Ranger Malam

Monster Pemakan Otak



Monster Pemakan Otak

0Rahang penuh darah itu siap memakan Marvin     

"Bam!"     

Suara tembakan bergema di dalam ruangan.     

Lengan Marvin terpental dan peluru bersarang pada dadanya!     

Monster menakutkan itu segera mengeras!     

Bau memuakkan dan busuk tercium dan Marvin menembak sekali lagi!     

"Bam!"     

Kali ini, monster itu akhirnya tumbang.     

Kepalanya kemudian mengecil sebelum akhirnya menghilang. Ia menjadi mayat tak berkepala!     

Dadanya berlubang dari tembakan itu, namun tidak mengeluarkan darah.     

Karena ia bukan manusia.     

"Monster Pemakan Otak... memang Roh Jahat."     

Marvin perlahan menyeka keringatnya.     

Untungnya ia menilai keadaan dengan benar.     

Ketika ia memasuki desa ini, ia merasa ada yang aneh. Suasana yang suram membawa energi negatif. Kemungkinan besar dibawa oleh monster dari Dunia Bawah.     

maka, ia secara diam-diam merubah peluru normalnya dan memasukkan peluru khusus.     

Peluru ini dicelupkan ke dalam Air Suci #4 milik Gereja Perak dan memiliki kekuatan penahan khusus untuk menangkal Roh Jahat.     

Ini adalah keuntungan dari seorang Tuan Raja.     

Jika sebagai penyendiri, akan sangat amat menyulitkan bagi Marvin untuk mendapatkan Air Suci dari Gereja Perak.     

Namun setelah kampanye militer belantara, Marvin dan Gereja Perak membuat beberapa perjanjian.     

Ia membolehkan Collins untuk membuka gereja di Lembah Sungai Putih, membiarkan penduduk di wilayahnya percaya kepada Dewa Perak jika mereka mau dan membuka salah satu tambang emas baginya.     

Collins dengan sendirinya mengirim beberapa barang sebagai ucapan terima kasih.     

Air Suci adalah salah satunya. Collins menyuruh orang-orangnya membawa banyak gentong Air Suci, dengan cuma-cuma.     

Marvin memiliki semua tipe Air Suci dari #1 hingga #14. Air ini memiliki banyak kegunaan dengan konsentrasi yang bervariasi.     

Ini adalah keuntungan menjadi tuan raja, yaitu mendapatkan sumber daya dengan mudah.     

Dalam beberapa kasus, sumber daya akan diubah menjadi kekuatan bertarung.     

Contohnya, jika ia tidak mencelupkan peluru itu dalam Air Suci #4, Monster Pemakan Otak ini mungkin tidak akan mudah dibunuh.     

Namun membunuh wanita ini tidak membuat Marvin puas.     

Ia malah terdiam.     

Tembakan tadi jelas menarik perhatian.     

Ia segera memasukkan peluru lain ke dalam pistol kanannya sembari berpikir, 'Orang Aliansi Pembunuh tidak perlu mencurangiku. Jika seorang Ahli Pelacak mengikuti petunjukku disini dan menemukan desa Sha, maka tidak salah lagi.'     

'Namun persepsiku saja dapat merasakan ada yang aneh hari ini. Jika benar seorang Ahli Pelacak, bagaimana ia dapat mengira bahwa ini hanyalah desa Sha biasa?'     

'Dengan kata lain, jika Aliansi Pembunuh tidak berbohong, desa ini mengalami perubahan. Dan telah terjadi dua hari belakangan.'     

'Dengan kemampuan transformasi Monster Pemakan Otak, akan sangat mungkin bagi mereka untuk melakukan ini.'     

Dengan pikiran seperti itu, Marvin segera gemetar.     

Ia dengan cepat pergi dan membuka jendela!     

Hanya untuk melihat bayangan banyak kepala yang membesar di bawah sinar bulan dan berkumpul di bawah penginapan!     

Tidak ada bentuk wajah pada kepala mereka selain mulut besar penuh darah dan gigi tajam mereka.     

Mereka semua membanjiri seluruh jalanan!     

'Seluruh desa telah bertransformasi!' Marvin gemetar.     

These Brain Eating Monsters were all pitiful humans before their deaths.     

Para Monster Pemakan Otak. ini semua tadinya merupakan manusia sebelum mereka mati.     

Kepala mereka telah dimakan oleh Monster Pemakan Otak, membunuh mereka. Namun tiga jam kemudian, kepala baru tumbuh.     

