Singgasana Magis Arcana

Count yang Sudah Tua



Count yang Sudah Tua

0Di bawah sinar matahari sore yang hangat, sebuah kereta kuda mewah menuju ke bagian tengah Daerah Bangsawan Kota Ural. Tujuannya adalah kastel count, Pinus Kering.     

Semua pejalan kaki, ketika melihat kereta kuda yang lewat, membungkuk hormat, karena mereka bisa mengenali kereta kuda itu sebagai kereta milik count.     

Di dalam kereta, Lucien berpura-pura dia hanya akan melihat-lihat. Tapi sebenarnya dia memeriksa peta kerajaan di perpustakaan jiwanya dan sangat memperhatikan sekitarnya di Kota Ural.     

Undangan Count adalah sebuah kejutan, dan Lucien tidak bisa menemukan alasan untuk langsung menolak. Peran yang Lucien mainkan telah membawa banyak keuntungan, tapi juga beberapa masalah.     

Selain itu, karena undangannya tidak diprediksi semua orang, rencana Carleena dan Ivanovzki juga bisa terganggu karenanya. Lucien tidak tahu apa yang akan mereka lakukan untuk mengembalikan keadaan, tapi jelas bukan sesuatu yang baik, jadi dia harus bersiap-siap dulu.     

Lucien yakin kalau undangannya bukan bagian dari rencana Carleena dan Ivanovzki, karena sebelumnya mereka yakin kalau Lucien akan bekerja sama dengan mereka. Jadi tidak ada alasan mereka akan mengenalkan Lucien pada count. Jika count menyukainya, tapi dia akan dinikahkan dengan wanita muda lain dari keluarga Witte, usaha Carleena dan Ivanovzki akan sia-sia. Itu juga salah satu alasan Lucien memutuskan menerima undangan tersebut.     

Apa yang membuat Lucien bingung adalah, dia pikir Carleena dan Ivanovzki akan benar-benar mengatur secara ketat apa yang bisa dilihat dan diketahui oleh Count Witte. Kenapa undangan ini ada di luar kendali mereka? Bagaimana count mengirimkan undangan ini ketika diawasi ketat oleh Carleena dan Ivanovzki, apalagi, menurut kata-kata Ivanovzki, saat count sakit parah dan orang yang paling dia percaya adalah Carleena?     

Jika Ivanovzki tidak tahu bagaimana caranya mengendalikan Count Witte, Lucien yakin kalau Ivanovzki sebaiknya meninggalkan bisnis penyelundupannya dan pulang untuk mencari pekerjaan yang lebih aman. Menyelundupkan barang dan mengincar harta count tidak cocok untuknya.     

Sambil memeriksa peta, Lucien bertanya pada Leo yang ada di sampingnya tentang keadaan sekitar Kota Ural, terlebih apakah ada tempat berhantu. Lucien ingin menyiapkan diri sebaik mungkin.     

"Tuan Peter, Gereja ada di mana-mana, jadi tempat berhantu itu hanya ada dalam cerita untuk menakuti anak kecil, atau dibuat-buat oleh penyihir yang tinggal jauh di dalam hutan. Berdasar yang saya tahu, beberapa tambang di barat kota disebut Tempat Terkutuk atau Goa Menuju Neraka karena sering runtuh, dan banyak orang meninggal di sana." Pelayan count, Nicolay, ketika mendengar percakapan antara Lucien dan Leo, bergabung dalam pembicaraan.     

Nicolay adalah seorang kesatria, dan dia juga merupakan seorang lord. Namun, dia telah bekerja pada count nyaris seumur hidupnya sejak perang melawan Gereja Selatan, dan dia sering diselamatkan oleh Count Witte. Makanya, Nicolay bersedia ikut dan menjadi pelayan count.     

Orang semacam itu sebenarnya tidak langka. Mereka sering ditemukan di sekitar bangsawan besar, duke, raja, dan kaisar. Tidak seperti para kesatria yang tugasnya adalah melindungi bangsawan, orang-orang ini bersedia melepaskan wilayah mereka dan mengabdi untuk melindungi bangsawan lain untuk berbagai alasan.     

