Singgasana Magis Arcana

Pertunjukanmu dan Pertunjukanku



Pertunjukanmu dan Pertunjukanku

0"Apa maksudmu?" Monster tersebut tak langsung menyerang begitu dia berhenti tertawa, namun melihat Lucien dengan pandangan serius.     

Lucien menekan monocle-nya dan berujar, "Mecantron, sang Angel King, adalah inkarnasi Thanos, sementara enam seraph dibuat dari enam penyihir legendaris. Berdasarkan semua petunjuk, kami bisa menyimpulkan kalau biang keladi di balik tirai adalah Viken, sang Sovereign of Disasters, yang pertama kali menghilang."     

King of Calamities adalah kelas legendaris Viken juga serta nama julukan, berarti dia menyebabkan bencana pada dunia, hidup, dan orang-orang.     

"Lalu?" Monster itu seolah sangat tertarik dengan simpulan Lucien.     

"Karena tongkat platina, item penting yang ditinggalkan Thanos, ada di tangan paus alih-alih Dunia Gerbang, berarti seseorang memang meninggalkan tempat ini bersama tongkat platina yang bisa menguasai kekuatan Mountain Paradise." Rhine melanjutkan kalimat Lucien.     

Lucien mengangguk. "Sehingga, tanpa petunjuk lain, kami bisa mempertimbangkan paus sebagai Viken yang merancang rencana jahat. Tapi ada paradoks dalam deduksi kami."     

"Oh, apa itu?" tanya monster dengan sangat kooperatif, tak menunjukkan tanda-tanda akan menyerang.     

"Sebagai pemenang yang mengubah enam penyihir legendaris menjadi seraph, dia ternyata dikhianati oleh Angel King dan Sard. Apa maksudnya? Maksudnya dia tak bisa mengendalikan Mountain Paradise dan Dunia Gerbang secara efektif." Lucien tak ragu kalau Viken adalah demigod sekarang.     

"Viken kehilangan kendali atas Mountain Paradise saat situasinya dia manipulasi seluruhnya, berarti ada hal lain yang terjadi saat itu. Kemudian sebuah sosok di sini yang cukup kuat melawannya mencegah Viken sering datang ke Dunia Gerbang. Tapi jika dia tak sering datang, kendalinya atas Angel King dan seraph lain perlahan semakin lemah. Selain itu, makhluk yang melawannya pasti mencoba memengaruhi Angel King. Sebagai hasilnya, pengkhianatan tak terhindari."     

Lucien bicara santai, seolah dia tak ada dalam pertarungan hidup dan mati, namun berada di podium dan memberikan ceramah.     

"Kau merujuk pada sosok Dunia Arwah?" Monster tersebut terkekeh.     

Lucien menatap si monster sambil tersenyum. "Tidak. Menunggu kebangkitan dan kembali ke jalan keabadian jelas ia tak tak bisa mengemban kewajiban sepenting itu. Aku membicarakanmu. Kaulah yang membuat Viken ketakutan, membuatnya tak berani sering-sering mengunjungi Dunia Gerbang."     

Sebelum monster itu membalas, Lucien mengangkat tangan kirinya dan menunjuk pada monster, membuat Rhine terkejut. "Kalau bukan kau, kenapa sobekan kertas, bagian boneka, catatan sihir, dan catatan eksperimen terus utuh tanpa dihancurkan oleh viken?"     

"Kalau bukan karena kau, kenapa kami menemui begitu banyak petunjuk sangat mudah dan kebetulan?"     

"Kalau bukan karena kau, kenapa Sard kebetulan bertemu Angel King?"     

"Kalau bukan karena kau, kenapa dia meninggalkan Dunia Gerbang dengan selamat?"     

"Kalau bukan karena kau, dari mana serpihan misterius di dalam tubuh Sard berasal? Kenapa dia sengaja mengarahkan kami ke tempat ini, membuat kami bisa melihat lingkaran sihir?"     

"Kalau bukan karena kau, kenapa kau menghabiskan begitu banyak waktu untuk bicara, memberikan kami kesempatan kabur, dalam pertarungan sebelumnya?"     

Satu kebetulan bisa diterima, tapi pasti ada alasan lain jika terlalu banyak!     

Rhine sadar apa yang terjadi dan menatap monster. "Kau melakukannya untuk menunjukkan wajah asli Viken dan mencari pembantu untuk mengalahkannya?"     

