Singgasana Magis Arcana

Kesedihan dan Kebahagiaan



Kesedihan dan Kebahagiaan

0Hari pertama di Bulan Bunga, di dalam Moonsong League cabang Allyn...     

Jurisian, yang memakai perlengkapan penyihir petarung, dengan lencana arcana bintang enam, lencara sihir lima lingkaran, dan lencana bulan sabit di dada, perlahan berjalan masuk ke dalam aula.     

"Selamat pagi, Tuan Jurisian." Beberapa arcanis tingkat lingkaran menengah yang baru turun dari tangga menyapa Jurisian dengan hormat ketika bertemu dengannya.     

Sejak Faktor Pengaruh dikenalkan, tidak aneh jadi banyak penyihir di mana level arcananya melampaui level sihir, tapi arcanis tingkat senior masih langka. Sebuah tameng tak terbantahkan yang tak bisa diseberangi banyak orang seumur hidup mereka tampak berada di antara level lima dan level enam. Dengan penemuan pemisahan garis spektrum di bawah medan magnet kuat dan penjelasan teori empat bulan lalu, Jurisian membuktikan ramalan di dalam alkimia baru dan akhirnya mendapatkan enam bintang perak. Jika bukan karena dunia kognitifnya belum tersubstantiasi, dia pasti sudah naik ke tingkat lingkaran enam dan menjadi tingkat senior.     

Jurisian selalu bersikap ramah jika tidak sedang dalam misi. Dia membalas sambil tersenyum, "Selamat pagi. Kau menunggu jurnal Arcana hari ini juga?"     

"Ya. Debat terus terjadi tentang rumus transformasi Tuan Oliver akhir-akhir ini. Kami tak sabar melihat penjelasan terbaru dan aplikasinya. Mungkin seseorang sudah membuktikannya dalam eksperimen." Bobby, arcanis tingkat menengah yang memimpin adalah pria tinggi berotot dengan mata sipit.     

Jurisian terkekeh. "Aku juga, tapi aku lebih khawatir melihat naskah Evans di sana suatu hari nanti."     

Mendengarnya, para arcanis yang jumlahnya cukup banyak di dalam aula mendadak hening. Nama itu terus menghantui mereka seperti mimpi buruk. Mereka tak pernah bisa percaya pada naskah Tuan Oliver begitu juga naskah para arcanis lain terlalu dalam sampai Lucien memberikan pendapat terhadap rumus transformasi. Menunggu sambil ketakutan tampaknya sudah menjadi kebiasaan mereka.     

Setelah lebih dari 10 detik, Bobby kembali tersadar. Dia baru akan membalas kalimat Jurisian ketika beberapa resepsionis membawa jurnal termasuk jurnal Arcana dan Sihir, lalu meletakkan di atas konter. Jadi dia berhenti membicarakan topik itu dan berkata, "Tuan Jurisian, jurnalnya datang. Silakan duluan."     

Melihat Bobby tepat ada di depan konter, Jurisian menggeleng dan berujar sambil bercanda, "Berdasarkan antrean saja. Kau bisa memeriksa apakah ada naskah Evans duluan atau tidak, jadi kami semua bisa bersiap-siap."     

Dia bermaksud menolak kebaikan hati Bobby secara tersirat dan bercanda, tapi setelah dia bicara, semua arcanis yang berdesakan untuk membeli jurnal langsung berhenti.     

Mata mereka fokus pada Bobby, seolah dia setuju dengan pendapat Jurisian kalau Bobby harus memeriksa apakah adalah naskah Lucien Evans duluan, lalu membaca isinya jika memang benar ada.     

Bobby tidak terlalu memikirkannya di awal, tapi ketika begitu banyak orang menatapnya, dia langsung teringat pencapaian luar biasa dari sang Headcrusher. Dahinya langsung dipenuhi dengan keringat, tapi para arcanis di belakangnya memberinya terlalu banyak tekanan, sehingga dia tetap mengambil salinan jurnal Arcana setelah ragu-ragu cukup lama.     

Sadar candaannya seolah disalah artikan dalam keadaan spesial itu, Jurisian melangkah maju dan berencana menghentikan Bobby, jadi dia bisa memeriksanya sendiri.     

Mendadak Bobby berteriak, "Ada naskah Tuan Evans!"     

Suaranya sangat keras dan juga bergetar. Bisik-bisik di aula langsung lenyap. Tempat itu seolah membeku tepat waktu.     

"Naskah apa?" tanya Jurisian tanpa sadar.     

Bobby menghela napas lega. "Tentang elektrodinamika dari pergerakan benda dan ekuasi massa-energi. Kedengarannya seperti penelitian terhadap teori pergerakan dalam elektromagnetik dan sepertinya tidak disruptif."     

Setelah merasa lega, dia langsung membaca naskah yang diletakkan di halaman pertama jurnal dengan penasaran. Para arcanis lain sadar sehingga tidak mengganggu Bobby, melainkan menatap kepalanya lekat-lekat. Di sisi lain, Jurisian berpikir keras karena judul ambigu tersebut.     

