Mahakarya Sang Pemenang

Semua Hal yang Bagus Pasti Akan Berakhir



Semua Hal yang Bagus Pasti Akan Berakhir

0Pernyataan yang dibuat Pepe itu mengejutkan seluruh Nottingham dan daratan Inggris. Tidak ada yang menduga bahwa prajurit paling setia di Nottingham Forest akan meminta transfer atas kemauannya sendiri, apalagi setelah klub Forest tetap mendukungnya saat dia terkena skorsing larangan bermain oleh UEFA.      

Tapi, mereka yang tahu tentang hubungan antara Pepe dan Twain akan memahami alasan dibalik keputusan Pepe. Pepe hanya loyal kepada Tony Twain dan bukan Edward Doughty. Sekarang setelah Twain meninggalkan Forest, tidak ada alasan bagi Pepe untuk tinggal disana lebih lama lagi.      

Bagi Pepe, sebuah klub sepakbola yang tidak mampu mempertahankan seorang manajer terkenal adalah pertanda adanya masalah di dalam klub dan dia tidak perlu terus bekerja di klub itu.      

Wajar baginya untuk memilih pergi.      

Tapi, para fans Nottingham Forest tidak berpikiran sama seperti dirinya.      

Mereka menganggap tindakannya ini adalah aksi pengkhianatan setelah kepergian Tony Twain.      

Selama beberapa hari berikutnya, Pepe melihat sejumlah besar spanduk dipasang di sekeliling lapangan saat dia datang ke sesi latihan.      

"Pergilah! Pergilah ke Real Madrid, dasar pengkhianat!"     

"Siapa yang memberimu semua yang kaupunya sekarang? Nottingham Forest!!"     

Itu adalah beberapa kata yang tertulis di spanduk yang dipegang para fans, dan kata-kata itu sangat mencolok.      

Beberapa pemain di tim juga menganggap keputusannya itu tidak bisa dipahami.      

Tentu saja, orang yang paling marah mendengar keputusannya itu adalah pria yang berada di puncak pimpinan, Edward Doughty.      

Tindakan Pepe yang mengumumkan niatnya untuk meninggalkan klub di hadapan media itu sama seperti menampar wajah Doughty di depan publik.      

Doughty memanggil O'Neil ke kantornya. Dari luar, kelihatannya dia ingin mendengar apa pendapat si manajer, tapi sebenarnya dia sudah mengambil keputusan dan O'Neil hanya ada disana untuk mendengar keputusannya itu.      

"Real Madrid, Milan dan Manchester United... klub-klub itu sudah mengajukan penawaran untuk Pepe." Doughty duduk di kursi kantornya dan memancarkan aura kesombongan saat dia mulai bicara. "Dulu, aku tidak pernah mempertimbangkan untuk menjual Pepe, tapi sekarang, segalanya sudah berubah, Martin."     

Doughty yang sekarang sudah berbeda dari Doughty yang ditemui Twain untuk yang pertama kalinya. Sekarang ini, dia telah menjadi salah satu ketua klub sepakbola paling sukses di seluruh Inggris. Publisitas di sekeliling dirinya telah meningkat tajam setelah kepergian Twain dan seluruh dunia tahu bahwa dialah orang yang memimpin Nottingham Forest.      

Selama sepekan terakhir, dalam periode dimana klub Forest mulai menggunakan stadion barunya, Doughty tampil di lima program televisi yang berbeda dan menerima wawancara dari tiga majalah yang berbeda. Foto dirinya yang sedang tersenyum dimuat di berbagai media. Dia dianggap sebagai pemimpin yang membimbing Nottingham Forest menuju kejayaan dan dia juga dianggap sebagai tokoh kunci dalam memimpin Nottingham Forest untuk meraih kejayaan yang lebih besar di masa depan. Doughty berulangkali menunjukkan ambisinya untuk meraih sukses yang lebih besar saat berbicara tentang filosofi sepakbolanya dan juga metodenya dalam membangun tim sepakbola yang bagus di hadapan media.      