Monster tersebut terdiam dan tak bicara.     

Lucien menatap monster itu dengan serius. "Aku tak merasa kau menjaga Dunia Gerbang secara sukarela. Sebenarnya, kau dikendalikan oleh Viken dan diberikan begitu banyak penahan. Itulah kenapa kau tak bisa pergi dan kenapa kau butuh bantuan luar.     

"Kurasa eksperimennya tak berjalan salah saat Tuan Maskelyne dan rekan-rekannya membuatmu menggunakan hantu. Sebenarnya, Viken lah yang menipu mereka dengan metode transformasi iblis yang dia dapatkan dari Sun King. Jadi kau harus mengikuti perintahnya setelah dilahirkan dan membantunya menangkap enam penyihir legendaris lain.     

"Kurasa kau akan menjadi metode kebangkitan lain yang ditinggalkan Thanos jika Viken tak mengetahuinya. Itulah kenapa kau adalah makhluk level demigod dan kenapa kau bisa 'membantu' Sard melakukan God's Arrival!     

"Kurasa ikatan Viken pasti sudah cacat karena kau juga merupakan demigod. Itulah caramu lepas dari kendalinya saat dia meninggalkan Dunia Gerbang untuk membentuk Saint Truth. Namun ikatannya ada, memaksamu membunuh setiap makhluk yang masuk ke Dunia Arwah, mencegahmu mengatakan segalanya pada kami. Itulah kenapa kau mengingatkan kami dengan cara lain dan memberikan cara agar kami bisa bertahan lewat perbincangan tak berguna."     

Sambil menatap monster, Lucien berujar, kalimatnya melesat bagaikan bola api,     

"Kurasa pertarungan di lab Thanos adalah pertarungan antara Viken dan kau. Kau tidak gagal dan dia tidak menang. Kau bisa menyimpan bagian catatan eksperimen!     

"Itulah kenapa Tuan Maskelyne dan McLeod kau peringatkan di akhir dan menyadari siapa pelaku sebenarnya. Itulah kenapa dia memberitahuku kalau musuh yang kita pikirkan ternyata rekan terbaik!     

"Apa aku benar, Tuan Monster?"     

Setelah hening sesaat, monster itu mendadak terkekeh. "Kau salah di beberapa bagian. Contohnya, sampai kau menemukan lab Thanos dan mengidentifikasi Viken, aku hanya bisa memperlihatkan kekuatan satu atau setengah level lebih tinggi daripada target, atau aku akan kehilangan kemampuan atau ingatan yang bisa dikembalikan serta peniruan. Itu adalah batas alami."     

"Jadi kau mengakui sisa teoriku, Tuan Monster?" Lucien tersenyum.     

Monster itu tertawa. "Kau sangat pintar, tapi sayangnya aku tetap harus membunuhmu."     

Monster itu tak benar-benar punya pilihan.     

Seolah tak mendengar hukuman mati dari monster, Lucien berujar santai dan anggun, "Tak apa. Kau tak perlu membunuhku. Aku bisa mati sendiri."     

"Kau mau melakukannya?" Monster itu terdengar aneh.     

Lucien menekan dadanya dengan tangan kanan dan membungkuk lagi sebagai pria.     

"Aku tak akan membuang waktumu, Tuan Monster."     

Seraya bicara, dia mengulurkan tangannya menjadi salib berbentuk manusia. Kancing kemejanya dilepas, kemudian rantai tipis dari jam sakunya terentang sampai ke saku waistcoat miliknya.     

Kemudian, dia jatuh ke belakang, membuat rambutnya menari dengan liar karena angin.     

Di belakang Lucien ada lubang raksasa yang penuh dengan pola sihir, kemudian tujuan terjun bebasnya adalah bagian tengah dasar lubang!     

Mendadak, kelelawar hitam berjumlah banyak terbang dan menarik Lucien. Rhine akhirnya paham apa yang Lucien coba lakukan.     

Dikelilingi oleh banyak kelelawar bagaikan awan, Lucien jatuh ke dasar lingkaran sihir dengan keadaan tangan terbuka.     

"Tuan Monster, kira-kira kau harus kupanggil apa?" Pola di lingkaran sihir Lucien bersinar satu per satu, lalu dia menanyakan pertanyaan terakhir.     

Sambil melihat Lucien jatuh ke belakang, monster itu menunjukkan senyum puas, wajahnya semakin jelas.     

