Singgasana Magis Arcana

Departemen Evaluasi Murid



Departemen Evaluasi Murid

0Kereta kuda itu melaju dengan mulus di sepanjang jalan, kemudian perlahan berhenti di depan menara besar di tengah kota langit.     

Para murid mulanya tak menyadari semegah apa menara itu saat dilihat dari jauh. Tapi saat mereka semakin mendekat, Heidi, Layria, dan para murid lain sangat penasaran, sampai-sampai mereka menjulurkan leher mereka untuk melihat puncak menara yang nyaris tak terlihat.     

Tak seperti menara misterius dan suram di zaman kerajaan sihir kuno, bagian luar menara itu terbuat dari material berwarna perak keabu-abuan yang berkilauan metalik. Kecantikan menara itu tak bisa dideskripsikan dengan kosa kata para murid.     

Itu adalah salah satu gaya bangunan favorit Lucien, makanya dia punya kesan awal yang cukup baik terhadap kongres.     

Melihat Lucien dan para murid sama-sama terkejut, Lazar merasa sangat puas. Setelah Felipe dan penyihir lain berjalan melewati gerbang, Lazar menepuk tangannya pelan dan tersenyum. "Nama menara ini juga Allyn, sama seperti nama kota, dan Allyn adalah mimpi terbesar kebanyakan penyihir. Baiklah, ayo jalan. Karena sekarang sudah jam 4:15, kita harus menemui staff kongres maksimal pukul enam. Setelah pukul enam, hanya ada penjaga keamanan di sini."     

"Tuan Lazar, bolehkah kami kembali besok? Kami sangat lelah dan butuh istirahat," tanya murid-murid karena mereka takut menjalani ujian arcana. Bahkan Annick pun sedikit ragu.     

Lazar mengantarkan Lucien dan para murid ke pijakan batu berwarna abu-abu di depan menara. "Karena kalian baru datang hari ini, aku yakin kalian semua pasti lelah. Tapi kalian harus mengatakan ini pada staff kongres yang bertanggung jawab menguji kalian, dan mereka akan mengatur waktu lain untuk ujiannya. Apa yang harus kuingatkan pada kalian adalah, tanpa ujian, kalian tak bisa mendapatkan dua lencana. Satu lencana untuk sihir, dan satu lagi untuk arcana, dan itu akan membuat banyak hal jadi semakin sulit. Semakin cepat kalian mulai belajar arcana dan sihir, semakin cepat kalian menjadi penyihir sejati."     

Lazar tidak menyuruh para murid mengerjakan ujian saat mereka lelah, tapi agar mereka bisa menggunakan waktu mereka dengan lebih bijak.     

Tak lama kemudian, mereka memasuki bagian depan gerbang menara kongres. Gerbang berwarna silver itu diukir dengan macam-macam pola misterius.     

Ketika mereka akan masuk, dua mata hitam besar tiba-tiba muncul di gerbang. Matanya berkedip lucu. "Mewakili seluruh arcanis dan penyihir, saya menyambut Anda di Allyn."     

Suara itu terdengar menyenangkan. Gerbangnya menyambut mereka.     

"Ayolah, Prospell, kau tak pernah menyambutku seperti ini," kelakar Lazar.     

"Karena baru sekarang aku merasakan bau masa muda," jawab Prospell ceria.     

Lazar kemudian berbalik ke arah para murid yang tercengang, lalu mengenalkan, "Prospell adalah jiwa alkemi yang lahir bersama menara kongres. Douglas dan beberapa arcanis agung lah yang menghidupkan Prospell dan butuh waktu cukup lama untuk mengumpulkan persyaratan pembuatan jiwa yang belum lengkap. Kalian bisa melihat banyak jiwa alkemi di markas pusat kongres sihir. Tidak ada yang bisa menyaingi kongres dalam hal seperti ini."     

Karena Lucien pertama kali bicara dengan jiwa alkemi di kastel Viscount Carendia, dia merasa sangat tertarik dalam pembuatan jiwa alkemi, jadi dia bertanya, "Lazar, kapan kami bisa belajar tentang jiwa alkemi?"     

"Pertama, kau harus memiliki pohon arcana tentang jiwa di perguruan Necromancy, dan disaat bersamaan, kau setidaknya harus mempelajari pengetahuan dasar alkemi. Kemudian, setelah kau selesai mempelajari semua itu dan menjadi penyihir tingkat senior, kau bisa mulai membuat jiwa alkemi," ujar Lazar santai.     

