Mahakarya Sang Pemenang

Siapa Gerangan Bocah Ini?



Siapa Gerangan Bocah Ini?

"Sekarang Barcelona memimpin dalam skor total! Dan yang lebih penting lagi, mereka juga punya gol tandang! Bagaimana Nottingham Forest akan melawan balik? Tony Twain tidak berada di area teknis. Dia selalu yang terbaik dalam beradaptasi dengan perubahan situasi..."     

Kekhawatiran komentator ini juga menjadi kekhawatiran para fans Nottingham Forest. John, Bill dan yang lainnya di dekat Tony menoleh ke arahnya seolah-olah mereka ingin dia mengambil sebuah keputusan.      

Mereka sama sekali tidak mengira Twain akan memandang mereka dan tertawa, "Kenapa kalian semua melihatku seperti itu? Aku tidak berada di pinggir lapangan."     

"Kau bisa menggunakan mulut kami, Tony." kata John, menunjuk ke mulutnya.      

Twain menggelengkan kepalanya dan berkata, "Sebelum pertandingan ini kami sudah memperhitungkan semua hal yang mungkin terjadi, termasuk, tentu saja, kebobolan gol, meski kemungkinannya kecil... Kelihatannya semangat juang Pique sedang tinggi..."     

"Jadi, apa kau bisa memikirkan cara untuk membalasnya?" Bill yang tidak sabaran bertanya.      

"Tidak," Twain masih menggelengkan kepalanya.      

"Tony..."     

"Haha!" Twain tertawa, "Sebenarnya, Barcelona cukup beruntung dengan gol barusan. Mereka tidak mendapatkan kendali permainan. Selain tendangan sudut, mereka tidak punya peluang untuk mengancam gawang kita. Jadi, terkait penyesuaian apapun yang harus kita buat, kita hanya harus mempertahankan irama serangan kita. Kelemahan pertahanan Barcelona tidak akan membaik meski mereka mencetak gol barusan itu. Jadi, aku tidak terlalu cemas..."     

'Tapi kita harus mencetak dua gol lagi kalau kita ingin langsung lolos, Tony..."     

"Apa mencetak dua gol akan sulit?" Twain balas bertanya.      

Dia membuat semua orang tertegun dengan pertanyaan itu. Dua gol sangatlah sulit, tapi kenapa Tony Twain tampak sangat percaya diri?     

Twain tidak lagi menjelaskan. Dia ingin menonton pertandingan sekarang.      

※※※     

Sebenarnya, Barcelona masih bersemangat tinggi usai melakukan gol itu dan mengepung gawang Nottingham Forest selama beberapa waktu. Tapi, mereka tidak mendapatkan peluang yang bagus mengingat kondisi lapangan yang buruk dan juga pertahanan Nottingham Forest. Gol mereka tadi adalah kebetulan belaka, sama seperti yang dikatakan Twain.      

Tidak lama setelahnya, Nottingham Forest memukul mundur Barcelona. Saat ini, dengan pertandingan masih tersisa dua puluh lima menit, mereka perlu mencetak gol untuk memastikan mereka tidak tereliminasi usai pertandingan ini. Untuk bisa langsung lolos ke putaran berikutnya, mereka harus mencetak setidaknya dua gol.      

Ini mungkin merupakan tugas yang mustahil bagi tim biasa yang melawan Barcelona. Tapi bagi Nottingham Forest, tidak ada yang mustahil.      

Mereka punya semua yang dibutuhkan. Mereka tidak punya alasan untuk kalah dalam pertandingan ini!     

Setelah menonton sejenak, Twain berkata pada orang-orang disampingnya di tribun, "Biarkan saja mereka menekan terus ke depan, kekuatan Barcelona sudah habis."     

Sesuai dengan ini, tribun utara meledak dengan suara nyanyian, "Forest, Forest, maju terus! Barcelona sudah habis! Forest, Forest, tekan terus! Barcelona sudah tamat!"     

Mereka menyanyikannya berulang-ulang. Para pemain Nottingham Forest tahu bahwa suara nyanyian itu berasal dari tribun utara dan mereka tahu siapa yang memicunya...      

