Singgasana Magis Arcana

Penyihir Murloc



Penyihir Murloc

0Bola air korosif dan api menghilang disaat bersamaan. Sedetik kemudian, Lucien tanpa sadar mengaktifkan model sihir di jiwanya dan menembakkan dua misil hitam sihir ke arah murloc penyihir itu, lalu menghindar ke sisi lain secepat bayangan.     

Begitu dua misil tersebut mendekat ke arah murloc, tiba-tiba, sebuah pusaran transparan muncul mengelilinginya. Pusaran itu langsung menyerap misil sihir tersebut.     

Mantra tingkat lingkaran kedua, Power Resistance.     

Itu adalah mantra yang membantu perapal agar bisa menahan kekuatan serangan hingga titik tertentu. Murloc yang berdiri di depan Lucien adalah penyihir.     

Secepat Lucien, penyihir itu mengangkat tongkat coralnya dan menunjuk ke arah Lucien.     

Tiba-tiba, Lucien tak bisa menahan tawa. Tawanya sangat kencang sampai seluruh tubuh Lucien gemetar.     

Penyihir Kuo-toan itu menemukan Lucien menggunakan kekuatan spiritual.     

Kekuatan spiritual Lucien mulai meredup dan melemah karena tawanya. Dia tak bisa merapal atau mengaktifkan item sihir. Kaki dan tangannya terasa sangat lemas, kecepatannya juga menurun drastis.     

Lucien, meski masih tertawa seperti orang gila, merasa sangat takut. Dia tahu kalau dia tak bisa bereaksi dengan tepat, serangan penyihir murloc itu bisa membunuhnya dengan mudah.     

Lucien mengeratkan kepalan tangan kirinya untuk merasakan hawa dingin dari cincin Ice Revenger supaya sebisa mungkin tetap sadar.     

Dia menarik napas dalam. Lucien mengirimkan hawa dingin dari cincin itu ke dalam jiwa dan kekuatan spiritualnya untuk menekan tawa berbahaya itu.     

Begitu Lucien merasa dia bisa bergerak, dia cepat-cepat berguling di tanah untuk menjauh dari murloc itu.     

Setengah detik kemudian, bola petir mengenai tempat di mana Lucien tertawa sebelumnya dan meledak, menjadikan beberapa kabin murid hancur lebur.     

Ada percikan petir tertinggal di jalur bola petir, dan Lucien juga terkena efeknya. Dia merasakan sakit yang luar biasa, bercampur dengan rasa kebas. Rambutnya juga berdiri.     

Namun, rasa sakit akibat petir itu membuat Lucien sembuh dari tertawanya. Dia memanfaatkan kesempatan dan cepat-cepat mengaktifkan gelangnya. Lucien lalu melemparkan bola api tepat ke arah penyihir murloc.     

Lucien harus selamat lebih dulu. Dia tidak bisa memikirkan bagaimana caranya menghadapi sisa petir yang disebabkan oleh bola api sekarang.     

Meski kekuatan bola apinya mengintimidasi, penyihir murloc itu tetap tenang. Dia mengangkat tongkat coralnya lagi dan menduplikasikan dirinya.     

Duplikatnya terlihat sangat mirip dengan murloc itu. Keduanya memiliki tongkat coral, keduanya memiliki mata silver yang dingin, dan keduanya sama-sama dilapisi sisik bercahaya merah.     

Saat bola api itu mengenal murloc yang sudah ditarget Lucien sejak awal. Tiruan murloc penyihir itu pecah seperti kaca dan menghilang dengan cepat. Namun, penyihir murloc yang sebenarnya tetap selamat di sebelahnya, di bawah lindungan Power Resistance dan tameng air raksasa.     

Lucien merasa putus asa untuk sesaat. Dia tidak bisa mempercayai kalau mantra serangan terkuatnya dihalau oleh penyihir murloc itu dengan sangat mudah!     

Itu hanyalah mantra tingkat lingkaran kedua, Mirror, yang bisa menciptakan beberapa tiruan si perapal agar perapal bisa menghindar dari serangan. Sebelum tiruan itu hancur, perapal asli tidak akan terluka.     

