Singgasana Magis Arcana

Perjalanan Baru Lagi



Perjalanan Baru Lagi

0"Tuan Evans?" Sandra melihat ke arah Lucien dengan sedikit bingung. Dia tidak paham kenapa, padahal apa yang dia katakan tadi sama sekali tidak mengejutkan.     

"Uh ... Tanganku cuma gemetaran dari efek samping cincin..." Lucien buru-buru mencari alasan dan mengambil bukunya.     

Apa yang Lucien katakan tadi tidak benar, dan sebenarnya dia terkejut dengan kalimat Sandra, karena Viken bukan satu-satunya penyihir yang menghilang sebelum Perang Fajar. Maskelyne juga.     

Meski Sandra dan Charlie tahu sebagian ceritanya, mereka tidak tahu detailnya. Maskelyne, the Prophet, hilang jauh di dalam Dunia Arwah, bersama dengan beberapa temannya yang dia sebutkan dalam catatan. Pada saat itu, mereka semua mengerjakan beberapa eksperimen sihir penting. Keseluruhan kejadian jadi semakin aneh dengan fakta bahwa Maskelyne bisa membuat benda suci dengan sihir, dan simbolnya, Grand Cross, terlihat sangat mirip seperti Cross of Truth milik Gereja.     

Ini membuat Lucien berpikir apakah Viken adalah salah satu teman Maskelyne dan apakah dia juga merupakan bagian dari eksperimennya. Selain itu, apakah eksperimennya punya hubungan dengan ritual pemanggilan spesial? Lucien bertanya-tanya apakh rahasia terbesar dari dunia ada di dalam Dunia Arwah? Tempat itu pasti sangat, sangat berbahaya!     

'Suatu hari jika aku bisa menjadi arcanis agung, atau malah archmage legendaris, aku pasti akan menjelajahi Dunia Arwah.' Lucien memutuskan untuk menyimpan informasi itu sendirian. Tapi saat dia sudah siap, dia ingin mengundang archmage legendaris atau arcanis agung lain yang dia percayai untuk ikut bersamanya.     

Charlie dan Sandra tidak ada yang meragukan kalimat Lucien. kalimatnya benar-benar masuk akal.     

"Tak peduli seberapa penasarannya kita, kita jelas tidak mau melakukan ritual itu," Sandra mengingatkan mereka. Sebagai seorang penyihir yang berspesialisasi dalam ritual pemanggilan, itu adalah konsekuensi yang tak bisa diprediksi.     

Lucien tersenyum. "Aku tidak akan menyentuhnya sebelum aku menjadi tingkat senior. Kurasa aku belum bisa menangani iblis sekarang, dan aku yakin Kongres tak lama lagi akan mengumpulkan informasi lebih banyak mengenai iblis itu."     

"Kongres memang harus melakukan itu. Kalau kita punya informasi lebih, kita tidak akan sebingung kemarin saat menghadapi iblis." Charlie setuju.     

Sandra mengangguk. "Kongres bisa menghilangkan beberapa tekanan, jadi kita tidak perlu terlalu mengkhawatirkannya. Tapi aku tetap ingin membaca Fabel Penderitaan untuk melihat apakah isinya sangat membuat putus asa seperti yang dikatakan Scott."     

"Aku juga, tapi aku harus meminjam beberapa buku lain dari sini dulu," ujar Lucien. Kemudian, dia meminta Alex untuk mencarikan beberapa buku arcana dasar dari perguruan Medan Gaya dan Necromancy, serta buku sihir dasar dari perguruan lain.     

Charlie melepas topinya dan berujar, "Aku masih punya beberapa urusan yang harus diselesaikan, jadi aku harus pergi sekarang. Senang bertemu dengan kalian, Tuan Evans, Nona Sandra, dan kuharap kita bisa bekerja sama lagi di masa depan."     

"Aku juga mau ke Perpustakaan Kota Allyn, Tuan Evans. Kau bukan tipe arcanis yang hanya bisa bertahan hidup di lab. Kau bisa diandalkan dan kau adalah pemimpin yang baik." Sandra juga akan pergi, tapi sebelum itu, dia berjabat tangan dengan Lucien.     

Lucien berujar pada mereka dengan rendah diri, "Kalian berdua sangat berpengalaman dan aku belajar banyak dari kalian. Tanpa kalian, Sandra dan Charlie, aku pasti sudah mati di kastel. Kita harus terus berkomunikasi untuk bertukar pikiran."     