Setelah beberapa saat, otot wajah Bobby mulai terpelintir, keringatnya jatuh dari pipi. Kemudian dia mengangkat tangan kirinya dan menekan kepala, seolah dia sedang tersiksa. Matanya kacau dan bingung.     

Aula tersebut hanyut dalam hening yang aneh sekali lagi. Sembari menggumamkan sesuatu, Bobby berbalik, hanya untuk menyadari kalau semua arcanis di sekitarnya termasuk Jurisian, tak peduli berada di tingkat apa, sudah menjauh setidaknya 10 meter darinya. Sekitar Bobby kini kosong, seolah iblis hadir di sana.     

"Apa yang kalian lakukan?" tanya Bobby bingung.     

Semua arcanis memerhatikannya dengan aneh. Jurisian terbatuk dan berkata, "Kami melihat kau kesakitan, makanya memberimu tempat yang tenang agar bisa memulihkan diri. Tentang apa naskahnya?"     

"Oh? Kau takut dunia kognitifku hancur dan otakku meledak?" Bobby menyadari apa yang terjadi dan tersenyum. "Bagaimana mungkin? Naskah Tuan Evans menyimpulkan rumus transformasi Tuan Oliver berdasarkan dua hipotesis. Tidak ada yang disruptif sama sekali."     

Mendengarnya, Jurisian dan yang lain mengambil tiga langkah mundur. "Apa? Naskahnya menjelaskan tentang transformasi Oliver?"     

"Lalu kenapa kau memijit dahimu sambil memasang ekspresi kesakitan?"     

Bobby menatap kakinya karena malu. "Aku bisa memahami rumus di dalamnya, tapi deskripsi tentang ruang, waktu, massa, dan energi terlalu sulit untukku. Aku tak bisa memikirkannya dan memukul kepalaku untuk melihat apakah aku dapat inspirasi."     

Fuuh. Hela napas lega semua orang nyaris berkumpul menjadi angin. Jadi, orang itu hanya berpikir keras karena tidak bisa memahaminya. Rasa takut mereka sia-sia.     

Tahu kalau penjelasan Evans itu adalah hal yang sudah mereka 'tunggu sejak lama', para arcanis tingkat menengah dari Moonsong League akhirnya menenangkan diri, tapi tak satu pun dari mereka berani membacanya dengan ceroboh.     

Setelah beberapa saat, memikirkan Bobby yang tidak mengalami apapun, Jurisian mengumpulkan keberanian dan membaca naskah Lucien di konter.     

Seiring waktu berlalu, Jurisian semakin murung. Ototnya mengencang dan dia menggertakkan gigi. Dahinya yang mengkilat dipenuhi dengan keringat dingin, matanya dipenuhi dengan sorot bingung dan syok, sementara dia terus menggumamkan ruang dan waktu, massa dan energi pada dirinya sendiri.     

Selain itu, apa yang paling aneh adalah perubahan luar biasa tampak terjadi di sekitarnya, seolah sinar cahaya jadi lebih terang.     

Bobby langsung memahami rasa takut mereka sebelum ini setelah melihat keadaan Jurisian. Dia buru-buru bergegas menuju kerumunan, sementara arcanis lain mengepalkan tangan dan menatap kepala Jurisian dengan ketakutan.     

Setelah cukup lama, Jurisian mendadak 'berteriak', dan para arcanis yang berdesakan mendadak mundur secara buru-buru, sehingga aula jadi kacau.     

Setelah mereka mundur semakin jauh dan bersiap dengan tubuh tanpa kepala, namun mereka melihat Jurisian berdiri senang dan tampak lega.     

"Tuan Jurisian, Anda baik-baik saja?" Bobby memberanikan diri untuk bertanya.     

Jurisian tertawa terbahak-bahak. "Meski naskahnya belum benar-benar sempurna, tetap saja aku sangat terkejut dan sudah menyelesaikan masalah yang menggangguku. Makanya dunia kognitifku sekarang separuh tersubstantiasi!"     

Dengan kekuatan spiritual yang lebih dari cukup serta kendalinya atas sihir, berarti dia akan menjadi penyihir tingkat lingkaran enam tak lama lagi.     

"Sungguh? Selamat atas kenaikan Anda menjadi penyihir tingkat senior. Tapi kenapa Anda teriak, Tuan Jurisian? Kami pikir kepala Anda akan meledak..." kata Bobby terus terang.     

Jurian membalas sambil terkekeh, "Aku terlalu senang, jadi aku ingin membagikan kebahagiaanku."     

Menyaksikan Jurisian melewati rintangan menuju tingkat senior, para arcanis tingkat senior di aula tak punya waktu untuk merutuki keusilannya, namun semuanya buru-buru menuju konter untuk membeli jurnal Arcana, berharap 'keajaiban' serupa akan terjadi pada diri mereka juga.     