Terkadang dalam pertarungan, yang terpenting bukan level sihir, namun penggunaan yang tepat.     

Lucien tak punya pilihan lain. Putus asa dalam keadaan seperti itu berarti mati. Jadi, dia mulai bergerak dengan cepat lagi, ketika penyihir murloc itu masih memulihkan diri dari mantra terakhirnya.     

Saat Lucien bergerak, dia mengaktifkan model sihir lain di dalam jiwanya.     

Mantra tingkat lingkaran pertama, Cause Fear.     

Sebuah bayangan muncul, dan bayangan itu langsung melompat menerjang si murloc.     

Lucien berharap mantra ini bisa membawa efek negatif pada murloc itu, sehingga Lucien punya kesempatan yang lebih baik untuk merapal, atau mungkin, mundur.     

Namun, meski bayangan itu berhasil mengenai penyihir Kuo-tan, murloc tersebut tampaknya kebal dengan mantra sihir. Mata peraknya masih tampak dingin dan tenang, seolah dia sedang memperhatikan orang lain sedang bertarung.     

Lucien melihat sebuah cahaya melesat melewati mata perak penyihir itu. Kemudian dia melihat pola biru rumit yang sangat misterius dan memikat, sehingga Lucien tak bisa mengalihkan pandangannya.     

Host Star of Destiny milik Lucien saat itu tiba-tiba bersinar sangat terang. Bintang itu mengatakan dan mendesak Lucien bahwa ada bahaya yang datang.     

Kekuatan bintang Lucien terhubung dengan Ice Revenger di tangan kiri Lucien. Lucien merasakan hawa dingin yang tidak mengenakkan sedang menyelimuti dirinya. Tak lama kemudian, dia sedikit tersadar dan buru-buru mengaktifkan gelang, lalu menggunakan Flame Shield.     

Lucien kini dikendalikan oleh mantra tingkat lingkaran kedua penyihir murloc itu, yaitu Hypnosis Totem!     

Sebuah bola air yang besar, kali ini menjatuhi Lucien dan menyelimuti dirinya. Lucien merasakan tekanan yang luar biasa dari air, kemudian api di sekitarnya mulai padam.     

Mantra tingkat lingkaran kedua yang lain, Drowning Bubble.     

Saat Lucien hampir pingsan di dalam balon air, api yang dia panggil tadi akhirnya menguapkan sebagian besar air dan menghancurkan mantranya. Begitu api dan balon airnya menghilang bersamaan, Lucien buru-buru berguling di lantai lagi tanpa sempat mengambil napas, karena bola petir lain dilesatkan ke arahnya lagi!     

Lucien tak pernah merasa seputus asa ini. Dia juga sadar kalau dirinya sangat beruntung bisa mengalahkan si necromancer, Hunt.     

Di situasi ini, pilihan mantranya sangat krusial, sehingga kesalahan satu mantra saja mungkin bisa membunuhnya dengan mudah.     

Lucien sudah menyadari kalau sepertinya penyihir murloc itu sudah merapal mantra tingkat lingkaran kedua bernama Mechanized Mind. Maka dari itu, mantra yang berefek pada kondisi mental tak ada yang berhasil memengaruhi si murloc.     

Mantra Mechanized Mind bisa mengubah makhluk yang memiliki emosi menjadi seperti robot, macam Golem Besi. Maka dari itu, seseorang akan kebal dengan macam-macam mantra yang bertujuan mempengaruhi kondisi mental seseorang.     

Lucien tahu kalau penyihir murloc itu ahli dalam menggunakan mantra pertahanan. Jadi kemungkinan besar mantra serangannya—kalau tidak direncanakan dengan baik—akan menjadi sia-sia saat melawan makhluk itu.     

Dalam benaknya, Lucien cepat-cepat memikirkan strategi yang bisa digunakan.     

Saat murloc itu hampir pulih dari perapalan sebelumnya, Lucien berencana menggunakan ledakan bola api untuk menutupinya, agar dia bisa melompat ke dalam air demi mengambil sedikit kesempatan supaya bisa bertahan hidup.     

Selain itu, Lucien merasa bala bantuan kesatria akan datang tak lama lagi.     

