Mahakarya Sang Pemenang

Pengundian Grup untuk Babak Utama Kejuaraan



Pengundian Grup untuk Babak Utama Kejuaraan

0Gareth Bale menyelesaikan semua pertandingan kualifikasi dan bertekad untuk pergi ke Spanyol. Wales berhasil menahan tekanan serangan balik lawan di dua pertandingan terakhir dan berhak mengikuti kompetisi Eropa sebagai unggulan kedua.      

Hasil ini mendapat respon besar di Wales, yang akhirnya mencapai babak utama kejuaraan Eropa lagi setelah tahun 1976. Dulu mereka berhasil mencapai babak delapan besar di kejuaraan Eropa dan media Wales berharap agar kali ini, dibawah kepemimpinan Bale dan Ramsey, mereka bisa setidaknya menyamai hasil terbaik yang pernah diraih tim Wales dulu.      

Di malam ketika mereka akan kembali pulang, Bale menghubungi Twain. Meski saat itu sangat ribut di dekat Bale, tapi Twain masih bisa mendengar suara raungan Bale, "Boss! Kami akan pergi ke Spanyol! Kami akan pergi ke Spanyol!"     

Disampingnya, kelihatannya ada seseorang yang ikut berteriak, "Spanyol! Spanyol!"     

Twain tahu bahwa mereka merayakan suatu kemenangan yang langka, jadi dia tidak merasa terganggu karenanya. Itu, ditambah kondisi Bale saat ini, mengandung arti bahwa dia mungkin takkan mendengarkan apapun yang dikatakan Twain. Jadi, dia hanya mengucapkan selamat dan kemudian menutup telponnya.      

Meski Wales berhasil mencapai babak utama berkat tambahan slot yang tadinya 16 menjadi 24 tim di Kejuaraan Eropa, orang-orang Wales masih punya alasan tersendiri untuk merayakan kemenangan ini.      

Tidak seperti kehebohan timnas Wales, Inggris sedikit lebih tenang setelah lolos dari babak penyisihan grup. Bagaimanapun juga, mereka adalah tim reguler di Kejuaraan Eropa dan justru akan menjadi tajuk berita utama kalau mereka tidak berhasil lolos ke Spanyol. Twain yang memimpin timnya untuk lolos dari babak penyisihan grup ini seharusnya menganggap tujuan pertamanya sudah tercapai.      

Babak penyisihan Kejuaraan Eropa yang sebenarnya adalah ujian yang sesungguhnya.      

Pada akhir November, tiga tim terakhir yang berhak lolos ke babak utama akan diambil dari enam tim teratas yang memainkan dua leg pertandingan kandang dan tandang.      

Lalu, di Nyon, Swiss, manajer atau pelatih dari dua puluh empat tim akan berkumpul dalam upacara pengundian grup yang diselenggarakan oleh Union of European Football Associations (UEFA).      

Twain sudah cukup sering berpartisipasi dalam upacara pengundian grup. Bahkan untuk tim nasional, tidak ada banyak perbedaan. Paling-paling, dia hanya perlu bertemu dengan banyak pelatih timnas yang lain. Akan tetapi, dirinya masih tetap menjadi titik fokus sebagian besar media.      

Dua hari sebelum pengundian itu dilakukan, grup-grup untuk Kejuaraan Eropa dirumorkan telah bocor dari dalam Union of European Football Associations. Terlepas dari keaslian daftar itu, kabar ini segera menarik perhatian media, membuat berita dari media sosial dan internet dengan segera menjadi suara utama media mainstream.      

Para reporter yang datang untuk melakukan wawancara juga mengajukan pertanyaan ini pada Twain, karena pengelompokan Inggris di daftar itu tidaklah bagus – mereka ditempatkan ke dalam sebuah grup yang berisikan tim-tim yang sangat kuat.      

Pembagian grup di babak utama Kejuaraan Eropa ini mula-mula akan mengidentifikasikan tim-tim unggulan dan membagi semua tim ke dalam empat tingkatan yakni ABCD sesuai dengan total poin yang mereka peroleh di kualifikasi Piala Dunia terakhir, serta poin di kualifikasi Kejuaraan Eropa sebelumnya dan saat ini. Tuan rumah dan juara bertahan akan langsung dijadikan tim unggulan, sementara tim unggulan lainnya akan diambil dari tim-tim tingkatan pertama.      

