Mahakarya Sang Pemenang

Sebuah Keputusan dari Pinggir Lapangan



Sebuah Keputusan dari Pinggir Lapangan

0Toshack percaya bahwa setelah dia menemukan taktik untuk menghadapi "duo Gerrard dan Wood" dari Inggris, dia telah menemukan kunci untuk mengalahkan tim Inggris. Ini bukan omong kosong demi memicu perang psikologis.      

Selama ini, inti timnas Inggris adalah duo Gerrard dan Wood di lini tengah. Tim Inggris Capello berhasil meraih peringkat keempat di Piala Dunia Afrika Selatan karena dia mengandalkan permainan luar biasa kedua pria ini, khususnya terobosan George Wood yang dilakukan berturut-turut.      

Sebagai akibatnya, semua orang menganggap kebangkitan Inggris itu adalah berkat kedua pemain ini. Selama dia bisa menahan keduanya, maka Inggris takkan berbeda jauh dari tim kuat biasa.      

Tapi, Toshack pasti tidak mengantisipasi bahwa Twain tidak menjadwalkan penampilan "duo Gerrard dan Wood" di dalam pertandingan. Gerrard diberitahu bahwa dia tidak akan diturunkan sejak awal di pertandingan, dan penggantinya di dalam starting lineup adalah Wilshere, yang dinominasikan menjadi pemain terbaik di putaran pertandingan Liga Premier sebelum ini antara Nottingham Forest melawan Arsenal.      

Gerrard tidak mempermasalahkan keputusan itu dan memilih untuk menerimanya. Dia memang bermain biasa saja di putaran liga yang terakhir, yang disadarinya sendiri. Dia tidak mengatakan apa-apa saat manajer tidak menurunkannya untuk bermain sejak awal. Dia bukan jenis orang yang akan bertengkar hebat dengan manajer kalau dia tidak diturunkan sejak awal. Setelah bertahun-tahun berkecimpung di dunia sepakbola Inggris, tidak ada orang yang pernah mendengar Gerrard berselisih paham dengan manajer terkait penampilannya dalam pertandingan.      

Media Liverpool tidak lagi bertengkar dengan Twain karena mulai saat ini, para reporter pro-Liverpool itu harus menerima kenyataan bahwa Gerrard sudah semakin tua dan posisinya di tim nasional perlahan akan mulai digantikan. Dia bukan lagi menjadi pembawa bendera dan simbol tim Inggris. Kalaupun bukan Tony Twain yang memimpin timnas, fakta itu tetap tak bisa diubah.      

Perubahan yang dibuat Twain ini membuat Wales terkejut.      

Ketika Toshack melihat dari area teknis bahwa para pemain yang berdiri di lini tengah bersama Wood adalah Wilshere dan bukan Gerrard, dia menundukkan kepala dan memaki.      

Gareth Bale tidak peduli Gerrard bermain di pertandingan ini atau tidak. Toshack tidak menyuruhnya menjaga Gerrard dalam satu-lawan-satu. Gerrard diturunkan atau tidak di pertandingan ini sama sekali tidak ada pengaruhnya bagi dirinya.      

Siaran langsung di stadion menyiarkan lagu kebangsaan kedua tim. Setelah selesai memperdengarkan lagu kebangsaan Wales, kini siaran stadion memperdengarkan lagu kebangsaan Inggris.      

Menggunakan momen ini, mata Bale terarah pada Tony Twain yang berada di area teknis tim tandang.      

Setelah lebih dari dua bulan berlalu, dia bisa kembali melihat mentornya. Tapi dia hanya bisa melihatnya dari jauh dan tidak bisa berlari kesana untuk memeluknya.      

Dia mengalihkan pandangan setelah memandang Twain selama beberapa detik. Dia tahu bahwa hal terpenting yang harus dilakukannya adalah selama periode ini.      

Rekan setimnya di klub, George Wood, berada segaris dengan pemain disampingnya. Kalau tidak ada kejutan lain, dia pasti diinstruksikan oleh bos untuk melindungi Aaron Ramsey. Tim nasional Wales sangatlah bergantung pada Bale dan Ramsey. Bale adalah bek belakang dengan peranan yang terbatas dan hanya bisa memberikan ancaman yang terbatas. Ramsey, di sisi lain, adalah gelandang serang dan playmaker yang mengorganisir serangan. Kadang-kadang dia juga berfungsi sebagai pemain yang menyelesaikan serangan tim.      

