Singgasana Magis Arcana

Tuan Evans



Tuan Evans

0Lucien memakai lencana sihir yang sudah diperbarui, dan meski kereta uap sihir akhir-akhir ini mengenalkan rute baru dari Allyn ke Kapas, dia tidak menaikinya untuk menyelesaikan tugas. Tapi Lucien menyewa kereta kuda dan menuju menara sihir Will of Elements.     

Tugas itu diberikan pada Lucien dengan cara yang membuatnya curiga, karena tugasnya diberikan begitu Lucien memperbarui lencananya. Dia ingin minta tolong arcanis tingkat senior dari kelompoknya untuk memastikan bahwa keadaan di sana baik-baik saja.     

Di ruangan menara sihir Will of Elements, Gaston mendengarkan deskripsi Lucien tentang tugas itu dengan saksama sambil menyilangkan jari. Mata kuning gelapnya tampak agak curiga dan Gastor berujar serius, "Ini tidak terlihat seperti tugas berbahaya. Dengan cincinmu, bahkan jika kau tidak bisa menyelesaikan tugasnya, harusnya untuk melindungi diri dan kabur bukan jadi masalah. Tapi untuk keselamatanmu, aku tetap harus menanyakan Florencia. Mungkin dia tahu hal lainnya."     

Setelah menyuruh Lucien menunggunya di ruangan, Gaston masuk ke ruangan lain dan bicara dengan Florencia menggunakan Fernando's Electromagnetic Message.     

Lucien mengambil kesempatan dan mulai berpikir cermat, apakah dia punya musuh potensial di Kongres yang mungkin menginginkan kematiannya. Masalah tentang Teori Vitalitas sudah hilang sekarang, dan Felipe lah yang sekarang menarik sebagian besar perhatian. Lalu mengenai penempatan lingkaran sihir pembersihan, Lucien tidak berpikir ada orang yang mau membunuhnya karena hal itu, apalagi pada akhirnya itu menjadi pilihan bagi pabrik-pabrik itu.     

Lucien mengira-ngira apakah dia bisa menarik kesimpulan kalau tidak ada orang yang berniat menggunakan tugas itu untuk membunuhnya.     

Setelah beberapa saat, Gaston kembali.     

Gaston duduk dengan elegan dan berujar pada Lucien sambil tersenyum, "Aku sudah bicara dengan Florencia. Dia bilang kalau itu adalah tugas penting dan harus segera diselesaikan, harusnya aman. Tapi karena kami sangat menjagamu, Evans, dan kau menjadi penyihir tingkat menengah dalam satu tahun, aku bisa meminjamkan item sihir padamu."     

Gaston mengeluarkan monocle mewah dengan rantai silver dan menyerahkannya pada Lucien. "Monocle ini sudah diberi mantra Fernando's Electromagnetic Message secara permanen. Kalau ada apa-apa, langsung hubungi aku. Frekuensi dan kode eksklusifku adalah..."     

Sambil bicara, dia menuliskan seluruh informasi pada Lucien di atas secarik kertas.     

Tentu saja, Lord of Storm, saat membuat mantra itu, telah mempertimbangkan kerahasiaannya.     

Lucien meninggalkan tanda kekuatan spiritualnya di monocle berdasarkan instruksi Gaston dan memakainya. Kacamata ber-frame emas yang dia pakai sebelumnya dimasukkan ke dalam saku kanannya, sementara ada jam saku di sebelah kirinya.     

Ketika Lucien mengambil top hat miliknya dan akan pergi, Gaston berdiri dan tersenyum. "Evans, selamat sudah naik ke lingkaran ketiga, yang mana itu merupakan permulaan baru bagi sebagian besar penyihir. Fakta bahwa kau bisa naik berarti kau telah melampaui 70% para penyihir. Mulai sekarang, Will of Elements akan memberimu 40 poin arcana sebagai subsidi."     

"Terima kasih banyak, Tuan Gaston." Mendengarnya, Lucien nyengir.     

...     

Di dekat pintu masuk Gunung Kapas, Kota Fraser.     