Di dalam daftar grup, yang dikabarkan sebagai "versi internal yang bocor", Inggris ditempatkan di grup D sebagai tim unggulan, bersama dengan Swedia, Jerman dan Denmark.      

Tidaklah mengejutkan jika Jerman dikatakan sebagai tim tingkat kedua karena mereka tidak tampil baik dalam kualifikasi Kejuaraan Eropa tahun lalu antara Polandia dan Ukraina, jadi mereka hanya bisa lolos ke babak utama melalui pertandingan tambahan. Tapi, karena jarang ada tim kuat di unggulan kedua seperti Jerman, Inggris justru sedang sial karena mereka masih akan bertemu dengan Jerman.      

Para reporter ingin mendengar pendapat Twain tentang versi bocoran daftar grup ini. Sebelum ini, mereka juga sudah mewawancarai kepala pelatih Jerman, Sammer, yang menganggap bahwa daftar itu disusun oleh jurnalis dan karenanya tidak layak dievaluasi. Lalu mereka mewawancara pelatih Swedia, Roland Anderson, yang jawabannya sama seperti Sammer.      

Tapi memang masuk akal bagi mereka untuk berpikir seperti itu.      

Pengundian grup adalah peristiwa penting dan sekarang tiba-tiba saja ada "versi bocoran" sebelum pengundian yang sesungguhnya dimulai, jadi kepala pelatih mana yang berani mengevaluasinya? Mereka bahkan tidak tahu apakah versi itu benar-benar nyata, bagaimana mungkin mereka bisa memberikan pendapat tentangnya?     

Tapi para reporter tahu Tony Twain adalah jenis orang yang seperti apa – mulut besarnya sudah bungkam selama lebih dari setahun dan sudah saatnya untuk angkat bicara.      

Twain tidak mengecewakan mereka.      

Dia kelihatannya tidak meragukan keaslian daftar itu dan memberikan pendapatnya tentang "lawan di grupnya".      

"Jerman adalah tim yang kuat, aku tahu tentang pertikaian antara Inggris dan Jerman... Tidak ada yang layak untuk dipuji tentang hasil pertandingan antara Inggris dan Swedia, jadi kita harus berhati-hati dalam menghadapi mereka... Denmark adalah tim yang sangat tangguh dan aku sudah melawan mereka di babak kualifikasi, tapi aku tidak tahu kalau kami akan bertemu lagi kali ini. Mereka adalah tim yang tangguh dan kalian akan menyadarinya setelah kalian menganalisa hasil pertandingan kami di babak kualifikasi, karena pertandingan itu berakhir dalam kemenangan dan hasil imbang, jadi kami perlu berhati-hati... "     

Seorang reporter akhirnya tidak bisa menahan diri, dia langsung bertanya terang-terangan, "Tn. Twain, kenapa Anda memberikan pendapat Anda terkait daftar pengundian grup ini?"     

Twain sengaja berpura-pura terkejut, "Apa ada masalah dengan daftar ini?"     

"Kabarnya ini adalah versi bocoran..."     

Tawa Twain menyela ucapan reporter, "Entah itu Liga Champions maupun Kejuaraan Eropa, sejak kapan tidak ada 'versi bocoran' yang keluar sebelum pengundian? Dan kita tahu bahwa daftar bocoran itu selalu sedikit mirip dengan versi resminya..."     

"Tn. Twain, apa maksud Anda adalah hasil pengundian telah ditentukan oleh Union of European Football Associations?"     

Para reporter itu meraung kegirangan dan akhirnya mereka mendengar suara yang paling ingin mereka dengar.      

Wajah Twain tiba-tiba saja berubah muram, sambil menatap reporter yang tadi bertanya dia berkata, "Aku tidak mengatakan itu. Kalau kau melaporkan aku mengatakan itu, aku akan menggunakan hakku untuk menuduhmu memfitnahku, Tn. Reporter."     