"Tuan, jika Anda tertarik dalam pembuatan jiwa alkemi, tolong ciptakan seorang wanita. Saya lelah melihat jiwa alkemi laki-laki yang hidup di arena menara ini dari dulu!"     

Entah mengapa, jiwa alkemi ini tampak cabul di mata Lucien dan para murid.     

Melihat Lucien tak terlalu menanggapi, Prospell tertawa sedikit malu. "Saya hanya bercanda, haha. Departemen Evaluasi Murid ada di zona tiga, lantai satu; Departemen Administrasi Penyihir di zona empat, lantai satu; Zona Tugas di zona lima, untuk mengambil dan menyerahkan tugas; Departemen Konversi, zona enam, lantai satu, untuk menukar uang, material, barang, atau informasi mengenai poin arcana dan sebaliknya. Perpustakaan Arcana dan Sihir di zona satu, dan Kantor Pertukaran Sihir di zona dua."     

Lucien mendengarkan Prospell dengan saksama untuk mendapatkan informasinya.     

"Kalau kau ingin melakukan meditasi atau eksperimen, kau bisa pergi ke lantai dua sampai empat. Di sana ada ruangan meditasi, macam-macam laboratorium, ruangan pengekang, kebun sihir, dan lain-lain. Tentu saja, kau harus membayar dengan uang atau poin arcana untuk memakai fasilitias itu. Di lantai 10 adalah markas besar dua jurnal major, Arcana dan Sihir."     

"Lalu jurnal lainnya bagaimana?" tanya Lucien.     

"Markas besar jurnal lain antara ada di suatu tempat di Allyn atau negara lain, yang menaungi macam-macam divisi di kongres," jelas Prospell.     

"Terima kasih sudah menjelaskan, dan silakan lanjutkan." Lucien mengangguk sopan. Dia memperlakukan jiwa alkemi itu seperti manusia sungguhan.     

"Kantor beberapa dewan dan ruang santai eksklusif bagi anggota dewan ada di lantai 11-15, kelompok peneliti arcana dan sihir yang sudah diakui bisa mengajukan penggunaan ruangan di lantai 16-20 secara gratis. Di lantai 21-25, kami punya laboratorium terbaik yang didesain untuk berbagai macam bidang penelitian. Arcana tingkat tinggi dan Perpustakaan Sihir, ruang pengekangan tingkat tinggi, dan gudang material ada di lantai 26-30. Lantai 31 sampai 35 khusus untuk anggota dewan tertinggi, tapi saya dengar kalau akhir-akhir ini mereka mempertimbangkan memisahkan lantai 31 dan 32 untuk menjadi tempat pelatihan penyihir tingkat junior," lanjut Prospell.     

Tentu saja, Prospell merupakan jiwa alkemi yang sangat aktif bicara. Informasi yang sangat banyak itu membuat bingung para murid.     

"Yah, pokoknya masuk saja," ujar Prospell dan dia mulai bernyanyi:     

"Jangan sentuh apapun, karena itu adalah ototku.     

"Jangan sentuh dinding, karena itu membuatku geli.     

"Jangan merusak apapun, karena organ selalu mudah rusak."     

...     

Dengan ditemani oleh lagu aneh itu, ketika Lucien, Lazar, dan para murid berjalan di aula silver, hal pertama yang muncul di depan mereka ada cakram bulat berdiameter satu meter, diukir dengan lingkaran sihir yang rumit. Di sekitar cakram itu terdapat lapisan kain berwarna hijau kekuningan, membentang dari lantai satu hingga dua.     

Di sekitar aula terdapat plang yang melabeli enam zona berbeda.     

"Lift ada di sana," ujar Lazar. "Bagaimana kalau kita pergi ke Departemen Evaluasi Murid di zona tiga dulu, baru ke Departemen Administrasi Penyihir di lantai empat?"     

"Tak masalah." Lucien tidak keberatan.     

...     

Ada banyak barisan ruangan di zona tiga. Pria tua kurus berbaju dengan gaya kuno ada di sana.     

Nama pak tua itu adalah Simeon. Dia berujar serius pada para murid, "Kalian semua mendaftar dulu, baru kalian akan mengerjakan ujian arcana. Berdasar hasilnya nanti, kalian semua akan dimasukkan ke perguruan yang berbeda."     