Beberapa telah mewariskan hak serta gelar pada keturunan mereka, dan dengan melindungi bangsawan yang lebih besar, mereka bisa punya kesempatan untuk mendapatkan status yang lebih tinggi daripada tingkat bangsawan turun-temurun keluarga itu. Beberapa orang, seperti Nicolay, berharap bisa membalas rasa terima kasihnya; beberapa dibesarkan oleh bangsawan lain, jadi mereka berjanji akan melayani bangsawan tersebut selama beberapa tahun dengan melindungi mereka; orang lainnya bekerja pada bangsawan hanya karena cara rahasia untuk meningkatkan Berkah yang diwariskan dalam keluarga bangsawan.     

Setelah mendengar kalimat Nicolay, Lucien tersenyum. "Tuan Nicolay, saya tahu ada tempat berhantu di barat laut provinsi dan mereka sekarang dijaga oleh Gereja." Dengan menyediakan informasi tentang teritori barat laut, Lucien mencoba menunjukkan fakta bahwa dia sangat mengenal keluarga itu.     

"Mungkin benar. Mungkin ada beberapa tempat semacam itu di sekitar Kota Ural dan dijaga oleh Gereja. Tapi kita tidak bisa meyakinkan hal itu." Nicolay telah menghabiskan bertahun-tahun di medan perang, jadi caranya bicara tidak basa-basi.     

Lucien tidak mempermasalahkannya. Dia terus bicara pada Nicolay dan Leo untuk mengetahui lebih banyak tentang sekitarnya.     

...     

Setengah jam kemudian, kastel besar yang tertutup oleh pinus kering ada di depan Lucien.     

Begitu Lucien turun dari kereta kuda, dia melihat kereta kuda lain yang mewah datang dari arah berlawanan dengan buru-buru.     

Segera setelah kudanya berhenti, seorang wanita cantik mengenakan gaun berbahan wol turun dari kereta dengan dibantu oleh pelayan perempuannya.     

"Tuan Peter..."     

"Nyonya Carleena..."     

Mereka berdua terkejut ketika bertemu di depan gerbang kastel.     

Lucien awalnya tersenyum dan berujar, "Jadi Anda juga kemari untuk mengunjungi count?"     

"Benar. Saya dengar paman Witte baru saja mengundang tamu, dan saya khawatir dia tidak mengikuti kata-kata dokter lalu jadi kelelahan. Count butuh istirahat sekarang." Carleena juga memasang senyum cerah.     

"Jangan khawatir. Saya tidak akan terlalu mengganggu count." Lucien sedikit membungkuk padanya. "Silakan."     

"Tuan Peter, Anda punya sikap paling baik di seluruh Kekasisaran Schachran. Saya suka." Carleena mengangguk padanya dan masuk melewati gerbang kastel.     

Apa yang dia katakan itu benar. Kebanyakan bangsawan Schachran tidak suka mengikuti aturan dan sopan santun. Malah, mereka lebih suka bertarung. Jadi mereka sering disebut para bangsawan di selatan sebagai orang barbar.     

Seperti yang Lucien kira, undangan itu ada di luar ekspektasi Carleena dan Ivanovzki. Lucien bertanya-tanya apa yang terjadi di dalam kastel. Dia mengikuti Carleena dan masuk melewati gerbang.     

...     

Api yang membara di perapian menghangatkan seluruh ruangan tengah dalam kastel, yang mana tidak terlalu besar.     

Lucien melepas mantelnya dan menyerahkan pada pelayan. Kemudian dia membungkuk sopan pada pria tua di sana dengan sikap a la bangsawan. "Senang bertemu Anda, Count Witte."     

Pria tua itu duduk di sofa di sebelah perapian. Dengan mengenakan mantel hitam tebal, pria tua tersebut masih mencoba menyelimuti tubuhnya dengan mantel rapat-rapat, seolah dia masih merasa amat kedinginan. Wajahnya pucat, meski raut wajahnya tampak bagai pahlawan. Matanya, yang biasanya berwarna biru cerah, kini tampak remang dan kelabu. Beret hitam yang dikenakan count menutupi rambut tipisnya. Kesan awal Lucien secara menyeluruh terhadap count adalah, pria yang dulunya sangat kuat dan pemberani, kini seperti tanaman layu.     

