Ranger Malam

Santo, Penguasa, Kehebatan



Santo, Penguasa, Kehebatan

0Sebuah monster dengan tubuh binatang buas dan wajah manusia.     

Sedang berbaring di atas perutnya, matanya sebesar tangan Marvin. Di samping binatang buas itu terdapat pedang besi tertancap di tanah.     

Tiga jalan terbentang di belakangnya.     

Tiap jalan nampak akan berujung kepada arah yang berbeda satu sama lain.     

Marvin menarik nafas panjang.     

Ini adalah tahap akhir dari Jalan Berduri.     

Kesakitan dan Ketakutan telah dilewati.     

Berikutnya adalah [Pilihan].     

...     

"Halo Marvin," binatang itu berkata, suaranya sangat amat dingin.     

Membuat tiap orang yang mendengarkannya akan gemetar.     

Marvin tidak tahu nama monster ini, namun ia tahu ia bertugas menjaga disini.     

Jika dia tidak membiarkan Marvin untuk lewat, tidak mungkin Marvin akan menyelesaikan Jalan Berduri.     

Maka, ia berjalan ke arah monster itu dan menyapa, "Halo, Tuan."     

"Tuan? Aku suka penghormatan ini." Monster itu menggunakan cakarnya yang besar bagai cakar naga untuk menggaruk punggungnya, dimana terdapat dua bua sayap yang terlipat.     

Ia nampak seperti seseorang yang sangat kuat.     

"Sebagai Pejalan Malam, karena kamu telah sampai di sini, kamu telah membuktikan bahwa kamu dapat menahan rasa sakit dan tekad untuk melewati ketakutan."     

"Namun mewariskan warisan Raja Malam tidak semudah itu."     

"Cukup dikenal bahwa jika kamu ingin mendapatkan sesuatu, kamu harus menyerahkan sesuatu."     

"Berikan aku pilihanmu," binatang buas itu berkata dengan suara yang dingin.     

Setiap kata yang ia katakan membuat Marvin merinding, tetapi ia masih mencoba mendekat.     

Selangkah demi selangkah, dengan pasti.     

"Pilihan? Pilihan apa?" Tanya Marvin, meski ia sudah tahu jawabannya.     

Justru, Marvin telah melihat video publik tentang ahli Pejalan Malam di kehidupan sebelumnya. Pemandangannya amat ia kenal, dan ia juga mengerti makna dari tiga jalan di belakang monster itu.     

Sang ahli pada saat itu berhenti disana dan membuat keputusan, dan kemudian gagal.     

Kemudian banyak orang mulai berdiskusi jalan mana yang seharusnya diambil. Tetapi Marvin merasa jalan pikir mereka salah.     

Jika ia atau pemain lain berada dalam posisi itu, misinya mungkin tidak akan gagal.     

Ia tidak mencoba sebelumnya karena ia bukanlah Pejalan Malam, namun kali ini ia akan mengetahui jika pilihannya ini adalah pilihan yang benar.     

Maka, ia tetap mendekat.     

...     

Mata binatan itu memperhatikan Marvin dengan seksama. "Aku akan memberitahukanmu makna dari tiap jalan di belakangku."     

"Kamu tidak bisa menelusuri setiap jalan. Kamu hanya bisa memilih satu jalan."     

Kemudian, gambaran jelas menunjukkan orang yang berbeda muncul di depan Marvin.     

Jalan pertama adalah Jalan Santo.     

Pada akhir jalan ini terdapat Santo Kuno. Mereka tidak memberikan persembahan untuk melindungi Feinan.     

Menapaki jalan ini artinya mengikuti langkah kaki dari para Santo Kuno, mengambil tanggung jawab untuk melindungi seluruh Feinan.     

Ini merupakan jalan yang amat menantang!     

Pada saat itu, Raja Malam juga berjalan melewati jalan ini.     

...     

"Jalan dari Santo. Apakah ia akan memilihnya?"     

Di samping bara api, dua generasi dari para pemimpin melihat ke kejauhan.     

O'Brien hanya bisa bertanya.     

Mereka dapat melihat Marvin datang ke sebuah persimpangan dan menghadapi pertanyaan monster itu.     

"Tidak tahu." Sean menjawab tanpa ekspresi. "Tetapi ia tidak mungkin memilih yang itu."     

"Anak ini jelas bukanlah seorang Santo."     

O'Brien bingung. "Tidak memilih ini juga pilihan yang baik. Aku gagal ketika aku memilih Jalan Santo."     

..     

"Aku akan menolak," Marvin menjawab dengan pasti.     

"Aku paham, bahwa aku bukanlah seorang Santo."     

