Mahakarya Sang Pemenang

Keenam di Liga



Keenam di Liga

0Pertandingan yang paling banyak dispekulasikan dalam liga saat ini jelas pertandingan derby Manchester dimana Manchester City akan menantang Manchester United dalam pertandingan tandang.      

Sebelum pertandingan ini, Manchester United mendapatkan dukungan semua fans Nottingham Forest karena kekalahan rival mereka akan memberikan peluang bagi Nottingham Forest dalam mengambil alih posisi Manchester City.      

Mourinho mendapatkan pertanyaan seperti ini dalam wawancara pra-pertandingan dan dia menjawabnya dengan angkuh dan arogan seperti biasanya.      

"Nottingham Forest? Apa hubungannya tim itu denganku? Ini adalah derby Manchester, bukan derby Nottingham... Tentu saja kami akan menang, tapi bukan untuk orang lain... Entah itu derby Manchester atau lainnya, kemenangan adalah hasil yang kukejar."     

Dia menolak menjawab pertanyaan tentang Nottingham Forest ataupun Tony Twain.      

Meski demikian, para fans Nottingham Forest masih akan mendukung Manchester United karena mereka sudah jelas tidak akan mendukung rival langsung mereka, Manchester City.      

Twain tidak mengekspresikan pendapat apapun tentang pertandingan ini pula. Sejak dia kembali ke tim, dia jarang mengekspresikan pendapatnya tentang orang lain secara terbuka, meski itu adalah rivalnya, Mourinho.      

Tapi, tidaklah realistis untuk mengatakan bahwa dia tidak memikirkan tentang pertandingan ini. Bagaimana mungkin dia tidak peduli dengan pertandingan yang akan mempengaruhi timnya?     

Hanya saja dia tidak punya waktu untuk peduli tentang pertandingan itu karena derby Manchester dan pertandingan Nottingham Forest berlangsung di waktu yang bersamaan.      

David Kerslake sedang duduk di kursi pelatih sambil mengenakan headphone. Dia menyalakan radio, mendengarkan kabar terakhir dari pertandingan yangn lain. Setelah ada berita baru, dia akan langsung memberitahu Twain.      

"Manchester City mencetak gol; mereka memimpin... K*parat! Apa yang dilakukan timnya Mourinho?"     

Seperti itulah keluhannya ketika dia mendengar berita Manchester City berhasil mencetak gol.      

Suara sorakan dari para fans Nottingham Forest juga berkurang.      

Twain meletakkan tangannya di pinggang. Dia berdiri di pinggir lapangan, tidak mengatakan apa-apa.      

Setelah tiga menit berlalu, kembali terdengar kabar. Kali ini, bahkan sebelum Kerslake mengungkapkan berita itu, ada suara sorakan yang terdengar dari tribun.      

Akhirnya, ada seulas senyum di wajah Twain.      

"Manchester United berhasil menyamakan kedudukan!" Kerslake berteriak penuh semangat pada Twain. Di lingkungan yang kacau ini, dia harus meninggikan suaranya untuk memastikan Twain bisa menangkap apa yang dia katakan.      

Itu hanya momen singkat yang diberikannya pada Manchester United; lalu Twain kembali memfokuskan perhatiannya ke lapangan. Nottingham Forest menantang West Ham dalam pertandingan tandang jadi ini juga bukan pertandingan yang mudah.      

Skor pertandingan saat ini adalah 0:0. Sekarang adalah sepuluh menit setelah dimulainya babak kedua, dan kedua kubu mengalami kebuntuan di lapangan. Para fans West Ham tampak senang dan berseru, "Meski Manchester City kalah, kalian takkan bisa menang! Mencoba pergi ke Eropa? Jangan mimpi!"     

Twain sudah bersiap untuk melakukan pergantian pemain, menggantikan Balotelli yang kelelahan dengan Agbonlahor, lalu membuat penyesuaian untuk menggeser Chen Jian ke peranan gelandang bertahan, sehingga memungkinkan Wood untuk sedikit maju.      

Karena Chen Jian menunjukkan penampilan yang luar biasa di paruh musim ini, lawannya sudah mempelajari dirinya. Dia telah sering dilanggar dalam pertandingan ini, jadi kenapa tidak membiarkannya mundur sedikit? Biarkan dia mengambil sedikit jarak dari bek lawan dan membuatnya bisa mengendalikan irama tim.      

Karakteristik Chen Jian dan Wood memang mirip, tapi dibawah arahan Twain, keduanya tidak saling bentrok meski diturunkan di lapangan pada waktu yang bersamaan. Justru sebaliknya, mereka bisa bergabung menjadi kekuatan ganda. Kalau yang satu dilanggar, maka yang lain bisa mengambil alih tugasnya dan terus memimpin serangan tim. Inilah kekuatan dari 'inti ganda'.      