...     

Di lantai dasar Biara Aalto, suara wanita terdengar sedang bersenandung sebuah nada yang khidmat dan kuno, seolah langitnya ditutupi dengan awan hitam sebelum badai datang. Suaranya agak serak tapi seksi.     

Pitch-nya perlahan semakin tinggi, dan suaranya menjadi lebih lembut tapi sedih. Kemudian, melodinya semakin cepat dan berat, seperti tetesan hujan yang mengenai tanah serta angin kencang berembus.     

Setelah beberapa saat, wanita itu menenangkan diri dalam nada yang menenangkan dan lembut, seolah pikiran yang terisolasi namun suci sedang mengingat kembali ingatan dengan emosi dalam badai. Dalam ingatan itu, petirnya terlupakan; kilatnya terlupakan; hujan derasnya terlupakan; begitu pula dengan kesedihan dan keputusasaan, bahkan seluruh dunia pun terlupakan.     

Badainya masih mengamuk di dalam benak, tapi tak lama kemudian, di akhir gerakan, melodinya menjadi hangat dan menyenangkan.     

Natasha selesai menyenandungkan melodi major dari Storm Sonata, kemudian dia melihat pada surat di tangannya. Itu adalah surat yang dikirim Lucien pada 30 Juli. Dia sangat puas dengan sonatanya, hadiah ulang tahun dari Lucien.     

"Meski Storm Sonata tidak semenonjol Pathetique dan Moonlight, musiknya tetap luar biasa, dan ia memiliki tema serta jiwa yang sama dengan Simfoni Takdir—ketekunan dan kepercayaan. Ini adalah hadiah ulang tahun yang luar biasa," gumam Natasha pelan. Kemudian dia mendongak dan mulai membaca sisa suratnya lagi. Isinya tentang pengalaman menarik Lucien di Allyn, termasuk bagaimana dia menyiksa para murid dengan banyak latihan soal, para murid itu protes dan bercanda, cerita saat dia salah diundang ke konferensi karena namanya, dan selanjutnya.     

Natasha ditenangkan dengan surat Lucien. Dia merasa kalau Lucien, teman lamanya, memberitahu semua cerita itu di depannya dengan tenang.     

"Kenapa aku merasa cerita-cerita itu lebih menarik daripada musiknya sendiri?" Natasha mengusap dagunya singkat dan bertanya bingung pada dirinya sendiri, "Apa karena aku tidak bicara dengan orang lain selama sekian lama?"     

...     

Di Bulan Bunga, bulan kelima dari tahun itu, cuacanya menjadi panas. Tapi di Allyn, sebagai kota di langit, masih tetap sejuk.     

Di lab sihir villa kebun Lucien.     

Tanda berbentuk air mata berwarna putih di tangan kiri Lucien mengeluarkan cahaya lembut, kemudian perlahan naik ke langit. Lucien menambahkan bubuk Sunstone dan beberapa material sihir ke dalam tanda air mata itu dan mulai merapal.     

Setelah proses yang panjang dan rumit, tanda air mata itu terlihat tak terlalu transparan tapi lebih padat. Cahayanya masih tampak suci dan lembut.     

Kali ini, titik cahaya di dalam bola kristal di tangan kanan Lucien keluar satu per satu. Titik cahaya tersebut mengelilingi tanda air mata dan membentuk peta bintang, kemudian petanya diserap oleh tangan kiri Lucien.     

Ketika cahaya bintang yang menyilaukan itu menghilang, tidak ada apapun yang tersisa dari tangan kiri Lucien. Namun, Lucien bisa mengontrol kekuatannya kapan saja dia ingin gunakan dengan menyalakan tanda bentuk air mata.     

Berdasarkan Buku Pemberkatan Lucien, dengan segala material yang dikumpulkan oleh Lucien dan tanda yang ditinggalkan oleh gadis kecil dari Dunia Arwah, Lucien menciptakan berkah permanen pertamanya, Innocent Gratefulness. Berkah itu bisa bisa membantu Lucien melindungi dirinya sendiri dalam lingkungan yang penuh dengan mayat dan tubuh busuk, juga meningkatkan level pertahanannya melawan mantra yang menyerang jiwa.     

