Singgasana Magis Arcana

Merasa Tidak Aman



Merasa Tidak Aman

0Lucien merasa tidak senang dan frustrasi karena mendapatkan hukuman secara tiba-tiba. Padahal dia pikir dirinya tetap rendah diri dan mencoba menghindari konflik dengan guru lain yang tak suka padanya. Tapi tetap saja sekarang dia ada dalam masalah.     

Namun, Lucien tak pernah mudah menyerah. "Pak, saya mendapatkan beberapa komentar positif dari murid-murid di Pohon Duri dan Burung Darah, dan itu membuktikan bahwa cara mengajar saya efisien. Seperti yang Anda lihat, nilai murid-murid saya juga naik."     

"Aku tahu," jawab Donald langsung, dan jawabannya mengejutkan Lucien.     

"Tapi kau masih melanggar aturan, Lucien." Donald melanjutkan dan mengubah nada suaranya. "Di Douglas, para guru harus menjadi pemimpin dan harus selalu dihormati. Memberitahu para murid kalau mereka tidak harus mendengarkan guru sangat melanggar tradisi kami. Tak peduli seefektif apa metode pengajaranmu, tradisi sekolah tak boleh dilanggar. Kuharap kau bisa menyadari kesalahanmu, Lucien."     

Lucien kehilangan kata-kata. Dia tahu kalau perkembangan nilai akademik murid-muridnya tak bisa membantunya, karena kepala sekolah sangat menghargai peraturan sekolah lebih dari apapun di dunia ini, di mana aturan dan tingkatan sosial sangat dihormati.     

Melihat Lucien tidak menjawab, Donald tersenyum untuk menenangkannya. "Lucien, aku tahu anak muda selalu punya banyak ide, dan di antara ide-ide itu ada yang bagus dan ada yang tidak. Katakanlah, aku senang bagian di mana kau meningkatkan jumlah latihan dan PR para murid, dan sekarang kami menggunakan cara pengajaranmu yang itu di seluruh sekolah."     

Lucien mengusap kepalanya sejenak, tapi tetap tak mengatakan apapun. Dia merasa murid-murid di sekolah ini pasti akan membencinya.     

...     

"Ya?" Rock menepuk bahu Lucien untuk menenangkannya. "Apa yang terjadi?"     

"Aku dilarang mengajar selama satu bulan. Gaji dipotong setengah. Masih bisa menggunakan lab, perpustakaan, dan membeli material eksperimen dengan harga murah. Kalau aku melanggar aturan lagi, aku dipecat," ujar Lucien datar.     

Rock mengumpat dengan suara pelan. "Pasti orang-orang brengsek dari Elektromagnetisme. Kau tahu, orang bernama Beate ... dia pasti biang keroknya! Mereka juga mengajar di Pohon Duri dan Burung Darah, dan para murid lebih suka diajari kau daripada mereka!"     

"Oh begitu ... jadi itu alasannya." Lucien akhirnya paham dari mana semua itu berasal. Di benak Lucien, Beate tampak seperti orang pendiam, dan dia tak pernah menyangka hal seperti ini dari Beate.     

Beate memiliki rambut dan mata hitam, dia tampak seperti pria yang biasa-biasa saja. Dia sangat ahli dalam Elektromagnetisme, dan saat ini, dia adalah seorang arcanis level satu, serta penyihir tingkat lingkaran kedua.     

Sambil berjalan menuruni tangga, Rock bicara pada Lucien dengan setengah bercanda dan setengah serius, "Lucien, meski kau selalu memberi murid-murid PR lebih banyak, kau adalah guru paling keren dan paling terkenal di benak mereka. Tapi, aku harus mengingatkanmu kalau ada hal di sekolah ini yang tak boleh dilanggar. Kau bisa mengeluarkan idemu dan kau bisa melakukan apa yang kau mau, tapi kau tak boleh mengatakan itu keras-keras."     

"Sekarang aku paham." Lucien mengangguk. "Terima kasih, Rock."     

Rock menyeringai. "Sebenarnya, perintah dan tradisi semuanya diciptakan oleh orang-orang bergelar tinggi. Kalau kau adalah seorang arcanis agung, aku berani bertaruh tak akan ada yang melaporkanmu telah melanggar aturan. Tapi mereka pasti memujimu kalau kau kreatif dan berani, dan kami harus mengikuti caramu mengajar."     

"Kurasa kau benar, Rock." Lucien tersenyum.     

...     

Saat makan siang, untuk menghibur Lucien, Jerome, K, Vilnia, dan beberapa guru lain datang ke tempat Lucien dan makan siang bersama di sana.     

Setelah makan siang, karena mendengar berita buruk itu, Annick, Layria, dan Heidi juga mengunjungi Lucien. Hal mengejutkan lainnya, Sprint, Katrina, Grant, dan gadis berambut hijau juga ikut. Gadis berambut hijau itu tak dikenali oleh Lucien. Usianya sekitar 17 atau 18 tahun.     

"Kami selalu ada di pihakmu, Tuan Evans!" Karena tak tahu apa yang harus dikatakan di saat seperti ini, akhirnya Annick, Heidi, dan Layria menemukan sebuah kalimat yang diucapkan bersamaan.     

Sprint tetap tak mengatakan apapun, tapi dia mengangguk singkat untuk menunjukkan dukungannya. Katrina dan Grant juga mengayunkan tinju mereka, lalu berkata, "Cara mengajar Anda luar biasa, Tuan Evans!"     

Kemudian Grant bergumam pelan, "Tapi akan lebih baik kalau tidak pakai PR."     