Bale memahami pemikiran taktis Twain. Menghadapi pemain semacam Ramsey, boss takkan mengabaikan dan melepaskannya begitu saja. Kalau tim lawan menjaga Ramsey dengan ketat, maka serangan Wales akan bergantung pada sisi sayapnya.      

Ramsey masih belum menjadi pemain inti di Arsenal. Dengan adanya Wilshere yang memainkan posisi yang sama, dia sering digunakan sebagai pemain cadangan. Tapi, dia masih tetap pemain inti di timnas Wales.      

Taktik Toshack di pertandingan ini tidak meletakkan seluruh harapan mereka pada Ramsey. Dia tahu George Wood pasti akan ditugaskan untuk mengawasi Ramsey, jadi aktivitas Ramsey di lini depan hanya dimaksudkan untuk menarik perhatian pertahanan Inggris. Dengan Bale dipindahkan ke posisi gelandang kiri oleh Toshack, serangan utama akan berasal dari sayap ini.      

Setelah pertandingan dimulai, Ramsey memang segera dijaga ketat oleh Wood.      

Timnya telah kalah dari Arsenal di turnamen liga. Wood takkan bertekuk lutut lagi di kaki pemain Arsenal dalam kompetisi tim nasional.      

Tidak lama kemudian, Twain bisa melihat bahwa serangan Wales cenderung berasal dari sayap kiri mereka dan dia sangat memahami arti posisi Bale yang ditarik ke depan. Karena kadang dia sendiri juga melakukannya saat dia masih di tim Forest.      

Stadion Millenium Cardiff bukanlah tempat yang asing bagi kedua kubu. Disinilah Twain memenangkan piala kejuaraan pertamanya. Jadi, meski saat ini bermain sebagai tim tandang, dia memiliki kesan yang bagus tentang stadion ini dan bahkan berpikir bahwa Stadion Millenium akan bisa memberikannya keberuntungan.      

Sebenarnya, dia memang beruntung.      

Tadinya, Wales memanfaatkan keuntungan bermain di kandang untuk menciptakan beberapa peluang yang mengancam saat Inggris masih belum beradaptasi. Sebagai contoh, di menit ke-14, Wood menjegal Ramsey dan Wales mendapatkan tendangan bebas sejauh dua puluh tujuh meter dari gawang di sisi kanan kotak penalti.      

Hukuman ini membuat Twain merasa gugup. Dia bangkit dari kursinya dan melangkah ke pinggir lapangan. Matanya menatap lapangan tanpa berkedip.      

Bale melangkah maju untuk mengeksekusi tendangan bebas itu dan terdengar suara teriakan kompak di Stadion Millenium Cardiff yang bersorak untuk Bale.      

Tim nasional Inggris juga sangat berhati-hati. Mereka membentuk dinding manusia yang terdiri atas 6 pemain.      

Inggris mungkin masih sedikit sombong dan meremehkan lawan saat Wales menyerang. Tapi saat terjadi bola mati dan Wales diberi hadiah tendangan bebas langsung di depan gawang, tidak ada satupun yang berani meremehkan mereka karena semua orang tahu seberapa bagus kemampuan tendangan bebas pemain nomer 2 Wales itu.      

Tendangan bebas Bale berhasil melewati dinding manusia. Bola itu juga berhasil melewati ujung jari Joe Hart, sang kiper. Tapi lengkungnya terlalu lebar, dan bola itu keluar dari garis akhir setelah menyerempet tipis tiang gawang.      

Ketika bola itu menyentuh sisi jaring gawang, Twain mengira bolanya masuk, yang membuatnya benar-benar terkejut.      

Sorakan keras terdengar dari tribun Stadion Millenium. Tapi saat mereka melihat Bale mengangkat tangan untuk memegangi kepalanya karena frustasi dan bukannya untuk merayakan gol, mereka semua tahu bahwa bola itu tidak masuk ke gawang. Mereka telah sama-sama menyia-nyiakan ekspresi gembira mereka...      