Penyesuaian yang dilakukan Twain segera membuahkan hasil. Pertahanan West Ham yang sebelumnya diarahkan pada Chen Jian, kini diarahkan pada Wood. Meski gaya bermain keduanya memang mirip, ada perbedaan kemampuan diantara keduanya. Lawan mereka berhasil bertahan melawan Chen Jian tapi mungkin takkan semudah itu bertahan melawan Wood.      

Wood meluncurkan serangan mendadak disaat West Ham United masih belum menyesuaikan diri. Serangannya yang kuat melewati lini tengah berhasil mengacaukan lini pertahanan West Ham dimana dia kemudian mengoper bolanya ke Agbonlahor yang baru saja diturunkan beberapa menit yang lalu. Agbonlahor menerobos ke area penalti dan menembakkan bola ke gawang. Kiper West Ham melompat untuk menghalau bola dan berhasil memukulnya keluar, tapi ini memungkinkan Mitchell, yang datang dari sisi yang lain, memanfaatkan hal ini dan memasukkan bolanya dengan mudah ke dalam gawang.      

Saat itulah para fans Nottingham Forest di tribun bersorak lebih keras dibandingkan dengan sorakan yang mereka berikan pada Manchester United barusan. Orang-orang di bangku pelatih menghembuskan nafas panjang karena lega. Tim Tony Twain akan bermain dengan baik setelah mereka berhasil memimpin jadi mereka tidak perlu khawatir tentang ini. Sekarang banyak orang memfokuskan perhatian mereka pada pertandingan di stadion yang lain sehingga mereka hanya perlu Manchester United untuk menang atas Manchester City sehingga membuat Nottingham Forest bisa mengambil alih posisi Manchester City usai pertandingan ini dan menjadi tim peringkat ke-6 di liga.      

Peringkat ini mengandung arti bahwa mereka akan bisa berpartisipasi dalam pertandingan Eropa musim depan.      

Dan Manchester City akan ditendang ke jurang yang dalam.      

Setelah Nottingham Forest berhasil memimpin, mereka benar-benar mengontrol jalannya pertandingan. Tim tuan rumah, West Ham, ingin menyamakan kedudukan tapi mereka takut bergerak maju untuk menyerang, khawatir mereka hanya akan memberi kesempatan bagi Forest untuk mencetak gol yang lain. Komentator pertandingan ini menghela nafas panjang; pertandingan ini mencapai kebuntuan lebih awal dari yang diduganya.      

Di lapangan yang lain, pertandingan telah memasuki fase yang paling menarik.      

Derby sekota antara Manchester United dan Manchester City, setelah kepergian Ferguson, telah kehilangan banyak daya tariknya. Dengan kedatangan Mourinho, kedua kubu kembali saling serang tanpa ampun. Mustahil bagi Mourinho, dengan mulut besarnya, untuk bisa menahan diri dari menyinggung perasaan orang lain. Bersama makna dibalik derby ini, daya tarik pertandingan mencapai puncaknya setelah Manchester United berhasil menyamakan kedudukan, dan pertandingan mulai bergerak ke arah yang berbeda.      

Pertama, seorang pemain Manchester City melakukan tekel luncur terhadap striker Manchester United, membuatnya terjatuh ke tanah. Ini menghasilkan kartu kuning diberikan kepada si pelanggar. Setelah itu, seorang pemain Manchester United melakukan tekel balasan kepada pemain Manchester City, tapi dia hanya diberi peringatan lisan, yang menimbulkan ketidakpuasan diantara para pemain Manchester City.      

Selanjutnya, kedua belah pihak mulai bermain kasar di lapangan, saling melakukan tekel luncur dan melakukan aksi-aksi yang tidak pantas untuk mendapatkan bola. Wasit pertandingan harus sering meniup peluitnya dan memberikan kartu.      

Di menit ke-77, para pemain kedua kubu akhirnya saling bentrok.      

Pada saat itu, gelandang Manchester United mengoper bola ke belakangnya dan kiper Manchester City, Josh Connor, bergegas maju untuk menghalau bola, tapi Rooney, veteran berusia 32 tahun, juga berkepala panas. Dia tidak menahan diri dan menyerbu ke arah Connor dengan ganas.      

Ini akan jadi semakin menarik.      

Connor meringkuk kesakitan di tanah, sementara Rooney tidak berniat untuk minta maaf saat dia bangkit berdiri, menepuk-nepuk pantatnya dan baru akan pergi begitu saja.     

Dia segera dikelilingi para pemain Manchester City yang marah karena melihat kapten mereka kesakitan. Para pemain Manchester United ikut bergerak maju, dan kedua tim saling dorong dengan agresif.      

