Mahakarya Sang Pemenang

Pensiun



Pensiun

0Fasal tidak membeberkan keputusan Shania yang ingin meninggalkan industri hiburan pada tanggal 10 Mei pada orang lain, tapi Shania masih menerima banyak perhatian dari media.      

Agen Shania tiba-tiba saja mengumumkan bahwa Shania menolak pekerjaan modeling dalam pagelaran busana yang akan diadakan di Paris, Tokyo, Shanghai dan New York dan bahwa dia bersedia mengkompensasi kerugian. Tapi, dia tidak mengatakan alasan mengapa Shania tiba-tiba saja menolak semua pekerjaan itu dan ini menimbulkan spekulasi di kalangan media.      

Beberapa orang percaya bahwa Shania menderita masalah kesehatan karena salah seorang sumber menyatakan dia melihat Shania pergi ke rumah sakit. Dugaan ini memang cukup dekat dengan kebenarannya. Satu-satunya masalah adalah mereka memikirkannya terlalu negatif. Ada pula orang-orang yang menduga bahwa Shania sedang tidak mood bekerja karena ada masalah dalam hubungannya dengan Twain. Dugaan itu sangat jauh dari kebenarannya. Shania dan Twain sudah dikenal sebagai pasangan yang saling mencintai, dan banyak yang menganggap keduanya sebagai contoh teladan. Boleh saja ada perbedaan usia sebesar 21 tahun diantara mereka berdua, tapi mereka tidak punya kesulitan dalam berkomunikasi atau saling memahami satu sama lain. Selain itu, tidak pernah ada berita atau laporan yang menunjukkan adanya masalah dalam hubungan Shania dan Twain sejauh ini.      

Sebagian besar dugaan tabloid itu tidaklah masuk akal. Mereka selalu berusaha memikirkan berbagai hal dalam cara yang negatif. Padahal mereka yang memiliki niat baik pasti bisa melihat apa yang sebenarnya terjadi.      

Twain jarang membaca majalah gosip. Salah satu alasannya adalah karena dia bukan penggemar selebriti manapun, dan karenanya dia tidak perlu membaca majalah seperti itu untuk mengetahui apa yang terjadi di dalam kehidupan idolanya. Alasan lainnya adalah dia menghabiskan sebagian besar waktunya pada sepakbola dan tidak tertarik pada berita-berita yang tidak ada hubungannya dengan olahraga.      

Tapi, dia harus membaca artikel terkait istrinya. Dia tidak mungkin kehilangan minat pada apa yang terjadi dengan istrinya, meski dia tahu bahwa dia bisa langsung bertanya padanya daripada membaca tentang apapun itu dalam sebuah majalah...      

Para pemain berkumpul bersama untuk mengobrol selama istirahat latihan. Sama halnya, para pelatih juga membentuk kelompok mereka sendiri dan mengobrol. Semua orang membahas beragam topik yang menarik bagi mereka. Para pelatih lebih suka bergosip dibandingkan para pemain, dan mereka mengobrol diantara mereka sendiri. Twain tidak pernah mengira bahwa pria-pria tua itu sangat suka bergosip. Mereka hampir seperti ibu-ibu rumah tangga yang kurang kerjaan.      

"Hey, Tony. Apa kau membaca edisi terbaru Time Out?"     

"Majalah hiburan? Kau tahu aku tidak membaca majalah seperti itu, David."     

"Kurasa kau harus membacanya. Apa kau memperhatikan ada sesuatu yang aneh dari istrimu belakangan ini?"     

Twain menganggap ucapan Kerslake itu sedikit aneh. Kenapa dia tiba-tiba saja peduli tentang istrinya?     

Tapi, Kerslake adalah pria yang telah bekerja bersamanya selama beberapa tahun. Dia pasti mengajukan pertanyaan itu demi kebaikan Twain sendiri.      

Twain mencoba mengingat-ingat perilaku istrinya beberapa hari belakangan ini. Dia tidak menemukan ada yang aneh. Dia akan selalu pulang ke rumah sambil tersenyum, dan semua sikapnya juga normal.      

Kerslake mengamati ekspresi Twain dari samping dan menyadari bahwa Twain memang benar-benar tidak tahu apa yang salah dengan Shania. Dia memutuskan untuk tidak menjelaskan apapun padanya, karena dia khawatir kata-katanya bisa mempengaruhi sesi latihan nanti. Twain seharusnya membeli majalah itu dan membacanya sendiri, pikirnya.      