"Aku akan segera kembali. Terima kasih, semuanya." Lucien tidak menyuruh para murid untuk melawan keputusan sekolah demi dirinya, karena dia tidak ingin murid-muridnya ada dalam masalah.     

Setelah mengobrol santai, Heidi berkata pada Lucien, "Tuan Evans, sebagai murid yang datang dari seberang selat, kami selalu merasa tertantang dalam sihir dasar dan arcana. Jadi, kami penasaran ... apa Anda mau menyisihkan waktu untuk mengajari kami bulan ini, Tuan Evans?"     

"Kami bisa bayar!" tambah Layria buru-buru. "Beberapa hasil eksperimen kami diberikan oleh sekolah, dan kami bisa mendapatkan uang dari sana!"     

"Les arcana?" Lucien terkejut dan merasa ini agak aneh.     

Namun, para murid itu sangat serius.     

K memutuskan untuk membantu para murid. "Mereka anak-anak yang giat dan pemberani, Lucien. Kalau kau punya waktu, mungkin kau bisa sedikit membantu mereka, dan saat aku senggang, aku bisa bergabung denganmu."     

"Hmm ... bagaimana kalau setiap Sabtu sore?" Setelah menerima bantuan K, Lucien juga ingin bersikap baik pada orang lain. "Dan mana mungkin aku meminta bayaran dari murid. Lesnya gratis. Jadi, siapa yang mau ikut?"     

"Aku, aku!" Heidi buru-buru mengangkat tangan, begitu pula Layria dan Annick.     

Wajah Katrina bersemu merah, tapi dia kemudian berkata cukup tegas. "Saya juga, Tuan Evans."     

Wajah Sprint juga memerah sampai ke telinga. "Saya ... juga ..."     

Sebagai ketua kelas, Grant tersenyum dan berujar malu-malu, "Tuan Evans, saya rasa saya tidak perlu."     

Gadis yang tak familiar itu melihat ke arah Heidi dan memberi sinyal padanya.     

Heidi buru-buru mengangguk dan bicara pada Lucien. "Tuan Evans, ini adalah Chely, teman sekamar kami dari Sea Gull. Dia tidak bisa mengikuti sebagian besar mata pelajaran kami, dan dia juga ingin ikut pelajarannya juga."     

"Chely ...?" Lucien mengulang nama itu, karena namanya terdengar begitu familiar. Ditambah lagi, warna rambut gadis itu juga sangat unik. Kalau gadis itu adalah Chely yang sama dengan Chely di kapal waktu itu, maka hubungan antara Viscount Wright dan kongres pasti sangat rumit.     

Kelihatannya Chely mengerti mengapa Lucien agak terkejut, jadi dia mengangguk singkat. "Iya."     

Chely adalah gadis pendiam, jadi dia tidak terlalu banyak bicara.     

Ada lagi seorang kesatria yang jatuh cinta pada penyihir. Meskipun perjalanan cinta mereka akan sangat sulit, Lucien berharap mereka tidak akan mengikuti jejak Natasha dan Silvia.     

Saat Lucien menyetujui Chely bergabung dengan mereka, Rock kembali dan berujar padanya dengan riang, "Lucien! Naskahmu telah dikutip oleh Tuan Brastar! Fernando Brastar! Sang arcanis agung! Naskah pertama di jurnal Sihir!"     

Meskipun ekspresi Rock agak campur aduk, seluruh guru di ruang tengah itu berdiri saking terkejutnya, termasuk Grant, yang memahami seberapa penting jurnal Sihir dan sebesar apa pengaruh Fernando.     

Bahkan Lucien sangat terkejut, karena naskahnya baru diterbitkan beberapa hari lalu.     

"Ini!" Rock menyerahkan jurnal itu pada Lucien. "Lihat sendiri!"     

Hal pertama yang dilihat Lucien adalah judulnya. Diskusi Terhadap Aplikasi Gelombang Elektromagnetik, diikuti dengan nama penulis dan tingkatannya – Fernando Brastar, arcanis agung, tingkat legendaris: level tiga, Lord of Storm.     

Bagian awal naskah itu sama sekali tidak mengikuti format standar.     

'Muridku, Thompson, adalah anggota Komite Pengaduan, dan dia menemukan naskah menarik ketika sedang mengulas, yang mana memuat rangkaian eksperimen sederhana untuk mempelajari bagaimana kelelawar menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi agar dapat merasakan benda dalam kegelapan. Saat aku membaca naskah itu, aku terinspirasi. Sehingga aku membuat naskah ini, menginvestigasi aplikasi yang memungkinkan terhadap gelombang elektromagnetik dari perspektif yang lebih luas, serta perbedaan aplikasi antara gelombang elektromagnetik frekuensi rendah dan tinggi. Apalagi, jika gelombang suara bisa membawa informasi, bagaimana dengan gelombang elektromagnetik?'     

Lucien sangat terkesan dengan imajinasi luar biasa sang arcanis agung. Sang arcanis agung mendahului Lucien dalam menginvestigasi bidang aplikasi, dan Lucien berniat menggunakan itu untuk mendapatkan lebih banyak poin arcana nantinya.     

Lucien sudah bisa melihat masa depan menjanjikan dari aplikasi gelombang elektromagnetik.     

Setelah merasa terkesan, Lucien tiba-tiba merasa tidak aman karena langsung disebut oleh seorang arcanis agung di naskah penelitiannya. Pasti banyak perhatian yang tidak perlu akan datang padanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.