Binatang buas itu menenangkan diri, ia menatap Marvin. "Bagus, kemudian aku akan menunjukkanmu kepada jalan kedua."     

Jalan pertama menghilang dari hadapan Marvin.     

Riak muncul pada jalan kedua.     

Lembah Sungai Putih, Kota Tepi Sungai, begitu pula dengan pelabuhan baru yang muncul di hadapan Marvin.     

Ia melihat pembantu tua, ia melihat banyak warga Lembah Sungai Putih, ia melihat penjaga yang sedang sibuk.     

"Ini adalah wilayahmu, mereka semua adalah rakyatmu."     

"Kamu tidak dapat menjaga seluruh dunia, namun menjaga sebuah wilayah juga sudah cukup baik."     

"Maka, jalan kedua ini adalah Jalan Penguasa."     

Jalan Penguasa.     

Artinya kamu tidak perlu melindungi seluruh benua, hanya saja kamu harus melindungi wilayahmu sendiri.     

Seluruh rakyat berada di dalam wilayahmu.     

Mereka dapat hidup karena kamu dan tidak peduli bencana apa yang akan datang, kamu harus melindungi mereka.     

Ini adalah tugas dari seorang Penguasa.     

Banyak Penguasa Kuno berjalan melewati jalan ini. Mereka bukanlah seorang Santo, tetapi mereka bagaikan dewa bagi warganya.     

Terdapat Penguasa yang membangun wilayah dengan kekuatan mereka sendiri.     

Melangkah di jalan ini artinya kamu bersumpah untuk melindungi wilayahmu sendiri seumur hidupmu.     

Marvin dengan tenang melihat gambaran yang ada di depannya.     

Binatang buas itu bersuara keras ke arah Marvin. "Akankah kamu memilih Jalan Penguasa?"     

...     

"Akankah ia memilihnya?" O'Brien bertanya sekali lagi.     

Pandai besi tua hanya bisa memutar matanya. "Bagaimana kutahu?"     

"Aku pikir kamu lebih pintar dariku," O'Brien jujur menjawab.     

Pandai besi tua terdiam, namun setelah beberapa saat ia menjawab, "Tidak mungkin."     

"Mengapa?" O'Brien terlihat sangat terkejut.     

Pandai besi tua menyinggung, "Karena ia telah membuat keputusan."     

...     

...     

"Aku menolak!" jawab Marvin.     

Maka, jalan kedua menghilang dari pandangannya.     

Pandangan dari binatang buas menjadi kurang enak.     

"Oh, Pejalan Malam muda, kamu adalah orang yang egois."     

"Aku mulai tidak menyukaimu."     

"Namun karena tugasku, aku harus memberitahumu tentang jalan ke 3."     

"Nampaknya kamu akan memilih jalan ini. Memang, ini merupakan jalan yang termudah, namun juga berbahaya. Kamu mungkin merasa sangat kuat, namun kamu akan menderita kemunduran!"     

Jalan ketiga.     

Marvin berhasil menjadi Penguasa Malam, membunuh banyak orang untuk mencapainya.     

Ia menjadi orang terkuat di benua ini, namun ia hanya dapat melindungi sebagian orang saja.     

Beberapa wajah yang ia kenal dapat terlihat di hadapannya: Anna, Wayne, Hathaway... Bahkan Lola juga termasuk di dalamnya!     

Ini merupakan orang-orang terdekatnya.     

Ini adalah Jalan Kehebatan.     

Seorang diri, perlahan bertumbuh semakin kuat, melindungi sebagian orang saja.     

Mungkin suatu hari kamu akan menjadi orang terkuat, namun di depan bencana besar, kamu hanya dapat melindungi dirimu sendiri dan juga beberapa orang di sekitarmu.     

Setelah itu, kamu hanya bisa melihat banyak orang tak bersalah mati.     

Ini adalah Jalan Kehebatan yang penyendiri.     

...     

"Nampaknya ia ingin memilih Jalan Kehebatan," O'Brien berkata dengan sedikit kecewa.     

""Bukankah ini namanya egois?"     

Pandai besi tua menghela nafas dan memaki, "Bisakah kamu bersabar? Tunggu sampai ia memutuskan sebelum berbicara tak jelas."     

O'Brien mengangguk, sebelum akhirnya berteriak, "Apa?!"     

"Ia menolaknya juga?!"     

...     

Di depan jalan ketiga.     

Marvin menolak untuk ketiga kalinya.     

Kali ini, ia benar-benar dekat dengan binatang buas itu, begitu dekat sampai-sampai ia dapat melihat dengan jelas wajah dan tubuh dari hewan buas itu.     

