Singgasana Magis Arcana

Sebuah Ritual Kuno



Sebuah Ritual Kuno

0"Siapa namamu?" tanya Sandra yang berusaha tersenyum ramah dan melembutkan suaranya. Namun, pemuda itu masih amat ketakutan. Sambil berteriak dan menggeleng, pemuda itu menggunakan kaki dan tangannya untuk merangkak ke pojokan yang lebih jauh di dalam ruangan.     

Lucien tidak menyuruh mereka buru-buru pergi ke ruangan pemanggilan, karena fakta bahwa iblisnya baru lenyap seperti barusan itu terlalu aneh. Sekarang mereka menemukan korban selamat di sini dan mereka harus mendapatkan informasi lebih banyak darinya.     

Setelah bertukar pandangan dengan Sandra, Lucien sedikit mengedikkan dagunya ke arah Susan. "Gunakan ramuan sihir untuk menenangkannya. Biarkan Susan yang bicara padanya."     

Sandra mengangguk. Sebagai orang yang berpengalaman, Sandra selalu membawa beberapa ramuan sihir. Meski dia lebih senang langsung merapal mantra hipnotis pada pemuda di sana dan bertanya, yang mana lebih cocok dengan gayanya, dia juga khawatir kalau merapal mantra pada pemuda itu bisa saja membawa pada konsekuensi yang tidak diinginkan. Jadi Sandra mengeluarkan tabung berwarna biru muda dan membuat Susan meminumnya dengan Mage Hand.     

Lucien membenarkan monoclenya dan mengaktifkan mantra yang ada di dalamnya, Fernando's Electromagnetic Message. Meski ketiganya punya cukup kekuatan untuk membunuh iblis level lima, dia tidak tahu apakah pertarungan ini hanya permulaan atau tidak.     

Lucien tidak menyembunyikan hal itu dari Charlie dan Sandra. Ketika permukaan monocle ditutupi oleh riak sihir, Lucien langsung menyebut nama Gaston.     

"Tuan Gaston, ini Evans."     

Saat ini, mantra tingkat lingkaran itu hanya bisa mengubah getaran suara menjadi gelombang elektromagnetik.     

Tidak ada jawaban dari seberang sana. Lucien mengeraskan suaranya, "Tuan Gaston? Halo?!"     

Tetap tidak ada jawaban.     

Lucien mulai merasa agak khawatir. Dia melihat ke dinding di seberang rak buku, dan di dinding itu terdapat jendela. Di luar jendela, dia bisa melihat kabut tipis masuk ke dalam. Semuanya tampak misterius, seolah mereka ada di dalam labirin mimpi buruk.     

"Ini mirip dengan Mind Mist, tapi tidak benar-benar sama. Kabut itu bisa menghalau dan menyerap gelombang elektromagnetik ... Aku tak pernah melihat hal seperti ini..." Lucien benar-benar berharap dia bisa membaca lebih banyak buku di perpustakaan!     

Melihat Lucien memanggil nama Gaston dengan cemas, Charlie tersenyum kecut. "Kita mungkin ada dalam masalah sekarang. Tugas sederhana ternyata tidak gampang."     

Ketika Lucien pertama kali menerima tugas itu, dia memang merasa curiga, dan dia tidak terlalu terkejut dengan fakta bahwa situasi jadi semakin rumit sekarang. Jika seseorang benar-benar ingin membuatnya kesulitan, dia tak tahu bagaimana orang itu berhasil menipu Nyonya Florencia dan Tuan Gaston.     

Meski banyak prasangka melintas di benak Lucien, dia berhenti memikirkannya terlalu dalam. Ini bukan waktu yang tepat! Bahaya bisa datang kapan saja!     

"Kita harus mencari tahu apa yang terjadi di sini dulu, kemudian memutuskan apakah kita harus lanjut atau kembali," ujar Lucien sambil melihat ke arah Charlie.     

Kali ini Susan mulai tenang sedikit karena ramuan sihir yang dia minum satu menit yang lalu.     

