Singgasana Magis Arcana

Sang Pemandu



Sang Pemandu

0Pukul 10 malam, hari ketiga di Bulan Gairah, bulan keenam.     

Ketika seluruh kota masih tenggelam dalam pesona konser, ketika orang-orang di jalanan masih menggumamkan melodi New Country Symphony dan Ode to Joy, orang-orang yang hidup dalam kegelapan telah kembali pada kehidupan normal mereka, dan kini mereka memanfaatkan kesempatan berkumpul.     

Di rumah yang tampak sederhana di Distrik Lili Ungu, sekitar 10 orang sedang berkumpul di bawah tanah. Sebagian besar dari mereka memakai jubah hitam yang sama, sementara beberapa lainnya mengenakan topeng bergambar beruang atau kambing yang biasa dibeli anak-anak di jalanan.     

"Hanger, kenapa Tuan Philosopher belum datang?" tanya seorang wanita. Meski dia mengenakan jubah hitam kendor, orang lain bisa tahu kalau bentuk tubuhnya bagus. Biarpun penampilannya demikian, suaranya terdengar manis.     

Mereka berdiri di sekitar meja bundar, yang di atasnya terdapat beberapa lilin putih, buku-buku, dan kertas.     

Hanger menjawab dengan suara dingin, "Kenapa kau tanya padaku, Mercury? Sebagai penyihir, Tuan Philosopher tidak perlu datang duluan."     

Di kota berbahaya ini, Aalto, setelah menjadi penyihir sejati, Philosopher tidak meninggalkan perkumpulan penyihir murid itu. Malah, dia memilih memainkan peran sebagai guru untuk para murid tersebut. Dia banyak mengajari para murid itu dan kadang-kadang menawarkan ramuan serta material berguna pada para murid dengan barter. Kini dia sudah menjadi pemimpin dalam lingkaran perkumpulan itu. Berkat Philosopher, Hanger sedikit lagi akan menjadi penyihir sejati, dan murid lainnya pun berkembang banyak.     

"Lima menit lagi. Kalau Tuan Philosopher belum datang juga, aku khawatir kita harus pergi." Sebelum Mercury mengatakan apapun, pria yang mengenakan topeng rusa berujar dengan suara serak.     

Penyihir lainnya setuju. Bukan berarti mereka ingin menunjukkan rasa hormat pada Tuan Philosopher. Untuk pertemuan rahasia seperti ini, jika ada yang terlambat, ada kemungkinan besar itu adalah tanda bahaya.     

Mendengarnya, Morning Star membalas frustrasi, "Aku sudah lelah dengan hidup seperti ini ... ketakutan dan bersembunyi setiap saat."     

"Kalau kau tak mau merasa takut dan terus bersembunyi, pertimbangkan solusi Fire Wolf." Hanger merasa sedikit ironis.     

Tiba-tiba, semua murid diam. Meski mereka tidak berada di Hutan Hitam, mereka mendengar beberapa rumor, dan beberapa bahkan langsung memberitahu bahwa Fire Wolf adalah pengkhianat.     

Mercury menghela napas. "Kalau Tuan Professor tidak buru-buru meninggalkan Aalto, jika tidak ada pengkhianat, mungkin kita sudah tahu di mana letak Kongres Sihir, dan kita tidak akan sebingung sekarang."     

Ketika menyebut nama Professor, dia merasa kagum. Nama itu mewakili pengetahuan luas dan kekuatan sihir yang mengerikan. Nama itu bahkan ada dalam Daftar Pembersihan!     

Mendengar nama Professor, para murid yang bergabung dengan kelompok baru-baru ini merasa sangat penasaran. Mereka sangat percaya dengan kalimat Mercury, karena nama itu bahkan mengintimidasi bagi para penyihir yang ada di kelompok lain!     

"Kupikir Tuan Professor adalah penyihir tingkat menengah biasa, tapi kekuatannya lebih mengerikan dari yang kupikirkan..." gumam Hanger.     

Kali ini, seseorang mengetuk pintu dengan cara yang unik.     