Kota itu sangat terpencil. Seseorang harus naik kereta selama enam jam dari Allyn ke pusat kota Kapas, lalu menghabiskan waktu setengah hari naik kereta kuda sampai ke kota bernama Tenning, baru lanjut di jalan pegunungan yang bergelombang selama dua jam. Tentu saja, penyihir yang bisa terbang tidak perlu pusing memikirkannya.     

Ada banyak pohon dan hewan liar di gunung. Sebagian besar penghuni di kota kecil itu bekerja sebagai pemburu atau tukang kayu. Beberapa kastel penyihir di sini mengontrol sebagian mineral vein, dan karena ada beberapa penyihir, banyak murid penyihir, dan juga penambang tinggal di sana, kota terpencil itu cukup ramai daripada terisolasi seperti yang dibayangkan orang-orang. Banyak petualang dan tentara bayaran bahkan kemari untuk mencari batu mulia, permata berharga, tanaman, atau harta karun.     

Kedai paling terkenal di Fraser bernama Gold Cup. Banyak petualang dan tentara bayaran ada di sana sekarang sambil minum dan mengobrol. Mereka terbiasa pesta pora setiap malam sebelum memasuki gunung, karena mereka tak tahu apakah masih punya kesempatan melihat matahari terbit esok hari begitu masuk ke daerah gunung.     

Di antara bau alkohol yang menyengat, beberapa petualang sedang mengobrol dengan suara pelan. "Apa kau dengar kalau penyihir tingkat lingkaran ketiga di Kastel Bertren dibunuh oleh iblis yang dia panggil sendiri?" Seorang kurcaci dengan jenggot pirang panjang menanyakan pria yang baru dia temui di kedai itu.     

Pria tersebut, yang merupakan paruh baya dan memiliki bekas luka mengerikan di wajahnya, mengangguk serius. "Dua murid yang berhasil kabur mengatakan bahwa kastelnya seperti neraka. Orang-orang dibakar hidup-hidup, terkorosi oleh asam yang kuat, dicabik sampai berkeping-keping dengan cakar tajam, dibelah jadi dua ... Banyak darah dan organ tubuh di mana-mana."     

Sambil berkata demikian, dia menunjuk dengan hati-hati ke arah dua murid yang mabuk berat di pojokan kedai. Satunya laki-laki dan satunya perempuan. Meski mereka mabuk, mereka masih tampak ketakutan, seolah mereka terperangkap dalam mimpi buruk.     

"Kau ingin pergi ke sana untuk mencari tahu, barangkali ada sesuatu yang berharga di sana?" tanya kurcaci serakah itu. "Mungkin kita bisa membujuk para iblis dan mendapatkan harta di sana. Orang itu adalah penyihir tingkat menengah, jadi bayangkan saja sekaya apa dia!"     

Wanita paruh baya lainnya melihat ke arah kurcaci dengan pandangan menghina. "Kau gila? Iblis itu membunuh penyihir tingkat lingkaran ketiga! Kau sebegitunya ingin mati?!"     

"Setuju. Kongres juga pasti telah mengirim beberapa penyihir kemari untuk menangani hal itu. Jangan bilang kau ingin mengambil harta karun dari orang-orang gila itu ... Kekuatanmu yang berasal dari ramuan sihir tak ada apa-apanya di hadapan mereka..." ujar pria dengan bekas luka tersebut.     

Saat itu, pintu kedainya terbuka, dan seorang penyihir muda memakai mantel sihir hitam masuk. Awalnya dia melihat ke orang-orang yang ada di kedai dengan mata birunya yang tampak mengancam. Karena merasakan aura yang mengancam, tak ada satu pun orang di kedai yang berani menatapnya secara langsung. Kemudian dia berjalan ke arah dua murid yang ada di pojokan yang masih minum meski mereka sudah mabuk berat.     

Penyihir petarung itu mengambil gelas kayu mereka dan melemparkannya ke atas lantai, menyebabkan cairan keemasan berceceran di mana-mana. Kedua murid tersebut melihat ke arah penyihir yang baru datang dengan perlahan. Mereka tampak bingung.     

"Aku Charlie. Aku kemari untuk menyelesaikan masalah di Kastel Bertren. Kalian berdua, jawab pertanyaanku yang lengkap," ujar pemuda itu serius. Pengalaman bertarungnya selama bertahun-tahun membuatnya memiliki sikap mengancam seperti itu.     

