Mahakarya Sang Pemenang

Kesulitan Twain



Kesulitan Twain

0Musim baru telah dimulai. Nottingham Forest telah memainkan tiga pertandingan liga, meraih dua kemenangan dan satu hasil imbang, jadi itu tidak buruk. Meski mereka berganti dua manajer, pondasi yang ditinggalkan Tony Twain sangatlah kuat sehingga setelah mengalami perubahan drastis di musim panas, tim Forest masih bisa mempertahankan standarnya yang tinggi.      

Setelah melihat bagaimana kinerja Nottingham Forest, media juga mengubah pola pikir mereka terhadap Nottingham Forest. Tadinya mereka tidak terlalu optimis tentang Nottingham Forest karena tim itu telah diterjang badai topan dengan banyak sekali masalah internal dan eksternal. Para pakar telah menganalisa bahwa tujuan Nottingham Forest untuk musim ini adalah lolos ke kancah Eropa musim depan, bukan untuk Liga Champions atau Piala Konfederasi, atau bahkan mempertahankan gelar juara mereka.      

Sekarang mereka percaya bahwa Nottingham Forest akan tetap menjadi pesaing kuat dalam meraih gelar juara selama Flores bisa menstabilkan tim.      

Nottingham Forest berhasil tampil baik dan pria yang paling bahagia adalah Edward Doughty. Seiring dengan berjalannya liga, kecaman yang diterimanya mulai menghilang. Meski para fans masih menunjukkan spanduk yang menyumpahinya dari tribun penonton di setiap pertandingan, jumlahnya hanya sedikit dan dia memilih untuk mengabaikan mereka.      

Dia mulai membayangkan adegan dimana timnya benar-benar memenangkan kejuaraan liga di akhir musim. Saat itu semua orang pasti sudah benar-benar melupakan tentang Tony Twain dan mulai memujinya sebagai ketua klub yang paling sukses di sepanjang sejarah klub, dan bisa disamakan dengan Bernabeu dari Real Madrid.      

Ibisevic yang berusia 30 tahun telah dijual ke tim baru di Serie A, Sejana, dimana Nottingham Forest berhasil meraup fee transfer sebesar 20 juta pounds dari kesepakatan ini. Harus dikatakan bahwa Allan Adams adalah seorang ahli dalam negosiasi. Ibisevic yang berusia 30 tahun itu dibesar-besarkan oleh Allan sebagai karakter hebat yang sedang bermain di tahun keemasannya, efisien dan stabil dalam mencetak gol dan bahkan memiliki sejumlah pengalaman memenangkan kejuaraan yang sangat penting bagi striker utama tim pemenang Treble, dan hanya dijual dengan harga 20 juta pounds, itu benar-benar sangat menguntungkan bagimu!     

Begitulah, Nottingham Forest telah mengusir pemain terakhir yang akan pergi dari tim pada musim panas ini. Aaron Mitchell semakin fokus saat dia menjadi pencetak skor utama di tim. Meski semua orang sudah memprediksikan bahwa Gareth Bale, George Wood, Fernando Gago dan Akinfeev akan melakukan transfer, tidak ada kabar transfer untuk mereka. Meski demikian, media yakin bahwa ini hanya bersifat sementara karena adanya ketidaksepakatan dalam hal ketentuan finansial yang menghambat mereka untuk pergi dan bukan berarti mereka akan tetap tinggal di musim panas tahun depan. Selama hasil yang diperoleh Nottingham Forest tidak memuaskan di musim ini, maka mereka bisa dipastikan akan langsung hengkang dari tim.      

Nottingham Forest hanya membeli empat pemain di musim panas ini dan tidak terlalu banyak melakukan pembersihan. Ini karena dua manajer pengganti, Martin O'Neil dan Flores sama-sama sadar dan gigih – dalam kondisi seperti ini, tidak ada yang lebih efektif daripada menstabilkan formasi pasukan yang ada.      

Tiago Silva, Michael Dawson, Mario Balotelli dan juga striker Belgia, Eden Hazard.      

