Mahakarya Sang Pemenang

Tiga Menit Terakhir



Tiga Menit Terakhir

0Arsenal mungkin masih memimpin dengan skor 2:1, tapi gol Manchester City barusan telah memberikan dorongan kepercayaan diri yang besar bagi Nottingham Forest. Mereka merasa kerja keras mereka hingga titik ini sepadan dengan hasilnya.      

Para fans Forest mulai menyanyikan lagu Bendtner dan bersorak untuk Manchester City di tribun. Mereka benar-benar telah menyingkirkan rasa permusuhan mereka terhadap Manchester City.      

Pemain Nottingham Forest mulai tampak bersemangat di lapangan. Mereka bertarung tanpa henti melawan tim Sunderland yang sudah kehilangan semangat tempur. Para pemain Forest tidak bisa membantu Manchester City mencetak gol melawan Arsenal. Yang bisa mereka lakukan saat ini adalah berusaha dan mencetak gol sebanyak mungkin untuk meningkatkan kepercayaan diri dan harapan mereka dalam menjadi juara Liga Premier. Kalau bisa, mereka ingin mencetak setidaknya enam gol melawan Sunderland dalam pertandingan kandang ini.      

Sayangnya, Forest sedikit kurang beruntung. Hampir semua pemain Sunderland telah bergerak mundur untuk bertahan dan Forest tidak bisa mencetak gol lagi. Skor 3:0 sudah cukup untuk membuat Forest memenangkan pertandingan. Karenanya, Twain perlahan mulai mengarahkan perhatiannya pada pertandingan antara Arsenal dan Manchester City.      

Putaran terakhir liga ini jelas sangat menarik...      

Sebagai seorang penggemar, dia jelas menyukai ketegangan ini, tapi sebagai seorang manajer, dia sangat membencinya. Pertandingan memasuki menit ke-80. Tapi, tidak ada lagi kabar baru dari pertandingan antara Arsenal dan Manchester City sejak Bendtner mencetak gol. Para pemain Forest dan fans Forest mulai merasa tegang. Kalau pertandingan itu berakhir dengan kemenangan 2:1 untuk Arsenal, Forest tidak akan memperoleh piala juara Liga. Semua orang berharap Manchester City akan berusaha lebih keras dan membalikkan situasi. Tapi, mereka tidak bisa menentukan hasil pertandingan hanya dengan pikiran ataupun harapan mereka saja.      

※※※     

Bendtner dijaga ketat oleh bek Arsenal. Kalau satu bek tidak cukup, maka dua orang akan dialokasikan untuk menjaga Bendtner. Arsenal sudah bertekad untuk 'membekukan' Bendtner dan tidak memberinya kesempatan untuk berkeliaran bebas di lapangan. Ada kalanya Bendtner tidak bisa melakukan apa-apa kecuali berdiri diam di tempatnya. Dia bahkan tidak bisa bergerak mundur untuk membantu timnya bertahan. Pria yang paling tangguh sekalipun akan merasa kelelahan setelah berlarian tanpa henti selama 80 menit dibawah suhu udara 32 derajat Celsius. Tapi, Bendtner tidak ingin ada yang tahu dirinya lelah, karena dia khawatir McClaren akan menggantinya dan mengeluarkannya dari lapangan. Ini mungkin pertandingan paling melelahkan yang pernah ia mainkan di sepanjang hidupnya. Tidak hanya dia harus bertarung melawan Arsenal di lapangan, dia juga harus bertarung melawan manajernya sendiri.      

Dia mengerahkan seluruh upayanya bukan karena dia ingin membantu Nottingham Forest menjadi juara. Dia hanya tidak ingin melihat kerja keras yang ditunjukkannya di pertandingan ini dihina oleh orang lain. Kalau dia digantikan, maka semuanya sudah berakhir baginya, dan golnya tadi akan sia-sia. Untuk menutupi dirinya yang kelelahan, Bendtner memaksa dirinya berlari terus di lapangan. Dia berusaha menemukan cara untuk menembus lini pertahanan Arsenal, dan juga beraksi sebagai umpan untuk menyediakan lebih banyak ruang bagi rekan setimnya agar mereka bisa berlari ke kotak penalti dan menembakkan bola ke arah gawang. Sayangnya, Jack Reed tidak bisa memanfaatkan semua peluang yang diciptakan Bendtner untuknya. Kalau itu Robinho, dia pasti sudah mencetak dua gol sekarang. Reed sangat bersemangat untuk bermain dalam pertandingan ini dan membuktikan dirinya sebagai seorang pemain, tapi teknik, pengalaman dan kesadaran posisinya masih belum memenuhi syarat, dan jalannya masih panjang sebelum dia bisa bermain seperti Robinho.      

