Mahakarya Sang Pemenang

Perjuangan Hingga Detik Terakhir



Perjuangan Hingga Detik Terakhir

0"Aaron Mitchell! Dia telah mencetak gol yang paling cemerlang di pertandingan ini! Bukan, gol yang paling cemerlang di Liga Champions! Dia melewati empat pemain sebelum mencetak gol! Dengan tinggi badan 2,02 meter, tekniknya mengingatkan kita pada Ibrahimovic, yang tingginya 1,9 meter. Tapi Mitchell bahkan lebih jangkung darinya..."     

Rekan-rekan setim Mitchell melemparkan diri kearahnya setelah dia mencetak gol.      

Ayah Mitchell termenung memandang si pemuda, yang ditindih oleh beberapa pemain Forest lainnya. Dia tidak seperti para fans lain di sekelilingnya, yang berteriak dan menari gembira.      

Seorang penggemar yang duduk di sampingnya menepuk pundaknya dan berteriak dengan gembira, "Kau punya putra yang hebat! Kau punya putra yang hebat!"     

Ayah Mitchell memaksakan diri untuk tertawa, tapi dia segera mengalihkan pandangannya kembali ke depan gawang Barcelona.      

Apa pemuda di lapangan itu benar-benar putraku yang konyol? pikirnya. Putraku yang selalu mengucapkan 'heh, heh' setiap kali dia tertawa? Yang punya suara aneh? Yang mana, saat masih kecil, diduga menderita 'gigantisme' karena dia tidak bisa berhenti tumbuh lebih tinggi?     

Satu-satunya alasan dia mengirimkan putranya ke akademi sepakbola Nottingham Forest adalah karena Mitchell menyukai olahraga. Dia tidak pernah membayangkan putranya bisa mencetak tidak hanya satu, melainkan dua gol di pertandingan penting level Eropa...      

Dia sudah merasa sangat senang saat melihat putranya mencetak gol yang pertama.      

Gol yang kedua juga cemerlang, tapi dia merasa seolah-olah otaknya tidak bisa memahami semua hal yang baru saja terjadi.      

Nomer sembilan. Mitchell. Itu benar, itu nama belakangnya.      

Lalu dia memandang wajah si pemain, yang tersenyum lebar. Itu memang putranya.      

Dia berpikir, ini semua terasa seperti... sebuah mimpi.. Putraku menjadi pahlawan Nottingham Forest dalam sekejap mata! Sekarang aku adalah ayah dari pahlawan itu!     

Guardiola menoleh ke arah asisten yang duduk disampingnya. Dia sadar bahwa mereka semua tampak tercengang.      

Kelihatannya belum satupun dari mereka pulih dari kejutan yang diberikan oleh gol Mitchell barusan.      

Tidak ada yang bisa mereka katakan setelah melihat gol yang brilian semacam itu.      

Tapi, pertandingan belum berakhir, kan? pikir Guardiola.      

Dia bangkit dari kursinya dan menyesuaikan emosinya. Lalu dia memanggil Carles Puyol agar datang mendekat ke arahnya.      

"Masih ada 10 menit lagi!" Dia memberitahu Puyol, sambil menunjuk ke arah arlojinya. "Nottingham Forest akan tamat selama kita bisa mencetak satu gol lagi! Satu gol lagi! Aku tidak butuh yang lain! Satu gol saja sudah cukup!"     

Puyol menganggukkan kepalanya. Dia tahu apa yang harus dia lakukan.      

"Katakan pada yang lain untuk konsentrasi penuh pada serangan. Jangan pikirkan tentang pertahanan. Kita harus mencetak satu gol lagi melawan mereka!"     

Puyol melakukan sebagaimana yang diperintahkan padanya. Dia memanggil rekan-rekan setimnya dan menyampaikan pesan Guardiola padanya.      

"Pertandingan masih belum berakhir! Sekarang bukan waktunya untuk menundukkan kepala! Selama kita bisa mencetak gol lagi, Nottingham Forest akan tamat! Kita masih punya keuntungan!"     

Barcelona masih belum menyerah dalam pertandingan ini, tapi Nottingham Forest juga tidak tenggelam dalam kegembiraan mereka.      