Skala transfer ini tidak terlalu besar dan ini juga termasuk salah satu masalah yang mereka hadapi yakni "siapa yang bertanggungjawab atas kondisi tim saat ini". Tidak ada yang bertanggungjawab atas persiapan tim untuk musim baru ini, dan tidak ada yang memiliki rencana praktis untuk diimplementasikan. Bahkan Flores baru mengambil alih tim di saat musim baru sudah hampir dimulai. Mengatur formasi aktual dengan semua pemain yang ada sudah cukup membuatnya pusing jadi dia tidak mau repot-repot memikirkan tentang hal seperti transfer.      

Nottingham Forest berada di peringkat keempat setelah tiga putaran pertandingan liga. Mereka akan berangkat ke Monako untuk Super Cup Eropa. Sebagai pemenang Liga Champions musim lalu, mereka akan bertanding melawan pemenang Piala Konfederasi, Alkmaar dari Belanda, untuk menentukan siapa raja di Eropa.      

Sebelum itu, salah satu kabar besar terkait timnas Inggris, Tony Twain telah mengumumkan lineup yang kedua untuk tim nasional.      

Tidak berbeda jauh dari prediksi media, mayoritas dari 25 pemain yang tertulis disana adalah pemain-pemain lama.      

Tidak banyak nama pemain biasa yang diambil dari hasil pertandingan persahabatan kala itu. Ini adalah pertandingan resmi pertama dimana Twain akan memimpin tim nasional Inggris jadi dia lebih berhati-hati daripada sangkaan semua orang.      

Dalam undian sebelumnya, Inggris ditempatkan dalam Grup 3 yang juga disebut Grup C. Enam tim lain di dalam grup mereka adalah tim papan atas Nordik, Denmark, Wales, Irlandia, Serbia, Macedonia dan Armenia. Jujur saja, grup ini bukan grup terkuat dalam hal potensi dan mungkin hanya Denmark dan Serbia yang bisa memberikan ancaman bagi Inggris. Tapi di benak Twain, semakin asing tim itu semakin berbahaya pula mereka. Ini juga sama saat dia bertanding melawan sebuah klub tertentu – kau akan membuat lebih banyak kesalahan saat bermain melawan tim yang belum pernah kauhadapi sebelumnya.      

Melawan rival seperti Macedonia, Twain mengakui dia tidak tahu apa-apa tentang mereka. Jadi, selama kurun waktu ini, hari-hari dimana dia pergi ke Liga Premier Inggris untuk menonton pertandingan, dia akan bekerja keras bersama staf pelatihnya untuk mengumpulkan informasi tentang Macedonia, lalu menganalisa taktik dan mempelajari taktik balasan untuk melawan mereka.      

Ini adalah pertandingan pertama Inggris dalam kualifikasi Kejuaraan Eropa dan Twain sangat mempedulikan tentang pertandingan ini. Dia ingin timnya memenangkan pertandingan pembuka sehingga memudahkan langkah mereka di pertandingan berikutnya. Faktor lain yang tidak ada kaitannya dengan takhayul adalah Macedonia bukanlah tim yang kuat, jadi kalau Inggris tidak bisa mendapatkan poin atas Macedonia di kandang maka mereka akan berpotensi kehilangan poin.      

Tidak satupun dari 26 pemain di daftar Twain yang berasal dari tim non-Liga Premier.      

Arsenal memiliki dua pemain di daftar Twain yang sama-sama berada di lini tengah – Theo Walcott dan Jack Wilshere.      

Aston Villa juga punya dua pemain yang terpilih – kiper Stuart Taylor dan bek kanan Glen Johnson.      

Blackburn hanya punya satu orang, kiper veteran Paul Robinson.      

Chelsea memiliki tiga pemain, bek tengah John Terry, gelandang Joe Cole dan gelandang James Milner.      

Manchester City punya tiga pemain, gelandang Gareth Barry, bek tengah Curtis Davies dan bek belakang Steven Taylor.      