"Kuharap Nottingham Forest bisa menjadi sebuah tim kelas dunia yang kuat dalam lima tahun ke depan. Kami punya rencana untuk membangun kompleks pelatihan baru setelah pembukaan stadion baru ini. Saat ini, kompleks pelatihan kami di Wilford sudah terlalu tua dan kecil. Kami berencana untuk menggunakan kompleks pelatihan itu sebagai lokasi untuk Akademi Sepakbola Nottingham Forest..."     

Itulah kata-kata yang diucapkan Doughty di hadapan media. Kemungkinan terwujudnya rencana itu masih dipertanyakan, tapi rencana itu jelas mengejutkan banyak orang. Wilford adalah kompleks pelatihan yang baru dibangun dan digunakan di awal tahun 1990an, dan usianya masih belum 20 tahun. Bagi Doughty untuk menyebut kompleks pelatihan yang belum lama berdiri sebagai kompleks pelatihan yang sudah 'tua' jelas menunjukkan karakter dan ambisi yang dimilikinya.      

Sekarang, Edward Doughty adalah seorang ketua klub yang sukses dan sering menghadiri makan malam serta bertemu dengan masyarakat kelas atas. Dia tidak lagi bisa bergaul dengan manajer seperti yang dulu dilakukannya saat dia masih menjadi seorang ketua klub yang tak dikenal. Sekarang ini, dia harus menjaga jarak antara dirinya dan mereka yang bekerja di bawahnya.      

Tony Twain yang sekarang tidak akan pernah bekerja untuknya lagi.      

O'Neil sedikit ketakutan saat mendengar kata-kata Doughty. "Kita tidak bisa menjual Pepe. Dialah elemen terpenting dalam pertahanan tim..."     

Doughty menggelengkan kepalanya. Dia tidak keberatan kalau si manajer memprotes keputusannya. "Kali ini, ini bukan lagi tentang apakah kita akan menjualnya atau tidak. Pemain sendirilah yang menyatakan bahwa dia ingin pergi. Tidak ada hal bagus kalau kita menahannya tetap di klub. Selain itu, biar kuingatkan bahwa Pepe sudah berusia 31 tahun. Kalau kita tidak menjualnya sekarang, kita takkan bisa mendapatkan harga yang bagus untuknya di masa depan."     

Dia terdengar seolah sedang membicarakan harga minyak atau investasi emas.      

O'Neil tidak melangkah mundur hanya karena kata-kata Doughty. Pemain yang dulu dijual oleh klub adalah pemain cadangan dan pemain yang tidak terlalu penting bagi tim, sehingga dia tidak terlalu ambil pusing tentang penjualan itu. Tapi, klub sudah menjual dua bek tengah. Kalau mereka juga menjual Pepe, dimana dia bisa menemukan bek tengah lain untuk menggantikannya? Kalau pertahanan tim tidak stabil, bagaimana mungkin dia bisa mempertahankan hasil pencapaian mereka tahun ini? Tugas yang diberikan padanya oleh Edward Doughty adalah mempertahankan peringkat tim di empat besar dan memastikan mereka berpartisipasi dalam Liga Champions tahun depan.      

"Aku bisa bicara dengannya lagi. Aku yakin dia masih terpengaruh keputusan pengunduran diri Tony Twain. Dia merasa terpukul dan belum bisa mengatasinya. Dia sedang merajuk..."     

"Pria berusia 31 tahun merajuk?" Edward menyela dan menyindir ucapan O'Neil.      

O'Neil tidak keberatan meski dia disindir ketua klub. Dia masih terus menyuarakan pendapatnya. "Pepe adalah inti pertahanan kita. Kalau dia pergi, maka seluruh pertahanan akan harus dibangun lagi dari awal. Sekarang bukan saatnya untuk melakukan itu, Tn. Ketua. Tim masih tidak stabil setelah adanya perubahan manajer dan mereka hanya akan kehilangan kohesi kalau kita terus menjual pemain... Musim baru juga akan segera dimulai. Kurasa akan lebih baik kalau kita bisa mempertahankan stabilitas di tim."     