Peluit wasit tidak bisa menenangkan mereka dan pada akhirnya, para pelatih dari kedua tim harus memasuki lapangan untuk memisahkan para pemain.      

Menghadapi situasi ini, kalau wasit hanya memberikan peringatan lisan, itu akan menciptakan lebih banyak kekacauan di lapangan.      

Situasi khusus membutuhkan penanganan khusus pula.      

Jadi wasit mengangkat tangannya dan memberikan satu kartu merah kepada Manchester City dan dua kartu merah kepada Manchester United, salah satunya adalah untuk Rooney yang memulai semua kekacauan ini.      

Keputusan wasit ini jelas membuat kesal Mourinho, yang meraung marah dari pinggir lapangan, menuduhnya bersikap tidak adil. Kalau bukan karena asisten manajernya yang segera menariknya mundur, dia mungkin akan dikirim ke tribun oleh wasit.      

Manajer Manchester City, Mark Brown, juga sama marahnya. Dia menganggap timnya adalah korban dalam situasi ini, jadi kenapa dia harus mengusir satu pemainnya?     

Bentrokan antara kedua tim, yang terjadi di lapangan hingga kursi pelatih, adalah bagian integral dalam pertandingan. Kalau tidak ada adegan yang agresif dalam derby sekota, pertandingan itu akan mudah dilupakan oleh semua orang.      

※※※     

Berita tentang konflik antara Manchester City dan Manchester United, termasuk kedua kubu yang harus mengusir pemain mereka, segera diberitahukan pada Twain.      

Ekspresi gembira Kerslake tercermin pada wajah semua orang dan seperti halnya dirinya, mereka semua senang mendengar berita ini.      

Skenario terbaik adalah Manchester United menang atas Manchester City, tapi setelah kedua kubu melalui pertarungan yang keras dan menghabiskan stamina mereka, Manchester United menderita sejumlah cedera demi memperoleh kemenangan yang menyedihkan ini. Nantinya, Nottingham Forest akan bisa memanfaatkan situasi ini.      

Sekarang semuanya bergerak ke arah "skenario terbaik" yang telah mereka bayangkan.      

Senyum mengembang di wajah Twain. Sudah jelas bahwa inilah konsekuensi yang diinginkannya.      

Dia tidak khawatir tentang Manchester United kalah di kandang melawan Manchester City.      

Di pertandingannya sendiri, dia meminta timnya meningkatkan serangan. Keunggulan satu gol adalah skor yang paling tidak meyakinkan di dunia ini.      

Serangkaian serangan Nottingham Forest akhirnya terbayarkan. Tembakan jarak jauh Wood berhasil menjebol gawang West Ham United, dimana Nottingham Forest memimpin 2-0 di kandang. Dengan kurang dari sepuluh menit tersisa, sudah jelas Nottingham Forest akan menaklukkan pertandingan ini dengan sebuah kemenangan.      

Tapi di lapangan yang lain, jalannya pertandingan jadi jauh lebih berbahaya.      

Di stadion Old Trafford, serangan Manchester United tidak seperti yang seharusnya karena mereka harus mengeluarkan dua orang pemain. Aksi Manchester City semakin agresif karena mereka menganggap diri mereka sebagai korban dari perlakuan tidak adil. Mereka berhasil menekan Manchester United hingga kotak penalti.      

Mourinho merasa kesal dan dia membuat pergantian pemain. Daripada meningkatkan kekuatan pertahanan, dia menggantikan bek dengan striker, memastikan tetap ada dua pemain di lini depan. Melalui pergantian pemain ini, dia ingin mengekspresikan ambisinya terhadap tim Manchester yang lain – kita harus menang!     

Lalu semangat para pemain Manchester United kembali pulih. Potensi mereka seharusnya menekan Manchester City dan mereka juga bermain di kandang sendiri. Perlahan, mereka berhasil mengambil alih situasi.      

Saat pertandingan memasuki perpanjangan waktu, Manchester United menyerang kotak penalti Manchesteer City dengan koordinasi tim yang indah di lini depan. Lee Barnet, yang menggiring bola, ditekel hingga jatuh oleh kapten Manchester City, Richards. Wasit langsung menghadiahkan tendangan penalti tanpa ragu-ragu.      

Tendangan penalti itu seperti hukuman mati bagi Manchester City, karena diberikan selama perpanjangan waktu. Takkan ada waktu yang tersisa bagi mereka untuk menyamakan skor.      

Para pemain Manchester City mengerumuni wasit untuk waktu lama dan memprotes, tapi tidak ada gunanya. Wasit merasa mengusir satu pemain dari Manchester City dan dua pemain dari Manchester United tidak terlihat bagus karena ini adalah pertandingan kandang, jadi sebuah keseimbangan akan diperlukan. Tekel yang dilakukan Barnet tadi adalah sesuatu yang tidak bisa diabaikan olehnya begitu saja.      