Manchester United juga punya tiga, bek tengah Rio Ferdinand, striker Wayne Rooney dan gelandang Michael Carrick.      

Dua dari Liverpool adalah gelandang Steven Gerrard dan Nigel Reo-Coker.      

Satu orang dari Middlesbrough, gelandang sayap Stewart Twaining.      

Satu orang dari Leeds United, Fabian Delph, gelandang profesional.      

Tiga dari Everton, bek belakang Joleon Lescott, bek kiri Leighton Baines dan striker James Vaughan.      

Selanjutnya adalah Nottingham Forest, yang memiliki jumlah pemain tim nasional terbanyak, dengan lima orang terpilih. Mereka adalah bek kiri Joe Mattock, gelandang David Bentley, striker Aaron Mitchell, Gabriel Agbonlahor dan kapten tim mereka, gelandang bertahan, George Wood.      

※※※     

"Tony Twain telah memenuhi apa yang dikatakannya dalam konferensi pers pertamanya, 'Kalau pemain Nottingham Forest bisa tampil baik, kenapa tidak memilih mereka?' Melihat daftar pemain yang besar ini, kita sekali lagi menyadari fakta bahwa Tony Twain hanya pernah melatih Nottingham Forest sebelum menjadi manajer tim nasional Inggris. Dia paling familiar dengan tim itu..."     

Inilah komentar media tentang daftar pemain yang besar itu.      

Dalam hal pemilihan kualitas, satu-satunya yang memiliki 'gaya Tony Twain' yang kuat adalah lima pemain Nottingham Forest ini.      

"Para pemain Nottingham Forest tidak dipengaruhi oleh musim panas yang kacau itu dan akan memikul tanggung jawab yang penting di tim nasional Inggris yang baru."     

"Nepotisme Tony Twain pasti akan memicu ketidakpuasan dari klub lain."     

"Apa yang mereka maksud dengan tidak puas?" Twain memaki karena kebiasaan sambil melemparkan surat kabar yang berbicara buruk tentangnya. "Manajer mereka justru akan senang kalau aku tidak mengambil pemain mereka. Apa kau lihat ekspresi Benitez saat aku memanggil Gerrard, yang baru saja pulih dari cedera? Dia terlihat seolah aku merebut istrinya darinya."     

Walker tertawa disampingnya.      

Hari itu tanggal dua puluh sembilan Agustus. Para pemain sepakbola yang terdaftar telah terbang dari berbagai tempat menuju Inggris untuk persiapan pertandingan timnas. Semua orang sudah hadir kecuali lima pemain dari Nottingham Forest yang baru akan melapor setelah pertandingan mereka di Super Cup UEFA berakhir.      

Twain dan Walker menunggu di depan televisi sebelum pertandingan dimulai.      

Berada di posisi yang berbeda, Twain sadar bahwa pola pikir dan sikapnya telah menjadi lebih baik. Dulu, dibawah situasi semacam ini, dia selalu membenci tim nasional yang mengumumkan perekrutan pemainnya sebelum pertandingan besar. Ini karena pengumuman semacam itu akan mempengaruhi pemikiran para pemain yang selalu khawatir tentang cedera selama pertandingan sehingga penampilan mereka tidak kompeten di hari pertandingan yang sesungguhnya. Sementara bagi manajer klub, kalau pemainnya memiliki sikap seperti ini, itu bisa membuat mereka kehilangan kejuaraan, karenanya dia berusaha keras untuk menghindari situasi semacam ini.      

Tapi, jaman sudah berubah. Sekarang, dia sudah menyelaraskan pemikirannya dengan para pemain dan memprioritaskan kesejahteraan mereka. Dia selalu takut jika para pemain itu mencederai diri mereka sendiri selama berlatih dan bertanding di klub atau jika mereka sudah kehabisan semangat juang selama berlatih sehingga mereka tidak lagi punya semangat yang tersisa saat sudah waktunya berlatih dengan tim nasional.      