Kepala ini berada di bawah kendali Monster Pemakan Otak. Ini merupakan lingkaran seta, karena para Monster Pemakan Otak. memiliki pengikut yang dapat melakukan hal serupa.     

Jika untuk menghentikan semuanya, ia harus menemukan sang Alpha.     

'Karena masih dua hari, ia pasti masih beristirahat. Mengubah seluruh desa membutuhkan energi yang sangat banyak bahkan bagi Monster Pemakan Otak tingkat 3.'     

Marvin menutup jendela sambil memutar otak.     

Tidak perlu lagi menginvestigasi karena semua sudah mencapai titik ini.     

Monster Pemakan Otak bukanlah setan. Mereka adalah sejenis Roh Jahat. Marvin mengenal betul pasukan Monster Pemakan Otak milik Tuan Raja Diggles dari Dataran Tinggi Membusuk.     

Mempertimbangkan proyeksinya yang terus jatuh ke dalam Biara Kirmizi, tidak sulit untuk mencari tahu bahwa hal ini kemungkinan besar terkait dengan Roh Jahat Tuan Raja Diggles.     

'Ia ingin membuka Pintu Bencana, namun hal itu membutuhkan energi besar dimana harta biasa tidak cukup membantunya.'     

'Di padang Gurun Santo dan Pantai Timur, hal yang paling mudah adalah dengan menggunakan sesuatu dari Gua Rusa Putih.'     

'Ya ampun, apakah Roh Jahat itu menggila? Apakah mereka benar-benar berpikir Pintu Bencana akan bertahan lama? Kolam Sihir Alam Semesta masih terpecah, jadi Aliansi Penyihir Selatan jelas akan menyadarinya. Hal itu juga akan menyingguna beberapa orang terkuat Feinan, dan mereka akan menyelesaikan urusannya pada Dataran Tinggi Membusuk.'     

Marvin berjalan-jalan mengelilingi ruangan, sedikit terluka.     

Ia tidak mau ikut serta dalam hal Roh Jahat. Perilaku orang ini tidaklah logis. Terkadang mereka dapat bersiasat lebih buruk daripada Setan, sementara di saat yang lain mereka akan berkepala panas, seperti para Setan. Orang-orang ini tidak mengenal akal sehat, tidak menyukai hal lain selain kekacauan.     

Apakah ini sebagai pembalasan?     

Marvin recalled that Diggles' projection was banished twice in the Scarlet Monastery.     

Marvin mengingat bahwa proyeksi Diggle menghilang dua kali pada Biara Kirmizi.     

Ini bukanlah penjelasan logis sebuah Monster Pemakan Otak...     

Namun tidak cukup waktu bagi Marvin untuk terus berpikir.     

Beberapa langkah kaki dapat terdengar menaiki anak tangga.     

Marvin segera mendorong meja dan lemari untuk menahan pintu.     

Seperti yang diduga, suara terdengar pada pintu.     

Banyak orang menggedor pintu.     

Para penduduk desa telah menjadi pengikut Monster Pemakan Otak dan Marvin tidak berani bertemu mereka.     

Membunuh satu dalam pertarungan memang tidak seberapa, namun segerombolan dari mereka, Marvin harus mencari cara untuk kabur.     

Bahkan jika ia memiliki Amarah Membara pada kedua tangannya, mantra yang ada tidak akan mempan terhadap Roh Jahat.     

Prioritas utamanya adalah untuk mencari jalan untuk kabur.     

...     

"Bug! Bug! Bug!"     

Ketukan pada pintu menjadi begitu keras. Pintu kayu penginapan tidak akan sanggup menahannya begitu lama.     

Marvin merenung.     

It would be a disaster if he was surrounded by a big group of Brain Eating Monsters.     

Akan sulit jika ia dikerumuni oleh sekelompok Monster Pemakan Otak.     

Meski Ketangkasannya sangat tinggi, satu kesalahan gegabah saja dan ia akan kehilangan kepala dan hidupnya.     

Ia berpikir berbagai rencana sebelum akhirnya menarik nafas panjang.     

"Bang!"     

Ia sekali lagi membuka jendela.     

Terdapat lebih banyak Monster Pemakan Otak yang berkumpul di jalanan kali ini.     

Mereka telah memenuhi jalan sekitar sehingga tidak ada yang bisa dilewati. Dan bangunan terdekat dari lantai dua penginapan itu begitu jauh.     