Sesi latihan berakhir tidak lama setelahnya. Dalam perjalanan pulang ke rumah, Twain melewati sebuah kios majalah dan membeli salinan majalah yang sempat disinggung Kerslake. Time Out adalah sebuah majalah hiburan dan fashion yang cukup dikenal, dan karenanya tidak sulit baginya untuk membeli salinannya.      

Twain melihat nama istrinya di halaman depan dan menemukan artikel itu setelah dia melihat nomor halaman yang dituliskan di sampulnya.      

"Shania Twain mendadak menolak semua pekerjaannya yang akan datang dan menurut agennya, Fasal, dia juga tidak akan menerima pekerjaan baru. Ini membingungkan..."     

Twain mengerutkan kening setelah membaca artikel itu. Ini memang membingungkan, tapi dia bisa menebak alasan dibalik tindakan Shania ini...      

※※※     

Sang pengasuh sudah selesai menyiapkan makan malam, dan Shania menunggu kedatangan suaminya di ruang tengah.      

Twain pulang ke rumah tidak lama setelahnya. Tapi, hal pertama yang diberikan padanya bukanlah mantelnya, melainkan sebuah majalah fashion.      

"Tentang apa ini, Shania?"     

Twain membuka majalah itu ke halaman yang sudah ditandainya sebelumnya, menunjuk ke arah artikel.      

Shania melihat judul artikel itu dan segera tahu apa yang dibicarakan dalam artikel itu. Seulas senyum muncul di wajahnya saat dia memandang suaminya. "Aku sudah memutuskan untuk pensiun, Paman Tony."     

Jawabannya tidak mengejutkan bagi Twain, tapi dia masih bingung. "Kenapa kau mau pensiun? Apa ada masalah dengan pekerjaanmu?"     

"29 tahun sudah dianggap tua untuk seorang model. Aku tidak ingin melanjutkan pekerjaan itu lagi."     

"Kau bisa berakting dalam film..."     

"Kau tahu aku tidak punya bakat untuk itu, Paman Tony."     

Twain tidak bisa berkata-kata. Itu memang seperti yang dikatakan Shania. Dia tahu bahwa Shania tidak terlalu berbakat dalam berakting, dan dia pasti takkan bisa menjadi pemeran utama dalam film apapun tanpa bantuan atau rekomendasi teman-temannya. Tapi, dia tidak mungkin selalu mengandalkan teman-temannya selamanya. Dia juga bukan tipe orang yang ingin melakukan itu.      

"Tapi tetap saja... Kau tidak perlu pensiun. Apa yang kau pikirkan, Shania?"     

"Sebelum aku menjawab pertanyaan itu, aku punya pertanyaanku sendiri untukmu, Paman Tony. Kenapa kau memutuskan untuk pensiun di akhir musim ini?" Shania tersenyum dan menatap suaminya. Dia tidak peduli dengan ekspresi suram di wajah Twain.      

"Karena aku ingin menghabiskan lebih banyak waktuku bersamamu, tentu saja..." Twain langsung menjawabnya tanpa pikir panjang.      

"Dan jawabanku juga sama, Paman Tony." Shania senang karena suaminya telah masuk ke dalam perangkapnya. Dia melangkah maju dan memeluk Twain sebelum mengistirahatkan kepalanya di dada Twain.     

"Kau tidak perlu melakukan semua ini, Shania. Aku pensiun supaya aku bisa menghabiskan waktuku bersamamu, tapi kau bisa terus bekerja..."     

"Aku tidak tertarik dengan pekerjaanku saat ini. Aku hanya ingin tinggal di rumah dan menghabiskan waktuku bersamamu dan putri kita."     

Alasan yang diutarakan Shania memang masuk akal karena dia tidak pernah menikmati pekerjaannya sebagai seorang model. Dia memang tertarik untuk berakting dalam film, tapi sayangnya, dia tidak punya bakat untuk itu.      

Twain memeluk istrinya dan tidak tahu apa yang harus dia katakan. Keputusan Shania ini terlalu mendadak dan dia merasa sulit menerimanya.      

Dan, yang terpenting...      

"Kenapa kau tidak memberitahuku apa-apa sebelum ini?"     

Shania merasakan lengan Twain mempererat pelukannya. Dia tahu suaminya merasa sedikit terganggu karena dia tidak memberitahunya.      