Saat dua bek belakang, Joe Mattock dan Nkoulou bergerak maju dengan berani, suara nyanyian itu akhirnya menghilang.      

Twain melakukan tos dengan orang-orang di sekelilingnya dan berterima kasih atas bantuan mereka. "Bagus sekali, guys!"     

※※※     

Serangan gencar Nottingham Forest sangat menyibukkan Barcelona sampai-sampai mereka tidak punya waktu untuk balas menyerang. Mungkin mereka menganggap lebih baik bertahan hingga pertandingan berakhir di bawah situasi ini. Dengan begini, mereka bisa mengeliminasi Nottingham Forest dengan skor total 3:2 untuk bisa maju ke semifinal.      

Tidak lama kemudian, Nottingham Forest mendapatkan tendangan bebas di zona berbahaya. Para pemain Barcelona merasa gugup karena mereka tahu bahwa bola mati adalah kunci dalam pertandingan ini. Karenanya, dinding manusia dengan sengaja dibentuk dekat dengan bola. Saat wasit tidak memperhatikan mereka, mereka mengambil langkah-langkah kecil untuk maju ke depan.      

Twain mengerutkan kening di tribun dan berkata, "Mereka seharusnya menempatkan dinding manusia di depan bola!"     

Kali ini tanpa menunggu instruksi darinya, para fans di tribun utara mulai berseru dengan serempak, "Dinding manusia terlalu dekat! Dinding manusia terlalu dekat!"     

Entah wasit bisa memahaminya atau tidak, mereka berusaha membuat suara yang berbeda. Teriakan itu disertai sejumlah besar cemoohan.      

Para pemain Nottingham Forest juga menyadari trik Barcelona. Mereka mencoba mendapatkan perhatian wasit dan mengisyaratkan padanya untuk melihat posisi dinding manusia Barcelona – mereka telah bergeser maju sekitar satu meter dari tempat semula...      

Wasit berbalik dan mengisyaratkan agar dinding manusia Barcelona kembali mundur ke belakang. Para pemain Barcelona menyeret kaki mereka dan enggan bergerak mundur. Mereka bahkan bersikeras bahwa mereka sudah berada di posisi yang tepat.      

Wasit tahu tidak ada gunanya berusaha menggunakan kata-kata. Dia harus membuktikan bahwa dinding manusia Barcelona tidak cukup jauh, jadi dia mulai berjalan dari titik tendangan ke dinding manusia. Satu langkah sama dengan satu yard. Jarak tendangan bebas standar seharusnya sepuluh yard (9.15 meter) dari dinding manusia, yang berarti sekitar sepuluh langkah.      

Saat dia mulai melangkah, Twain dan para fans lain di tribun utara mulai menghitung bersama-sama untuk pemain Barcelona yang tidak mengenal angka:     

"Satu! Dua! Tiga! Empat!"     

Sejalan dengan hitungan itu, semakin banyak fans yang bergabung. Selama beberapa waktu, suara menghitung yang menggelegar terdengar keras di stadion City Ground.      

"... Lima! Enam! Tujuh!"     

Para pemain Barcelona mulai terlihat sedikit cemas. Meski mereka tidak memahami bahasa Inggris, mereka masih mengerti apa artinya "Satu Dua Tiga".      

Sebelum wasit bisa mencapai tempat mereka, satu persatu mereka mulai bergerak mundur.      

Wasit juga tampak senang. Meski dinding manusia Barcelona bergerak mundur, dia tidak berhenti disana, melainkan terus berjalan. Jadi, para fans Nottingham Forest di tribun mengikutinya dan bertekad untuk terus mempermalukan Barcelona.      

"Delapan! Sembilan! Sepuluh – !"     

Setelah menghitung sampai "Sepuluh", suara sorakan yang keras terdengar di tribun. Para fans Forest merayakan kemenangan mereka atas Barcelona untuk kali ini. Bahkan komentator juga ikut tertawa melihat pemandangan ini.      

Pada akhirnya, wasit berdiri di posisi yang bertepatan dengan posisi dinding manusia Barcelona. Lalu dia berjalan kembali untuk mengisyaratkan agar tim Forest bersiap melakukan tendangan bebas.      