Dengan begini, Manchester United memenangkan derby Manchester di kandang dengan tendangan penalti yang kontroversial ini, mengalahkan Manchester City dan mengukuhkan posisi mereka di puncak klasemen liga.      

Pada saat kabar itu mencapai telinga Twain, dia dan timnya sudah berada di ruang ganti. Kabar itu membuat seluruh tim bersorak merayakan. Semua orang tahu mereka telah berhasil mengusir Manchester City dan menempati peringkat ke-6 di klasemen liga. Mereka hanya perlu mengamankan posisi ini dalam dua pertandingan perikutnya, yang akan memungkinkan mereka untuk berpartisipasi dalam turnamen Eropa musim depan.      

Para pemain yang penuh semangat itu tidak hanya bersorak senang, mereka masih ingin terus merayakan, tapi rencana mereka itu segera dihentikan oleh isyarat tangan Twain.      

"Masih ada dua putaran tersisa di liga, kita masih punya satu pertandingan tandang dan satu pertandingan kandang melawan Manchester United. Kalau kalian mulai merayakan sekarang, kalian mungkin akan menangis usai pertandingan terakhir."     

Twain mengatakan itu dengan nada dingin.      

Tiba-tiba saja, suasana gembira di ruang ganti terhenti seketika.      

"Ingat, musim ini belum berakhir dan terlalu dini untuk merayakan. Dua pertandingan terakhir ini adalah kuncinya. Sudah waktunya untuk berlari sprint. Guys, kuharap kalian tidak mengecewakan tim sebelum kita semua mencapai garis finish. Kalau kalian ingin merayakan, tunggu sampai pertandingan melawan Manchester United berakhir."     

Setelah mengatakan itu, dia menjadi orang pertama yang berbalik dan melangkah keluar dari ruang ganti.      

Para pemain di ruang ganti terdiam sesaat sebelum akhirnya melangkah keluar satu persatu, menaiki bus, dan pergi dari sana.      

Kata-kata Twain tadi terasa seperti air dingin yang disiramkan ke tubuh mereka, tapi Twain tidak khawatir ini akan mempengaruhi semangat mereka. Kalau tim yang dilatihnya selama lebih dari setengah musim begitu rapuh sampai-sampai tidak bisa menerima kritik darinya, tidak ada gunanya bicara tentang kembali ke kancah Eropa.      

Nottingham Forest akan kembali ke turnamen Eropa musim depan, entah itu untuk Liga Champions atau Liga Eropa. Mereka hanya perlu tampil dalam daftar turnamen Eropa. Ini adalah hadiah terakhir yang ingin diberikan Twain pada Dunn.      

※※※     

Nottingham Forest dan Tony Twain sama-sama mendapatkan hasil yang mereka inginkan, tapi ada satu orang yang masih geram.      

"Kinerja wasit dalam pertandingan ini sangatlah buruk! Timku dianiaya, tidak ada yang harus dihukum, tapi pria yang berpakaian hitam harus dihukum!"     

Mourinho dengan marah mengkritik wasit di konferensi pers paska pertandingan. "Pria berpakaian hitam" yang disebutnya adalah wasit pertandingan.      

"Kami akan mengajukan keluhan terkait kinerja wasit di pertandingan ini."     

Seorang reporter bangkit berdiri dan mengajukan pertanyaan yang langsung mengubah Mourinho yang berapi-api menjadi sedingin es.      

"Apa Anda khawatir bahwa dua kartu merah ini akan mempengaruhi putaran terakhir Manchester United dalam melawan Nottingham Forest?"     

Mourinho, yang baru saja melecehkan wasit dengan marah, tidak langsung menjawab pertanyaan si reporter dengan nada suara yang sama. Dia hanya memandang reporter itu sesaat, lalu menjawab dengan suara tenang, "Aku tidak khawatir."     

Reporter itu ingin mengajukan pertanyaan lain, tapi Mourinho sudah menunjuk ke arah orang lain, dan topik pembicaraan kembali beralih ke konflik dalam pertandingan yang menjadi fokus perhatian semua orang.      

Reporter itu kembali duduk dengan sedikit enggan. Dia masih ingin bertanya tentang pertempuran yang akan datang antara Nottingham Forest dan Manchester United.      

Meski masih ada dua minggu tersisa sebelum pertandingan itu, si reporter merasa bahwa pertandingan diantara itu bisa dilewatkan. Pertempuran terakhir antara Tony Twain dan Mourinho, sekuel lanjutan yang akhirnya terjadi setelah bertahun-tahun, adalah tipe kisah menarik yang jauh lebih menghibur dibanding konflik apapun yang terjadi selama pertandingan ini.      

Bagaimana mungkin tidak ada yang melihat ini?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.