Kedua murid tersebut terlihat agak sadar sekarang dan mulai gemetar. Murid perempuan dengan rambut berwarna coklat kemerahan menjawab dengan suara gemetar, "Tuan Charlie ... saya Susan, dan ini Scott. Kami adalah murid-murid Tuan Bertren. Malam itu, Tuan Bertren mencoba memanggil ... makhluk itu ... di ruangannya..."     

Kemudian, wanita berambut hitam pendek masuk ke dalam kedai. Dia mengenakan mantel sihir ungu yang elegan, sementara mata kuning kecoklatannya terlihat dingin dan tajam. Setelah melihat sekitar, dia langsung berjalan menghampiri Charlie dan mengenalkan diri, "Hai, aku Sandra, tingkat menengah. Aku juga dapat tugasnya."     

"Aku Charlie, tingkat menengah." Charlie mengangguk. Baik Charlie maupun Sandra tidak mau mengucapkan level mereka secara spesifik di depan begitu banyak orang, dan mereka berdua juga memakai lencana di balik mantel.     

Kurcaci berjenggot emas itu berbalik dan menatap mereka singkat, lalu bergumam pada wanita paruh baya dan pria dengan bekas luka, "Tentu saja, Kongres sudah mengirimkan orang kemari. Lihat mereka ... Mereka paling tidak tingkat lingkaran keempat. Hanya satu orang dari mereka saja bisa menghancurkan seluruh kastel ... bahkan seluruh kota."     

Para petualang itu jarang melihat penyihir yang sebenarnya, apalagi yang tingkat menengah. Jadi mereka penasaran dan melihat para penyihir itu dengan sorot ketakutan dan hormat.     

"Sudah kubilang." Pria dengan bekas luka tampak agak terintimidasi.     

Charlie dan Sandra, di sisi lain, sedang mendengarkan para murid itu dengan saksama, dan mereka tidak peduli tentang para petualang yang berkomentar soal mereka, karena keduanya terlalu kuat dan percaya diri untuk memedulikan hal-hal semacam itu.     

Sikap semacam itu semakin membuat para petualang terkesan.     

"Kudengar kita ada satu penyihir lagi untuk menjalankan tugas ini?" Setelah mendengarkan cerita para murid, Sandra bertanya pada Charlie.     

"Benar." Charlie mengangguk. "Dia belum datang. Lebih baik tunggu dia di sini sebentar lagi. Kita bisa lebih aman dengan kekuatan satu orang lain, dan kurasa dia juga tingkat menengah, 'kan?"     

"Harusnya," balas Sandra singkat.     

"Apa mereka menunggu seseorang?" Wanita paruh baya itu melihat ke arah pintu kedai.     

"Ya ampun, harusnya tidak perlu..." gumam kurcaci itu. "Mereka setidaknya tingkat lingkaran keempat!"     

"Tidak ada ruginya waspada." Ketika pria dengan bekas luka selesai bicara, pintu kedai terbuka lagi.     

Orang yang masuk adalah pemuda tampan yang mengenakan mantel double-breasted hitam, sebuah top hat hitam, dan monocle mewah, yang mana membuatnya tampak elegan.     

Para petualang di kedai itu bertanya-tanya kenapa seorang bangsawan muda mau datang ke tempat itu.     

Charlie dan Sandra melihat ke arah orang itu dengan cermat, karena mereka tak yakin orang itu adalah penyihir yang mereka tunggu. Biar bagaimanapun, dia tampak terlalu muda untuk seukuran penyihir tingkat menengah.     

Saat itu, Charlie dan Sandra melihat cincin permata ungu di tangan kanan pemuda itu. Cincinnya sangat unik dan indah.     

Mereka langsung mengenali pemuda tersebut.     

Pemuda itu adalah pemenang termuda penghargaan Holm Crown, anggota terhormat Holm Royal Magic Academy, jenius yang berhasil naik ke tingkat menengah dalam satu tahun!     

Melihat pemuda itu berjalan ke arah mereka dengan elegan sambil tersenyum, Charlie dan Sandra tiba-tiba berdiri bersamaan dan menyapa dengan hormat, "Senang bertemu denganmu, Tuan Evans."     

Sikap mereka mengejutkan orang-orang di sana.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.