Sambil membenarkan topi hitam penyihir khusus untuk bertarung, Charlie mengangguk dengan tenang. "Aku juga memeriksa tempat ini sebelum kita masuk, dan aku hanya melihat tiga jenis iblis tingkat rendah seperti yang kau katakan pada kami, Tuan Evans. Jadi pertanyaannya adalah ... di mana iblis itu menyembunyikan dirinya dan bagaimana?"     

"Kalian berdua tidak tahu itu iblis apa?" tanya Lucien.     

Sandra dan Charlie menggeleng serius.     

Itu bukan berita baik. Kalau Sandra dan Charlie tidak ada yang tahu iblis apa itu, berarti iblis semacam itu tidak terdaftar dalam Ensiklopedia Iblis atau Buku Saku Monster. Tanpa pengetahuan yang cukup, mereka sulit membuat keputusan. Contohnya, alasan mengapa mereka tidak menggunakan Invisibility di sini karena iblis dan naga bisa menemukannya dengan mudah!     

"Mungkin di kebanyakan kasus hanya penyihir tingkat senior yang akan menanganinya..." gumam Sandra pelan. Melihat Susan hampir siap, dia menunjuk ke arah pemuda di dalam ruangan dan bertanya pada Susan, "Kau kenal dia?"     

Susan awalnya bingung. Ketika dia berbalik, dia berkata, "Astaga! Bill, kau masih hidup?!"     

Mendengar suara Susan, pemuda itu mengangkat kepalanya perlahan. "S ... Susan?"     

"Ini aku, Susan. Kami kembali untuk menjemputmu, Bill." Susan memasang senyum yang menenangkan. "Bill, tenanglah. Jangan takut."     

"Siapa dia?" tanya Sandra dengan suara pelan di samping susan.     

Sambil mencoba mendekati Bill, Susan menjawab, "Dia adalah murid paling muda Tuan Bertren. Kekuatan spiritualnya sangat besar, tapi dia tidak terlalu pintar dalam arcana, jadi beberapa murid lainnya sering mengolok-olok dia. Scott dan aku sering mengajarinya, dan kami cukup dekat."     

"Tanyakan padanya nanti, apa yang terjadi di kastel." Lucien mencoba mengikuti Susan untuk mendekati Bill.     

Namun, begitu Bill melihat Lucien bergerak, dia panik lagi. Seluruh tubuhnya gemetaran dan matanya terbuka sangat lebar. "Jangan mendekat padaku!! Pergi!!"     

Lucien mengangguk dan berjalan mundur perlahan bersama Charlie. Sandra menggenggam tangan Susan untuk menunjukkan bahwa dia adalah teman Susan.     

Meski badan Bill masih gemetaran, dia tak terlalu takut sekarang.     

"Bill, katakan padaku. Apa yang kau lihat di kastel?" Susan berjongkok di depannya.     

Sandra pun ikut berjongkok, dan disaat bersamaan, dia diam-diam merapal mantra tingkat lingkaran kedua, Distinguish Lie, di sekitar Bill. Karena mantra itu tidak langsung bekerja pada tubuh atau pikirannya, jadi mantranya aman untuk Bill.     

Tiba-tiba, Bill mengulurkan tangan dan menggenggam lengan Susan. Susan juga ikut takut sampai dia terjatuh di atas lantai.     

Bill berkata padanya dengan nada panik, "Semuanya mati! Semuanya mati! Andy, Debra, Stevens ... mereka semua mati! Awalnya ... mereka hampir membunuh semua iblis, hampir! Tapi ... tapi ada satu ... yang tidak bisa mereka bunuh. Dengan cara apapun tetap tidak bisa dibunuh ... dan mereka semua mati ... Aku lari ... dan sembunyi di sini ... Susan, bawa aku keluar dari sini! Aku takut!"     

Andy, Debora, dan Stevens semuanya adalah penyihir tingkat lingkaran pertama di kastel.     

Cahaya redup di sekitar mereka dari mantra Distinguish Lie tidak berubah, yang berarti Bill tidak bohong.     

Susan mencoba menahan rasa takutnya dan mulai bicara pada Bill tentang detailnya.     

Melihat apa yang terjadi di dalam ruangan, Lucien dan Charlie berdiri di seberang ketiganya. Saat itu, Lucien menyadari ada selembar perkamen yang setengah terbakar. Di dalamnya tertulis huruf dari kerajaan sihir kuno.     