Orang biasa tidak bisa melompat sejauh itu.     

Jelas seseorang telah merencanakan semua ini.     

Tujuannya jelas. Yaitu untuk mengubur Marvin hidup-hidup pada tempat ini dan tidak membiarkan kabarnya menyebar.     

Sang Monster Pemakan Otak seharusnya bersembunyi dari pandangan.     

Namun, Marvin malah tersenyum.     

'Berpikir aku orang biasa adalah kesalahan besar.'     

Ia kemudian menyimpan kedua pistol dan mengeluarkan senapan gentel dari Cangkang Hampa[1]!     

Seperti pistol tersebut, senapan patah juga barang yang Constantine pakai ketika ia muda.     

Barang itu adalah yang paling bagus diantara senjata Sha. Subkelas kedua Marvin jarang digunakan dalam kondisi normal.     

Namun ia tidak menyangka bahwa kali ini subkelas itu akan berguna.     

Ia melompat ke arah jendela dan seluruh kepala melihat ke arah Marvin.     

"Ssss!"     

Rahang berdarah itu terus bergetar. Hasrat mereka untuk otak memancing mereka untuk bergerombol maju.     

"Bug! Bug! Bug!"     

Pintu di belakang Marvin jelas tidak mampu untuk menahan mereka semua lebih lama lagi.     

Marvin tidak lagi ragu dan melompat sangat tinggi menuju bangunan terdekat!     

Lompata Malam!     

Kemampuan Pejalan Malam menunjukkan efek yang sangat kuat di bawah naungan malam.     

Tubuh Marvin meluncur ke langit melengkung seperti parabola.     

Namun hal ini tidaklah cukup!     

Ia masih berjarak agak jauh dari bangunan terdekat, seiring tubuhnya yang mulai terjatuh.     

Seluruh Monster Pemakan Otak dengan penuh nafsu bergegas masuk.     

Beberapa bahkan ada yang melompat untuk mencoba menggigit Marvin.     

Namun pada saat itu... Lompatan Kedua!     

Marvin tidak ragu menggunakan kemampuan tambahan ini.     

Ia kemudian melambung sekali lagi.     

Para Monster Pemakan Otak mengerang.     

Tetapi bahkan dengan lompatan kedua, nampaknya Marvin akan jatuh sedikit meleset dari bangunan itu.     

Pada saat itu, ia mengarahkan senapan gentelnya ke bawah, pada Monster Pemakan Otak di belakangnya.     

"Bam!"     

Tembakan keras bergema dari selongsong senjata.     

Marvin terdorong oleh dorongan keras tembakan senjata itu, menghentikan kejatuhannya beberapa saat.     

"BUM!"     

Ia mengambil ujung atap rumah itu dan segera menarik tubuhnya ke atas, menghindari para Monster Pemakan Otak.     

"Sampai Jumpa, Kepala Besar." Marvin menyinggung dan segera pergi!     

Untuk memblokir penginapan itu, para Monster Pemakan Otak memiliki orang untuk memenuhi jalan.     

Sayangnya, ia tidak berpikir Marvin akan kabur dengan cara seperti ini.     

Setelah melompat dari bangunan itu, Marvin lari menjauhi desa itu.     

Tidak ada yang bisa menghentikannya.     

Tidak jauh dari sana terdapat tim kecil Aliansi Pembunuh.     

Tim kecil ini tugas utamanya adalah mendukung operasi Marvin sambil mengulangi informasi yang mereka terima.     

Marvin lari dengan sekuat tenaga dan sampai ke tempat yang disetujui sebelumnya.     

Namun ia terkejut ketika ia sampai!     

Senam mayat tanpa kepala tergeletak pada bukit berpasir.     

Orang terakhir yang tersisa melihat Marvin dengan penuh trauma. Tubuhnya seperti terikat, membuatnya tidak dapat bergerak sama sekali.     

"Hehehe..."     

Mulut penuh darah tiba-tiba terbuka lebar di balik punggung orang itu. Monster Pemakan Otak tertawa mengerikan dan segera menelan orang itu!     

"Wush! Wush! Wush!"     

Pada saat itu, tiga pisau lempar keluar dari tangan Marvin!     

Tiap pisau telah dilengkapi oleh Air Sucii #4!     

Pisau lempar terbang begitu cepat dan menancap tepat ke arah mulut berdara Monster Pemakan Otak!     

--------     

CTL: Cangkang Hampa[1] sebelumnya pernah di artikan Kerang Kosong.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.