"Aku menolak untuk mengambil jalan ini," ia berkata.     

Binatang buas itu dengan penuh amarah berkata, "Tidak bisa!"     

"Ini adalah bagian terakhir dari Jalan Berduri. Kamu harus membuat pilihan!"     

"Beritahu aku apa pilihanmu! Atau kamu tidak akan bisa lewat!"     

Tiga jalan sekali lagi muncul di hadapannya.     

Santo, Penguasa, Kehebatan.     

Namun pada saat itu, Marvin melakukan sesuatu yang mengagetkan O'Brien dan pandai besi yang melihat!     

Ia segera bergegas, melompat ke sisi binatang buas itu dan mengangkat pedang itu.     

"Apa yang kamu lakukan!" sang monster nampak ketakutan setengah mati.     

"Aku akan memberitahu pilihaku!"     

Marvin mengangkat pedang besi itu dan melompat tinggi, menusuk kepala hewan buas itu.     

"Sphhhlt!"     

Pedang besi yang nampak tumpul ini menusuk ke dalam kepala binatang buas itu sampai menyentuh pangkal pedangnya.     

"Yaitu... Matilah kau!"     

Setelah perkataanya, sang monster mulai berteriak kesakitan.     

Tubuhnya yang amat menyeramkan mulai menyusut, berubah menjadi seekor setan kecil. Sekecil kepalan tangan namun tertancap ke sebuah batu oleh pedang itu.     

"Aku akan berjalan melalui jalanku sendiri. Jika aku membuat keputusan, kamu tidak boleh mengganggunya," Marvin dengan dingin mendeklarasikan sambil mencabut pedang itu.     

Kemudian, jalan baru muncul di hadapan Marvin. Ia menghiraukan setan kecil yang kesakitan itu dan segera berjalan ke depan.     

...     

...     

Di pinggir perapian, Sean dan O'Brien terheran!     

"Hai... Pedang itu tertancap disitu selama bertahun-tahun, mengapa tidak ada orang yang menyadarinya!?"     

"Ini hanya seorang setan kerdil? Bagaimana Marvin bisa tahu!"     

"Apakah ini jalan yang benar?"     

Keduanya sangat amat terkejut.     

Sudah bertahun-tahun, mereka tidak pernah melihat seorang Pejalan Malam melewati tahap akhir dari Jalan Berduri.     

Karena setiap mereka membuat keputusan.     

Namun tidak ada yang seperti Marvin, membuat keputusan di luar tiga pilihan yang ditawarkan.     

Membunuh binatang buas itu dan membuat jalannya sendiri.     

Ini adalah sebuah ujian bagi seorang keturunan Raja Malam.     

...     

Marvin menyusuri jalan ini. Ia kemudian sampai di depan sebuah gunung.     

Gunung Tanpa Akhir.     

Ia mengangkat kepalanya dan melihat ke atas. Gunung ini tidak terlalu curam, namun ia tidak dapat melihat puncaknya.     

Hanya dengan melewati gunung ini ia dapat mencapai lautan kegelapan dimana para pejuang terlelap.     

Marvin menarik nafas panjang dan mulai memanjat.     

Ini adalah pertama kalinya seseorang menapaki gunung ini sejak Raja Malam meninggalkan Kerajaan Malam Abadi.     

Marvin melangkah demi selangkah naik. Memanjat gunung adalah pekerjaan yang melelahkan, apalagi sebuah gunung tanpa akhir.     

Ia hanya bisa kesana karena tidak ada yang pernah menyelesaikan Jalan Berduri.     

Ia selanjutnya hanya dapat mengandalkan diri sendiri pada sisa perjalanan ini.     

'Jalan Berduri menguji ketahanan, tekad, dan mengambil keputusan.'     

'Apa yang diuji oleh Gunung Tanpa Akhir?'     

'Bukan ketahanan lagi, bukan...'     

Marvin memanjat beberapa saat dan kemudian melihat ke atas. Ia masih tidak dapat melihat puncaknya.     

Ia sudah benar-benar kelelahan.     

Ia menggertakan giginya dan memanjat lebih tinggi lagi, beristirahat ketika ia benar-benar kelelahan.     

Bagaimana ia dapat menyangka bahwa tangannya akan begitu keras!?     

Ini bukanlah tangan umur 15 tahun.     

Terdapat kolam kecil tidak jauh dari situ. Marvin menarik tubuhnya yang kelelahan untuk melihat ke dalam kolam itu.     

Ia melihat bayangan di kolam itu, seorang separuh baya melihat kembali ke arahnya, dengan terkejut.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.