"Justru sebaliknya, Tn. O'Neil." Edward mulai merasa kesal dengan manajer yang terus menentang keputusannya. Dia tidak lagi memanggil O'Neil dengan sebutan 'Martin' dan menggunakan 'Tn. O'Neil' yang membuat seseorang merasa mereka tidak dekat.      

"Aku tahu siapa orang yang didengar Pepe dan orang itu bukan dirimu. Mempertahankan orang seperti dirinya di ruang ganti hanya akan memberikan ancaman yang lebih besar bagi stabilitas tim."     

Edward benar. Dia mungkin tidak pernah menginjakkan kakinya ke ruang ganti, tapi ada beberapa hal yang bisa dipahaminya tanpa harus memasuki ruang ganti pemain. Pepe jelas tidak senang dengan adanya manajer baru, meski manajer ini juga berbakat seperti halnya Twain. Hanya ada satu orang yang bersedia dilayaninya di seluruh dunia ini. Tak peduli seberapa cemerlangnya manajer lain. Mereka takkan pernah bisa menggantikan posisi Twain di hatinya.      

O'Neil terdiam sejenak tapi masih terus membantah, "Aku masih merasa bahwa segalanya akan jadi lebih baik kalau aku berbicara sendiri dengannya..."     

Edward Doughty tertawa. "Tak peduli berapa kali kau berbicara dengannya, Pepe sudah bertekad untuk pergi. Sebaiknya kau mendengarkan kata-kataku, Tn. O'Neil. Lepaskan dia. Kami bisa mencarikan bek tengah kelas dunia untukmu sekarang. Masih ada waktu. Kau masih punya waktu untuk menyatukan tim bersama-sama. Kita tidak bisa mengulur-ulur masalah ini terlalu lama. Semuanya akan terlambat setelah turnamen liga dimulai."     

"Aku masih ingin bicara dengannya satu kali lagi. Aku adalah manajer tim ini. Ini tanggungjawabku." O'Neil bangkit berdiri dan pergi tanpa mengatakan apa-apa lagi.      

Di belakangnya, Edward Doughty tersenyum meremehkan.      

※※※     

Hasil pembicaraan O'Neil dengan Pepe sama seperti yang diduga Edward Doughty. Martin O'Neil merasa letih di akhir pembicaraan itu.      

Tak peduli bagaimana O'Neil berusaha membujuk Pepe, dia tetap tidak mau tinggal di tim.      

Pepe mengutarakan pendapatnya selama pembicaraan mereka. Dia memberitahu O'Neil bahwa dia tidak merasa kesal pada O'Neil sebagai seorang manajer dan dia hanya merasa sangat kecewa pada klub. Nottingham Forest milik Tony Twain dulu selalu dipenuhi kehangatan, tapi sekarang kehangatan itu sudah hilang tanpa jejak. Dia tidak suka bermain sepakbola di lingkungan seperti ini. Keputusannya ini tidak ada hubungannya dengan gaji besar yang ditawarkan oleh klub lain. Dia berhak memilih untuk bermain sepakbola di tempat yang disukainya. Dulu, dia suka bermain sepakbola di Forest, tapi sekarang dia tidak lagi menikmatinya dan itulah yang terjadi.      

Si pemain tidak mau tetap tinggal dan ketua klub juga bersikeras untuk menjualnya. Martin O'Neil terjebak diantara kedua belah pihak dan tidak ada yang bisa dia lakukan. Dia merasa satu musim yang dihabiskannya di Manchester United tidaklah se-melelahkan dua bulan yang dihabiskannya di Nottingham Forest.      

Pada akhirnya, O'Neil tidak punya pilihan lain selain menganggukkan kepalanya dan menyetujui kepergian Pepe.      