Suasana di sana langsung mendingin.      

Twain mengambil kesempatan ini untuk keluar dari kepungan reporter dan melangkah masuk ke dalam ruang konferensi.      

Di dalam sana, dia bertemu dengan atasannya, chief executive FA, Shaun Harvey.      

"Ada begitu banyak reporter yang mengerumunimu diluar sana, apa yang mereka tanyakan?" Dia melirik curiga ke arah para reporter yang tampak penuh semangat diluar sana. Dia khawatir Twain telah mengatakan sesuatu yang keliru lagi.      

"Apa lagi yang mereka tanyakan selain versi bocoran hasil pengundian?" balas Twain seolah itu bukanlah hal yang penting.      

"Kau tidak mengatakan apa-apa, kan? Tn. Twain?" Tn. Harvey jelas tampak gugup.      

Twain tersenyum lebar, "Apa yang kau khawatirkan, Tn. Harvey?"     

Harvey tidak bisa mengutarakan apa yang ada di benaknya, jadi dia mengerutkan keningnya dan menepuk bahu Twain, "Ayo kita pergi, Tn. Twain. Upacara pengundian grup akan segera dimulai."     

※※※     

Tidak seperti versi bocoran, Inggris tidak ditempatkan dalam Grup D melainkan di Grup C. Ini membuat beberapa orang merasa yakin bahwa versi bocoran pengundian grup itu adalah palsu, karena memang selalu ada rumor sejenis ini sebelum pengundian grup apapun itu, sehingga semua orang sudah terbiasa dengan ini.      

Setelah pengundian untuk tim unggulan selesai dilakukan, sudah saatnya untuk mengundi tim di tingkatan/unggulan kedua.      

Ketika giliran Grup C, tamu kehormatan yang diminta mengambil undian, mantan pembawa bendera Madrid, Raul Gonzalez dari Spanyol, memegang sebuah bola ping pong di tangannya. Saat dia mengeluarkan secarik kertas dari dalam bola dan membacakan nama di atasnya, isi catatan itu muncul di layar belakangnya.      

"Jerman,"     

Terdengar sorakan mencemooh di lokasi.      

Kamera menyapu posisi para pelatih yang tengah duduk dan menemukan Tony Twain, yang memasukkan jari ke dalam mulutnya dan ikut bersuit untuk mengolok hasil itu.      

Kalau bukan karena imej yang dimiliki semua orang tentang Tony Twain, mereka pasti mengira dia hanyalah orang luar yang ingin ikut bergabung dalam keramaian, dan bukan salah satu pihak yang bersangkutan...      

"Tn. Twain!" Harvey, yang duduk disamping Twain, menatap tajam ke arahnya.      

Twain melirik sekilas ke arahnya dan bersuit beberapa kali lagi. Suara suitannya yang tajam terdengar jelas di televisi.      

Setelah melakukan ini, dia mengeluarkan jari dari dalam mulutnya dan menyekanya ke setelan jasnya tanpa mempedulikan imejnya. "Ada apa, Tn. Harvey?"     

"Jaga imejmu..." kata Harvey dengan pelan.     

Twain tersenyum, "Oke, Tn. Harvey."     

Keributan yang terjadi akibat pengundian barusan masih bertahan beberapa waktu sebelum akhirnya menghilang, dan ketika seseorang melihat kembali isyarat manajer Inggris terhadap hasil ini, dia selalu terlihat sedang mencemooh. Tidak ada yang tahu apakah dia sebenarnya mencemooh karena dia senang atau tidak senang... tapi itu tidak jadi masalah, media akan selalu mengatur sebuah wawancara untuknya.      

Aku yakin para ofisial senior Union of European Football Association yang duduk di podium pasti melihat semua ini. Tak ada pilihan lain, siapa yang menginginkan Tony Twain menjadi titik fokus utama selama pengundian ini?     

Pelatih Jerman, Sammer, merasa kesal dengan hasil ini dan dia mengerutkan kening dengan wajah muram. Mungkin dia merasa tidak senang dengan sikap yang ditunjukkan Twain – pria Inggris itu terlalu sembrono!     