"Tuan Simeon, kami semua sangat lelah sekarang karena kami baru saja sampai di Holm sore ini, baru setelah itu kami menghabiskan tiga jam naik kereta." Katrina tidak malu-malu. Karena menganggap dirinya sebagai salah satu pemimpin para murid, dia merasa dia yang bertanggung jawab mengajukan permintaan itu.     

Mendapat permintaan yang masuk akal, meski biasanya dia sangat keras kepala, Simeon tetap mengangguk. "Kalau begitu daftar dulu dan kerjakan ujiannya besok pagi jam 9. Kalian semua bisa menginap di zona tiga untuk istirahat semalam. Tapi karena kalian tak punya dua lencana, ingatlah kalau kalian tidak boleh meninggalkan zona tiga."     

"Kami tidak akan pergi. Terima kasih, Tuan Simeon," ujar para murid.     

Saat semua murid selesai mendaftar, Simeon melihat Lucien. "Kau bukan salah satu dari mereka?" tanya Simeon agak bingung.     

"Tuan Simeon, saya penyihir." Lucien tersenyum.     

Simeon tampak cukup terkejut. Dia kemudian menatap Lucien dari kepala hingga kaki. "Kau bahkan belum 20 tahun. Sepertinya kau sangat berbakat dalam kekuatan spiritual. Kalau kau ingin belajar Astrologi atau Cahaya-kegelapan, atau kalau kau tertarik belajar matematika, kau mungkin berminat bergabung dengan kami, Tower."     

Lazar menatap Simeon dan langsung menyela, "Kita sudah membicarakan ini sebelumnya, dan Tuan Evans bilang dia ingin fokus belajar arcana dulu sebelum membuat keputusan."     

"Menarik. Tak banyak pemuda yang berpikir seperti itu akhir-akhir ini." Simeon tersenyum. "Tower lumayan netral dibandingkan dengan sebagian besar grup di kongres, dan kami biasanya hanya mengikuti arahan kongres. Cocok untuk penyihir yang tidak ingin terlibat dalam seluruh konflik itu. Baiklah, baiklah, aku akan berhenti atau Lazar bisa menangis di depanku sekarang juga."     

Ada dua lencana di jubah Simeon. Salah satu lencananya berwarna hitam berhias dua bintang. Sementara satunya adalah lencana perak dengan dua lingkaran di dalamnya, tampak dingin dan misterius. Berdasarkan instruksi Lazar, Lucien bisa mengira-ngira kalau itu adalah lencana untuk arcanis level dua dan satunya adalah penyihir tingkat lingkaran kedua.     

Menyadari Heidi, Layria, dan murid lain sedang sibuk belajar, Sprint agak merengut. "Percuma berusaha disaat-saat terakhir."     

Mendengar apa yang diucapkan oleh Sprint, Heidi buru-buru menghampiri Lucien. "Tuan Evans, apa Anda punya saran yang lebih baik?"     

"Istirahat adalah hal paling penting." Lucien mengangguk. "Aku setuju dengan Sprint. Mungkin cukup dengan membalik-balik buku."     

Annick dan Layria mengangguk di belakang Heidi. Mereka kemudian menatap Lucien. "Apakah Anda akan kemari lagi besok, Tuan Evans? Saat kami ujian?"     

"Iya." Lucien tersenyum. "Aku ingin tahu apakah aku sudah jadi guru yang baik."     

Melihat para murid menjadi bersemangat karena kalimatnya, Lucien merasa tersentuh. Kemudian dia berbalik dan berujar pada Lazar, "Bagaimana kalau pergi ke Departemen Administrasi Penyihir sekarang? Omong-omong, kalau aku ingin bertransaksi Arcana Umum dan Perpustakaan Sihir atau di Kator Pertukaran Sihir, apa yang harus kugunakan? Poin arcana atau aku juga bisa pakai thale?"     

"Sama saja." Lazar menyeringai. "Tapi Evans, kau harus mengaktifkan lencana arcana dulu sebelum pergi ke sana. Atau kau hanya akan dapat beberapa arcana dasar dan buku sihir yang diberikan kongres. Saat kau mencapai level pengetahuan tertentu, kau bisa mengambil ujian arcana di Departemen Administrasi Penyihir. Kalau kau lulus, kau bisa mendapatkan poin arcana dasar untuk mengaktifkan lencana arcanamu."     

Lucien mengernyitkan alis sedikit dan bertanya, "Kalau kau ingin menukarnya lebih cepat, bolehkah aku mendaftarkan mantra baru?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.