Wenger tampak kesal dengan pertahanan Arsenal saat dia menonton pertandingan itu dari pinggir lapangan. Timnya telah memfokuskan semua perhatian mereka dalam menjaga Bendtner, tapi mereka luput menjaga Reed muda. Wenger mulai melampiaskan kemarahannya di pinggir lapangan. Saat melihat kekesalan Wenger, Philippe Senderos mengomel ke kapten timnya, Fabregas. "Bocah itu sama sekali tidak jadi ancaman... Kurasa akan jauh lebih buruk kalau kita membiarkan Bendtner berlarian dengan bebas... Ancaman terbesar di tim Manchester City adalah Bendtner. Kita akan bisa menang dalam pertandingan ini selama kita menjaganya dengan ketat. Kurasa kita tidak perlu takut dengan pemain Manchester City lainnya. Aku sama sekali tidak tahu apa yang dikhawatirkan boss.. Meski Bendtner berhasil mencetak gol, toh kita masih unggul..."     

Fabregas setuju dengan pandangannya dan memberitahunya agar bertindak sesuai dengan penilaiannya. Dia akan membantu menjaga Reed kalau memang dibutuhkan. Senderos dan Fabregas bukan satu-satunya pemain yang berpikir seperti itu. Sebenarnya, seluruh tim Arsenal berpikiran sama seperti mereka berdua. Mereka semua kelelahan dan ingin bermain dengan santai setelah berlarian dibawah sinar matahari yang menyengat selama hampir 90 menit.      

Kenapa mereka harus bekerja begitu keras padahal Manchester City takkan bisa mengancam tiang gawang mereka?     

Mereka seharusnya melambatkan tempo permainan mereka dan tidak perlu merebut bola dengan agresif seperti sebelumnya. Tidak jadi masalah kalau mereka membiarkan Manchester City bergerak maju dan menyerang mereka. Yang perlu mereka lakukan hanyalah menjaga ketat Bendtner. Bahkan ada beberapa pemain Arsenal yang sudah mulai membayangkan pemandangan di akhir pertandingan dimana mereka akan mengangkat piala Juara Liga, seperti yang dibayangkan oleh banyak fans lainnya disana.      

Bendtner akan kecewa kalau dia bisa mendengar percakapan antara Senderos dan Fabregas. Dia mengira kelincahan Reed di lapangan akan bisa membantunya melepaskan perhatian yang diarahkan pada dirinya, tapi tampak jelas bahwa Senderos lebih pandai daripada dugaannya dan tidak mengambil umpan itu. Bendtner beruntung karena dia bisa mencetak gol dari tembakan panjangnya tadi, tapi Arsenal tidak memberinya kesempatan untuk mengulangi keberuntungannya itu. Dia bahkan dijaga ketat saat dia masih berjarak 10 meter jauhnya dari kotak penalti.      

Manchester City sepenuhnya mengandalkan Bendtner untuk melakukan serangan. Tidak banyak pemain di tim Manchester City saat ini yang bisa menyusun serangan setelah Elano digantikan. Bendtner harus aktif bergerak mundur untuk mengambil bola dan mengopernya. Dia tidak akan punya kesempatan untuk menyentuh bola kalau dia hanya terus berdiri di lini depan lapangan... Pertandingan ini telah berubah menjadi pertempuran antara satu pemain melawan seluruh tim.      

Wenger melihat arloji di pergelangan tangannya. Masih ada 10 menit tersisa sebelum pertandingan berakhir. Dia dan timnya akan menjadi juara selama mereka berhasil melewati 10 menit terakhir ini. Untuk sejumlah alasan, 10 menit ini terasa seperti selamanya... Dia selalu mengingatkan dirinya sendiri: Kita akan menjadi juara selama kita tidak melakukan kesalahan. Nasib kita ada di tangan kita sendiri.      

※※※     

Bendtner berlarian ke seluruh lapangan dan mencari cara untuk melakukan terobosan dan menembak ke gawang. Dia mencoba menyerang dari kiri, lalu dari kanan, tapi keduanya sia-sia. Dia kurang mendapatkan dukungan dari lini tengah. Meski dia berhasil menciptakan peluang, bola itu tidak akan mencapai dirinya di waktu yang tepat dan semua upayanya sampai saat itu akan sia-sia. Dia sudah menghabiskan sejumlah besar staminanya saat ini dan kakinya terasa semakin berat.      