'Ritual pemanggilan spesial V(terhapus):     

'Kau membutuhkan sebuah rune yang ditulis dengan darahmu sendiri, sebuah kompor arang, dan Fabel Penderitaan...'     

Sisa perkamennya terbakar.     

Lucien merasa ritual itu cukup lucu, karena dia tidak pernah melihat ritual yang membutuhkan buku fabel. Dia mengumpulkan beberapa halaman perkamen dari lantai dan mulai membaca beberapa baris yang ada di sana.     

'Ketika segalanya sudah siap, baca cerita ketujuh, bab 10, dalam Fabel Penderitaan. Baca secara berulang-ulang, dan tuliskan fabel itu ke atas perkamen yang sudah dituliskan dengan rune darah.'     

...     

'Buka Ensiklopedia Iblis, sobek halaman yang memuat informasi iblis yang ingin kau panggil, lalu lemparkan halaman itu ke dalam kompor arang.'     

...     

'Rapal mantranya. Terus rapal. Saat apinya setinggi dirimu, kau akan melihat hadiahmu.'     

Charlie juga membacanya, lalu dia berkomentar sambil mengernyitkan alis, "Itu kelihatan seperti trik bodoh. Banyak dari langkah-langkahnya tidak masuk akal. Maksudku, ritual macam apa yang membutuhkan buku fabel? Itu konyol. Fakta bahwa perkamennya ditemukan di aula murid menunjukkan bahwa itu adalah guyonan. Hanya orang idiot yang mungkin mencobanya."     

"Apa kau pernah baca Fabel Penderitaan?" Lucien agak ragu. "Meski konyol, fakta bahwa Bertren mati saat dia mencoba memanggil iblis di sini membuatku takut pada ritual aneh yang berhubungan dengan pemanggilan iblis."     

Charlie berhenti sejenak dan menjawab, "Tidak pernah, tapi seseorang pernah memberitahu padaku. Fabel itu adalah cerita rakyat yang berasal dari perbatasan antara Holm dan Brianne di kerajaan sihir kuno, dan fabel itu sama sekali tidak ceria. Buku itu berjudul Fabel Penderitaan karena fabel itu mengajarkan orang-orang dengan membuat mereka merasa sedih, putus asa, benci, dan marah. Aku tidak membaca buku yang membuatku merasa buruk. Omong-omong, Tuan Evans, apa kau tidak berpikir kalau gaya perkamen itu adalah salah satu gaya dari kerajaan sihir kuno? Sesuatu sebelum Perang Fajar..."     

"Iya." Lucien melirik ke rak buku di sekitarnya. "Kira-kira kita bisa menemukan Fabel Penderitaan di sini atau tidak, ya..."     

Saat itu Susan selesai bertanya. Begitu Sandra mendapatkan informasi dasar, dia merapal Charm Person pada Bill untuk verifikasi lebih lanjut.     

"Jadi, kata Bill, ruangan pemanggilan awalnya kehilangan kendali, dan iblis tingkat bawah menyerang kastel, lalu membunuh sebagian besar orang di sini. Saat itu Susan dan Scott berhasil kabur. Kemudian, ketika beberapa penyihir level satu yang membantu Tuan Bertren bisa mengendalikan inti kastel kembali, dan mereka berhasil membunuh sebagian besar iblis tingkat rendah di sana. Tapi situasi jadi di luar kendali saat mereka sampai ke ruangan pemanggilan. Mereka bertemu dengan iblis di sana dan terbunuh."     

Berdasarkan petunjuk itu, Sandra membuat kesimpulan. Dia berjalan ke arah Lucien dan Charlie, lalu berujar, "Jadi, hampir pasti kalau iblis itu bangkit kembali di lingkaran pemanggilan ketika dia terbunuh. Kita harus menghancurkan lingkaran pemanggilan itu untuk benar-benar membunuh iblisnya!"     

Begitu Sandra menyelesaikan kalimatnya, lantai dan dinding mulai beriak seolah dinding dan lantainya adalah air. Banyak tangan pucat yang setengah transparan muncul dari sana.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.