"Aku tidak ingin mengganggumu karena kau sangat sibuk dengan pekerjaan. Sebenarnya, aku baru mengambil keputusan ini setelah membahasnya dengan Tn. Fasal dua hari yang lalu. Aku mencoba menemukan kesempatan yang bagus untuk berbicara denganmu tentang ini, tapi aku tidak menduga majalah hiburan sudah mendapatkan informasi tentang ini begitu cepat..."     

Penjelasan Shania memang masuk akal, dan Twain tidak menemukan ada yang salah dengan itu. Tapi, dia merasa ada hal lain dibalik keputusan mendadak Shania untuk pensiun. Itu tidak sesederhana yang dikatakan olehnya...      

Tapi, apa alasan yang sesungguhnya? Twain sama sekali tidak tahu.      

Twain merasa seolah istrinya menyembunyikan sesuatu darinya saat dia memeluknya. Tapi, tidak ada gunanya bertanya kalau Shania memang tidak mau memberitahunya apa-apa. Dia hanya berharap itu bukan berita buruk....     

※※※      

Reporter tabloid itu memang benar-benar jago. Hanya membutuhkan waktu satu minggu bagi mereka untuk mengetahui alasan dibalik sikap Shania yang mendadak menolak semua pekerjaannya. Itu bukan karena dia sakit, dan juga bukan karena ada masalah dalam pernikahannya. Itu karena Shania sudah memutuskan untuk meninggalkan industri hiburan!     

Kabar bahwa Shania akan meninggalkan dunia hiburan ini mengejutkan banyak orang. Shania adalah seorang supermodel dunia dan bintang Hollywood yang memiliki banyak penggemar di seluruh dunia, dan dia juga menjadi duta berbagai merk fashion dan mewah.      

Tapi, superstar seperti dirinya akan meninggalkan industri hiburan selamanya. Bagaimana mungkin para fans bisa diam saja menerima kabar semacam ini?     

Situs web resmi Shania langsung dibanjiri banyak komentar dari para fans yang marah.      

Sejumlah besar fans tidak mempercayai kabar ini. Mereka mengira media hanya melontarkan omong kosong.      

Tapi, dalam sebuah wawancara, Shania kemudian mengakui bahwa dia akan meninggalkan industri hiburan, dan kata-katanya ini menghancurkan harapan terakhir yang dimiliki oleh para penggemarnya.      

"...Aku tidak ingin membuat para pendukungku merasa sedih. Tapi, ini adalah keputusan yang harus kubuat karena aku ingin menghabiskan lebih banyak waktu bersama suami dan putriku di masa depan. Ini adalah keputusan yang sulit... Tapi, bagiku, keluarga selalu menjadi penopang sebelum karirku. Aku hanya bisa meminta maaf kepada mereka yang menyukai dan mendukungku..."      

"Ini bukan jeda istirahat atau vakum, melainkan pensiun. Aku tidak akan muncul lagi sebagai selebriti. Aku ingin kalian semua mengingatku sebagai istri Tony Twain dan ibu Teresa. Aku akan menikmati hidupku sebagai wanita biasa mulai dari sekarang."     

Shania selalu tampil sebagai wanita yang percaya diri dan memiliki pendapatnya sendiri. Dia menunjukkan ketangguhannya saat dia bersikeras untuk menikahi Tony Twain, yang lebih tua 21 tahun darinya, meski dia menerima perhatian negatif dari publik. Keputusannya untuk meninggalkan industri hiburan dan merawat suami serta anaknya sebagai seorang ibu rumah tangga sederhana juga merupakan contoh lain dari ketangguhannya.      

Tak jadi masalah apa yang dipikirkan, dikatakan atau dilakukan oleh orang lain. Dia takkan pernah mengubah pikirannya.      

Ada beberapa selebriti yang suka mengatakan bahwa mereka 'lelah hidup dibawah sorotan' dan bahwa mereka 'ingin menjalani kehidupan biasa'. Tapi semua selebriti itu akan mencari cara untuk kembali menarik perhatian massa saat mereka menjalani kehidupan 'biasa'. Sebenarnya, mereka mungkin tidak bisa hidup selama seminggu tanpa perhatian publik.      

