Singgasana Magis Arcana

Pertimbangan



Pertimbangan

0Gerbong berwarna kuning cerah yang luas, dengan tempat duduk berwarna merah gelap yang empuk, lalu jendela sihir yang bersih, dan dua gadis cantik bergaun biru muda—itu adalah kesan pertama Lucien terhadap kereta sihir tersebut, dan kesan pertamanya sangat bagus.     

"Selamat datang di Kloss. Kita akan melewati tujuh stasiun dalam perjalanan hari ini, dan akan tiba di Allyn tiga jam lagi." Dua gadis cantik pramugari membungkuk sopan pada Lucien. "Jika Anda butuh sesuatu, silakan tekan tombol yang ada di meja."     

Sebagai tamu, Lucien hanya tersenyum dan mengangguk, membiarkan Lazar mengurus sisanya.     

Setelah mengeluarkan jam sakunya dan melirik singkat, Lazar berujar pada Lucien, "Sekarang jam satu siang, dan kita masih punya banyak waktu sampai ke Allyn, sebelum orang-orang di kongres selesai bekerja hari ini. Jangan khawatir. Kereta ini dilengkapi dengan koki terbaik dari seluruh benua, dan seluruh perjalananmu ke Allyn dibiayai oleh kongres. Tentu saja, kau harus bayar kalau mau bepergian lagi setelah ini. Tiketnya satu thale."     

"Mahal." Bahkan Lucien terkejut, apalagi para penyihir. Biar bagaimanapun, orang biasa dengan penghasilan tingkat menengah hanya bisa mendapatkan 7 – 8 thale per tahun. Kereta ini bahkan lebih mahal daripada penerbangan yang pernah ditumpangi Lucien di Bumi.     

Melihat ekspresi mereka, Lazar menyeringai. "Sebenarnya, konsep kereta sihir sudah dikemukakan oleh beberapa arcanis beberapa tahun lalu. Mereka terinspirasi oleh peralatan yang digunakan dalam industri penambangan. Saat itu, keretanya berbahan bakar lingkaran sihir dan jiwa alkemi, makanya butuh biaya besar untuk menjalankan kereta. Selain itu, sebagian besar penyihir di atas tingkat menengah bisa terbang. Jadi seperti yang kalian lihat ... kereta tidak terlalu praktis."     

"Bagaimana dengan kereta ini?"     

"Tuan Kloss kemudian mengembangkan keretanya dengan mengkombinasikan sihir dengan mesin, dan mulai menggunakan uap sebagai kekuatan utama kereta, yang kemudian sangat menurunkan biayanya." Lazar melanjutkan, "Kereta ini lebih cepat daripada seorang penyihir level menengah yang terbang, bahkan lebih cepat daripada sapu terbang. Apalagi kereta bisa membawa lebih banyak orang di waktu yang sama. Makanya, kongres sangat fokus dalam perencanaan pembangunan rel kereta, dan kini kita punya empat rute. Rute yang kita lalui sekarang adalah rute tetap pertama, dari Patray ke Allyn."     

Saat Lazar mengenalkan detailnya, dia menyuruh Lucien dan para murid memesan makanan.     

"Lalu kenapa kereta ini masih mahal, Tuan Lazar?" tanya Sprint penasaran. Di antara seluruh murid, dialah yang paling aktif.     

"Ayo duduk dulu." Lazar dan Lucien duduk di tempat duduk empuk dan saling berhadapan. "Karena Kloss adalah kereta mewah." Setelah mereka semua duduk, Lazar melanjutkan, "Untuk kereta lain, kau bisa membayar sekitar 30 nar. Maksudku, tetap saja tidak murah. Tapi biaya pembangunan kereta baru berasal dari pendapatan tiket dan sumbangan dari kongres. Kami tidak percaya kalau para bankir serakah itu yang melakukannya."     

Setelah memuaskan rasa penasaran murid, Lazar menyeringai ke arah Lucien. "Aku sangat yakin kalau harganya pasti akan turun suatu hari nanti, dengan cepatnya perkembangan metode transportasi lain. Evans, kau datang ke kongres di waktu yang sangat tepat, dan kau harus memanfaatkan momen ini, saat macam-macam pemikiran tentang sihir banyak dikeluarkan. Belajarlah arcana dengan giat dan jadilah penyihir yang berguna!"     

Tentu saja, Lazar adalah pemuda yang sangat ceria dan optimis. Kalau tidak, dia tidak akan jadi orang terpilih yang akan menyambut para anggota baru.     

"Malah, aku sudah mulai belajar dasar arcana di tempat Tuan Astar, dan aku juga mendidik tiga murid." Lucien tersenyum dan mengangguk. Dia lantas meletakkan Amboula dan Alert di area khusus di samping tempat duduknya.     

Dalam pembelajaran selama lebih dari satu bulan, Annick dan layria telah menjadi penyihir murid sejati sebelum mereka tiba di Holm, dan Heidi hampir naik tingkat.     

"Bagus." Lazar mengangguk.     

Kemudian kereta uap bersiul kencang, dan keretanya mulai bergerak.     

"Wow!" Sprint setengah berdiri dari tempat duduknya dan menatap keluar lewat jendela. Annick dan Oimos melakukan hal yang sama.     

Para murid yang terkejut dan bersemangat mulai saling berdiskusi.     

Lucien mengambil segelas air yang ada di depannya tanpa melirik apa yang terjadi di luar.     

"Kau tampak sangat tenang, Evans," ujar Lazar senang.     