Saat para pemain merayakan gol itu, Dunn dan Kerslake mengingatkan mereka semua dari pinggir lapangan, "Jangan lengah. Pertandingan masih belum berakhir! Aku minta kalian semua mengesampingkan perasaan senang itu untuk saat ini dan perhatikan pertahanan! Mulai sekarang, kita akan mengubah taktik kita untuk fokus pada bertahan dan serangan balik!"     

Setelah pertandingan kembali dilanjutkan, Barcelona meluncurkan serangkaian serangan ke wilayah Nottingham Forest. Mereka tahu bahwa, kalau mereka tidak buru-buru melakukannya, takkan ada peluang bagi mereka untuk memenangkan pertandingan.      

Nottingham Forest memberikan respon terhadap serangan Barcelona dengan jalan membuat pertahanan mereka lebih ketat dan berusaha menemukan peluang untuk menyerang lawan di titik lemah mereka.      

Kedua tim bermain seolah mereka telah melepaskan lini tengah lapangan. Barcelona terus mengoper bola panjang ke depan dan sama halnya dengan ini, bek Nottingham Forest juga mengoper bola panjang ke lini depan mereka. Bola terus beterbangan di udara.      

Barcelona berusaha menggunakan gaya bermain yang tidak mereka kuasai. Sementara operan-operan panjang semacam ini adalah keunggulan Nottingham Forest.      

Mitchell benar-benar kelelahan setelah mencetak gol terakhirnya. Dia bahkan tidak bisa berjalan keluar lapangan usai merayakan golnya karena kakinya terkilir. Oleh karena itu, Dunn menggantikannya dengan Ibisevic.      

Saat dia berjalan pincang ke pinggir lapangan dengan bantuan staf medis tim, para fans di stadion bangkit berdiri dan bertepuk tangan untuk memuji penampilannya.      

"Aaron Mitchell. Dia sudah mencetak dua gol di pertandingan ini. Kalau Nottingham Forest bisa mengalahkan Barcelona, dia adalah kontributor terbesar atas kemenangan mereka. Penampilannya di pertandingan ini bisa dikatakan sempurna. Media mungkin belum memberikan skor atas penampilannya tadi, tapi para fans di stadion sudah memberinya nilai 10 hari ini! Lihat saja semua fans yang bangkit berdiri di kursi mereka! Kerja bagus untuk Aaron Mitchell yang masih berusia 20 tahun!"     

Mitchell sama sekali tidak percaya bahwa adegan yang dibayangkannya kemarin malam benar-benar menjadi kenyataan.      

Dia mengangkat kepalanya untuk memandang ke arah tribun dan mengangkat kedua tangannya untuk berterima kasih pada para fans atas tepuk tangan mereka.      

Air mata menggenang di matanya. Saat itu, dia merasa bahwa dia adalah pria yang paling bahagia di seluruh dunia.      

"Kerja bagus, Aaron." Dunn berdiri di hadapannya dan menatapnya sambil tersenyum.      

Mitchell mengambil satu langkah kedepan dan memeluk Dunn.      

"Beristirahatlah. Semua orang sudah menunggu untuk memberimu pelukan." Dunn menepuk punggungnya dua kali dengan lembut.      

Mitchell melihat rekan-rekan setimnya di bangku cadangan mengedipkan mata ke arahnya. Seulas senyum terlihat di wajahnya yang lelah.      

Pemandangan di bangku cadangan Forest mungkin bisa menghangatkan hati seseorang, tapi pemandangan di lapangan justru akan membuat seseorang semakin bersemangat. Nottingham Forest dan Barcelona masih melakukan pertarungan sengit satu sama lain.      

Serangan Barcelona mungkin terlihat ganas, tapi semua itu tidak bisa menggoyahkan pertahanan Nottingham Forest sedikitpun. Mereka menyerang Forest dari segala arah, tapi serangan itu tidak memberikan hasil apapun. Sebaliknya, justru tim Forest-lah yang hampir mencetak gol lain berkat adanya kekosongan yang ditinggalkan pertahanan Barcelona setelah semua pemain mereka bergerak maju untuk menyerang. Kalau bukan karena ketidakberuntungan Forest dalam serangan mereka, skor pertandingan tidak akan tetap tiga-satu.      