Karenanya, ada pula orang-orang yang melihat Shania sebagai salah satu diantara para selebriti yang menginginkan perhatian publik. Mereka percaya Shania hanya mengumumkan bahwa dia akan meninggalkan industri hiburan karena dia ingin mendapatkan perhatian untuk dirinya sendiri dan peluncuran produk Dior di bulan Mei. Kenapa dia masih mau bekerja untuk Dior padahal dia sudah menolak semua pekerjaannya yang lain?     

Dasar pemikiran mereka memang masuk akal – semua ini pastilah aksi publisitas yang dilakukan Shania dan Dior! Mereka tidak mengubah pendapat mereka tentang masalah ini meski Dior sudah merilis pernyataan bahwa ini bukan aksi publisitas. Banyak orang menganggap bahwa aksi seperti itu pasti ditutup-tutupi.     

Shania tidak membantah pendapat mereka. Segala hal yang dikatakan olehnya hanya akan memperburuk situasi. Selain itu, hari-harinya menjadi selebriti sudah berakhir, dan dia tidak peduli dengan pendapat media tentang dirinya. Mereka bisa mengatakan apapun yang mereka inginkan. Toh kata-kata mereka tak memberikan dampak apapun pada dirinya.      

Shania menjaga rahasianya dengan hati-hati dari Twain sambil menghabiskan beberapa hari berikutnya di rumah. Dia ingin menyimpan rahasianya ini sampai momen terakhir dan memberi kejutan besar bagi suaminya. Shania merasa sangat gembira saat dia memikirkan tentang hari dimana dia akan melihat ekspresi terkejut dan bahagia di wajah Twain.      

※※※     

Media masih terus berspekulasi tentang keputusan Shania untuk pensiun selama beberapa hari berikutnya. Banyak reporter tabloid muncul di dekat rumah Shania dan Twain di Nottingham dan mereka akan bergegas mewawancarai Shania ketika dia meninggalkan rumah atau kembali ke rumah. Untungnya, Teresa sudah mengikuti kedua orang tuanya yang selebriti ini selama kurang lebih setengah tahun jadi dia sudah terbiasa melihat kerumunan reporter mengerumuni mereka. Kalau tidak, melihat begitu banyak orang asing di hadapannya pasti akan membuatnya takut.      

Shania memberikan respon yang sama kepada setiap reporter yang mendatanginya:     

"Aku sudah memutuskan untuk pensiun, dan aku sudah mengatakan semua hal yang harus kukatakan. Tidak ada lagi yang bisa kukatakan pada kalian sekarang."     

Beberapa reporter tabloid yang lebih bodoh memutuskan untuk mewawancarai suami Shania karena Shania menolak untuk berkomentar dalam wawancara. Mereka berharap bisa mendapatkan informasi yang lebih berharga dari Twain.      

Tapi, mereka melupakan satu hal yang sangat penting. Twain adalah pria yang terkenal sebagai sosok yang sangat sulit untuk diwawancara, dan semua reporter olahraga di Inggris bisa membuktikan hal itu. Takkan mudah bagi para reporter tabloid itu untuk berurusan dengannya.      

Sesi latihan Nottingham Forest telah berakhir, dan Twain menatap dingin ke arah para reporter yang berkerumun di sekelilingnya. "Aku ingin reporter yang tidak tertarik pada olahraga untuk pergi. Aku tidak akan menjawab pertanyaan kalian. Dan jangan berpura-pura menjadi reporter olahraga. Aku tahu setiap reporter yang seharusnya mewawancaraiku disini. Selain mereka, tolong pergi, atau aku akan memanggil sekuriti."     

Beberapa reporter tabloid itu tidak mempercayai kata-kata Twain dan mereka masih berkerumun di dekatnya, berpura-pura menjadi reporter olahraga. Tapi, Twain segera memanggil sekuriti dan membuat mereka mengusir semua reporter itu. Para reporter itu berusaha melawan dan meneriakkan tentang 'kebebasan pers' atau 'hak publik untuk tahu' saat mereka diseret keluar, tapi Twain berpura-pura tidak bisa mendengar mereka. Dia mengirim setiap reporter tabloid keluar lokasi dan bahkan memasukkan mereka ke dalam daftar hitam. Mereka takkan bisa masuk lagi tanpa ijin di masa depan.     

Twain tidak punya dendam apa-apa terhadap reporter tabloid. Bukan berarti dia belum pernah menerima wawancara dari reporter tabloid sebelumnya. Tapi, situasinya kali ini berbeda, dan dia harus menangani mereka dengan cara yang berbeda pula.      

