Singgasana Magis Arcana

Pulang – Aalto



Pulang – Aalto

0Lucien senang mendengar berita tentang guru musiknya, Victor. Fakta bahwa Victor mengadakan konsernya di Aula Pemujaan saat festival musik menunjukkan bahwa pencapaiannya dalam musik telah diakui. Dengan senyum senang, dia bertanya, "Musik apa yang dimainkan Tuan Victor?"     

Melihat pemuda itu tertarik dalam topik ini, Glinton juga jadi bersemangat dan mulai bicara panjang lebar, "Totalnya empat musik! Semuanya luar biasa! Secara pribadi saya senang musik terakhirnya, Symphony No. 8 in C minor. Itu yang terbaik, yang mana temanya adalah cinta, tapi ternyata lebih dari sekadar cinta! Itu seperti autobiografi! Setiap bab menyajikan emosi yang berbeda-beda, dan perasaan yang ada hubungannya dengan cinta. Kadang-kadang manis, kadang-kadang pahit ... musiknya mengingatkan kami tentang cerita cinta kami sendiri! Setelah Tuan Victor selesai bermain, orang-orang bertepuk tangan meriah. Cinta sangat menyentuh hati kami..." Sambil bicara, ada senyum manis di wajah Glinton, kemudian dia memelankan suara, "Saya dengar kalau musik itu ditulis sendiri oleh Tuan Victor untuk mengenang mendiang istrinya, Winnie. Butuh 10 tahun untuk menyelesaikannya. Symphony No. 8 in C minor adalah sebuah karya seni. Di mata saya, karya itu tidak kalah dari Simfoni Takdir, Perang Fajar, Sonata Pathétique, dan Moonlight!"     

Cinta dan Musik selalu jadi kombinasi yang disenangi kebanyakan wanita. Satu-satunya wanita di sana mengeluarkan saputangan dan menyentuhkannya pada sudut mata, berujar dengan nada menyesal, "Kami melewatkan festival musik kali ini karena tidak ada Tuan Christopher dan Lucien Evans. Sayang sekali..."     

Lucien tahu benar cinta yang dimiliki Victor pada istrinya. Dia benar-benar merasa senang untuk Victor karena dia bisa mencurahkan seluruh cinta dan perasaannya dalam musik, yang mana pasti sangat menenangkan Victor.     

Suara Lucien juga jadi lebih lembut. "Apa ada musisi baru di festival musik?"     

Elena, Felicia, Perre, Grace ... Dia bertanya-tanya bagaimana kabar teman sekelas dan teman-temannya sekarang, dan apakah mereka masih mengejar mimpi bermusik mereka?     

"Ada satu, perempuan ... namanya Louise. Permainan pianonya sangat mengesankan, dan musiknya memiliki banyak nuansa feminin. Selain itu, dia adalah kesatria dalam pelatihan. Dia bahkan punya serigala putih sebagai hewan peliharaannya!" ujar Glinton.     

Lucien tidak pernah mendengar namanya. Jadi dia menyesap lemonadenya dan bertanya, "Ada yang lain?"     

"Tentu. Festival Musik Aalto selalu menjadi surga bagi musisi muda." Glinton mulai menyebutkan nama-nama sambil pamer.     

Ketika Lucien hampir kehilangan kesabaran, akhirnya dia mendengar nama familiar.     

"Murid Tuan Victor, juga teman sekelas Tuan Lucien Evans, Felicia, juga mengadakan konser pertamanya di festival. Dia memainkan satu simfoni, satu sonata, dan sepasang musik piano yang dia tulis saat melakukan perjalanan di sepanjang benua. Selain itu, dia memainkan Moonlight yang ditulis oleh Tuan Evans untuk menunjukkan kemampuan bermainnya. Maksud saya, meski Nona Felicia belum bisa dianggap sebagai musisi yang unggul, dia sedang dalam perjalanan mencapai tahap itu. Sebagai musisi wanita bangsawan, dia sangat menjanjikan."     

Lucien mengangguk singkat. Dia tahu Felicia pasti sudah bekerja sangat keras selama tiga tahun ini.     