Tendangan bebas Bentley berhasil melewati dinding manusia dan langsung menuju ke sudut atas gawang, yang cukup mengancam! Sayangnya, Valdes melompat maju dan mengubahnya menjadi tendangan sudut.      

Dari luar lapangan, Kerslake melambaikan tangannya untuk mengisyaratkan pada Woodgate dan Kompany agar mereka bergerak maju. Sebagai bek belakang dengan tinggi badan 1.88 meter, Nkoulou juga ikut berdesakan di depan gawang dan mempersiapkan diri untuk melakukan sundulan. Joe Mattock adalah yang paling pendek di lini pertahanan belakang, jadi dia mundur ke dekat lingkaran tengah untuk bertahan.      

Setelah tendangan sudut Nottingham Forest dilakukan, Nkoulou menerima bola. Tapi sundulan kepalanya sedikit menyimpang akibat adanya gangguan. Bola itu menyerempet tiang gawang dan memantul keluar, membuat semua orang-orang Barcelona terkesiap.      

※※※     

"Barcelona telah sepenuhnya mundur untuk bertahan, membiarkan Nottingham Forest mengoper bolanya bolak balik di depan kotak penalti kita. Ini hal yang berbahaya... Aku sama sekali tidak mengerti kenapa Guardiola melakukan ini!" komentator Catalan merasa tidak puas dengan situasi ini. Barcelona bermain dengan sangat menyedihkan sehingga membuat malu orang-orang Catalan.      

Tapi dia adalah seseorang yang hanya bisa mengomentari dari kursinya. Kalau dia yang bermain di lapangan, dia akan menyadari keputusasaan Guardiola dalam melakukan ini.      

Para pemain Barcelona tidak bisa melakukan serangan yang efektif di lapangan seperti ini. Kalau mereka mengandalkan kemampuan individu pemain bintang, mereka akan terjebak di tengah pertahanan kolektif tim Forest. Kalau mereka bisa mempertahankan keunggulan satu gol yang mereka punya, kenapa tidak?     

Saat pertandingan memasuki menit ke-tujuh puluh, Guardiola melihat arlojinya. Tinggal dua puluh menit menuju kemenangan.      

Nottingham Forest kembali menyerang, dengan para fans Forest di tribun bernyanyi, "Kita harus mencetak gol! Kita harus mencetak gol! Kami tidak puas, cepat cetak gol supaya kami puas!!"     

Saat Bentley menerima bola di sayap, dia berjarak sekitar dua belas meter dari kotak penalti dan terlihat tidak mengancam, jadi Lahm tidak bergegas mengejarnya, karena dia ingin menjaga Agbonlahor agar tidak bergerak secara diagonal di belakangnya. Yaya Toure dan lainnya juga memperhatikan Tiago dan George Wood. Pendek kata, tidak ada yang menganggap bahwa Bentley, yang masih jauh dari kotak penalti, adalah sebuah ancaman. Kalau dia akan bergerak menyilang dari garis akhir, dia akan berhadapan dengan Lahm. Kalau dia mengoper bola, Yaya Toure berdiri berjaga di tengah.      

Bentley, disisi lain, memilih satu cara yang tidak dipikirkan oleh orang lain dalam menciptakan ancaman – dia mengayunkan kakinya di tempat dan langsung mengumpan bola dari dekat lini tengah ke kotak penalti!     

Tahu bahwa pemain yang paling jauh di lini depan saat ini adalah Aaron Mitchell, yang masih berada di luar kotak penalti, apa gunanya dia mengoper kesana?     

Bola itu tidak dioper ke depan gawang. Sebenarnya, jarak bola dari gawang masih sama lebarnya seperti kotak penalti....      

Aaron Mitchell berlari kencang saat Bentley mengoper dan Pique menempel di belakangnya. Kali ini, berkat operan mendadak Bentley, Puyol tidak bisa mengikutinya tepat waktu. Dengan hanya Pique yang menjaganya, Mitchell merasa percaya diri bisa memenangkan sundulan melawan rivalnya itu.      