Guardiola berdiri di pinggir lapangan dan menyaksikan jalannya pertandingan dengan gugup. Dia tampak marah setiap kali tim Forest melakukan serangan balik. Dia tidak bisa melakukan apa-apa lagi kecuali merasa marah.      

Barcelona harus menekan maju dan menyerang, dan karenanya wajar jika Forest berusaha untuk melakukan serangan balik. Para pemain Forest bukan orang bodoh. Disaat semua pemain Barcelona bergerak maju untuk menyerang, itu adalah peluang terbaik mereka untuk melakukan serangan balik. Bagaimana mungkin mereka tidak memanfaatkan peluang ini?     

Yang bisa dilakukan Guardiola hanyalah berdoa agar timnya berhasil mencetak gol dengan cepat. Mereka hanya membutuhkan satu gol untuk menghancurkan Forest...      

Sayangnya, Barcelona tidak berhasil mewujudkan keinginan mereka. Nottingham Forest sama sekali tidak memberikan peluang bagi mereka untuk mencetak gol.      

Lima menit telah berlalu sejak pertandingan dilanjutkan.      

Barcelona adalah tim yang membanggakan kecakapan serangannya, tapi saat ini mereka tertahan di luar kotak penalti Nottingham Forest dan hanya bisa berusaha menggunakan tembakan jarak jauh ke arah gawang.      

Para pemain Barcelona semakin gelisah menjelang akhir pertandingan. Para pemain dari kedua tim semakin sering terlibat dalam kontak fisik satu sama lain. Tapi, ada hal yang berbeda tentang bentrokan itu. Tampaknya ada setitik kemarahan dalam aksi para pemain setiap kali mereka berkontak fisik dengan pemain lawan.      

Bojan Krkic didorong jatuh oleh Wood saat dia berusaha mempertahankan bola di depan kotak penalti Forest.      

Para fans Barcelona mulai mencemooh untuk menunjukkan ketidaksenangan mereka terhadap aksi Wood dan para pemain Barcelona juga berhenti bermain. Mereka mengangkat tangan ke atas untuk mengisyaratkan bahwa Wood telah melakukan pelanggaran. Setiap pemain menantikan wasit meniup peluitnya – tapi wasit sama sekali tidak bereaksi!     

Nottingham Forest tidak peduli dengan apa yang dilakukan pemain Barcelona saat ini. Wood mengoper bola ke Lennon dan Lennon memulai serangan balik dengan menggiringnya ke depan.      

Aksi mereka membuat para pemain Barcelona kembali tersadar dan waspada. Yaya Toure bergerak maju ke arah Lennon dan melakukan tekel dari belakang!     

Lennon jatuh ke tanah dan berguling-guling sambil memegangi kakinya. Kelihatannya itu cedera yang serius.      

Kali ini, wasit meniup peluitnya. Dia memutuskan bahwa Barcelona telah melakukan pelanggaran!     

Tadinya, para pemain Barcelona ingin bergegas menghampiri wasit untuk mempertanyakan keputusannya yang tidak menganggap aksi Wood sebagai pelanggaran. Tapi, mereka segera mengubah target dan bergegas ke tempat dimana Yaya Toure melakukan pelanggaran terhadap Lennon.      

Itu karena, disana, Yaya Toure dan George Wood sudah meletakkan tangan mereka di kerah satu sama lain.      

"Ah! Lihat apa yang terjadi di lapangan! George Wood dan Yaya Toure berkelahi!"     

Sergio Busquets, yang tingginya mencapai 1.89 meter, berlari mendekat dan mendorong dada Wood. Tidak jelas apakah dia melakukan ini untuk menghentikan perkelahian atau untuk melampiaskan kekesalannya.      

"Lepaskan tanganmu darinya, kau k*parat!"     

Para pemain Forest tidak berniat untuk diam saja setelah melihat kapten mereka dipermalukan. Kompany membenturkan kepalanya ke arah Busquets, dan keduanya terlihat seperti dua banteng yang marah sedang berkelahi. Mata mereka merah, dan seolah ada nafas panas yang keluar dari lubang hidung mereka.      

"Apa kau mau mati? Dasar brengsek!" Kompany mengancam Busquets.      

"K*parat tak tahu malu!" Busquets tidak membalas dalam bahasa Inggris, melainkan dalam bahasa Catalan.      