Kelihatannya dia hanya bisa mengandalkan dirinya sendiri untuk mencetak gol...      

Bendtner mengerutkan alisnya dibawah terik matahari. Dia mulai merasa pusing karena panas. Tiba-tiba saja dia teringat dengan masa lalunya, saat dia masih memakai jersey merah Nottingham Forest dan belum menjadi pemain Manchester City. Dulu, tugasnya adalah memberikan peluang bagi rekannya, van Nistelrooy, untuk menembak ke gawang dengan jalan menarik perhatian semua bek lawan. Betapa saat ini dia berharap dia punya rekan yang bisa mengalihkan semua perhatian bek Arsenal ini darinya... Dulu, dia selalu bermimpi menjadi satu-satunya pahlawan. Dia akan menjadi pemain bintang di tim dan tenggelam dalam suara tepuk tangan para fans usai pertandingan. Media akan selalu melaporkan berita tentang dirinya dan dia akan sangat populer dan terkenal. Tapi, sekarang dia sadar bahwa tidak semua orang bisa menjadi pahlawan sendirian...      

Aku sangat lelah...      

Bendtner sudah tidak lagi mempercayai rekan setimnya. Dia tidak lagi mengoper bola ke arah mereka, dan dia akan menggiring bolanya ke depan sendirian. Tapi hasilnya sama saja. Bola itu akan direbut oleh bek Arsenal. Tiga menit sudah berlalu. Seluruh tim Manchester City telah kembali sadar dari euforia dan rasa senang karena berhasil mendapatkan gol. Masih ada 10 menit tersisa di dalam pertandingan tapi tidak satupun pemain Manchester City yang bersedia bertarung habis-habisan melawan Arsenal. Akan sangat bagus kalau mereka bisa menyamakan kedudukan, tapi mereka takkan mati kalaupun mereka kalah, jadi kenapa mereka harus bekerja keras?     

※※※     

Twain melihat arlojinya di menit ke-83. Kerslake terdiam disampingnya. Twain tidak tahu apakah Kerslake tidak bersuara karena sedang fokus mendengarkan pertandingan, atau dia merasa kesal karena Manchester City masih belum juga mencetak gol yang lain.      

Forest baru saja mencetak gol keempat mereka dan sekarang mereka unggul 4:0. Twain memutuskan untuk menggunakan tiga pergantian pemain sekaligus dan menghabiskan kuotanya untuk pertandingan ini. Ibisevic digantikan oleh Nicolas Millan, Fernandez digantikan oleh Cohen, dan Gago digantikan oleh Tiago. Baik Millan dan Tiago tidak punya banyak kesempatan untuk bermain dalam pertandingan musim ini. Karenanya, Twain menurunkan mereka ke lapangan untuk memastikan keduanya memenuhi syarat dalam menerima medali jika timnya berhasil menjadi juara liga. Sementara apakah mereka akan menerima medali atau tidak... belum ada yang tahu.     

Wenger mungkin menganggap waktu berjalan sangat lambat, tapi kebalikannya justru dirasakan oleh Twain. Dia merasa waktu berlalu sangat cepat. Ofisial keempat sudah mengangkat papan elektronik yang menunjukkan perpanjangan waktu selama tiga menit, tapi dia masih belum mendengar adanya kabar terbaru dalam pertandingan antara Manchester City dan Arsenal. Saat itu, Twain baru sadar bahwa dia akan mencapai akhir dari pertandingan berdurasi 90 menit. Para fans yang tadinya bernyanyi dan bersorak di tribun kini terdiam. Semua orang merasa kecewa. Kelihatannya tim Forest tidak akan bisa bangkit lagi meski sudah berusaha keras. Gelar juara Liga Champions perlahan mulai lepas dari tangan mereka.      

Twain berdiri di pinggir lapangan. Dia mengatupkan bibirnya erat-erat, dan dia menunjukkan ekspresi suram di wajahnya.      

※※※     

Babak kedua pertandingan antara Arsenal dan Manchester City baru dimulai dua menit setelah pertandingan antara Forest melawan Sunderland. Karenanya, pertandingan Arsenal dan Manchester City masih berada di menit ke-87 saat Twain melihat ofisial keempat mengangkat papan perpanjangan waktu untuk pertandingan Forest dan Sunderland.      

