Singgasana Magis Arcana

Kuburan Yang Terbakar



Kuburan Yang Terbakar

0Dua misil sihir memecahkan jendela dan langsung terbang ke arah burung hantu yang menakutkan itu.     

Burung hantu berwarna abu-abu itu tak bergerak, tetapi gas berwarna hitam langsung melindunginya dari serangan tersebut. Misil-misil sihir itu sangat mengganggu gas yang melindunginya.     

Seolah-olah menyadari bahwa orang yang sedang berbicara dengan Kaelyn bukanlah teman melainkan musuh, burung hantu itu membuka paruhnya dan mulai berteriak, walau tak satupun suara keluar.     

Tiba-tiba, banyak tentakel berwarna hitam merangkak keluar dari karpet. Setelah tentakel-tentakel itu menyentuh tubuh Lucien, dia merasa mati rasa, lemah, dan kesakitan.     

Lucien tak pernah mengalami hal ini sebelumnya. Di antara semua mantra sihir tingkat murid dan mantra sihir tingkat lingkaran pertama, dia tak pernah menemukan sesuatu yang memiliki efek gabungan seperti itu. Bahkan mantra sihir tingkat lingkaran kedua, Ghoul Touch, hanya memberikan efek mati rasa dan hanya dapat melukai orang-orang sampai batas tertentu saja.     

Jadi Lucien menyimpulkan bahwa itu adalah mantra sihir spesial necromantic.     

Berusaha tetap tenang, Lucien mengaktifkan gelangnya dan dengan mudah dia membebaskan diri dari jeratan tentakel-tentakel itu dengan membaca mantra dalam hati, Flame Shield.     

Lucien dikelilingi oleh api untuk melindungi dirinya dari tentakel-tentakel berwarna hitam yang jumlahnya tak terhingga. Lucien melihat bahwa mereka semakin bertambah banyak di depan pintu sehingga Lucien tak bisa kabur. Dia mengubah pikiran, kemudian Lucien mengubah dirinya menjadi seberkas cahaya bulan dan bergegas ke arah burung hantu berwarna abu-abu itu dengan pedangnya.     

Burung hantu itu terbang ke atas ketika Lucien langsung menerobos keluar melalui jendela dan dia mulai jatuh dengan cepat dari lantai itu. Namun, Lucien tak membentur tanah, melainkan kecepatan jatuhnya melambat, seperti kecepatan sebuah bulu yang jatuh.     

Mantra sihir tingkat lingkaran pertama, Feather Fall.     

Ketika Lucien hampir mendarat, dia mendengar tawa gila dari kuburan di dekatnya, "Hahaha! Aku sudah dekat! Hanya selangkah lagi! Kaelyn, Kaelyn … di mana kau?!"     

Ketika tawa tersebut terdengar semakin mendekat, Lucien melihat hal yang paling menyeramkan yang pernah dia temui. Dari wajahnya, Lucien hampir tak dapat mengatakan bahwa makhluk itu dulunya adalah manusia. Namun, beberapa bagian tubuhnya hanyalah daging busuk, dan bola mata, bibir, dan lengan pucat yang menjijikkan tumbuh di tubuhnya. Apalagi, makhluk itu diselimuti oleh gas berwarna abu-abu yang mampu merusak dan membunuh tanaman yang dilewatinya.     

Setelah monster itu melihat Lucien, dia mengeluarkan suara teriakan yang tak enak didengar. Tentakel-tentakel hitam itu tumbuh lagi dari tanah dan bergerak cepat menuju ke arah Lucien.     

Melihat rupa monster ini, Lucien hampir muntah. Dia cepat-cepat mengaktifkan Death Resistance, sebuah mantra sihir Ilahi tingkat kedua melalui Sun's Corona. Tubuhnya dengan cepat diselimuti oleh cahaya putih, yang dapat melindunginya dengan baik dari kekuatan necromantic.     

Tentakel-tentakel hitam itu ketakutan, seolah-olah mereka sedang menghadapi kutukan terbesar mereka. Hal ini membuat Lucien memiliki waktu yang cukup untuk mendarat dengan aman dan mengatur posisinya demi menebas sang monster. Lucien yakin bahwa monster itu adalah Hunt.     

Sesuatu yang tak disangka oleh Lucien adalah ketika Hunt membidik ke arah pedang Lucien, Alert, pedang tersebut berbalik menebas Lucien dan meninggalkan luka yang dalam di bahunya.     