Setelah cukup lama, hanya beberapa dari puluhan arcanis tingkat menengah yang berpikir keras, seolah mereka tercerahkan dan bingung. Sementara sisanya seperti Bobby. Mereka bisa memahami deduksinya, tapi mereka tidak bisa mendapatkan arti spesifik di sana. Mereka semua bingung.     

Namun, mereka semua sadar kalau naskah tersebut tampaknya telah mematahkan sistem pergerakan Presiden Douglas. Dunia kognitif mereka yang terbentuk dari sana jadi terguncang. Untungnya, Lucien menjelaskan dengan baik kalau sistem pergerakan sebelumnya adalah perkiraan kecepatan rendah dari teori baru di separuh akhir naskahnya dengan memberikan banyak contoh, sehingga dunia kognitif mereka kembali stabil. Jelas itu bukan disrupsi namun sebuah sublimasi!     

Meski demikian, fakta bahwa pengetahuan mereka belum cukup dan tidak solid membuat mereka lebih bingung.     

Tepat setelahnya, seorang pria berhidung bengkok berjalan masuk, dengan lencana tujuh lingkaran dan lencana tujuh bintang di dadanya.     

Menyadari sikap aneh beberapa arcanis di sana, dia dirundung beberapa pertanyaan.     

Setelah mendengarkan penjelasan mereka, dia mengernyit dan mengambil salinan jurnal Arcana untuk membaca artikelnya. Semakin jauh di membaca, dia memasang ekspresi jijik. "Absurd! Bagaimana bisa ruang dan waktu jadi seperti ini! Ini adalah pelanggaran berat dari observasi dan imajinasi! Apakah kepala Lucien Evans dipenuhi lumpur karena pembelajaran matematikanya yang tak berguna?     

"Lagipula masih banyak celah di dalamnya!"     

Sambil bicara, dia naik ke atas sambil membawa jurnal tersebut, berencana mencercanya.     

"Tuan Alvaro, ini saya..." Penyihir tingkat menengah yang jurnalnya diambil langsung menyerah, karena dia tahu kalau Tuan Alvaro adalah arcanis musiman yang sangat keras kepala dalam tiga hukum Medan Gaya, sistem pergerakan, dan ruang waktu yang absolut.     

...     

Di dalam menara sihir royal Holm.     

Sambil melihat gurunya menggumamkan kata seperti 'massa', 'energi', 'waktu', dan 'ruang' di depannya, K mendadak merasakan ketakutan tak terdeskripsikan dan memfokuskan pandangan pada jurnal Arcana di tangannya.     

Mendadak, napas Larry berat, lalu dia mengepalkan tangan. Dia berkata dengan mata berbinar, "Kalau disempurnakan, akan jadi naskah yang mengubah zaman!"     

"Master?" tanya K hati-hati. Dia sudah menjadi arcanis level empat dan seorang penyihir tingkat lingkaran empat.     

Tidak ada penjelasan di wajah Larry, yang dipenuhi dengan jenggot kuning, namun dia berkata dengan sangat senang, "Dunia kognitifku separuh tersubstantiasi."     

...     

Di lantai 13 menara sihir Allyn.     

Lucien duduk di ruangan di Komite Umum, menunggu Thompson mengonfirmasi kalau tidak ada penyihir yang dunia kognitifnya hancur.     

"Sejauh ini tidak ada." Thompson berjalan masuk. "Itu karena kau belum menyajikan perkembangan dalam eksperimen dengan siklotron. Selain itu, setelah diskusi selama lebih dari 8 bulan, kebanyakan arcanis harusnya sudah siap secara mental dan pengetahuan.     

"Tapi beberapa arcanis tingkat senior di medan gaya memang punya reaksi berlebihan."     

Lucien membalas dengan pasrah, "Kuharap hanya dunia kognitif mereka yang rusak dan membeku. Atau mungkin mereka memang menemukan kesalahan dalam naskah dan memberikan pendapat baru."     

Thompson tidak terusik, sehingga menenangkannya, "Hal baik juga terjadi. Hari ini, dunia kognitif, setidaknya enam penyihir tingkat lingkaran lima, jadi separuh tersubstantiasi karena naskahmu. Empat di antaranya berasal dari perguruan elektromanetik dan cahaya-kegelapan, termasuk Jurisian yang kau kenal. Dua di antaranya penyihir elemen, salah satunya adalah Larry. Setidaknya dalam waktu singkat ini, pengaruh baik naskahmu lebih banyak daripada pengaruh buruknya.     

"Sejauh yang kutahu, pemandangan seperti itu hanya terjadi saat Filosofi Sihir dari Prinsip Matematika dan rumus Brook diajukan. Tentu saja, pengaruh mereka lebih hebat lagi. Dunia kognitif beberapa orang bahkan langsung tersubstantiasi di tempat."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.