Tapi apa yang terjadi kalau dia memenangkan sundulan itu? Tidak ada rekan setim di dekatnya yang bisa menerimanya... Pique mulai fokus bertahan di titik jatuh kedua.. Dia mengamati sekeliling sesaat. Agbonlahor, yang paling dekat dengan Mitchell, berada di sisi kanan. Apa dia akan menyundul bola ke atas?     

Setelah sering berkutat dengannya, Pique percaya bahwa pria jangkung ini bisa melakukannya karena sundulannya benar-benar kuat.      

Sayangnya, dia salah.     

Saat Mitchell menolehkan kepalanya kebelakang untuk mengkonfirmasikan arah bola, dia melirik sekilas situasi di sekelilingnya dan menemukan bahwa tidak ada bek Barcelona di depannya, kecuali kiper, Valdes. Mungkin ini adalah waktu yang tepat untuk menembak?     

Apa ini terlalu jauh? Aku tidak tahu dimana aku berada sekarang! Aku hanya melihat gawang yang terbuka lebar, dan kipernya berdiri agak di depan...      

Mitchell, yang sudah memutuskan untuk menembak, melompat tinggi setelah berlari cepat. Dia membuka lengannya seperti seorang atlit paralayang dan memblokir Pique di belakangnya sehingga tidak ada seorangpun yang bisa mengganggunya...      

"Sundulan Mitchell... Apakah ini tembakan ke gawang?"     

Komentator tidak bisa mempercayainya. Posisi Mitchell saat ini masih berada diluar kotak penalti. Dia tepat berada di bagian atas lengkung penalti.      

Mitchell melompat sangat tinggi dan bahkan punya waktu untuk menyesuaikan postur tubuhnya di udara untuk memposisikan dirinya dalam menghadapi bola yang menuju ke arahnya. Lalu dia memberikan sundulan kuat dengan kepalanya. Bola itu membentuk garis lengkung di udara seperti tembakan yang dilakukan dengan tendangan lalu melewati Valdes yang berdiri agak di depan gawang dan melambung ke sudut terjauh gawang...      

Pique, yang berada di belakang Mitchell, tidak bisa mempercayai matanya --- Mitchell benar-benar memilih untuk menggunakan sundulan dari luar kotak penalti!     

Hal yang membuatnya lebih sulit dipercaya adalah... bola itu masuk!     

Valdes berdiri agak diluar selama Bentley mengoper bola. Dia ingin merebut bola itu tapi tidak menduga operan Bentley tadi sedikit melebar. Dia kembali setelah sempat maju ke kotak penalti. Dia tahu bola itu diarahkan pada Mitchell, tapi dia sama sekali tidak mengira Mitchell berani melakukan tembakan sundulan untuk mencetak gol dari jarak sejauh ini...      

Tanpa bisa merespon tepat waktu, dia buru-buru melompat. Tapi bagaimana dia bisa menghentikan bola itu?     

"Benar-benar gol yang indah! Luar biasa! Sebuah tembakan sundulan jarak jauh dari luar kotak penalti! Dari Aaron Mitchell --- ini adalah gol pertamanya musim ini! Ini juga gol resmi pertama yang dicetaknya untuk Nottingham Forest!"     

Kali ini giliran komentator Inggris untuk bersikap gila-gilaan. Barusan dia merasa kesal saat komentator Catalan memanjangkan suaranya disampingnya dan meneriakkan "GOOOOOL!" Kali ini, dia punya kesempatan untuk membalasnya. Mulutnya bergerak seperti senapan mesin Gatling, meluncurkan segala jenis kata-kata pujian.      

"Valdes benar-benar tertegun melihat gol seperti ini! Pique, pemain Barcelona yang tampil paling bagus di pertandingan ini, juga tertegun melihat gol seindah itu! Aku berani bertaruh dia pasti tidak menduga Mitchell akan memilih untuk menembak secara langsung! Benar-benar gagasan yang jenius! Mitchell sangat mempercayai kemampuan sundulannya, dan dia berhasil melakukannya! Selamat! Pemain berusia dua puluh tahun ini telah menarik Nottingham Forest dari tepi jurang! Ini jelas bukan penilaian sesaat dari Tony Twain yang membiarkannya memulai debutnya disini!"     

Mitchell menatap kosong saat dia melihat bola itu terbang masuk ke dalam gawang. Dia masih ragu apakah dia benar-benar mencetak gol...      