Lucien berselera makan tinggi karena suasana hatinya yang baik. Saat itu Glinton menghela napas. "Omong-omong soal Moonlight ... sayang sekali kita tidak pernah mendengar musisi hebat, Lucien Evans, memainkannya sendiri. Meski permainan muridnya, Nona Grace, cukup bagus, kami masih menanti kalau Tuan Lucien Evans sendiri yang menunjukkan kecantikan Moonlight yang sesungguhnya..."     

Wanita yang duduk di samping meja juga mengangguk. "Pencapaian Tuan Evans dalam bidang piano itu ... tak tertandingi. Dia menciptakan gaya bermain yang benar-benar baru, begitu pula fondasi permainan jari. Saya yakin seseorang pasti pernah mendengar Tuan Evans memainkan Moonlight."     

Wajah Lucien sedikit menghangat ketika mendengar semua pujian itu. Dia juga senang Grace menuruti kata-katanya dan datang ke Aalto.     

Pria lain tertawa. "Tentu saja Yang Mulia. Katanya gerakan pertama dari Moonlight sudah ditulis oleh Tuan Evans ketika memulai perjalanannya, dan dia telah memainkannya sendiri di depan tuan putri."     

Orang-orang di sekitar meja tertawa.     

Lucien merasa agak malu, jadi dia memotong steak dan mulai mengunyah. Kemudian dia bertanya santai, "Sudah tiga tahun sejak Tuan Evans meninggalkan Aalto. Kapan dia kembali?"     

"Mungkin satu atau dua tahun lagi. Tidak ada yang tahu, termasuk tuan putri," jawab Glinton. "Tapi hal baiknya adalah, dia masih dalam penulisan musik yang luar biasa ... Moonlight, Storm ... Saya benar-benar menanti hari di mana dia kembali."     

Sangat normal bila seorang musisi hanya bisa menghasilkan satu musik per tahun, apalagi fakta bahwa Lucien Evans masih berada dalam perjalanan.     

Mendengarnya, Lucien berpikir jika meski gereja mengetahui bahwa musisi terkenal itu adalah penyihir keji, mereka belum membukanya pada publik.     

Lucien tidak mendapatkan informasi tentang Elena, tapi itu ada dalam perkiraan Lucien. Biar bagaimanapun, dia baru belajar musik tiga tahun lalu.     

Sementara John, Joel, dan bibi Alisa, karena mereka tidak ada hubungannya dengan festival musik, Lucien tidak berani bertanya begitu saja pada mereka.     

...     

Hari kedua, cahaya jingga pagi hari baru saja muncul.     

Kali ini, Lucien menyelesaikan model sihir yang rumit dalam jiwanya dengan sebuah busur terakhir.     

Cahaya menyelimuti model itu, kemudian lenyap. Ketika modelnya muncul lagi, model tersebut sudah mengelilingi Bintang Induk Takdir Lucien seperti model sihir lainnya.     

Itu adalah Professor's Infrasound Resonance, yang bisa melukai bahkan membunuh musuh menggunakan resonansi infrasonik. Kekuatannya menembus sesuatu, yang mana bisa menebus kebanyakan tameng elemental. Namun, tetap tak mempan terhadap tameng yang kebal sihir atau tameng pemantul sihir.     

Jika kekuatan spiritual Lucien cukup, mantra itu bisa digunakan untuk mempengaruhi penyihir tingkat senior. Namun saat ini sebagai penyihir tingkat lingkaran keempat, Lucien tidak bisa melakukannya.     

Setelah melihat ke 36 model mantra tingkat lingkaran pertama, 28 model tingkat lingkaran kedua, 23 model tingkat lingkaran ketiga, dan 5 model tingkat lingkaran keempat, Lucien menghela napas lega.     

Ini ketiga kalinya Lucien mencoba membangun model dari Professor's Infrasound Resonance, dan dia akhirnya berhasil, karena kerumitan model mantra tersebut mendekati kerumitan mantra tingkat lingkaran kelima. Untungnya, Lucien memiliki fondasi yang solid pada pengetahuan arcana.     

Setengah jam kemudian, Leo mengetuk pintu Lucien.     

Setelah Lucien membuka pintu, Leo berujar padanya dengan hormat, "Sudah waktunya sarapan, Tuan. Kemudian kita harus berangkat ke Aalto."     