Hanya perlu satu hari. Satu hari baru berlalu sejak dia setuju menjual Pepe dan kabar tentang keberhasilan negosiasi Pepe telah dipublikasikan di Milan, Italia.      

AC Milan menghabiskan 30 juta pounds untuk membeli Pepe, bek tengah kelas-dunia berusia 31 tahun dari Nottingham Forest. Kesepakatan ini dikonfirmasi secara resmi oleh kedua klub tidak lama setelahnya.      

O'Neil baru menyadari satu hal setelah dia melihat berita itu. Tak peduli dia setuju atau tidak, Pepe sudah diputuskan untuk dijual sejak awal. Allan Adams, yang jarang terlihat belakangan ini, pasti sudah terbang ke Milan beberapa waktu yang lalu untuk menyelesaikan semua urusan administrasi yang diperlukan untuk kepindahan Pepe. Hanya masalah waktu sebelum Pepe dijual, dan meski O'Neil mengancam untuk mengundurkan diri di hadapan Edward Doughty, hasilnya tetap tidak akan berubah.      

Para petinggi klub sudah menyelesaikan semua yang diperlukan untuk transfer Pepe pada saat dia bertemu dengan Doughty. Dia adalah satu-satunya orang yang tidak tahu apa yang sedang terjadi. O'Neil merasa Pepe juga mungkin sudah tahu tentang hasil pembicaraan mereka sejak awal. Dia justru terlihat seperti orang bodoh saat berusaha membujuk Pepe untuk tetap tinggal di Forest...      

※※※     

Kepergian Pepe tidak diterima dengan baik diantara para fans. Tapi, tidak ada fans yang pergi ke bandara Birmingham untuk melemparkan telur busuk ke arahnya dan itu sudah termasuk berkah tersendiri.      

Media, disisi lain, melihat hal menarik yang bisa mereka tulis tentang situasi ini...      

Martin O'Neil terdengar sedih saat dia berbicara dalam sebuah wawancara, "Pepe adalah seorang bek tengah yang berbakat. Kepergiannya mengandung arti bahwa aku harus membuat rencana baru untuk membangun ulang Forest..."     

Jelasnya, kepindahan Pepe ke klub lain bukanlah sesuatu yang diinginkan oleh manajer. Ini artinya manajemen telah ikut campur dengan paksa dan menjual Pepe diluar kehendak manajer.      

Kelihatannya kapal perang Nottingham Forest yang tak tertembus mulai runtuh dari dalam. Ini adalah sesuatu yang menarik perhatian media.      

Media mulai mempublikasikan beragam artikel tentang transfer Pepe, dan semua itu mulai menimbulkan kegelisahan di antara para pemain Nottingham Forest. Tidak ada yang tahu siapa yang akan dijual dengan paksa ke klub lain.      

Setelah melepaskan diri dari pusaran badai Nottingham Forest, Pepe tampil dalam sebuah konferensi pers di Milan, dimana dia mengangkat jersey bergaris merah hitam di hadapan media. Tapi, senyum yang ditunjukkannya tidak lagi secerah sebelumnya. Dia terlihat seperti seorang bocah yang melarikan diri dari rumah dan masih mengenang masa-masa bahagia yang pernah dihabiskannya bersama keluarganya pada larut malam.      

Memori masa-masa bahagia itu mungkin akan membanjiri dirinya saat AC Milan berhadapan dengan Nottingham Forest di Liga Champions beberapa bulan mendatang. Tentu saja, mungkin pada saat itu dia sudah tidak lagi mengenang masa-masa lalunya.      

Seorang pesepakbola profesional harus belajar untuk terbiasa dengan perpisahan, baik dengan klub mereka maupun rekan setim mereka sebelumnya.      

"Aku... harap aku bisa... membantu AC Milan mendapatkan piala Liga Champions..." Pepe tergagap saat dia mencoba berbicara dalam bahasa Italia.      