Bagaimanapun juga, perubahan sikap ini tidak berarti Nottingham Forest akan melepaskan gelar juara. Bagi Nottingham Forest, kekalahan adalah sesuatu yang tak terpikirkan oleh mereka.      

Karena Alkmaar bukanlah tim yang kuat, seharusnya tidak masalah bagi Nottingham Forest untuk muncul sebagai pemenang di pertandingan ini. Bagi Twain, yang berpendapat bahwa kemenangan jelas menjadi milik Nottingham Forest, dia berharap Flores akan sedikit bermartabat dengan mengganti pemain utamanya selama pertandingan berlangsung.      

Televisi mulai menayangkan pertandingan dengan menampilkan terlebih dahulu daftar nama pemain di kedua tim.      

Di kubu Nottingham Forest, ada Akinfeev sebagai kiper, Michael Dawson dan Tiago Silva sebagai bek tengah, Gareth Bale sebagai bek kiri dan Rafinha sebagai bek kanan. Untuk gelandang, mereka adalah George Wood, Fernando Gago, Matthias Fernandez dan David Bentley sementara striker yang diturunkan adalah Aaron Mitchell dan Agbonlahor.      

Selain Joe Mattock yang absen dari starting lineup, semua pemain pilihan Twain ada disana.      

Twain hanya berharap tidak satupun dari mereka yang cedera atau mengalami masalah fisik yang akan menghambat penampilan mereka.      

※※※     

Pertandingan Super Cup UEFA itu akhirnya dimenangkan Nottingham Forest. Untuk pertandingan dengan Alkmaar, Nottingham Forest telah berhasil mengambil kendali lini tengah segera setelah mereka dipancing oleh Alkmaar. Dengan kendali yang tegas dan tak tertandingi di lini tengah yang dipimpin oleh George Wood dan Gago, Nottingham Forest memulai serangan balik mereka terhadap Alkmaar.      

Permainan mereka yang terampil telah membuktikan bahwa mereka layak mendapatkan tiga gelar juara musim lalu.      

Serangan gencar yang dilakukan Nottingham Forest telah mengancam gawang Alkmaar. Strategi agresif yang dimainkan Nottingham Forest dengan cerdik melawan Alkmaar berhasil membuahkan hasil di menit ke tiga puluh tujuh.      

Mitchell menyundul bola yang diberikan padanya oleh Agbonlahor dan berhasil memasukkannya ke dalam gawang lawan.      

Saat melihat gol dicetak oleh Nottingham Forest, Walker merasa sangat senang. Dia lega para pemain itu berada dalam kondisi bagus setelah melihat penampilan mereka yang luar biasa.      

"Mereka bisa menjadi duo super striker di tim nasional. Agbonlahor dan Mitchell menunjukkan hubungan yang baik antara satu sama lain..." katanya.      

Tapi, Twain menggelengkan kepalanya, "Memimpin tim nasional bukanlah tugas yang mudah, Des. Lihat saja aku. Aku baru merekrut beberapa pemain dari Nottingham Forest dan tidak lama setelahnya, media sudah menggunakannya untuk melontarkan kritik mereka. Kalau aku menempatkan Rooney yang sedang fit, ke bangku cadangan, aku hanya akan mengundang masalah bagi diriku sendiri dengan para reporter Manchester. Aku harus membuat keseimbangan diantara berbagai pihak. Aku tidak ingin timku membentuk faksi-faksi seperti misalnya 'Tim Forest', 'Tim Manchester', 'Tim Liverpool', 'Tim Chelsea', 'Tim Gunners'... semua faksi yang tidak menyenangkan itu."     

Walker memutar matanya pada Twain, "Kalau begitu, kenapa kau memberitahu para reporter kalau kau akan menggunakan mereka di tim-mu kalau mereka tampil luar biasa?"     