Itu adalah mantra sihir necromantic tingkat lingkaran pertama, Back Bite.     

Lucien menghela napas panjang karena kesakitan. Lucien menggenggam pedangnya lagi dan mengaktifkan struktur sihir di jiwanya. Secara instan, sebuah lapisan minyak mengelilingi Hunt dan meluas ke tanah.     

Mantra sihir tingkat lingkaran pertama, Oil.     

Hunt melangkah ke depan karena hampir jatuh. Jadi dia berhenti dan mulai menggunakan mantra sihir jarak jauh untuk menyerang Lucien.     

Negative Energy Ray, Shriveling, Chill Touch, Enfeeblement Ray … Semua mantra sihir itu menyerang Lucien dengan gila-gilaan sehingga tak ada waktu baginya untuk melindungi diri. Namun, Lucien telah mempelajari banyak taktik yang Aaron dan Habearo gunakan untuk menghadapi penyihir. Dia terus bergerak, tanpa memberi kesempatan kepada Hunt untuk membidik ke arahnya. Walaupun dia berkali-kali gagal untuk menghindari serangan sepenuhnya, mantra sihir tingkat kedua, Death Resistance, memberinya sedikit pertahanan terhadap serangan tersebut.     

Hunt telah berubah menjadi seekor monster sepenuhnya, seekor monster yang tak berakal selama bertarung. Ketika dia mengucapkan mantra sihir satu per satu tanpa banyak jeda, bola mata, bibir, dan lengannya mulai terkelupas hingga jatuh dari daging busuknya.     

Monster itu menjadi marah. Saat Hunt mengeluarkan suara teriakan yang memekakkan telinga, ombak berwarna hitam bermunculan di sekelilingnya. Mantra sihir necromantic tingkat lingkaran ketiga, dan juga sebuah mantra sihir area, Negative Energy Explosion.     

Lucien tak lagi mempunyai tempat untuk bersembunyi dari serangan ombak hitam tersebut. Jadi dia tak memiliki pilihan lain, selain menggunakan kesempatan terakhirnya untuk mengaktifkan Flame Shield di Gelang Fire Weaver untuk menangkis serangan tersebut.     

Walaupun api tersebut menyala seterang matahari, tak lama kemudian api itu dipadamkan oleh serangan ombak hitam. Untunglah Lucien telah memasang lapisan perlindungan yang lain, Death Resistance, di dalam Flame Shield, Lucien nyaris tak selamat dari serangan jarak jauh tersebut.     

Setelah mengucapkan mantra sihir yang kuat tersebut, untuk sementara ini Hunt tak mampu mengeluarkan mantra sihir yang lain karena dia telah menggunakan tenanganya terlalu banyak. Sehingga dia memerlukan waktu untuk pulih kembali.     

Saat ini, Lucien merapal Oil lagi. Minyak itu menghalangi Hunt dan tempat dia berdiri dengan lapisan minyak kedua.     

Namun, ketika Lucien hendak menyerang Hunt lagi, tiba-tiba tiga misil sihir terbang ke arahnya.     

Rupanya misil tersebut berasal dari burung hantu berwarna abu-abu. Ketika pemiliknya tak bisa mengucapkan mantra sihir apapun, Hunt memanggil familiar untuk mengalihkan perhatian Lucien.     

Lucien mengelak ke samping dengan lincah untuk menghindari serangan misil-misil tersebut, namun dia tidak berani berhenti bergerak. Lucien tak tahu mantra sihir apa yang dapat digunakan untuk membunuh makhluk menjijikkan ini di langit, kecuali Magic Missile. Tetapi karena burung hantu itu terbang ke sana-kemari, sulit sekali bagi Lucien untuk membidik tepat ke arahnya. Selain itu, burung hantunya dilindungi oleh Death Shield, dan Lucien harus menyerangnya beberapa kali dengan misilnya untuk menghancurkannya.     

"Aku seharusnya mempelajari bagaimana cara memanggil familiar yang bisa terbang juga ..." Lucien berpikir dalam hati ketika dia bergerak di sekitar dan mencoba untuk menghancurkan perisai sihir burung hantu tersebut dengan misil-misil sihir.     

Ketika Lucien hendak melempar belatinya ke arah burung jahat nan menjijikkan tersebut saat perisainya hampir hilang, Hunt mulai dapat bergerak lagi.     