Sebenarnya, para pemain Barcelona sudah merasa marah karena kondisi lapangan yang buruk. Perilaku mereka mulai kasar setelah Messi dikeluarkan dari lapangan karena cedera. Fakta bahwa tim mereka kini tertinggal satu gol hanya menambah kekesalan mereka.      

Selama ini, mereka mencari cara untuk melampiaskan kemarahan mereka dan sekarang mereka mendapatkannya. Nottingham Forest memberikan kesempatan untuk itu saat Wood diduga melakukan pelanggaran terhadap salah satu pemain mereka. Tidak satupun dari pemain Barcelona yang mau membiarkan peluang ini berlalu begitu saja.      

"Hey! Berhenti berkelahi!" teriak pemain Barcelona; tapi diam-diam mereka memukul Wood dari belakang.      

"Apa kalian hanya bisa bermain kasar setelah tahu kalian tidak bisa menang? Aku tidak takut pada kalian!"     

"Pisahkan mereka sekarang juga!"     

"Apa yang akan kaulakukan?"     

Para pemain kedua tim saling berteriak satu sama lain. Situasi saat itu benar-benar kacau.      

Para fans Forest di tribun mulai mencemooh para pemain Barcelona. Mereka bahkan melemparkan koin, pemantik dan obyek kecil lain ke dalam lapangan.      

Para petugas keamanan di tribun langsung waspada. Mereka khawatir fans yang lebih ekstrim akan bergegas turun dari tribun dan bergabung dengan kekacauan di lapangan.      

Itu akan buruk, pikir Dunn. Dia sama sekali tidak menduga situasinya jadi tak terkendali. Dia tertegun dan tidak tahu apa yang harus dilakukan.      

Kerslake adalah orang yang berteriak dari pinggir lapangan, "George! Kau adalah kapten! Tenangkan dirimu sekarang juga!"     

Tidak ada seorangpun di lapangan yang bisa mendengar apa yang dia teriakkan. Semua pemain merasa sangat marah dan yang ada di benak mereka hanyalah bagaimana caranya memberi lawan pelajaran.      

Gerard Pique dari Barcelona dan Jonathan Woodgate dari tim Forest adalah satu-satunya yang berkepala jernih. Mereka langsung melemparkan diri mereka ke dalam perkelahian yang terjadi dan berusaha untuk menarik mundur sebanyak mungkin pemain dari perkelahian itu.      

Wood tampak marah. Dia tidak mengucapkan sepatah kata pun dan hanya menatap tajam ke arah Yaya Toure. Kelihatannya dia sedang berusaha menemukan kesempatan untuk menahan dan menghajar Toure.      

Kalau Wood bisa menahan Toure, dia pasti akan memukul wajahnya.     

Pique juga tahu temperamen seperti apa yang dimiliki Wood. Dia sudah sering melihat Wood marah selama dia masih menjadi pemain Forest. Wood selalu menjadi orang pertama yang berada di hadapan lawannya kapanpun rekan setimnya dilanggar.      

Mungkin itulah caranya melindungi rekan setimnya, pikir Pique.      

Diantara kedua pembuat onar ini, dia memilih untuk berlari ke arah Wood lebih dulu. Dia melingkarkan lengannya ke sekeliling pinggang Wood dan menyeretnya menjauh dari Yaya Toure.      

"George! George!" teriaknya. "Kau harus menenangkan dirimu! Kau adalah kapten! Kau tidak boleh terlibat dalam perkelahian! Tenangkan dirimu!" dengan upaya keras, dia menyeret Wood menjauh dari kekacauan.      

Wood masih berusaha melepaskan diri dari pelukannya. Dia ingin bergegas kembali ke Toure untuk memberinya pelajaran.      

Sementara itu, Puyol adalah orang yang menjauhkan Toure. Dia juga melingkarkan lengannya di sekeliling pinggang Toure, sama seperti yang dilakukan Pique pada Wood.      

Baik Puyol dan Pique beranggapan bahwa Wood dan Toure akan berkelahi sampai mati kalau mereka melepaskan pegangan mereka.      