"Sialan! Itu tadi peluang yang bagus!" Toshack merasa sangat kecewa karena bolanya tidak berhasil masuk. Dia sadar perbedaan kekuatan antara kedua tim. Kalau dia bisa unggul atas tim Inggris di kandang, maka pertandingan selanjutnya akan lebih mudah untuk dimainkan.      

Di kubu satunya, Twain berkata pada asisten manajernya, Des Walker. "Ada pepatah Cina yang mengatakan 'mereka yang berhasil mengatasi bencana akan mendapatkan keberuntungan yang bagus nantinya.' Kita beruntung."     

※※※     

Tim nasional Inggris, yang membutuhkan waktu sebelum mulai panas, segera meluncurkan kepungan ke gawang Wales.      

Wilshere sama sekali tidak perlu memikirkan tentang pertahanan. Dia bisa mendedikasikan seluruh energinya dalam menyusun serangan. Dan karenanya, efisiensi ofensif tim Inggris meningkat tajam.      

Gelandang serang manapun pasti ingin berpasangan dengan George Wood. Karena mereka bisa benar-benar bebas dari rasa khawatir. Tanpa tekanan itu, mereka bisa bermain di level tertinggi.      

"Terobosan langsung yang indah dari Wilshere... Dia melewati dua bek Wales.... Sayang sekali, Mitchell melewatkan bola itu karena dia terlalu jangkung!"     

"Kali ini dia menggiring sendiri bolanya untuk menerobos lawan. Cantik sekali! Dia berhasil melepaskan diri dari James Collins yang malang! Dan dia menembak!! Penyelamatan luar biasa dari Hennessey yang berhasil menyelamatkan gawang Wales!"     

Toshack memang membuat pengaturan yang bagus dalam menangkal serangan Inggris. Meski keberadaan Wilshere muncul sebagai kejutan, tidak ada celah dalam pertahanan Wales melawan beberapa pemain kunci Inggris. Serangan Inggris memang terlihat bagus dan penuh semangat tapi juga tanpa hasil.      

Kalau situasi terus berjalan seperti ini, kepercayaan diri Wales akan muncul dan Inggris akan berada dalam kesulitan. Bagaimanapun juga, mereka bermain di stadion kandang Wales. Dengan lebih dari enam puluh ribu fans Wales bersorak dan mendukung tim mereka, momentum itu cukup menakutkan.      

Twain bangkit berdiri dari kursinya di area teknis. Dia melangkah ke pinggir lapangan dan bersiul ke arah lapangan. Setelah berhasil menarik perhatian Wood, dia membuat isyarat untuk maju ke depan.      

Twain tidak lagi perlu menarik Wood ke pinggir lapangan dan membeberkan semua pengaturannya secara mendetil. Wood sudah tahu apa yang harus dilakukan saat mereka sedang menyerang.      

Dia menganggukkan kepalanya.      

Jadi, Twain berjalan kembali dan duduk di area teknis.      

※※※     

Di menit ke-40, Inggris mendapatkan satu tendangan sudut. Dua bek tengah, John Terry dan Steven Taylor bergegas menuju bagian depan gawang Wales, siap berebut bola dengan sundulan.      

Bale melihat Wood tetap tinggal di belakang dekat lingkaran tengah. Dia merasa sedikit tidak tenang.     

Dia masih ingat salah satu dari banyak taktik tendangan sudut tim Forest yang mengatur agar Wood menunggu diluar kotak penalti. Lalu saat tendangan sudut itu diarahkan langsung ke tepi lengkung kotak penalti, Wood akan berusaha mencetak gol di tengah kekacauan setelah dia menerima bolanya.      

Meski melihat Wood berada cukup jauh dari gawang, Bale tidak menurunkan kewaspadaannya. Dia tidak bergabung bersama rekan-rekan setimnya di kotak penalti untuk menahan para bek tengah Inggris. Sebaliknya, dia memilih untuk tetap berada di dekat garis lengkung kotak penalti, untuk berjaga-jaga.      