Saat dia mendengar suara sorakan yang memekakkan itu di telinganya, dia sadar bahwa dia tidak bermimpi --- kali ini dia tidak mengkhayal di kamar tidurnya. Meski dia berteriak sekuat tenaga, ayahnya tidak akan mendobrak masuk dan memarahinya.      

"GOOOOL! GOOOOL!! GOOOOOOOL -- !!" Dia sudah melatih aksinya berulang kali. Dia meraung dengan lengan terpentang lebar dan bergegas berlari ke arah kamera yang ada di dekat bendera sudut.      

"Dengan tinggi dua koma dua meter, sundulan yang luar biasa, lompatan yang tak tertandingi! Dimana Tony Twain menemukan raksasa ini? Dikatakan pula bahwa kemampuan larinya juga sangat bagus... Ini luar biasa! Kita melihat seorang master bola atas yang lain! Lihat saja golnya, siapa mengira dia pernah bermain sebagai kiper dan bek tengah delapan tahun yang lalu?"     

Aaron Mitchell sangatlah tak dikenal sehingga sebagian besar fans Forest tidak bisa langsung menyebut namanya. Mereka hanya bisa bernyanyi selama bersorak, "Nomer 9! Nomer! Nomer 9 kita master menyundul bola!"     

Ayah Mitchell sangat gembira di tribun sampai dia terus berteriak, "Itu putraku! Itu putraku! Aku ayahnya! Aku ayahnya! Hey! Nak, aku disini!"     

"Kau punya putra yang hebat!" Fans di sampingnya memeluk dan memberinya selamat. "Siapa namanya?"     

"Aaron! Aaron Mitchell! Hey, guys, ingatlah nama ini. Aku janji kalian akan menyerukannya di masa depan nanti."     

"Kuharap begitu, pak tua!"     

Tidak lama, suara teriakan di tribun berubah dari "Nomer 9! Nomer 9! Nomer 9 kita master menyundul bola!" menjadi "Aaron! Aaron! Master sundulan bola kita, Aaron!"     

Lalu para fans membuat sebuah lagu untuk si pencetak gol, dan tentu saja mereka yang mulai bernyanyi berasal dari tribun utara.      

"Aaron! Aaron Mitchell! Kalau kau tidak tahu namanya, kau ketinggalan jaman! Ketinggalan jaman!"     

※※※     

Saat dia melihat Mitchell menggunakan sundulannya untuk "menyekop" bola ke dalam gawang yang dijaga Valdes, Tony Twain yang memasukkannya ke dalam starting lineup, juga ikut berdiri dari kursinya dan bersorak bersama para fans di sekelilingnya dengan lengan terangkat tinggi. Melihat kesuksesan seorang pemain yang ditemukannya secara pribadi, rasa bangga itu tak terlukiskan.      

Kerslake, yang juga ikut merayakan di area teknis, menahan Dunn sejenak dan menggelengkan kepala sambil mengakui kesalahannya, "Tony memang punya mata yang tajam dalam mengenali pemain bagus. Untungnya aku tidak bertaruh dengannya waktu itu... Aaron melakukan pekerjaan yang bagus!"     

※※※     

Tidak seperti area teknis Nottingham Forest yang bersorak sorai, di kubu Barcelona, Guardiola yang baru saja mengambil botol air untuk minum, melemparkan botol itu sebelum dia mulai meminumnya.      

"Siapa gerangan bocah ini?!" Dia tidak bisa menahan diri untuk menyumpah.      

Dia sama sekali tidak mengira Nottingham Forest akan mencetak gol saat Bentley mengoperkan bolanya...      

Mereka bisa menyundul bola dari jarak yang jauh. Mereka terlalu beruntung!     

Manajer mengajukan pertanyaan dengan marah dan orang-orang disekelilingnya tidak bisa banyak membantu karena mereka juga tidak tahu siapa bocah itu...      

Tidak ada informasi tentang pemain itu di dalam informasi yang mereka miliki tentang Nottingham Forest. Seolah-olah dia turun dari langit, membawa hembusan angin bersamanya untuk meniup api harapan Barcelona hingga padam.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.