Melihat sang count, yang merupakan kesatria cahaya level tujuh, kini tampak lemah, ketakutan yang amat sangat muncul di benak Lucien ketika dia memikirkan tentang menua dan mati. Untungnya, ada banyak cara memperpanjang jangka hidup seseorang dalam dunia sihir. Semua orang takut mati. Manusia, dengan umur mereka yang terbatas, selalu mengejar cara untuk hidup lebih lama dan mempertahankan penampilan muda mereka.     

"Tuan Peter, senang berkenalan dengan Anda," ujar count dengan suara lemah dan bibir pucat. "Saya terkejut ... melihat anggota keluarga Vladimir yang terhormat berada di Ural."     

Setelah berkata demikian, dia menarik napas dan berkata, "Ini keponakanku, Carleena. Kalian berdua pasti sudah bertemu. Ini adalah pelayanku, Semenov, pelayanku yang baik."     

Carleena ada di sisi kiri count, sementara Semenov ada di kanan. Rambut Semenov sudah berwarna abu-abu, dan meski hanya ada sedikit keriput di wajahnya, keriput-keriput itu cukup jelas, jadi sulit mengira-ngira umur Semenov yang sebenarnya.     

Katanya Semenov adalah seorang kesatria agung, dan tidak seperti pelayan lain, dia adalah orang yang cukup menarik.     

"Benar, Tuan. Nyonya Carleena pernah mengundang saya ke pestanya, dan dia sangat baik," ujar Lucien dengan sikap tulus yang dibuat-buat, kemudian dia duduk di sofa.     

Carleena tidak senang dengan apa yang dikatakan lucien, tapi dia juga tidak tahu harus membalas seperti apa. Dia juga mengutuk Lucien agar setiap perempuan yang dia temui di masa depan akan mengatakan hal yang sama padanya.     

Count itu tersenyum. "Ya ... Carleena adalah perempuan yang baik. Sebenarnya ... aku mencari pemuda dari keluarga Vladimir, dan kau, Peter ... ada di sini..."     

Sebelum dia menyelesaikan kalimatnya, Count Witte mulai megap-megap lagi. Dia benar-benar dalam kondisi kesehatan yang buruk.     

Carleena tiba-tiba panik. Tangannya yang memegang lengan count menjadi kaku, dan nadi di tangannya menonjol keluar.     

Lucien menunggu count di depannya dengan sabar.     

Sang count menurunkan kecepatan bicaranya dan berujar, "Aku sudah tua sekarang ... sangat tua. Aku tidak kuat dan tegap lagi ... Aku mulai senang melihat masa lalu. Aku ingat ... saat masih muda, aku pergi ke provinsi barat laut dengan ibuku. Apa di sana masih ada banyak pohon aneh, bunga, dan hewan di Hutan Tula?"     

"Saya tidak ke sana selama bertahun-tahun juga, Tuan. Tapi saya ingat nyaris segalanya di hutan ... apalagi pohon sihir merah yang bisa bergerak dan berburu seperti hewan," jawab Lucien percaya diri.     

Carleena mulai tenang.     

Pembicaraan antara count dan Lucien sebelum makan siang adalah tentang ingatan count, dan percakapannya berjalan lancar. Count kemudian mengundang Lucien untuk makan malam dengannya dan menginap. Karavan masih akan pergi besok.     

Ada banyak kesatria agung dan kesatria di dalam kastel, jadi Lucien mengiakan. Keadaan ini telah berbelok, dan kini Lucien harus melihat ke arah mana ini akan berjalan.     

...     

Hari semakin gelap. Di salah satu dari banyak ruangan di kastel Pinus Kering.     

"Kok bisa count mengetahui Peter?" Ivanovzki bertanya pada Carleena sedikit marah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.