McClaren menggunakan kuota pergantian pemain yang terakhir di menit ke 87. Ashley Young sedikit terkejut saat dia dipanggil dari bangku cadangan. Dia segera melakukan pemanasan dan sebelum dia tahu, dia sudah berada di lapangan rumput Stadion Emirates. Dia tadi didorong ke lapangan oleh staf pelatih dengan buru-buru dan dia masih sedikit kaget dengan perubahan suasana yang terjadi. Dia sadar Bendtner menatap ke arahnya. Keringat mengucur deras di wajah Bendtner seperti sungai. Young paham kenapa Bendtner menatap ke arahnya.      

Baiklah, kelihatannya akulah satu-satunya orang di seluruh tim Manchester City yang bisa membantunya...      

Dia berlari ke posisinya di lapangan. Bendtner menariknya mendekat dan baru akan membuka mulutnya disela-sela nafasnya yang terengah-engah saat Ashley Young menyelanya dengan lambaian tangannya. "Aku tahu apa yang harus kulakukan. Aku hanya perlu mengoper bolanya padamu, kan?"     

Bendtner menganggukkan kepalanya.      

"Tunggu saja di depan." Young menepuk bahu Bendtner sebelum kemudian berlari menjauh.      

Bendtner mengalami kram tidak lama setelah Ashley Young masuk ke lapangan. Tiba-tiba saja dia jatuh ke tanah saat berusaha merebut bola di lini depan. Dia menekan betisnya dengan kuat dan ekspresinya menunjukkan rasa sakit. Ashley Young berlari mendekat dan membantunya menekan betisnya. McClaren tidak bereaksi dengan cedera Bendtner karena dia sudah menghabiskan semua kuota pergantian pemainnya untuk pertandingan ini. Kalau Bendtner tidak bisa melanjutkan pertandingan, maka Manchester City harus bermain dengan 10 pemain.      

Kram Bendtner adalah peristiwa yang tidak terduga, tapi dia kembali ke lapangan setelah dokter tim dan rekan setimnya membantunya selama dua menit. Perpanjangan waktu akan diberikan akibat kram yang diderita Bendtner. Ofisial keempat mengangkat papan elektronik dan waktu yang ditunjukkan adalah 5 menit! Para fans Arsenal di Stadion Emirates mulai mencemooh tidak puas. Mereka berharap pertandingan segera berakhir. Menurut mereka, tambahan waktu selama lima menit ini terlalu panjang.      

Bendtner berjalan dengan agak pincang di lapangan, tapi tidak ada yang bisa menebak dia cedera kalau mereka melihatnya berlari. Dia terus berlari di lapangan tanpa kenal lelah saat dia mencari kesempatan untuk menerobos lini pertahanan Arsenal. Ashley Young memiliki stamina yang paling banyak diantara semua pemain Manchester City di lapangan. Irama permainannya menyulitkan bek Arsenal, yang pada akhirnya tidak punya pilihan kecuali membagi kekuatan mereka. Beberapa pemain harus mengalihkan tugas dari menjaga Bendtner untuk menjaga Young. Bendtner akhirnya merasakan tekanan pada dirinya sedikit mereda setelah masuknya Young ke lapangan.      

Kelihatannya, Senderos juga tidak menjaganya seketat sebelumnya. Mungkin dia tidak lagi menganggap Bendtner sebagai ancaman setelah dia mengalami cedera barusan. Ashley Young tiba-tiba mengumpan bola ke tengah lapangan!     

Bendtner melompat ke udara untuk menyundul bola, tapi dia hanya menyundul udara kosong. Bola itu berhasil ditangkap Almunia yang bergegas maju dari tempatnya berdiri, sementara Bendtner terjatuh ke tanah. Almunia memeluk bola di dadanya dan menolak untuk menendangnya. Dia menatap Bendtner dan berencana akan menendang bolanya setelah Bendtner keluar dari kotak penalti.      

Bendtner menikmati berbaring di tangah, karena itu artinya dia bisa beristirahat. Tapi, dia tidak bisa berbaring disana selamanya. Tidak banyak lagi waktu yang tersisa. Bendtner bangkit setelah merasakan tatapan mata Almunia ke arahnya. Lalu dia perlahan berlari menjauh dari kotak penalti. Bola itu melayang diatas kepalanya saat dia berlari.      

※※※     

Keheningan yang ganjil mengisi stadion City Ground di tiga menit terakhir pertandingan. Baik fans Sunderland dan fans Nottingham Forest sudah tidak lagi mempedulikan pertandingan yang ada di hadapan mereka. Benak mereka berada di tempat lain.      