"Itu Tuan Philosopher..." Para murid merasa agak lega. Mereka kemudian berdiri untuk menunjukkan rasa hormat mereka.     

Mercury berjalan menuju pintu dan bertanya pelan dengan hati-hati, "Tuan Philosopher?"     

Rumah tempat mereka berada adalah rumah dua lantai dengan banyak jendela yang bisa dimasuki orang. Makanya, mereka tidak memasang mantra pendeteksi selain di pintu rumah. Sebagai gantinya, mereka memasang banyak jebakan sihir di koridor menuju ruangan mereka. Mereka punya cara spesial mengetuk pintu untuk mengetahui siapa di sana, dan jika ada bahaya, mereka bisa kabur lewat jalur sihir rahasia di bawah tanah.     

"Ini aku," jawab pria itu, yang suaranya terdengar tua.     

Suara itu familiar dan nadanya tenang. Kekuatan spiritual mereka mengatakan pada para murid bahwa tidak ada masalah.     

Setiap kali seseorang ada di pintu, masing-masing murid merasa kalau isi perut mereka naik ke tenggorokan, yang mana membuat mereka merasa sangat tersiksa.     

Setelah mematikan jebakan sihir, Mercury membuka pintu dan melihat Tuan Philosopher memakai jubah hitam serta tudung.     

"Selamat malam, Tuan Philosopher." Semua murid meletakkan tangan kanannya di dahi dan membungkuk sangat hormat.     

Tapi setelah mereka melihat ke atas, mereka terkesiap karena amat terkejut. Ada pria lain yang mengenakan jubah hitam besar berdiri di samping Philosopher, tapi mereka sama sekali tidak sadar ketika mereka menggunakan kekuatan spiritual untuk memeriksa sekitar!     

"Siapa dia? Kenapa Anda membawa orang asing?" Mercury marah. Jelas itu sangat dilarang saat perkumpulan seperti ini.     

Tanpa pemberitahuan di awal, tak ada yang boleh membawa orang asing di sini.     

Meski murid lainnya merasa tersinggung juga, mereka tidak mengatakan apapun di depan Tuan Philosopher. Biar bagaimanapun, dia adalah penyihir sejati.     

Melihat reaksi Mercury, para murid mengira kalau kemungkinan besar Mercury telah menjadi penyihir sejati, dan dia hanya menyembunyikan kekuatan.     

Philosopher tetap tenang dan nyengir. "Tenang, Mercury. Dia bukan orang asing. Dia pernah bergabung di sini sebelumnya."     

"Apa? Siapa?" Mercury dan murid lainnya sangat terkejut.     

"Mercury, Hanger, Morning Star, Reindeer ... kalian semua sudah lupa padaku?" ujar Lucien dengan suara yang dibuat serak, dan dia mengeluarkan kekuatan spiritual besar seutuhnya untuk membiarkan para murid merasakannya.     

Kekuatan itu tidak berasal dari item sihir, tapi berasal dari penyihir tingkat menengah.     

Di mata Hanger dan para murid lain, penyihir berjubah hitam itu sangat mengerikan. Kekuatannya bagaikan jurang kegelapan tak berdasar, dan melangkah mendekat saja bisa mengambil seluruh kekuatan serta membuat mereka merasa menggigil. Jika orang itu bermaksud menggunakan kekuatannya pada mereka, kaki mereka yang lemas tidak akan bisa terus berdiri, apalagi merapal mantra.     

Tak diragukan lagi, dia adalah penyihir tingkat menengah!     

Kekuatannya mengerikan, dan di depan orang itu, kekuatan para murid tidak ada apa-apanya.     

Meski Mercury mengambil beberapa langkah mundur dan tangan cantiknya sedikit gemetar, dia masih bisa bergerak saat berhadapan dengan kekuatan besar itu.     

"... Tuan Professor?" Suaranya juga bergetar. "Anda adalah Tuan Professor!"     

Professor adalah penyihir tingkat menengah satu-satunya yang memiliki hubungan dengannya sejauh ini.     