"Sialan!" Lucien memaki ketika dia melihat itu. Potongan daging busuk mulai mengelupas jatuh dari tubuh Hunt lagi. Di sisi lain, ada beberapa mayat yang bangkit dari kuburan. Beberapa dari mereka adalah tengkorak, sementara mayat yang lain memiliki tubuh yang sudah busuk sebagaian ... Mereka semua terbangun dan menyeret diri mereka keluar dari tanah berwarna hitam itu. Kemudian, ada juga beberapa revenant yang melayang di udara.     

Lucien adalah target mereka. Seperti tsunami, mereka menerjang ke arahnya.     

Jantung Lucien berdetak dengan kencang. Dia tak tahu apa yang harus dilakukan saat ini — haruskah dia membunuh burung hantu itu terlebih dahulu, atau berurusan dengan pasukan mayat dan revenant?     

Tiba-tiba, cahaya hijau yang bersinar terang dari arah istana dan ditembakkan dengan keras, langsung melubangi mata burung hantu itu.     

Itu adalah tembakan panah dari Betty, diikuti oleh Joanna dan Simon. Setelah mengalahkan semua husk, mereka menemukan dua busur standar yang berharga di istana. Ketika mereka bergegas datang untuk menolong Lucien, mereka melihat kerumunan besar mayat hidup mengelilingi Lucien, dan seekor burung hantu mati menyeramkan yang sedang terbang kesana-kemari untuk menyerang Lucien.     

Burung hantu itu mulai berteriak dan dia mengalihkan arah bidikannya ke Betty. Pada saat yang sama, Joanna menembakkan panah lain yang langsung menembus ke mata burung hantu tersebut.     

Setelah burung hantu tidak mengganggunya lagi, Lucien merapal Oil untuk ketiga kalinya dan mengaktifkan Sun's Corona untuk menghadapi mayat yang mendekatinya.     

Cahaya suci berwarna putih meledak dari tubuh Lucien dan meluas ke segala arah. Cahaya itu sangatlah terang sehingga menerangi setengah langit malam.     

Seperti ombak besar yang melonjak, cahaya suci itu membanjiri para tengkorak, mayat busuk, dan revenant. Setelah disapu rata oleh cahaya putih itu, mereka mulai runtuh, berubah menjadi tumpukan tulang dan daging. Kejadian itu sungguh menjijikkan.     

"Pak Evans … Pak Evans adalah seorang Kesatria Saint!" teriak Betty. "Itu adalah kekuatannya!"     

Hanya ada beberapa mayat hidup dan tengkorak yang masih berjuang dan berteriak di tanah, tetapi Hunt sudah memulihkan sebagian kekuatannya. Monster itu membuka mulutnya lagi dan bersiap-siap untuk mengeluarkan mantra sihir Negative Energy Explosion lagi. Namun, usaha Hunt sudah terlambat.     

"Hunt!!" Itu adalah suara Kaelyn. Dia berteriak kencang.     

Simon menangkapnya, berpura-pura bahwa dia akan melempar Kaelyn keluar jendela.     

Mendengar suara yang dikenalnya, Hunt sedikit memalingkan kepalanya ke samping dan menatap ke arah Kaelyn. Walaupun sebagian besar kesadarannya sudah hilang.     

Kesempatan emas telah tiba. Lucien segera melemparkan bola api besar ke arah monster itu.     

"Duar!!!" Suara ledakan itu terdengar sangat keras. Karena diselimuti oleh minyak, tubuh Hunt langsung hancur berkeping-keping. Daging, bola mata, serta lengannya yang busuk jatuh berceceran, membuat suara yang terdengar menjijikkan, lengket, bunyinya seperti jeli.     

Bagian utama tubuh Hunt yang tersisa masih menggeliat di tanah seperti obor bergerak. Bagian terbakar yang terbang keluar dari tubuhnya membakar tubuh dan tulang lainnya di tanah. Seluruh kuburan berakhir dalam kebakaran yang mengerikan.     

Betty, Simon, dan Joanna sangatlah terkejut.     

Setelah membalikkan badannya, Lucien langsung melemparkan pisau belatinya ke arah burung hantu. Pisau belati itu menembus kepalanya.     

Burung hantu itu jatuh ke tanah dan tak bisa bergerak lagi.     

"Hunt!!!" Kaelyn meneriakkan nama suaminya dan berjuang untuk membebaskan diri dari belenggu Simon. Dia melompat melalui jendela dan jatuh dengan keras di tanah.     

Sambil menyeret kakinya, Kaelyn perlahan-lahan berupaya merangkak ke arah api yang membakar suaminya itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.