Para fans Sunderland sibuk menyeka air mata mereka di tribun setelah tahu tim mereka akan didegradasi. Sementara bagi fans Nottingham Forest, mereka semua fokus mendengarkan radio tentang kabar terkini di pertandingan Arsenal. Peluit wasit yang menandakan akhir pertandingan terdengar keras dan jelas di tengah keheningan itu.      

"Pertandingan telah berakhir!" kata komentator. "Nottingham Forest telah mengalahkan Sunderland 4:0 di kandang. Tapi kelihatannya mimpi mereka untuk menjadi juara Liga Premier harus kandas..."     

Para pemain Forest bergegas menuju pinggir lapangan untuk bertanya pada rekan setim mereka tentang kabar terbaru pertandingan antara Arsenal dan Manchester City setelah pertandingan mereka sendiri usai. Mereka tidak bisa menyembunyikan kesedihan dan kekecewaan di wajah mereka saat rekan setim mereka memberitahu bahwa skornya masih 2:1. Para pemain kemudian duduk di tepi lapangan dan menunggu pertandingan Arsenal usai. Yang bisa mereka lakukan saat itu hanyalah menunggu.      

Twain tidak bisa duduk seperti para pemainnya. Dia masih harus berjabat tangan dengan manajer Sunderland. Nielson sedang dalam mood yang buruk mengingat timnya baru saja terdegradasi. Serupa dengan ini, Twain juga sedang dalam suasana hati yang buruk, dan keduanya saling berjabat tangan singkat sebelum kemudian berbalik untuk pergi. Nielson melangkah ke lapangan untuk menghibur para pemainnya, sementara Twain kembali ke area teknis untuk duduk di kursinya dan melamun.      

Para penggemar Sunderland mulai bertepuk tangan untuk memuji upaya tim mereka. Mereka tahu bahwa tim mereka telah mencoba yang terbaik. Sayang sekali mereka harus menghadapi Nottingham Forest, yang sangat ingin menjadi juara, di pertandingan terakhir mereka. Fans Nottingham Forest tidak meninggalkan stadion. Mereka tetap tinggal di tribun dan terus mendengarkan berita dari radio. Ofisial FA yang duduk di boks VIP bangkit berdiri untuk berjabat tangan dengan ketua klub Nottingham Forest FC, Edward Doughty. "Sayang sekali... Ini pertandingan yang menarik,"     

Tapi, Edward masih belum mau mengakui kekalahannya. "Pertandingan di sana masih belum selesai."     

Itu benar. Masih ada tiga menit tersisa dalam pertandingan di Stadion Emirates. Kata-katanya itu membuat ofisial FA merasa sedikit canggung.      

Hanya tersisa tiga menit dalam pertandingan. Apa kau bermaksud mengatakan keajaiban akan terjadi? Sudah cukup menakjubkan Manchester City bisa mencetak gol dalam pertandingan itu. Itu artinya mereka sudah berusaha keras dan mereka memang mencoba bersaing melawan Arsenal.      

Piala yang mereka bawa ke Nottingham hanyalah replika. Yang asli ada di London sekarang.      

Jangan bilang Forest masih bermimpi menjadi juara? Berhentilah bermimpi!     

※※※     

Para pemain cadangan Arsenal sudah berkumpul di pinggir lapangan. Mereka menunggu momen dimana mereka bisa berlari ke lapangan dan merayakan bersama para pemain setelah pertandingan usai. Pikiran para pemain Arsenal di lapangan juga sudah berada di awang-awang. Apa yang paling ingin mereka dengar saat itu adalah tiga tiupan peluit wasit, dan apa yang paling ingin mereka lakukan adalah memeluk rekan setim mereka dan merayakan kemenangan mereka sebagai juara Liga Premier.      

Siapa yang peduli dengan pertandingan?     

Para pemain Arsenal jelas tidak peduli. Manchester City hampir tidak menjadi ancaman bagi Arsenal sejak mereka memasuki perpanjangan waktu. Bahkan pemain terbaik mereka, Bendtner, juga tidak bisa menciptakan peluang apapun bagi timnya karena sudah kehabisan stamina. Wenger duduk dengan gugup di kursinya. Dia menekankan tangan ke dagunya dan memperhatikan segala sesuatu yang terjadi di lapangan. Pat Rice, yang duduk disampingnya, tidak merasakan kegugupan yang sama. Dia mulai melakukan tos dengan para pelatih lain untuk merayakan kemenangan mereka. Mereka tahu Forest sudah mengakhiri pertandingan mereka melawan Sunderland dan bahwa mereka menang dengan skor 4:0. Tapi, semua itu tidak ada artinya bagi mereka, karena Arsenal masih akan tetap menjadi juara.      