"Baiklah." Lucien berdiri dan merapikan pakaiannya sejenak. Sambil melirik ke langit pagi, Lucien menghirup udara segar dalam-dalam. lagi-lagi dia begadang semalaman.     

Karena Pegunungan Kegelapan sangat berbahaya, Lucien sangat berusaha keras membangun model sihir. Makanya, dia telah menganalisis dan mengontruksi 5 mantra tingkat lingkaran keempat, termasuk Professor's Infrasound Resonance, Douglas's Absorbing Wall, Douglas's Huge Palm, Arcana Light, dan Arcana Eye.     

...     

Setelah sarapan, Lucien naik ke kereta kuda dan berangkat ke Aalto.     

Dalam perjalanan, perasaannya campur aduk. Dia merindukan Aalto, tapi dia juga takut.     

Dia tahu dia tidak bisa langsung kembali ke tempat paman Joel dan bibi Alisa, karena dia bisa membawa masalah pada mereka. Pertama, dia harus menemui Natasha untuk memastikan dia aman.     

Di Aalto, Natasha adalah satu-satunya orang yang bisa Lucien percayai dengan membuka kedoknya. Tapi tak lama kemudian dia mengernyit—dia tidak tahu bagaimana caranya menemui Natasha!     

Natasha adalah tuan putri, penerus duchy. Meski dia sudah menjadi kesatria cahaya, dia pasti masih punya banyak kesatria, pengawal, dan pelayan yang mengikutinya kemanapun di istana. Sebagai orang yang bukan siapa-siapa, Lucien pada dasarnya tidak punya kesempatan bertemu dengan tuan putri secara kebetulan.     

Selain itu, Lucien berasumsi bahwa Natasha tidak mau pergi ke Asosiasi Musisi setelah Silvia meninggal. Kini dia akhirnya sadar kalau dia tidak memilih belajar musik, dia tidak akan pernah punya kesempatan mengenal Natasha—mereka adalah orang yang berbeda dari dunia yang berbeda pula.     

Meski Lucien memang menulis surat pada Natasha dan memberitahu bahwa dia akan kembali, Natasha tetap tidak tahu kapan tepatnya dan bagaimana penampilan Lucien saat dia kembali.     

Lucien tidak punya rencana yang benar-benar bagus sekarang. Dia memutuskan untuk melihat apakah dia bisa tahu rutinitas Natasha dulu, kemudian melihat apakah dia bisa mengambil kesempatan.     

Saat siang, dinding kota yang tinggi tampak di depan Lucien. Aalto masih tampak sama, megah dan sejahtera.     

"Aku pulang," gumam Lucien pada dirinya sendiri.     

Kemudian, dia turun dari kereta kuda dan bersiap untuk inspeksi demi masuk ke kota.     

Kali ini, kerumunan terbagi menjadi dua sisi. Sekelompok kesatria perlahan melewati gerbang kota, dan kesatria pemimpin yang mengenakan armor hitam adalah gadis yang amat cantik. Kecantikannya tidak seperti kecantikan tipikal wanita kebanyakan, tapi campuran feminin dan kepahlawanan.     

Dia adalah Natasha, putri yang memiliki mata indah berwarna ungu. Dia tampak seperti bunga violet yang subur.     

"Natasha?!" Lucien sangat terkejut.     

Ketika kesatria itu berjalan pelan melewati kerumunan, Natasha tiba-tiba menengok ke sana-kemari dan melihat ke arah Lucien, yang kini berambut pirang dan bermata hijau.     

Senyum cerah muncul di wajahnya. Dia mengedip pada Lucien cepat dan terus berjalan maju diikuti oleh kesatria lain.     

Lucien tidak percaya kalau masalah yang sangat mengganggunya terpecahkan begitu saja.     

Kadang-kadang, beberapa orang mulai mengobrol, "Tuan putri mengunjungi manor lagi?"     

"Iya ... aneh sekali. Setelah tuan putri menyelesaikan pelatihannya di biara, Yang Mulia selalu mengunjungi manor setiap hari saat siang dan kembali ke Aalto besok paginya..."     

Sudut bibir Lucien naik. Senyum muncul di wajahnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.