Twain memaki saat dia melihat apa yang terjadi di pinggir lapangan. Tapi, tidak satupun fans yang marah dan berada di dekatnya memahami apa yang dia katakan, karena dia memaki dalam dialek Sichuan: "K*parat busuk!"     

Dia tidak memaki para pemain Barcelona. Dia memaki timnya sendiri.      

Wajah John dan Bill memerah karena marah. Mereka terus berteriak dan mencemooh para pemain Barcelona sekuat tenaga.      

Twain berharap dia berada di area teknis daripada di tribun. Kalau dia ada dibawah sana, dia akan bergegas berlari ke lapangan dan menghentikan perkelahian antar pemain itu.      

Nottingham Forest adalah tim yang memiliki peluang besar untuk lolos ke putaran berikutnya. Hal yang bijak untuk dilakukan di saat-saat seperti ini adalah membuat gusar para pemain Barcelona dan membiarkan pemain lawan dihukum dengan kartu kuning karena melakukan pelanggaran.      

Forest seharusnya tidak ikut gusar! pikir Twain. Apa yang dilakukan Dunn dan David? Pepe tidak bisa bermain di pertandingan berikutnya! Bagaimana kita bisa bermain di semifinal kalau satu pemain kita kembali mendapatkan kartu kuning dan diskors? T*hi, apa kalian semua sedang minum obat atau apa? Kenapa kalian semua sangat gusar?     

Wasit terus menerus meniup peluitnya untuk mengisyaratkan agar semua orang tetap tenang. Konflik ini kadang akan kembali memanas saat semuanya terlihat sudah terkendali; tapi pada akhirnya, para pemain bisa menenangkan diri mereka dan berhenti berkelahi. Meski begitu, baik Wood dan Toure masih harus dijaga oleh pemain lain, karena tatapan di wajah mereka menunjukkan bahwa mereka masih belum siap untuk meninggalkan perkelahian begitu saja.      

Selama konfrontasi antar pemain, staf medis Forest sudah berlari memasuki lapangan untuk melakukan perawatan pada Lennon.      

Setelah situasinya sudah benar-benar terkendali, wasit memanggil Toure dan Wood ke hadapannya. Kedua pemain itu masih menunjukkan tatapan permusuhan saat berdiri berdampingan, tapi mereka tidak berkelahi di depan wasit.      

Wasit merogoh kartu dari sakunya. Lalu, dia menunjukkan kartu merah kepada Yaya Toure atas tekel belakangnya yang berbahaya.      

Toure memprotes keputusan wasit: "Kenapa kau tidak menghukum pemain mereka karena melakukan pelanggaran terhadap kami?"     

Wasit tidak menggubrisnya. Dia menoleh dan menunjukkan kartu merah pada Wood!     

Wood sudah tahu dia akan mendapatkan kartu merah. Dia sudah berjalan ke pinggir lapangan sebelum wasit menunjukkan kartu itu padanya.      

Para fans di tribun memberinya tepuk tangan saat dia berjalan keluar lapangan. Mereka menganggapnya sebagai pahlawan yang membela rekan setimnya.      

Dia membantu kami melampiaskan kemarahan pada para pemain Barcelona itu! pikir mereka.      

Kerslake mengejar Wood setelah dia melihatnya meninggalkan lapangan. Secara pribadi, dia menemaninya berjalan kembali ke ruang ganti karena dia khawatir Wood akan kembali berkelahi dengan Toure diluar lapangan.      

Dalam perjalanan ke ruang ganti, Kerslake menepuk kepala Wood untuk menegurnya karena bersikap begitu gegabah. Manajer jelas melihat berbagai hal dari perspektif yang berbeda dibandingkan dengan para fans.      

Dunn menundukkan kepala di tempatnya berdiri di pinggir lapangan. Dia tidak tahu ekspresi seperti apa yang harus ditunjukkannya setelah melihat semua yang terjadi.      

Guardiola, disisi lain, merasa sangat marah dengan keputusan wasit. Dia merasa bahwa keputusan itu bias terhadap timnya dan bahwa mereka telah diperlakukan dengan tidak adil.      

Dia menghadapi ofisial keempat dan bertanya padanya: "Kenapa tim mereka tidak mendapatkan hukuman atas pelanggaran yang mereka lakukan terhadap pemain kami? Kenapa kami satu-satunya yang dihukum? Dan kami bahkan mendapatkan kartu merah karenanya! Kenapa hanya satu pemain yang dihukum dari tim mereka? Bagaimana dengan Kompany?"     

