Singgasana Magis Arcana

Kegigihan



Kegigihan

0Bagi orang lain, menerbitkan naskah di jurnal edisi bulan ini atau bulan depan tidak ada bedanya, selama jurnal itu punya pengaruh yang cukup besar. Tapi bagi Lucien, alasan mengapa dia memaksakan diri untuk menyelesaikan naskah itu di awal bulan adalah karena naskahnya ingin dibaca oleh banyak arcanis secepat mungkin.     

"Apa ada kesempatan naskah saya bisa diterbitkan di edisi bulan ini?" Lucien mencari harapan. "Bagaimana kalau menaruh naskah saya di bagian paling belakang?"     

"Maaf, Evans, tapi aku tidak bisa. Kami sudah memberitahu seluruh penyihir yang naskahnya akan kami terbitkan," ujar Woods tegas. Meski dia menganggap Lucien adalah pemuda yang menjanjikan, dia belum cukup bisa membuat Woods mengambil risiko membuat marah penyihir penting lain hanya karena arcanis level satu.     

Lucien menegakkan punggungnya, dan masih ada senyum di wajahnya. "Tuan Woods, saya tahu Anda masih merasa ragu dengan naskah saya. Tapi saya harap lampiran catatan eksperimen saya di bagian akhir naskah bisa membuat naskah itu lebih persuasif. Meski saya belum bisa membuktikan kalau seluruh berat atom dalam beberapa elemen yang disebutkan dalam naskah adalah salah, hasil eksperimen saya menunjukkan kalau beberapa dari elemen itu salah, seperti yang tertulis dalam tabel periodik saya."     

Woods menggeleng. "Bahkan jika eksperimenmu bisa membuktikan itu, masih belum ada cukup bukti yang menunjukkan naskahmu bisa diandalkan. Aku yakin beberapa asumsimu tidak benar."     

Di mata Woods, naskah itu seperti satu dari naskah lain sebelumnya, yang mempelajari urutan antara elemen. Tidak ada hal spesial dalam naskah Lucien.     

"Mungkin karena..." Lucien menahan diri menyebut elemen-elemen itu sebagai isotop, namun mengatakannya dengan cara lebih implisit, "karena beberapa alasan yang belum kita temukan. Sehingga kita tak bisa menimbang elemen itu dengan benar menggunakan metode yang ada..."     

Sepasang isotop adalah dua elemen dengan angka proton yang sama, namun memiliki angka neutron yang berbeda. Karena sifatnya sama, isotop bisa agak membingungkan. Namun, Lucien tidak berani mengemukakan konsep itu tanpa pikir panjang, karena pemahaman elemen di dunia ini masih ada di tahap atom.     

"Kau adalah arcanis level satu, Evans," ujar Woods. "Orang yang mengukur elemen itu adalah arcanis—setidaknya—level lima."     

Apa yang ingin Woods katakan sangat jelas.     

"Kalau begitu, maafkan saya, Tuan Woods. Saya khawatir harus menolak undangan Arcana Umum karena saya percaya pada penelitian saya." Lucien membungkuk sopan pada Woods.     

Woods tidak merasa tersinggung, karena dia telah melihat banyak pemuda keras kepala, atau katakanlah, gigih, seperti Lucien Evans. Jadi dia berdiri dari kursi dan berujar, "Aku tidak menyalahkanmu, Evans. Tapi jika kau tak bisa menemukan jurnal lain yang menerima naskahmu, kau akan selalu diterima di sini."     

Lucien mengambil naskahnya di meja dan mengangguk. "Terima kasih banyak, Tuan Woods."     

Dia tahu kalau dia masih punya pilihan terakhir, dan itu adalah mengambil risiko mencari pertolongan dari Holm Royal Magic Academy serta Will of Elements menggunakan cincinnya. Biar bagaimanapun, dia sudah cukup dicurigai di mata Hand of Paleness. Tentu saja, tak ada yang tahu apa yang akan terjadi jika Lucien memutuskan melakukan hal itu.     

Kini, Lucien sudah lebih tinggi. Sambil mengenakan top hat hitam dan mantel panjang, sosok gigihnya meninggalkan kesan yang mendalam pada Woods.     

...     

Sekitar 10 hari lalu.     

Di lantai 14 menara sihir, di lounge eksklusif.     

Sambil melihat kertas di tangannya, Rogerio tersenyum dan menggeleng. "Anak muda memang penuh semangat dan menginginkan tantangan. Mereka berani, tak kenal takut, dan gila."     

Meski Rogerio tak tahu apa yang Lucien lakukan bulan lalu, karena Adol tak bisa mengikuti Lucien ke mana saja, dia tahu kalau naskah terbaru Lucien lolos ulasan dewan, tapi ditolak oleh beberapa jurnal. Jadi dia pergi ke Perpustakaan Arcana Umum dan membeli beberapa salinan naskahnya.     

Rogerio tidak butuh waktu lama sampai dia berhenti membaca naskahnya, karena dia juga salah satu arcanis yang mengukur dengan Temirick. Saat itu, dia menggunakan beberapa cara ukur berbeda sampai mendapatkan hasil demikian, dan hasilnya didukung oleh beberapa arcanis berpengaruh, jadi dia tak pernah meragukan hasil penelitiannya.     