Demi membangun berkah permanennya, Lucien menghabiskan 200 poin arcana yang dia dapatkan dari Kastel Bertren. Beberapa bulan terakhir, dia benar-benar mengandalkan subsidi dari kongres dan Will of Elements untuk melanjutkan pembelajarannya dalam Medan Gaya dan Necromancy.     

Saat ini, totalnya, Lucien memiliki 102 poin arcana, dan dia telah membangun lima mantra tingkat lingkaran ketiga lainnya, yaitu Dimensional Cage, Protection from Energy, Curse of the Putrid Husk, Secondary Telepathic Bond, dan Lightning. Sejauh ini, untuk mantra tingkat lingkaran kedua, Lucien punya 20, dan dia membangun ulang sebagian besar mantranya agar bisa bekerja dengan lebih baik.     

Setelah menyelesaikan tugasnya, ketika Lucien akan meninggalkan lab, dia melihat pelayannya, Charles, yang merupakan pria tua elegan, menghampirinya.     

"Tuan Evans, Tuan Gaston dari Will of Elements ingin menemui Anda di kantornya," ujar Charles.     

...     

Di Allyn, divisi Will of Elements.     

"Evans, kudengar kau telah membaca Fabel Penderitaan akhir-akhir ini, apa kau menemukan sesuatu di sana?" Gaston menyuruh Lucien duduk dan bertanya santai.     

"Tidak juga." Lucien menggeleng singkat. "Saya merasa cerita-cerita itu kelam dan suram untuk menjadikan orang lain putus asa. Tujuan satu-satunya buku itu adalah untuk membuat orang-orang merasa menderita, patah semangat, dan marah. Omong-omong, Tuan Gaston, apakah kongres sudah ada kemajuan dalam investigasi iblisnya? Maksud saya ... kalau itu rahasia, tidak perlu diberitahu."     

"Sejauh ini tidak ada satu pun penyihir tingkat senior yang terlibat dalam penelitian berhasil memanggil iblis yang kalian temui di kastel, dan itu membuat ritual pemanggilan spesial tersebut sangat mencurigakan di mata mereka. Mereka juga bertanya-tanya apakah Bill menyembunyikan bagian lain dari eksperimennya..." Gaston langsung memberitahu Lucien apa yang terjadi.     

Setelah diam beberapa saat, Gaston menatap Lucien dengan mata kuning gelapnya dan berujar, "Alasan kenapa aku memintamu datang kemari adalah kami punya tugas wajib untukmu dari Will of Elements. Seorang pria meminta Will of Elements untuk mengirim surat darinya pada Tuan Stanis, the King of Nightmare. Karena kau dari Violet, Lucien, kami ingin kau yang mengambil misi ini. Hadiahnya adalah seribu poin arcana. Jangan khawatir, King of Nightmare akan mengirimkan orang-orangnya untuk memandumu melewati Pegunungan Kegelapan, jadi kau tidak akan sendirian di gunung."     

Kalimat Gaston mengingatkan Lucien tentang Duchy of Violet. Meski Lucien punya masa-masa sulit di sana, dia juga punya banyak kenangan manis. Dalam benak Lucien, Aalto seperti kota kelahirannya.     

Melihat Lucien tidak langsung mengiakan, Gaston melanjutkan, "Tentu saja, aku tidak bilang kalau perjalanannya 100% aman. Kalau kau tidak mau menerima tugasnya, tidak apa, dan kau bisa memilih yang lain. Tapi kalau kau mau mengambilnya, kau bisa mendapatkan seribu poin arcana dibayar di muka, dan kau bisa menikmati subsidi selama setahun penuh, jadi kau bisa membeli semua material dan ramuan yang kau butuhkan untuk bersiap-siap."     

Semua wajah teman-teman Lucien muncul di benaknya, membuat perasaannya campur aduk. Kemudian Lucien mengangguk dan tersenyum. "Saya terima tugasnya, Tuan Gaston."     

"Hati-hati, Evans. Lebih baik kau mengambil jalur utara karena Gereja memperkuat patroli mereka di Selat Storm." Gaston menepuk bahu Lucien. "Bawa saja monocle-nya. Tapi karena ada gangguan elektromagnetik dari Selat Storm, saat kau sampai di seberang, kau akan sulit menghubungi kami."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.