Kemudian dia menatap Lucien yang terbaring di dasar lubang. Penampakannya jadi sangat jelas di dalam monocle Lucien. Dia adalah pria tua dengan wajah muram dan beruban.     

"Dulu, namaku juga Viken..."     

Apa? Lucien menatapnya terkejut. Mendadak, boneka rusak terlintas di benaknya.     

Pola sihir sudah bersinar sepenuhnya. Warna monoton hitam, putih, dan abu-abu beserta kekuatan berwarna putih gading menyeruak dan berkumpul lagi. Kematian dan kehidupan, jahat dan suci, kegelapan dan cahaya, mereka membelit Lucien dan Rhine dengan cara aneh.     

...     

Di dalam aula abu-abu di Dunia Gerbang, jejak kehancuran ada di mana-mana. Bahkan dinding dan gerbang hitam di beberapa aula di sekitar juga hancur. Cairan-cairan menetes dan memperbaiki semuanya.     

"Dunia Gerbang ini hidup?" Fernando melihat sekitar dan berujar terkejut.     

Douglas juga mengamati dinding serta gerbang dengan penasaran. "Kenapa Dunia Gerbang hidup? Sebenarnya apa bentuk sebuah kehidupan?"     

"Berhenti bertanya. Ayo lacak Angel King. Tak mudah membuatnya terluka parah. Kita tak boleh melepaskan kesempatan. Setelah menangkapnya, kita akan tahu kenapa dia muncul di Dunia Arwah dan Dunia Gerbang." Fernando mendesaknya. Jika mereka bisa mengetahui rahasia Dunia Gerbang dari Angel King, itu akan membantu mereka menemukan Lucien.     

Douglas menggerakkan matanya kembali dan berujar serius, "Baiklah."     

Baru saja, mereka masuk jauh ke dalam Dunia Gerbang dengan melacak Angel King dan mengejarnya di aula abu-abu. Setelah bekerja sama, mereka bisa membuat Angel King yang belum mendapat pengaruh Mountain Paradise sampai terluka parah. Jika bukan karena God's Guard yang kuat, Mecantron nyaris tak bisa kabur. Biar bagaimanapun, Douglas sedang dalam perjalanan menjadi demigod, dan mereka berdua sangat siap akan penyerangan.     

Penyihir yang penuh persiapan adalah musuh paling mengerikan!     

...     

Di dalam aula abu-abu, melihat dia sudah menyingkirkan pengejar, Macantron berhenti dan berencana menstabilkan lukanya dengan kekuatan suci.     

Begitu banyak bulu pada 36 sayap di punggungnya rontok. Darah emas menodai bibirnya. Luka parah ada di seluruh tubuhnya. Bahkan kemampuan pemulihan Angel King tak bisa langsung memulihkan semuanya. Rupanya dia terluka sangat parah.     

"Akan kutunjukkan amarahku setelah aku mendapat bantuan Mountain Paradise!" Angel King menggertakkan gigi. Kekuatannya akan jadi separuh level lebih tinggi saat dia ada di sekitar Mountain Paradise, sementara penguatan yang dia terima tak memiliki batas waktu.     

Saat dia mengeluarkan kekuatan suci, wajahnya mendadak terdistorsi. Pupil emasnya berubah cerah dan redup sesekali. Sambil memegang kepalanya erat, dia menangis. "Siapa? Siapa yang memproyeksikan diri ke tubuhku?"     

Dia dikelilingi oleh cahaya suci sambil mencoba melawan penyerang asing yang berusaha mengambil alih tubuhnya.     

Sebuah suara yang terdengar serius dan geram terdengar, "Tak mudah menunggu kesempatan sampai kau terluka lagi. Kau bisa memanggilku Rudolf II, atau Thanos, namaku sebelumnya!"     

"Apa?" Mecantron sangat terkejut. Dia langsung kehilangan kendali atas pikirannya. Setelah kekacauan singkat, pupil emasnya menjadi fokus lagi, sementara luka di tubuhnya pulih dengan cepat.     

Setelah menggeleng dan membiasakan diri dengan tubuhnya, 'Mecantron' mendengus. "Siapa yang menulis metode kebangkitan dalam buku catatan? Aku hanya harus meraba jalan agar aku bisa naik tingkat lagi karena ingatanku yang tak sempurna. Kalau tidak, aku tak perlu menunggu selama ini."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.