Setelah meletakkan naskahnya, jari Rogerio mengetuk meja. Dia mempertimbangkan bagaimana membuat Lucien muncul di depan beberapa penyihir tingkat menengah di Will of Elements, jadi dia bisa melihat reaksinya jika mereka mengenali Lucien, agar Rogerio bisa lebih mengetahui tentang pendatang baru misterius tersebut.     

...     

Sebelum menuju cabang Bank Royal Holm di Allyn—kalau kata Natasha sebelumnya, adalah bank tertinggi di dunia ini—Lucien mampir ke sekolah dulu. Karena jika dia menunjukkan cincin itu pada Will of Elements, dia mungkin tak bisa kembali dalam waktu lama. Makanya, dia harus memberitahu teman-temannya, murid, dan kepala sekolah lebih dulu.     

"Apa naskahmu diterima?" Rock, Jerome, dan K bertanya pada Lucien begitu dia sampai di sekolah.     

Mereka tahu kalau naskah kedua Lucien ditolak oleh jurnal Alkemi dan Elemen.     

"Tidak..." Lucien tersenyum santai. "Ditolak oleh jurnal Arcana Umum juga."     

"Ayolah ... lalu kenapa mereka mengundangmu ke sana?!" Rock agak marah.     

Jermone melirik Rock untuk menghentikannya, kemudian sedikit menenangkan Lucien.     

Saat Lucien akan menemukan alasan karena akan absen untuk sementara waktu, K berujar padanya, "Evans, aku tau seorang arcanis yang merupakan salah satu editor Elemen, dan namanya adalah Igna. Dia adalah orang baik, dan aku berpikir apakah kau mau pergi ke Rentato bersamaku, jadi kita bisa makan malam bersama."     

Meski K tidak yakin cara ini berhasil, dia masih menawarkan bantuan. K berharap seseorang mau membaca naskah rekan kerjanya dengan teliti tanpa ada bias.     

Lucien sangat terkejut, tapi dia langsung menarik napas dalam dan membalas, "Terima kasih, K! Aku ikut ke Rentato bersamamu!"     

Lucien tidak akan membiarkan kesempatan apapun terlewat.     

...     

Setelah makan siang, Woods istirahat sejenak, kemudian berjalan ke labnya di menara sihir dengan semangat. Dua jam adalah waktu eksperimennya, dan itu tak boleh diganggu dengan pekerjaan lainnya.     

Entah mengapa, saat Woods menghampiri lingkaran alkemi dan akan melanjutkan eksperimen kemarin, kalimat Lucien melintas di benaknya, dan dia mengambil satu botol elemen yang sudah dimurnikan di depannya.     

"Dia cukup keras kepala. Mungkin aku bisa coba lihat apakah pengukuran elemennya benar. Yah, tidak akan butuh waktu lama." Woods bergumam pada dirinya sendiri.     

Jika dia bisa menemukan kesalahan dalam catatan berat atom saat ini, dia masih bisa dapat beberapa kredit.     

Berdasarkan regulasi kongres, untuk statistik dasar seperti berat atom elemen, penyihir pertama yang mengukurnya dengan benar dan lima penyihir setelahnya yang membuktikan statistik itu benar akan mendapatkan kredit kutipan dengan rasio 3: 2: 2: 1: 1: 1 dalam satu tahun.     

Sebagai penyihir tingkat menengah yang berpengalaman, Woods menyelesaikan eksperimen pertamanya dalam mengukur berat atom dari salah satu elemen yang ditunjuk Lucien memiliki salah ukur.     

"Hmm ... Evans benar soal yang ini. ada kesalahan kecil dalam pengukuran berat atom di metode sebelumnya." Woods mengangguk.     

Setelah menggunakan dua metode lain, Woods yakin kalau pengukuran berat sebelumnya salah, dan Lucien benar.     

Kemudian Woods lanjut mengukur elemen lain.     

Seiring waktu berjalan, wajahnya tampak semakin terkejut. Jika satu jawaban benar mungkin saja adalah keberuntungan Lucien, dia tak tahu bagaimana menjelaskan mengapa semua hasil eksperimen membuktikan bahwa Lucien benar, karena mereka bisa masuk ke dalam tabel periodik elemen dengan sangat pas.     

Tatapan gigih Lucien dan apa yang dia katakan melintas di benak Woods lagi.     

Woods yang mondar-mandir di lab buru-buru bergegas ke kantornya. Dia langsung mengambil pena bulu dan mulai menulis.     

'Yang terhormat Lucien Evans,     

'Kami merasa naskah Anda sangat bernilai, dan kami harap jurnal Arcana Umum bisa menerbitkan naskah Anda dalam edisi bulan ini...'     

Tiba-tiba, dia berhenti menulis. Woods meremas kertas itu dan membuangnya ke tempat sampah. Dia langsung mengambil mantel dan topi, kemudian bergegas menuruni tangga.     

"Pergi ke Douglas," ujar Woods pada kusir.     

Di Allyn tidak boleh terbang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.