Ashley Young berlari ke sayap kiri. Gelandang Swiss di tim mereka, Valon Behrami, mengoperkan bola ke arahnya. Young tidak mengoper bola keluar. Melainkan, dia menggiring sendiri bolanya ke depan dan berusaha untuk masuk ke dalam kotak penalti Arsenal. Lalu dia memberikan umpan silang ke bagian tengah kotak penalti, tapi operannya membentur tubuh Sagna sebelum bolanya keluar garis batas lapangan. Manchester City mendapatkan tendangan sudut. Bek Manchester City bergegas berlari menuju ke kotak penalti Arsenal. Mereka langsung menjadi pemain yang harus dijaga oleh pemain Arsenal.      

"Aku ingin kalian semua mewaspadai bola ini apapun yang terjadi!" raung Almunia di hadapan gawangnya. Dia merasa agak gugup. Jantungnya mulai berdetak lebih cepat seiring dengan pertandingan yang semakin mendekati akhir.      

Kalau mereka kebobolan gol... mereka akan tamat. Almunia tidak bisa menghilangkan pikiran negatif itu.      

Bendtner menerobos kerumunan. Kepalanya tertunduk rendah dan dia terengah-engah. Dia sangat lelah dan berharap dia bisa menyandarkan tubuhnya ke salah satu bek Arsenal untuk bisa berdiri tegak.      

Ashley Young bersiap untuk mengeksekusi tendangan sudut. Dia memposisikan bola dengan seksama di lapangan dan bahkan memastikan agar logo Nike di bola itu mengarah ke gawang. Para pemain saling dorong dan saling menarik di kotak penalti. Sebelum bola itu bisa ditendang ke kotak penalti, seseorang jatuh ke tanah. Suara cemoohan yang memekakkan telinga terdengar dari tribun. Pemain yang jatuh ke tanah adalah pemain Manchester City. Fans Arsenal mengira dia berusaha mendapatkan tendangan penalti untuk timnya dengan berpura-pura dilanggar oleh pemain Arsenal.      

Wasit tidak memberikan hadiah penalti pada Manchester City dan dia juga tidak menghukum pemain Manchester City karena melakukan diving. Dia memanggil pemain dari kedua tim dan berbicara pada mereka. Dia ingin mereka menenangkan diri dan menghindari penggunaan kontak fisik yang berlebihan. Suasana di stadion menjadi tegang selama dua menit terakhir pertandingan.      

Wenger berdiri dari kursinya dan berjalan ke pinggir lapangan. Dia merapatkan kedua bibirnya dan menatap lapangan dengan cemas dan rahang terkatup rapat. Setelah memastikan semua pemain tidak melanggar peraturan di kotak penalti, wasit berlari dari kotak penalti dan memberi isyarat bagi Ashley Young untuk menendang bola. Ashley Young tidak mengangkat tangannya lalu berlari untuk menendang bola seperti yang biasanya dilakukan pemain lain. Dia langsung mengirimkan bola ke kotak penalti setelah wasit mengisyaratkan dia bisa menendang bola.      

Tendangannya terjadi begitu cepat sehingga para pemain Arsenal lengah. Saat pemain Arsenal masih terpaku di tanah, satu pemain melompat tinggi di udara di dalam kotak penalti.      

Tegakkan punggungmu. Kerahkan kekuatanmu. Ayunkan kepalamu. Serang tiang gawang!     

Bola itu melayang masuk ke dalam gawang dan Almunia hanya bisa melambaikan tangannya, seolah sedang mengucapkan selamat tinggal.      

Selamat tinggal, juara Liga Premier...      

Stadion Emirates mendadak hening.      

Komentator adalah satu-satunya orang yang membuat suara ditengah keheningan saat dia meraung, "Harapan Arsenal menjadi juara baru saja dihancurkan oleh Bendtner! Dia menyundul bola ke dalam gawang dengan akurat! Dia telah mencetak dua gol dalam pertandingan! 2:2! Arsenal kini tertinggal satu poin di belakang Forest! Seberapa dramatisnya hal ini? Bahkan penulis naskah di Hollywood tidak bisa menulis plot seperti ini! Inilah sepakbola! Inilah sepakbola yang digilai banyak orang!"     

Bendtner berlari ke arah Ashley Young setelah dia berhasil mencetak gol. Keduanya berpelukan dan mulai bergulingan di lapangan. Rekan setim mereka bergegas mendatangi dan mengangkat tubuh mereka ke atas. Ini seharusnya sebuah pertandingan dimana pemenangnya sudah jelas, tapi upaya keras satu orang telah membuat pertandingan terus berjalan dalam ketegangan...      