Pria Inggris itu duduk di kursinya dan tersenyum sambil memandang Beckenbauer, legenda sepakbola Jerman yang akan melakukan pengundian.      

Dia akan mengundi tim unggulan ketiga untuk Grup C.      

Hasil yang diambilnya cukup mengecewakan bagi media yang sedang senang, karena itu bukan tim Swedia seperti yang diprediksikan melainkan Portugal.      

Twain tersenyum selama beberapa waktu di tempatnya duduk, karena Portugal lebih kuat daripada Swedia. Kalau bukan karena penampilan buruk mereka di pertandingan kualifikasi dan tidak bisa masuk ke Piala Dunia Brasil, bagaimana mungkin mereka akan dikategorikan sebagai tim unggulan ketiga...      

Tim yang diundi di unggulan keempat berhasil menimbulkan ekspresi terkejut pada Twain untuk yang pertama kalinya.      

"Wales," tuan rumah membacakan nama tim yang agak membosankan.      

Tapi alis Twain terangkat.      

Dia tidak mengira kalau dia akan bertemu dengan monyet kecil secepat ini.      

Sebagai akibat dari perluasan slot untuk Kejuaraan Eropa, babak penyisihan grup akan terdiri atas enam grup dan bukannya empat, sehingga kecil kemungkinannya 'tim kuat akan saling bertemu'. Oleh karena itu, grup yang ditempati Inggris bisa dilabeli sebagai 'grup maut'.      

Ini jauh berbeda dari 'versi bocoran' sebelumnya. Tapi setidaknya, Inggris dan Jerman memang diundi ke dalam grup yang sama.      

Segera setelah upacara pengundian ini usai, media kembali mengelilingi Twain.      

Harvey melihat bahwa dia akan dikerumuni para reporter, jadi dia segera mengingatkan Twain di telinganya, "Jangan bicara bodoh, Tn. Twain!"     

"Aku bukan anak-anak lagi..." Twain bergumam kesal saat dia menyambut kedatangan media.      

Twain tahu bahwa Inggris dan Jerman selalu memiliki hubungan yang buruk dalam hal sepakbola dan bersikap sopan tidak akan mendapatkan respon yang bagus.      

"... Kami tidak takut dengan Jerman. 'Grup maut?' Aku tidak khawatir. Ini adalah Kejuaraan Eropa, akan ada tim yang kuat dimana-mana, kurasa tidak ada salahnya diundi ke dalam grup yang sama dengan tim-tim seperti Jerman, Portugal ataupun Wales... Tujuan kami adalah memenangkan kejuaraan dan tidak ada juara yang selalu beruntung dalam perjalanan mereka..."     

Dia terdengar sangat mengesankan, khususnya setelah dia menyatakan secara terbuka bahwa tujuan timnya adalah "memenangkan kejuaraan". Terdengar letusan diskusi di dalam kerumunan reporter itu.      

Dia sudah bisa membayangkan tajuk berita utama esok hari yang mencolok: Inggris mencoba menjadi juara, hal yang diakui oleh Tony Twain sendiri.      

Tapi, para reporter masih ingin bertanya banyak hal tentang hasil pengundian. "Tn. Twain, ada sejumlah kesamaan antara versi bocoran sebelum pengundian dan hasil aktual, dan Inggris juga diundi ke dalam grup yang sama seperti Jerman, aku ingin bertanya..."     

Twain tahu apa yang akan ditanyakan oleh reporter itu, dimana dia segera mengeraskan raut wajahnya dan berkata, "Bukankah itu normal? Hanya ada enam grup jadi kemungkinan Jerman ditempatkan ke dalam Grup C sebagai unggulan kedua adalah satu banding enam, yang menurutku cukup normal. Tidak ada yang salah disini."     

Para reporter tidak terkesan karena mereka ingin mendengar sesuatu yang luar biasa dari mulutnya. Twain tidak ingin menjadi kambing hitam orang lain, dan karenanya untuk pertanyaan yang sama dia mengambil sikap seperti seorang master Taichi, dia berbicara bertele-tele selama beberapa waktu dan tidak bersedia memberikan jawaban langsung.      