Manajer AC Milan, Marco van Basten, merasa sangat senang dengan transfer Pepe, karena akhirnya AC Milan memiliki seorang bek tengah berkualitas di lini pertahanan mereka dan dia bisa mulai memikirkan tentang bagaimana dia akan memimpin timnya untuk mendominasi seluruh Eropa.      

"Sekarang kami punya bek tengah paling berbakat di seluruh dunia dalam tim kami!" manajer tim tampak sangat gembira dan memuji Pepe sebagai yang terbaik di dunia.      

Sebaliknya, kata-katanya ini juga berarti Nottingham Forest telah kehilangan bek tengah terbaik di dunia...      

※※※     

Transfer Pepe tidak sama seperti transfer pemain yang lain. Penjualannya ini memicu minat klub lain terhadap pemain berbakat lain di Nottingham Forest.      

Kalau klub Forest bersedia menjual pemain inti di lini pertahanan mereka, mungkin mereka juga akan menjual Gareth Bale? Bagaimana dengan Aaron Mitchell, atau mungkin bahkan George Wood?     

Apa ada pemain di Nottingham Forest yang tidak dijual?     

Semua klub sepakbola di Eropa mulai gempar. Di mata manajer sepakbola yang tajam, atau bahkan mereka yang tidak terlalu tajam, Nottingham Forest terlihat seperti supermarket besar yang memiliki item-item berkualitas tinggi dan dijual dengan harga terjangkau. Segalanya terlihat menjanjikan bagi Nottingham Forest setelah mereka memenangkan Treble dan pindah ke stadion baru, tapi semua itu tidak membuat Forest menolak untuk menjual pemainnya.      

Pemain yang dibentuk dan dikembangkan sendiri oleh Tony Twain selama 11 tahun memiliki nilai mereka masing-masing. Para pemain inti banyak ditawar oleh klub-klub besar di Eropa, sementara pemain cadangan juga diincar oleh banyak klub di peringkat papan-tengah. Seandainya Edward Doughty menjual seluruh pemainnya, dia bisa dengan mudah mendapatkan keuntungan setidaknya 500 juta pounds.      

George Wood sendiri bernilai setidaknya 60 juta pounds. Kalau dia adalah seorang pemain penyerang, dia mungkin bisa dibandrol harga sebesar 90 juta pounds.      

Fakta bahwa dia baru saja menandatangani kontrak dengan klub tidak membuat mereka yang menginginkannya berpaling.      

Menandatangani kontrak baru dengan klub hanyalah sebuah upaya untuk menutupi harga jualnya! Jangan khawatir, kami punya uang!     

"George Wood adalah gelandang terbaik di dunia. Dia lebih baik daripada Gerrard." Mourinho mencoba bersikap ramah kepada Wood. Kata-katanya itu juga dimaksudkan untuk menyerang rivalnya, Liverpool.      

Dia berharap gelandang baja dari Forest itu akan bergabung dengan Manchester United dan membantu timnya melawan tim lain yang kuat.      

Selain Wood, Mourinho juga menunjukkan ketertarikannya pada kiper Forest. "Kuharap klub bisa mendatangkan seorang kiper kelas-dunia. Seorang kiper yang bagus adalah kunci untuk menjadi juara. Akinfeev tampil cemerlang dan aku selalu mengamatinya. Dia telah mengumpulkan banyak pengalaman dan latihan selama berada di Nottingham Forest dan kurasa sudah saatnya bagi Akinfeev untuk mempertimbangkan tentang pindah ke klub lain..."     

"Mitchell adalah Ibrahimovic kedua. Dia seharusnya datang ke klub besar seperti Inter Milan." Zola, manajer baru Inter Milan, juga menunjukkan ketertarikannya pada pemain yang dikenal sebagai 'Raksasa Kecil Forest'.      

"Ribery memang cemerlang, tapi dia semakin tua. Mungkin sudah waktunya bagi Michel Gonzalez untuk memperbaiki kesalahan yang dibuat Real Madrid." Diario AS mempublikasikan sebuah artikel yang membahas tentang kegagalan Real Madrid dalam membawa Pepe ke klub, dan bagaimana mereka telah mengalihkan fokus pada Gago sekarang.      