※※※     

Twain berdiri di pinggir lapangan dan Kerslake berdiri disampingnya. Pertandingan mereka baru saja berakhir tiga menit yang lalu, tapi mereka merasa seolah tiga tahun telah berlalu. Stadion City Ground tampak sunyi. Seolah-olah tidak ada orang di stadion dan semua orang sudah pergi. Padahal semua orang tetap tinggal di stadion dan menunggu kabar terkini dari pertandingan antara Arsenal dan Manchester City. Semua orang berharap keajaiban akan terjadi. Tiba-tiba saja, sebuah suara disiarkan di seluruh stadion. Itu adalah suara komentator yang mengomentari pertandingan antara Arsenal dan Manchester City. Suaranya serak, berapi-api dan sedikit beromong kosong...      

"Harapan Arsenal menjadi juara baru saja dihancurkan oleh Bendtner! Dia menyundul bola ke dalam gawang dengan akurat! Dia telah mencetak dua gol dalam pertandingan! 2:2! Arsenal kini tertinggal satu poin di belakang Forest! Seberapa dramatisnya hal ini? Bahkan penulis naskah di Hollywood tidak bisa menulis plot seperti ini! Inilah sepakbola! Inilah sepakbola yang digilai banyak orang!"     

Stadion City Ground seolah kembali hidup. Semua orang mengangkat kepala mereka untuk mendengarkan siaran itu tanpa terlalu memperhatikan. Lalu mereka segera sadar bahwa apapun yang mereka dengar memang berasal dari pertandingan antara Arsenal dan Manchester City, karena itu adalah suara yang sama dengan yang mereka dengar di radio. Suara sorakan memekakkan telinga langsung meledak di stadion setelahnya.      

Kerslake terjatuh berlutut di pinggir lapangan. Dia memegangi radio di tangannya dan air mata mengalir di wajahnya.      

Twain tidak menunjukkan kegembiraannya dengan melompat ke udara. Dia hanya kembali duduk di kursinya di area teknis. Dia merasa jantungnya hampir saja bertingkah.      

Para pemain di sekelilingnya mulai berteriak sekuat tenaga. Gol di menit terakhir itu membuat mereka sangat senang.      

Suara yang disiarkan di stadion tidak berhenti sampai disini. Semua orang di stadion mengecilkan volume radio mereka karena perhatian mereka kembali terarah pada suara sang komentator.      

"... Wasit memberikan isyarat agar Manchester City tidak berlama-lama dalam merayakan gol mereka. Para pemain Arsenal memprotes... pertandingan kembali dimulai.. Tembakan panjang! Fabregas melakukan tembakan panjang!"     

Semua orang di stadion merasakan jantung mereka seolah naik ke mulut saat mereka mendengar komentator tiba-tiba meninggikan suaranya.      

"Penyelamatan yang cemerlang oleh Joe Hart!"     

Para fans Forest di stadion City Ground bersorak, "Hidup Hart!" sebagai respon.      

"Sebuah tendangan sudut... Ini mungkin peluang terakhir Arsenal di pertandingan ini. Wasit melihat arlojinya. Pertandingan mungkin langsung berakhir setelah bola gagal mendarat di dalam gawang setelah ditendang dari sudut..."     

Jantung semua orang kembali naik ke mulut mereka.      

Twain menundukkan kepala dan menutupi wajah dengan tangannya. Kalau bisa, dia juga ingin menutupi telinganya...      

Bajingan mana yang melakukan ini? Siapapun yang melakukannya sengaja ingin menstimulasi jantungnya yang lemah!     

"Almunia juga ikut bergegas ke kotak penalti Manchester City..."     

Para fans Forest mulai mencemooh di tribun.      

"Semua pemain memadati kotak penalti Manchester City. Tadi, Manchester City berhasil menyamakan kedudukan melalui tendangan sudut. Bisakah Arsenal memenangkan pertandingan dengan melakukan hal yang sama?"     

Suara cemoohan semakin keras. Kali ini para fans mencemooh kata-kata komentator. Jangan mengatakan hal yang membawa sial!     

Twain masih bisa mendengar detak jantungnya meski suasana di sekitarnya sangat ramai. Tiba-tiba saja dia merasa waktu seolah melambat.      

Kenapa tendangan sudut itu masih belum dilakukan? Mereka berhasil mencetak gol atau tidak? Katakan saja padaku sekarang, teman...      

"Almunia tidak berhasil menyundul bola.. Senderos...!"     