'Tunggu.'     

Lucien tiba-tiba terpikir sesuatu.     

'Prinsip dari Mechanized Mind adalah memberikan makhluk sebuah fitur mekanik. Kalau begitu, tidak ada hormon yang dihasilkan, dan gelombang otak makhluk itu akan berubah menjadi sinyal elektromagnetik. Itulah mengapa seseorang bisa kebal terhadap banyak mantra yang menyerang mental.' Lucien berpikir cepat. 'Katanya jiwa makhluk itu tidak berubah, yang mana pada dasarnya setara dengan pengendali nyawa alkemik.'     

Lucien merasakan sedikit harapan. Sehingga dia cepat-cepat mengurungkan niat kaburnya untuk menyelamatkan diri.     

Lucien mengubah dirinya menjadi bayangan. Kemudian dia meluncurkan serangan pada penyihir murloc lagi.     

Gelombang tak kasatmata keluar dari jiwa Lucien, dan gelombang sihir yang kuat pun tercipta.     

Mantra tingkat lingkaran pertama, Charm Person, tak hanya berefek pada manusia, tapi juga pada makhluk humanoid!     

Penyihir murloc itu memasang senyum sarkas di wajahnya.     

Mana mungkin Charm Person bisa berefek pada dirinya, pikir si murloc.     

Tapi tiba-tiba, dia merasa kalau Lucien—manusia yang berdiri di depannya—adalah penguasa laut yang dia sembah.     

Tanpa sadar, murloc itu mengurangi pergerakan kekuatan spiritualnya dan berhenti merapal Drowning Bubble yang kedua.     

Penyihir murloc itu langsung menyadari kalau ini tidak benar.     

Meskipun kekuatan spiritual yang kuat milik murloc itu tak bisa mencegahnya terkena efek mantra Lucien, untuk sesaat, akibat perasaan tertusuk di jiwanya karena sihir itu, si murloc kehilangan konsentrasi selama sesaat.     

Versi Charm Person yang dikembangkan oleh Lucien sendiri menitik beratkan pada pengaruh sihir terhadap jiwa individual, tapi menurunkan kekuatan dari campur tangan gelombang otak, sehingga bekerja sangat baik pada penyihir!     

Gagalnya perapalan Charm Person pada penyihir murloc juga membuat Lucien menderita efek balik, makanya dia merasa pusing untuk sesaat. Tapi itu tak menghentikan Lucien untuk mengaktifkan item sihirnya.     

Sebuah bola api seukuran kepala muncul di udara dan terbang ke arah penyihir murloc.     

Murloc itu sekarang berada di balik perlindungan Power Resistance dan gelembung udara. Melihat bola api mendekat ke arahnya, penyihir murloc itu tampak tak berdaya dan frustrasi.     

Sudah sangat terlambat untuk merapal mantra atau mengaktifkan item sihir.     

"Blar!"     

Bola api itu meledak.     

Bagian tubuh penyihir murloc meledak menjadi serpihan daging, dan beberapa serpihan itu terbakar hingga hangus.     

Namun, serpihan tubuh murloc masih bergerak-gerak di lantai, mencoba untuk kembali ke tubuh asal.     

Tentu saja, Lucien tidak akan membiarkan murloc itu kembali lagi.     

Lucien menggenggam Alert di tangan kanan, memegang Asthenia Dagger di tangan kiri, lalu melompat ke arah serpihan-serpihan besar murloc.     

Sebuah cahaya menyilaukan muncul. Murloc itu pun terpenggal.     

Kali ini, seseorang turun ke bawah. Dia melihat penyihir murloc yang tewas dan Lucien.     

"Kau membunuhnya?!" Tom tak bisa mempercayai apa yang dia lihat.     

Tom tadi sempat bertarung dengan penyihir murloc di atas dek di luar, dan dia tahu sekuat apa penyihir tingkat lingkaran kedua itu.     

Saat Tom buru-buru turun, dia melakukannya bukan hanya untuk melindungi Wave Stone, tapi juga membantu Lucien dan para murid.     

Namun, dalam satu menit, penyihir itu sudah dibunuh oleh Lucien.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.