Downing, yang bertugas untuk mengeksekusi tendangan sudut itu, mengangkat tangan kanannya dan mengacungkan tiga jari, yang menjadi isyarat rahasia taktik mereka. Isyarat tangan yang berbeda memiliki pengaturan yang berbeda, dan semua orang di tim Inggris harus tahu taktik apa yang dihubungkan dengan semua isyarat tangan itu.      

Setelah melihatnya mengangkat tangannya, situasi menjadi lebih kacau di depan gawang Wales. Dimana pemain dari kedua tim saling berkerumun dan saling tarik menarik secara agresif di saat wasit tidak melihat.      

Tapi Downing tidak menendang bolanya ke dalam kotak penalti. Dia mengarahkan tendangannya secara diagonal ke arah Wilshere, pria kecil di sudut kotak penalti.      

"Menyebar!" kiper timnas Wales, Wayne Hennessy, berteriak dan mendorong pria di depannya ke arah luar. Dia khawatir Wilshere akan mengumpankan bola, jadi dia ingin menciptakan sebuah posisi offside.      

Para pemain bergegas berlari keluar. Tapi Wilshere tidak mengoper bolanya ke dalam. Melainkan, dia berbalik dan menendang bola itu secara diagonal ke arah belakangnya...      

Bale melirik sekilas ke arah lingkaran tengah dan dia melihat Wood sudah hilang!     

"George Wooood!!"     

Si komentator meraung keras.      

Wood yang menghilang tiba-tiba saja muncul di depan lini pertahanan Wales yang bergerak maju. Sekitar tiga puluh meter jauhnya dari gawang, dia menerima bola Wilshere dan menggiringnya ke depan.      

Bale hanya bisa melihat aksi Wood. Dia tidak bisa mengingatkan rekan-rekan setimnya tepat waktu dan karenanya bergegas maju sendirian.      

Ini adalah kesempatan langka baginya untuk bertanding melawan kapten timnya secara langsung di pertandingan resmi!     

Ini bukan saatnya untuk peduli dengan pertemanan mereka di klub. Bale bergerak ke arah kaki Wood dan menyekopnya dengan ganas.      

Wood melihat aksi Bale dengan jelas – Bale melakukannya terang-terangan dengan meluncur langsung ke arahnya. Dia pasti sudah buta kalau dia tidak melihatnya.     

Bukannya melepaskan diri dari Bale dengan menggunakan gerak tipu, Wood langsung mengayunkan kaki untuk melakukan tembakan jarak jauh sebelum Bale bisa menendang kakinya atau menendang bolanya!     

Meski itu bukan tembakan yang terencana, menembakkan bola dalam situasi seperti ini di sebuah pertandingan masih jauh lebih baik daripada menembak ke arah gawang dengan posisi yang diatur sedemikian rupa lalu kaki diangkat untuk menendang bola.      

Karena tembakan semacam ini adalah reaksi insting manusia. Ditengah pertarungan sengit dan serangan secepat kilat, insting tubuh manusia jauh lebih bisa dipercaya daripada perintah otak yang lebih canggih dan kompleks.      

Dengan suara "pop" yang teredam, bola itu terbang melewati kepala Bale diikuti hembusan angin, menjatuhkan beberapa helai rumput di wajah Bale. Dia memandang bola yang terbang langsung ke arah gawang Wales.      

Wood, yang telah menyelesaikan tembakan, mendarat di tanah dengan sedikit kacau. Dia melakukan aksi menghindar di udara. Kalau dia tidak melakukan itu, lututnya akan langsung menghantam wajah Bale. Konsekuensinya... akan terlalu mengerikan untuk dibayangkan.      

Bola yang ditembakkannya dengan kuat itu melesat seperti peluru yang ditembakkan tepat mengenai sasarannya di depan.      

Sepuluh poin!     

Kecepatan penyelamatan Hennessy masih tergolong lambat di hadapan tembakan jarak jauh ini. Ada begitu banyak orang di kotak penalti, tapi tidak ada yang berhasil menyentuh bola. Bola itu melesat langsung menuju gawang!     

"Tembakan jarak jauh khas George Wood!! Inggris berhasil unggul menjelang akhir babak pertama!"     

Wood terjatuh dan berbaring di tanah di sebelah Bale.      