"Tradisi Barcelona adalah menyerang. Kami membutuhkan bek kiri yang bagus dalam menyerang. Bale memenuhi persyaratan itu. Itu saja yang bisa kukatakan." Guardiola mengatakan itu saat dia ditanya tentang pemain yang akan dibelinya di musim panas.      

"Agbonlahor sangatlah cepat. Beberapa tahun terakhir yang dihabiskannya di Forest telah membentuknya menjadi seorang pemain yang lebih baik lagi. Kemampuannya dalam menembak juga mengalami peningkatan yang signifikan. Dia adalah tipe pemain yang kami butuhkan..." Manchester City juga tertarik untuk bergabung dalam pertarungan memperebutkan para pemain Forest.      

"Sahin adalah pemain yang sangat berbakat. Kalau Bayern Munich ingin membuktikan bahwa mereka masih klub yang kuat di Eropa, maka dia adalah pemain yang harus mereka peroleh." Menurut media Jerman, Bayern Munich sudah semakin dekat dalam mendapatkan pesepakbola Turki kelahiran Jerman itu.      

Pemain lain seperti Chris Cohen, Adriano Moke, Nicolas Millan, Joe Mattock dan Rafinha juga menerima undangan dari klub-klub lain. Seluruh Eropa menafsirkan penjualan Pepe sebagai sebuah pesan yang dikirimkan oleh Nottingham Forest:     

Supermarket kami selalu buka untuk bisnis. Selama kau punya uang, semua pemain siap dijual. Kami harap Anda memiliki pengalaman berbelanja yang menyenangkan disini.      

Gelombang besar penawaran untuk para pemainnya menyerang Nottingham Forest FC. Martin O'Neil pergi tidur dengan gelisah setiap malam karena dia takut terbangun keesokan harinya dan melihat semua pemain inti di timnya telah dijual oleh Allan Adams. Dia tidak ragu Allan Adams mampu melakukan sesuatu seperti itu, karena Allan Adams adalah seorang pria yang hanya bisa melihat uang. Dia mungkin baru mengenal Tn. Adams selama dua bulan, tapi dia sudah mulai membenci pengusaha itu.      

Tepat disaat O'Neil sedang menderita karena adanya berita tentang klub-klub lain yang ingin membeli para pemainnya, dia menerima panggilan telepon dari Pierce Brosnan.      

"Tn. O'Neil, saya Pierce Brosnan dari Nottingham Evening Post. Minggu lalu, Anda berjanji pada saya bahwa Anda akan mengijinkan saya untuk mewawancarai Anda besok. Apa Anda ingat?" Brosnan tahu bahwa O'Neil sedang melalui masa-masa sulit belakangan ini dan dia khawatir O'Neil akan menolak wawancara itu.      

Baru disaat itulah O'Neil ingat bahwa dia memang berjanji pada Brosnan untuk memberinya wawancara. Seandainya dia tidak menjanjikannya sebelum ini, dia pasti akan menolak wawancara itu karena dia sedang tidak mood belakangan ini.      

Tapi kalau dipikir-pikir lagi...      

O'Neil tiba-tiba saja merasakan dorongan untuk mengomel pada seseorang setelah dia memikirkan tentang segala hal yang terjadi padanya beberapa hari terakhir ini. Dia tidak peduli apakah pendengarnya berasal dari media atau istri dan anaknya sendiri. Dia hanya merasa ingin mengomel pada seseorang.      

Ada beberapa hal yang ingin dikeluarkannya dari dadanya dan soal apa yang akan terjadi setelah dia mengatakan semua itu, dia tidak peduli.      

"Ya, aku tidak lupa soal itu, Tn. Brosnan. Datanglah ke kantorku besok jam 10.30 pagi. Aku akan menunggumu disana."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.