Apa yang mereka pikirkan? Ini adalah waktu terburuk bagi mereka untuk mewawancaraiku. Pertandingan terakhir Liga Premier akan diadakan pada tanggal 10 Mei, tapi Nottingham Forest masih berada di peringkat ke-7! Mereka masih dua poin tertinggal di belakang peringkat-6, dan masih ada empat pertandingan tersisa di liga. Kalau Nottingham Forest tidak berhasil mengambil alih tim yang duduk di peringkat ke-6 hingga musim berakhir, maka semua kerja keras yang dikerahkan semua orang di sepanjang musim ini dan kerja kerasnya selama setengah musim ini akan sia-sia!     

Bagaimana mungkin Twain mengijinkan para reporter tabloid terkutuk itu mengganggu dirinya dan timnya sekarang?     

Para reporter itu ada disini untuk mengajukan pertanyaan tentang urusan pribadi Twain, tapi sebenarnya dia sendiri tidak paham apa yang sedang terjadi dengan Shania. Dengan akhir musim yang semakin mendekat, dia tidak punya pilihan kecuali memprioritaskan pekerjaannya untuk saat ini dan baru memikirkan hal-hal lain nanti. Dia tidak mau memikirkan tentang hal-hal yang tidak ada hubungannya dengan sepakbola dan tidak akan membiarkan reporter tabloid itu mewawancarainya tentang Shania.      

Nottingham Forest kembali menjalani sesi latihan setelah Twain mengusir semua reporter tabloid itu dari Wilford. Twain ingin mempersiapkan timnya untuk empat pertandingan terakhir di Liga Premier.      

Nottingham Forest hanya akan menghadapi satu lawan yang kuat dalam empat pertandingan terakhir Liga Premier. Mungkin takdir akan bermain disini, karena lawan kuat yang harus mereka hadapi adalah tim Manchester United yang dipimpin Mourinho. Kedua tim ini akan bertemu di stadion kandang Forest. Pertandingan itu juga akan menjadi pertandingan terakhir Liga Premier bagi Forest dan menjadi pertandingan perpisahan untuk Twain.      

Ketiga lawan Nottingham Forest lainnya sebelum pertandingan melawan Manchester United itu termasuk lemah jika dinilai dari standar Twain. Tapi, setengah musim yang lalu, Nottingham Forest takkan bisa mengatakan dengan pasti bahwa mereka akan menang melawan tim-tim itu.      

Rencana Twain adalah mengamankan posisi Forest di peringkat ke-6 sebelum pertandingan melawan Manchester United. Ini akan memastikan bahwa pertandingan terakhir musim ini takkan menjadi pertandingan hidup mati antara kedua kubu dan tekanan yang dirasakannya juga takkan terlalu besar.      

Itulah skenario yang ideal untuk mereka. Mengapa Forest mau menempatkan diri mereka dalam sebuah situasi dimana mereka harus bertarung sampai mati melawan Manchester United? Mereka hanya harus memastikan bahwa mereka memenangkan tiga pertandingan pertama.      

Hidup itu tidak seperti novel. Tidak perlu meninggalkan pertandingan terbesar dan paling krusial hingga akhir. Twain tidak akan melakukan itu dan dia takkan mengijinkan lawannya untuk melakukannya. Untuk bisa merangkak naik ke peringkat ke-6, Twain harus memastikan timnya bisa memenangkan tiga dari empat pertandingan, dan dia juga harus membuat lawannya melakukan kesalahan sehingga kehilangan poin. Tapi, dia tidak terlalu khawatir tentang poin kedua ini, karena tim yang saat ini menduduki peringkat ke-6, Manchester City, memiliki jadwal pertandingan yang jauh lebih sulit dibandingkan dengan Forest.      

Manchester City akan harus menghadapi tiga lawan yang tangguh dalam empat pertandingan terakhir, dan salah satu pertandingan mereka adalah derby Manchester... Twain yakin Manchester City akan kehilangan poin dalam pertandingan derby itu. Meski pertandingan itu berakhir imbang, Nottingham Forest masih akan bisa merangkak naik ke peringkat ke-6 berdasarkan selisih gol yang mereka miliki.      

Hanya ada tiga pertandingan tersisa untuk musim ini. Tidak ada ruang untuk melakukan kesalahan bagi Forest.      

Seluruh tim bisa merasakan ketegangan di udara karena mereka perlu berjuang untuk mencapai peringkat ke-6.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.