Keduanya saling memandang satu sama lain.      

"Aksimu barusan terlalu berbahaya." kata Wood pada Bale, lalu dia bangkit berdiri. Dia mengangkat kepalan tangannya untuk merayakan gol barusan.      

Bale masih berbaring di lapangan dengan wajah menghadap langit, melihat kaki-kaki yang tak terhitung jumlahnya muncul dan menghilang dari sudut matanya. Suara sorakan para pemain Inggris terdengar di telinganya.      

Dia menghembuskan nafas dan mengepalkan tangannya. Dia menggenggam segumpal rumput yang terlepas dan berkata pelan, "Sialan, benar-benar payah..."     

※※※     

Melihat Wood mencetak gol, Twain bangkit dari kursinya untuk yang ketiga kalinya. Dia mengangkat tangannya tinggi-tinggi dan memeluk Des Walker yang ada disampingnya untuk merayakan. Tak peduli permainan apa yang mereka mainkan, bisa mencetak gol lebih dulu dan unggul atas lawan adalah sesuatu yang layak untuk dirayakan.      

Setelah jeda turun minum, kedua kubu bertukar tempat dan kembali bertarung.      

Wales masih mengandalkan serangan Bales di sisi sayapnya. Jadi, Twain menyesuaikan pendekatannya. Bukannya memperkuat pertahanan di sayap kanan, dia justru meningkatkan serangan mereka disana. Tekanan defensif yang besar memaksa Bale untuk mengurangi aksinya dalam bergerak maju dan mendukung serangan tim. Seringkali, dia harus membantu bek di belakang dan lebih condong bermain sebagai bek belakang dan bukan bek sayap.      

Toshack sedikit kesal karenanya. Tapi apa yang bisa dia lakukan? Inggris sedang berada dalam mode serang dan para pemainnya juga harus menstabilkan pertahanan mereka lebih dulu.      

Sayangnya, mereka tidak bisa terus bertahan...      

Dimana setelahnya, game itu berada di bawah kendali Inggris.     

Ramsey dijaga ketat oleh Wood. Sementara di waktu yang bersamaan, Wood juga masih punya energi untuk bergerak maju dan terlibat dalam serangan tim. Bahkan tembakan jarak jauh darinya sudah cukup untuk membuat para pemain Wales merasa panik saat mereka melihat aksi sekecil apapun dari Wood, apalagi operan-operan panjangnya yang luar biasa. Kombinasi operan panjang dan pendek dari Wood dan Wilshere membuat seluruh tim Wales merasa lelah dan kesulitan.      

Inggris mencetak gol lain di babak kedua. Pencetak golnya adalah Walcott. Pada saat Inggris sedang menyerang balik, dia menggiring bola dan berlari sejauh lima puluh meter. Tidak ada pemain Wales yang bisa menyusulnya dan sejumlah pemain hanya bisa memandang tanpa daya saat dia melepaskan diri dari mereka. Dia berhasil melewati kiper dan menembakkan bola ke dalam gawang yang kosong.      

Twain menunjukkan dengan jelas perbedaan antara kekuatan lawan dengan Inggris melalui selisih jarak antara mereka dengan Walcott yang mencapai lima puluh meter.      

Pertandingan itu berakhir dengan skor 2:0. Inggris bisa mengalahkan Wales dengan mudah di Stadion Millenium Cardiff. Dengan dua kemenangan dalam dua pertandingan, Inggris memiliki enam poin yang sama seperti Denmark. Tapi mereka punya lebih banyak jumlah gol dan karenanya Inggris berada di peringkat pertama grup.      

Gareth Bale bermain di sepanjang pertandingan. Setelah pertandingan berakhir, dia tidak bertukar jersey dengan lawan melainkan langsung menuju ke area teknis tim tamu.      

Twain sedang merayakan kemenangan dengan asisten manajernya saat ini. Tiba-tiba saja dia mendengar ada seseorang yang memanggilnya dari belakang.      

"Boss."     

Dia menoleh dan menemukan Bale. Monyet kecil yang basah kuyup karena keringat itu terlihat seperti baru saja keluar dari dalam air. Gaya rambut yang selalu dipedulikannya kini menempel di kulit kepalanya. Rambutnya benar-benar telah kehilangan gayanya.      