Para reporter itu masih mengepung Twain selama beberapa waktu, tapi karena mereka tidak bisa mendapatkan jawaban yang mereka inginkan, mereka hanya bisa menyerah dan membiarkannya pergi.      

Tapi frase "Tujuan kami adalah memenangkan kejuaraan" itu saja sudah cukup untuk menarik ribuan perhatian. Ya, Inggris selalu dianggap sebagai tim Eropa yang kuat, tapi ada beberapa orang yang meremehkan mereka, banyak diantara mereka menganggap tim kuat itu harus dirujuk dengan tanda petik dan sebenarnya harus disebut sebagai tim kuat yang semu. Selain itu, hasil pengundian grup ini baru saja diumumkan dan masih ada enam bulan sebelum Kejuaraan Eropa dimulai. Twain menyerukan slogan "tujuan kami adalah memenangkan kejuaraan" dengan suara keras, apa dia tidak memperhitungkan perubahan yang mungkin terjadi dalam enam bulan ke depan? Bagaimana kalau para pemain intinya tidak dalam kondisi bagus? Bagaimana kalau pemain utama tidak bisa diturunkan karena cedera? Memberi pernyataan semacam itu hanya akan menciptakan musuh bagi dirinya...      

Tapi semua itu adalah kesulitan bagi Twain sendiri, kami sebagai media hanya perlu menciptakan konten yang mencolok dan menarik perhatian.      

※※※     

Keesokan harinya, media olahraga benar-benar membesar-besarkan ucapan yang keluar dari mulut besar Twain, dimana terdapat foto besar dirinya disertai tulisan "tujuan kami adalah menjadi juara" yang benar-benar mencolok.      

"Kalau orang lain yang mengatakan itu, orang-orang mungkin menganggapnya sebagai lelucon, tapi kalau dia yang mengatakannya, orang-orang takkan berani tertawa."     

Mereka yang familiar dengan Tony Twain pasti memiliki pemikiran yang sama setelah membaca tajuk berita itu.      

Para fans Inggris juga merasa senang karena mereka memiliki manajer yang penuh percaya diri sehingga mungkin bukan lagi mimpi untuk bisa mengangkat piala Euro di ibukota Inggris pada Kejuaraan Eropa selanjutnya.      

Twain memang masuk tajuk utama, tapi Shaun Harvey mengalami sakit kepala.      

Saat manifesto Twain yang ingin memenangkan gelar muncul di tajuk berita utama, Harvey mendapatkan panggilan telepon dari presiden Union of European Football Associations, Michel Platini.      

Panggilan telepon itu sederhana, dimana Platini, sebagai teman, mengingatkan Harvey agar mengendalikan mulut besar Tony Twain. Hal yang dikatakan Twain kepada para reporter selama upacara pengundian telah terdengar jelas. Union of European Football Associations tidak tuli; mereka tahu tentang ini. Dia berharap Twain tidak pernah mengatakan hal-hal yang meragukan sikap adil Union of European Football Associations.      

Tidak seperti presiden yang sebelumnya menjabat, chief executive Football Association yang baru berusaha mencari cara untuk memperbaiki hubungan antara Football Associations Inggris dan Union of European Football Associations, dimana Union of European Football Associations selalu menarget Inggris, dan ada sejumlah insiden plot sabotase selama beberapa tahun terakhir.      

Harvey tidak ingin mulut besar Twain mempengaruhi 'pertemanan'nya dengan Platini dan merusak hubungan antara Football Association dan Union of European Football Associations.      

Beberapa bulan sebelumnya di Denmark, dia membanggakan diri betapa besarnya kendali dirinya atas Twain, dan sekarang dia merasakan sakit kepala yang parah karena memiliki kepala pelatih yang sulit diatur, tidak bisa didisiplinkan atau dijinakkan.      

Kalau seseorang bisa membuat Tony Twain menjadi rendah hati, membuatnya mau mendengarkan perintah, jadi jinak seperti domba, maka dia adalah Tuhan...      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.