehabilitasi di sudut terpisah.      

Dia mendapati dirinya mengalami sesuatu yang tidak pernah dirasakannya sebelumnya: sangat ingin bermain bola. Segera setelah dia melihat bola menggelinding di depan matanya, kakinya akan bergerak tanpa sadar, seolah-olah kakinya terhubung dengan bola.      

Pengalaman cedera pertamanya begitu tak terlupakan sehingga dia tidak pernah ingin mengalami ini untuk yang kedua kalinya.      

Membenamkan seluruh tubuhnya di dalam kolam, dia mendongak ke arah permukaan biru diatas.      

Kolam yang membuatnya pulih ini terasa seperti sel penjara, menahan tubuhnya dalam kurungan dan membuat setiap gerakannya terasa sangat berat.      

Selama dia bisa lolos dari belenggu air ini, dia bisa dilahirkan kembali...      

Tak peduli lawan seperti apa yang akan dihadapinya, dia akan mengeluarkan energi sepuluh kali lipat yang sudah dipendamnya sejak lama!     

Dokter tim yang bertugas untuk merawat Wood tiba-tiba saja sadar bahwa George Wood telah membenamkan diri di kolam selama beberapa menit.      

Terkejut setelah menyadari fakta ini, dia menjatuhkan buku catatan di tangannya dan menendang kursi tempatnya duduk. Dia bergegas ke tepi kolam, berteriak ke arah kolam dengan ngeri, "George!! Keluarlah, George! Jangan menakutiku..."     

Dengan suara keras, George Wood yang basah kuyup tiba-tiba menembus permukaan air dan muncul di hadapan dokter tim. Matanya, yang cerah dan penuh ekspresi, menatap si dokter.     

Dokter tim itu begitu terkejut sampai-sampai dia langsung terduduk di sisi kolam dan menyaksikan Wood menghirup udara dengan nafas panjang. Dia berkata, "Kau menakutiku, George! Apa yang terjadi padamu?"     

"Aku tidur sebentar dibawah sana."     

Jawaban Wood itu membuat jantung sang dokter tim berdetak cepat lagi. "Tidur... Tidur? Maksudmu, kau ketiduran dibawah sana?"     

Wood meraih tepian kolam dan berpegangan disana. Dia berkata, "Sepertinya begitu," Dia menggoyangkan kepalanya dan tetesan air di rambutnya beterbangan membasahi si dokter.      

Dokter tim itu hanya bisa mengangkat sudut mulutnya karena terkejut. Monster ini!     

Wood mengambil handuk untuk menyeka air dari tubuhnya, sambil mencoba mengingat semua perasaan yang tadi dirasakannya dibawah permukaan air kolam itu.      

Perasaan kabur itu terasa seolah dia sedang tidur, tapi kesadarannya terjaga. Ada suara di kepalanya yang berulangkali bicara padanya:     

Aku ingin bermain sepakbola, aku ingin bermain sepakbola, aku ingin bermain sepakbola! Tidak ada yang bisa menghentikanku, tidak juga cedera!     

Aku akan kembali; aku akan membuktikannya pada kalian semua!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.