"Gareth. Kau baik-baik saja?" Twain tertawa.      

"Sama sekali tidak baik. Tim-mu baru saja mengalahkan kami." Bale mengerucutkan bibirnya sambil merentangkan kedua lengannya dan bertanya, "Apa aku boleh memelukmu?"     

"Tentu saja." Twain juga memeluknya dengan tangan terbuka.      

"Aku baik-baik saja!" Saat melepaskan pelukannya, Bale tersenyum pada Twain dan berkata, "Sekarang aku tidak perlu iri lagi pada mereka. Boss, kenapa Bentley tidak ada disini?"     

Twain penasaran kenapa dia bertanya-tanya tentang pemain lawan. Tapi dia masih menjawabnya, "Penampilannya tidak terlalu bagus dan kami punya terlalu banyak gelandang, jadi kami tidak memilihnya."     

Mendengar boss mengatakan itu, Bale tertawa senang, "Sekarang aku punya alasan untuk menertawakannya saat aku kembali nanti!"     

Setelah itu, dia berkata pada Twain, "Sampai jumpa, boss. Aku harus kembali kesana..." Dia menunjuk ke arah lapangan, terlihat agak sedih.     

Twain mengusap kepalanya dan berkata, "Lakukan pekerjaanmu dengan baik, Gareth. Cobalah untuk membawa Wales ke Kejuaraan Eropa UEFA."     

"Kita berada di grup yang sama, boss..."     

"Tim terbaik kedua di grup bisa bermain di play-off." Twain mengedip pada Bale dan menambahkan, "Kuharap aku bisa melihatmu dalam jersey merah Wales dan bermain di Spanyol dua tahun lagi."     

Dia mengangkat tangannya.      

Bale beradu tos dengannya dan berkata, "Kami akan ada disana!" Dia bahkan berteriak pada Twain saat dia berbalik dan mulai berlari menjauh, "Kami pasti ada disana!" dia mengangkat tangannya dan melambai.      

"Apa kau percaya Wales bisa lolos ke babak berikutnya?" tanya Walker disampingnya. "Masih ada Denmark dan Serbia di grup yang sama. Kalau Freddy masih belum pensiun, mungkin..."     

"Harapan adalah hal yang bagus." Twain berjalan menuju area teknis tim lawan. Dia harus berjabat tangan dengan manajer Wales.      

※※※     

Ramsey mencari Wood untuk bertukar jersey. Dia berkata padanya, "Oke, George. Kau sudah menjagaku dengan ketat selama sembilan puluh menit dan aku bisa melewatinya. Ayolah, tukar jersey denganku! Kenapa kau masih ragu? Masih memikirkan soal putaran terakhir liga? Itu tidak ada hubungannya denganku..."     

Saat itu Wood melepaskan jerseynya yang basah dan menyerahkannya pada Ramsey.      

"Wow!" Ramsey mengambil jersey itu dan berseru, "Berat sekali! Apa kau tidak lelah?"     

Wood mengabaikannya. Dia langsung mengambil jersey Ramsey di tangannya yang lain dan meletakkannya di bahunya.      

"Kita akan bertemu lagi di turnamen liga. Saat itu, kita akan bermain di stadion kandang Forest, jadi kami takkan kalah darimu." Setelah melontarkan ucapan itu, dia berbalik dan berjalan pergi.      

Ramsey hanya bisa memandang punggungnya dan bergumam, "Pria itu benar-benar menyimpan dendam!"     

※※※     

"Tony Twain telah memimpin tim Inggris untuk memenangkan pertandingan kualifikasi Kejuaraan Eropa UEFA yang kedua. Inggris saat ini berada di peringkat pertama grup dengan enam gol dan tidak kebobolan gol. Kelihatannya mereka tidak punya masalah untuk lolos ke babak berikutnya. Pers Inggris pasti akan mulai menyatakan bahwa Inggris kali ini adalah tim terkuat dalam sejarah mereka, bukan?" komentator televisi di Wales berkata masam.      

"Semoga sukses untuk mereka".      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.