Dia segera tahu kenapa Yaya Toure harus diberi kartu merah, dan kenapa George Wood tampak sangat marah.      

Aaron Lennon dibawa keluar lapangan dengan tandu. Dia cedera serius, dan tidak akan bisa terus bermain di pertandingan. Gary Fleming, dokter medis Forest, memberikan isyarat kepada manajer untuk melakukan pergantian pemain sambil berjalan keluar lapangan disamping tandu Lennon.      

"Itu tadi pelanggaran yang buruk. Wasit membuat keputusan yang tepat dengan memberikan kartu merah pada Toure!" kata komentator Inggris dengan marah.      

"Pertandingan ini benar-benar... mengerikan." Terdengar sedikit ketidakberdayaan dalam suara komentator Catalan. Dia tahu pertandingan sudah berakhir untuk Barcelona. Mereka tidak akan lolos ke putaran berikutnya.      

Wood dan Toure sama-sama dihukum dengan kartu merah atas aksi mereka. Kompany dan Busquets juga mendapatkan kartu kuning karena keterlibatan mereka. Banyak pemain lain juga diberi peringatan verbal.     

Seluruh konfrontasi ini berlangsung selama lima menit. Ketika akhirnya situasi sudah terkendali, pertandingan sudah mencapai menit ke-90 dan sudah hampir memasuki perpanjangan waktu.      

Ofisial keempat berhasil melepaskan diri dari Guardiola dengan sedikit upaya. Dia mengangkat papan yang menunjukkan jumlah perpanjangan waktu yang akan ditambahkan ke dalam pertandingan:     

Sembilan menit!     

Suara cemoohan yang memekakkan telinga kembali terdengar di stadion City Ground.      

"Kenapa kau tidak sekalian saja menambahkan 45 menit ke dalam pertandingan? Wasit busuk!" para fans Forest memaki keputusan wasit dari tribun.      

"Konfrontasi yang terjadi barusan menghabiskan waktu lima menit. Itulah sebabnya mengapa waktu tambahan yang diberikan lebih panjang dari biasanya... Apa masih ada peluang bagi Barcelona untuk memenangkan pertandingan?"     

Tapi tidak ada peluang.      

Dunn memasukkan Rafinha ke lapangan untuk menggantikan Lennon yang cedera dan dia juga menurunkan Nicolas Nkoulou untuk bermain sebagai bek tengah.      

Dengan adanya Nkoulou, pertahanan Forest kini terdiri atas lima pemain. Ini seperti rantai besi yang besar dan sepenuhnya menutup gawang Akinfeev.      

Para pemain Barcelona menunjukkan dampak dari konfrontasi sebelumnya. Emosi dan gerakan mereka kacau, dan mereka tidak bisa tampil dengan baik. Mereka memilih untuk mengirim umpan panjang ke lini depan dan bukannya menyusun serangan dari lini belakang.      

Suara cemoohan dari tribun berubah menjadi sorakan setelah wasit meniup peluit yang menandakan akhir pertandingan.      

Semua fans Forest merayakan kemenangan mereka. Mereka berhasil menang atas Barcelona dengan skor tiga-satu di kandang. Mereka tidak hanya membalaskan dendam pada tim lawan dengan kemenangan ini, tapi seolah membuktikan bahwa Nottingham Forest, yang pernah menjadi dua kali juara bertahan Liga Champions, masih merupakan tim yang kuat.      

"Pertandingan berakhir! Nottingham Forest baru saja mengeliminasi juara bertahan 2009-2010, Barcelona, setelah mengeliminasi juara 2008-2009, Inter Milan! Kedua tim ini adalah juara Liga Champions selama Nottingham Forest gagal mencapai puncak Liga Champions! Mereka telah mengeliminasi kedua tim pemenang itu... Nottingham Forest benar-benar 'Pembunuh Juara!' Tony Twain berkata di awal musim bahwa kita bisa tahu seberapa bagus sebuah tim juara dengan membiarkan mereka bermain melawan Nottingham Forest! Timnya jelas-jelas menunjukkan kemampuan mereka!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.