"Itu hanyalah salah satu cara untuk menenangkan para reporter. Selain itu, itu juga untuk menyampaikan kepada para pemain bahwa aku hanya mengakui penampilan mereka dan bukan diri mereka. Cara yang sederhana dalam memimpin tim. Sejujurnya, aku tidak akan sekaku itu. Ada banyak situasi tidak jelas yang tidak memungkinkan untuk menerapkan solusi sederhana semacam itu. Baiklah, jangan bicara lagi tentang ini. Ayo kita teruskan menonton pertandingan..."     

Setelah Nottingham Forest unggul, Alkmaar berusaha melakukan serangan balik tanpa menyadari bahwa mereka meninggalkan banyak celah yang bisa dimanfaatkan musuh. Nottingham Forest menggunakan kesempatan ini dan bisa dikatakan sudah menjamin kemenangan di tangan mereka saat babak pertama pertandingan berakhir.      

Sisa pertandingan itu tidak layak untuk ditonton. Flores cukup menghormati Twain untuk mengganti Bentley dan Mitchell, keduanya adalah pemain timnas Inggris, di babak kedua pertandingan. Sebagai kapten, George Wood bermain terus hingga pertandingan berakhir. Twain tidak mengeluhkan tentang itu. Wood seperti monster dan prajurit masa depan. Dengan kebugaran fisiknya, Wood bisa bermain sepanjang pertandingan dengan mudah.      

※※※     

Saat Nottingham Forest kalah di pertandingan Community Shield, banyak orang merasa khawatir bahwa tim Forest tidak akan bisa bertahan di musim baru dan selalu kalah dalam pertandingan liga. Lalu, Flores memimpin timnya menjadi juara di Super Cup. Ini menjadi kabar baik bagi tim yang menumbuhkan keyakinan para pemain dan memicu semangat juang di dalam diri mereka.      

Edward Doughty tersenyum cerah di podium. Ini mungkin kebahagiaan pertama yang dirasakannya dalam tiga bulan terakhir. George Wood mengangkat piala Super Cup tinggi-tinggi di udara dimana dia dipeluk oleh semua rekan setim di sekelilingnya. Semua orang mengulurkan tangan mereka untuk piala itu.      

Komentator mengumumkan dengan gembira, "Nottingham Forest telah berhasil memenangkan kejuaraan! Mereka adalah Raja dari semua Raja Eropa tahun ini! Setelah mengalami musim panas seperti di neraka, mereka telah kembali mendapatkan pijakan. Ini juga menjadi kemenangan pertama Florest di tim yang dilatihnya. Kelihatannya Flores tampak percaya diri dalam memimpin tim ini untuk melanjutkan warisan Tony Twain! Mungkin tidak lama lagi dia bisa menggantikan posisi Tony Twain di hati para fans..."     

Walker melirik Twain disampingnya.      

Ekspresi Twain masih tetap tidak berubah. Dia sadar Walker memandang ke arahnya tapi dia tidak balas memandang, "Berhentilah menatapku. Bersiaplah untuk menghadapi masalah terbesar."     

"Masalah terbesar?" Walker seolah membeku. Dia tidak pernah mendengar hal semacam ini, masalah apa itu? Apa ada yang salah? Apa itu ada hubungannya dengan Nottingham Forest? Bukankah para pemain itu milik Twain? Bagaimana mungkin ada masalah?     

Twain tidak menjelaskan. Dia masih terus menatap layar televisi. Sebenarnya, dia juga baru saja menyadarinya. Mengamati wajah George Wood, Twain tiba-tiba saja teringat – kedua kalinya dia pergi ke stadion Crimson, para fans bersorak untuknya dan dia juga disapa dengan hormat oleh para pemain tapi Twain tidak mengatakan apa-apa tentang itu. George Wood berada di barisan terdepan tim dan merupakan yang pertama muncul dari terowongan pemain tapi dia bahkan tidak mengangkat kepalanya.      

Twain tidak yakin dengan niat Wood atau bagaimana Wood memandang dirinya sekarang.      

Bagaimana dia bisa menghadapi George saat mereka berdua berada di tim nasional?     

Ini mungkin akan menjadi masalah terbesar...      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.