"Aku senang kau bisa mengenaliku," jawab Lucien dingin. Meski dia tertawa sambil bicara, tawanya juga dingin. Dia tahu Mercury tidak mengenalinya dari penampakan—suara serak palsu yang dia gunakan tidak spesial sama sekali, dan Lucien pun membuat dirinya tampak sedikit lebih tinggi.     

Para murid lainnya amat terkejut.     

"Tuan ... Tuan Professor?!" Mereka mengulang nama itu tanpa sadar. Mereka tidak percaya kalau penyihir yang namanya ada dalam Daftar Pembersihan di nomor 360 sedang berdiri di depan mereka. Professor, yang namanya terus membuat Penjaga Malam tak tenang selama lebih dari tiga tahun, adalah seorang legendaris dalam kelompok penyihir di Aalto!     

Mereka jelas tidak memperkirakan hal ini.     

Para murid tiba-tiba merasa sangat bangga dan bersemangat. Selain itu, harapan bahwa mereka bisa tahu di mana letak Kongres Sihir mulai membesar dengan cepat!     

Lucien pernah bergabung di sana sebelumnya, jadi dia sangat paham apa yang akan mereka lakukan setelah ini. Makanya, meski dia tidak punya tujuan lain, dia masih tetap akan menemukan cara lain untuk memberitahu mereka bagaimana caranya sampai ke Kongres.     

Setelah para murid membungkuk hormat pada Professor, Philosopher mengenalkan, "Tuan Professor, di antara semua murid yang kau kenal sebelumnya, beberapa sudah meninggalkan Aalto karena tidak mendapatkan harapan di sini, seperti Oak dan White Glove; beberapa meninggal, seperti Owl dan White Honey ... Kini masih ada Mercury, Hanger, Morning Star, Reindeer, dan aku, lalu sisanya yang ada di sini adalah anggota baru."     

Lucien sedikit merasa emosional karena ingatannya diungkit kembali. Dia tidak menyangka kalau Smile meninggal dalam perjalanannya, dan dia bertanya-tanya apalah Lord Doro berhasil kabur. Lalu untuk kematian White Honey, tidak ada yang tahu lebih baik daripada Lucien.     

Setelah bagian perkenalan dan setelah Professor duduk, Mercury bertanya buru-buru, "Tuan Professor, bisakah Anda memberitahu kami di mana letak Kongres Sihir? Saya bersedia melakukan apapun untuk mendapatkan informasi itu! Tolong beritahu saya, apakah ada syaratnya?"     

Dia ingin mendapatkan informasi itu sesegera mungkin. Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi dalam detik selanjutnya.     

Dengan dipandangi oleh para murid, Lucien membalas, "Tidak ada syaratnya, dan sudah kewajibanku sebagai penyihir untuk mengenalkan kalian pada Kongres agar Kongres bisa lebih berkembang. Aku kemari sebagai pemandu untuk kalian, dan aku bersedia membantu."     

Lucien membedakan dirinya dari Felipe dan orang-orang dari Hand of Paleness.     

Setelah hening sesaat, suara Mercury bergetar sampai dia nyaris menangis, "Tuan Professor, saya tidak tahu bagaimana harus menunjukkan rasa terima kasih saya. Terima kasih banyak. Bisa Anda beritahu kami di mana tempatnya berada sekarang?"     

Hanya orang-orang yang merupakan seorang diri di tempat ini yang bisa memahami rasa gugup luar biasa dan keputusasaan setiap harinya.     

"Kalau kami bisa sampai ke sana, Tuan Professor, kami tidak akan melupakan bantuan Anda!" Hanger pun bersemangat.     

Semua murid menunjukkan perasaan terima kasih mereka. Kemudian Lucien tersenyum dan berujar, "Kongres Sihir ada di Kerajaan Holm, di seberang Selat Storm. Itu adalah kota yang melayang dekat dengan ibu kota kerajaan, Rentato, dan kotanya bernama Allyn."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.