Komentator sengaja memanjangkan kata terakhirnya sambil meraung. Aksinya ini menakuti Twain sampai dia hampir melompat dari kursinya. Twain mungkin tidak sampai melompat dari kursinya, tapi ada banyak orang lain di stadion yang melakukannya.      

"Bolanya melesat diatas mistar gawang!"     

Demi Tuhan... Twain ingin memaki komentator itu karena menakutinya. Dia begitu takut mendengar kata-kata komentator itu sampai jantungnya sempat berhenti berdetak sesaat tadi. Suara sorakan yang memekakkan telinga terdengar dari tribun. Suara sorakan itu seperti suara gemuruh guntur, dan terdengar di seluruh stadion. Semua orang merasa yakin bahwa Forest telah menjadi juara Liga Premier, sebelum komentator akhirnya mengumumkan dengan suara keras, "Pertandingan sudah berakhir! Nottingham Forest adalah juara Liga Premier! Mereka telah berhasil mempertahankan gelar mereka!" Para pemain Forest saling memeluk dengan erat. Tidak mudah bagi mereka menjadi juara Liga musim ini. Sebenarnya, mereka mungkin telah mengandalkan sedikit keberuntungan kali ini. Jauh lebih sulit bagi mereka untuk mengangkat piala musim ini jika dibandingkan dengan musim sebelumnya...      

※※※     

Wasit meniup peluit untuk mengisyaratkan akhir pertandingan. Para pemain Arsenal tidak bisa mempercayai apa yang baru saja terjadi. Mereka berdiri terpaku di hadapan gawang Manchester City. Setiap orang tampak tercengang. Fabregas menundukkan kepala mereka. Van Persie mengangkat kepalanya ke langit dan menghela nafas panjang. Wilshere membelalakkan mata tak percaya...      

Mereka sudah sangat dekat dari menjadi juara...      

Arsene Wenger berdiri di pinggir lapangan dalam diam dan tidak bicara untuk waktu yang lama. Di belakangnya, para fans Arsenal juga tidak mempercayai apa yang baru saja terjadi. Stadion Emirates merah tampak seperti gunung berapi yang meletus selama 90 menit, tapi sekarang semua itu sudah berhenti dan mulai mendingin...      

※※※     

Edward Doughty menjabat tangan ofisial FA sambil tersenyum. "Tolong buat persiapan yang diperlukan untuk memberikan piala itu kepada kami, Pak."     

"Ah..." Ofisial FA merasa sangat canggung. Mereka sama sekali tidak percaya piala itu akan berganti pemilik hanya dalam tiga menit. "Err, selamat atas kemenangan Anda menjadi juara," Edward tersenyum senang. Dia mengangkat kepalanya dengan bangga dan menerima ucapan selamat dari para ofisial FA.      

※※※     

Twain baru saja akan kembali duduk di kursinya untuk beristirahat saat dia tiba-tiba diangkat oleh para pemainnya ke udara. Lalu mereka membawanya berkeliling stadion untuk menerima sorakan dari para fans. Twain duduk di bahu pemainnya dan melambai ke arah tribun. Tidak mudah bagi mereka untuk menjadi juara Liga Premier musim ini dan ini mungkin merupakan piala kejuaraan yang paling tak terlupakan baginya di sepanjang karir kepelatihannya sejauh ini. Twain tersenyum senang ke arah para fans. Shania menghembuskan nafas lega setelah melihat senyum Twain dari boks VIP.      

15 menit kemudian, para pemain kembali ke lapangan untuk menerima piala dari Football Association setelah berganti pakaian memakai kaos yang dirancang khusus untuk merayakan kemenangan tim menjadi juara Liga Premier. Twain dan Wood adalah dua individu yang mengangkat piala juara Liga Premier tinggi-tinggi ke udara.      

Musim Liga Premier 2013-2014 berakhir ditengah suara sorakan 30,000 fans. Nottingham Forest telah mengucapkan selamat tinggal kepada Stadion City Ground dengan memperoleh piala juara Liga Premier keempat mereka. Tapi, menjadi juara Liga Premier bukanlah cara Forest dalam mengucapkan selamat tinggal kepada musim ini. Justru sebaliknya, ini menandakan permulaan perjalanan mereka. Enam hari lagi, piala FA Cup menunggu mereka di Stadion Wembley. 11 hari kemudian, piala Liga Champions menunggu mereka di Stadion Santiago Bernabeu.      

Menjadi Juara Liga Premier tidak lebih dari sebuah permulaan musim yang hebat di masa depan nanti.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.