Tentu saja Lucien tak bisa memberitahu Lazar kalau dia sudah mengalami ini berkali-kali di dunia asalnya, jadi dia beralasan, "Kurasa aku lebih tertarik dengan mekanika mesin ini, Lazar. Boleh aku mengunjungi ruangan mesin?"     

Lazar tertawa. "Evans, aku sangat paham dengan rasa penasaranmu, tapi hal yang membuatmu penasaran itu rahasia. Kalau kau sangat ingin tahu bagaimana cara kerjanya, satu-satunya cara yang bisa kau lakukan adalah menggunakan poin arcana untuk ditukar dengan material dari kongres."     

Mengejutkan. Semakin keretanya bertambah cepat, suara yang dihasilkan oleh kereta mulai menghilang. Lucien mengira bahwa itu karena lingkaran sihir yang terdapat dalam kereta.     

Di luar jendela, lahan yang kosong di bulan November dan desa kecil di sepanjang rel berjalan mundur dengan sangat cepat.     

Saat Lucien akan bertanya, dua orang gadis datang ke gerbong dengan troli berisi makanan, diikuti dengan beberapa pemain violin.     

Diiringi lagu yang indah, dua gadis itu menaruh steak, ikan bakar, caviar, dan foie gras di atas piring mereka.     

Lucien meletakkan saputangan di pangkuannya dan mulai memotong steak. Steak itu sangat empuk dan dimasak dengan baik.     

Lucien mengangguk puas. "Sangat profesional."     

"Benar, 'kan? Aku sangat menantikan makanan lezat di Kerajaan Syracuse sejak lama. Sayangnya, aku belum menjadi penyihir tingkat menengah, dan aku tak bisa terbang menyeberangi Selat Storm untuk mencoba makanan di sana," ujar Lazar sambil memotong foie gras goreng di piringnya. "Aku juga sangat menikmati musik di Aalto. Kau tahu, musisi muda yang namanya sama denganmu, Lucien Evans ... Dia mendapatkan popularitas yang sangat besar dalam waktu singkat."     

Kemudian Lucien mulai memperkenalkan macam-macam makanan di negara yang berbeda pada Lazar. Saat Lazar menjadi sangat bersemangat, dia juga memberitahu Lucien banyak hal mengenai kongres.     

"Lazar, bagaimana caranya aku bisa mendapatkan poin arcana?" tanya Lucien. "Aku sangat ingin memulai karirku dalam arcana."     

Karena Lucien tahu, kalau di mata orang-orang, dia hanyalah seorang pemula dalam arcana. Lucien berencana belajar dulu di kongres untuk sementara, baru memanfaatkan kesempatan untuk menciptakan dan mempublikasikan penelitiannya sendiri. Namun, dari apa yang dikatakan Lazar, Lucien sadar kalau mempunyai level tertentu di arcana bisa membuatnya dapat banyak keuntungan.     

Ditambah lagi, dalam satu bulan terakhir ini, dengan menggunakan Meditasi Brook, Lucien siap naik ke tingkat penyihir yang lebih tinggi, yaitu tingkat lingkaran kedua.     

"Tahu tidak, Evans, ada pepatah lama yang mengatakan, 'Semakin tak sabaran seseorang, semakin sulit orang itu mencapai tujuannya'." Lazar mengusap bibirnya dengan saputangan putih. "Tapi aku paham, Evans. Biar bagaimanapun, mendapatkan poin arcana lebih penting bagi setiap penyihir di kongres."     

Lucien duduk tegak supaya bisa mendengarkan dengan saksama.     

"Dewan Ulasan Arcana adalah organisasi yang bertugas memberikan poin arcana, anggotanya adalah dewan tertinggi di kongres, dan memiliki 52 wewenang dari seluruh perguruan. Para penyihir itu paling tidak ada di level enam arcanis."     

"Hanya ada lima puluhan arcanis level enam?" Lucien cukup terkejut.     

"Wewenang. Aku bilang wewenang." Lazar menggeleng. "Tergantung dari bidang apa. Beberapa arcanis memang punya pencapaian luar biasa dan mereka ... yah, mereka hidup cukup lama untuk mendapatkan level tinggi. Tapi dalam bidang spesialisasi mereka, kalau ada penyihir yang lebih kompetitif daripada mereka, mereka masih tak bisa menjadi anggota dewan. Tapi, bagi beberapa penyihir, meski level arcana mereka tak terlalu tinggi, karena mereka adalah ahli dalam bidang yang tak terkenal atau bidang baru, mereka bisa diberi wewenang."     

"Oh begitu. Aku juga dengar dari Tuan Astar kalau hasil penelitian arcana seseorang dikutip oleh orang lain, orang itu juga akan mendapatkan poin arcana?" tanya Lucien.     

Setelah meminta pramugari mengambil piringnya, Lazar menjawab, "Benar. Satu poin untuk satu kutipan. Tapi, apakah itu bisa membuatmu mendapatkan lebih banyak poin juga tergantung pada seberapa penting hasil penelitianmu. Dewan Ulasan Arcana juga masih punya tanggung jawab menilai."     

"Lalu bagaimana kalau membuat mantra baru atau mengembangkan sihir yang sudah ada?" Lucien harus memahami sistem ini sedalam mungkin.     

"Kau hanya bisa diberi penghargaan satu kali untuk itu. Kecuali penciptaan atau pengembanganmu membuat orang lain terinspirasi dan orang itu mengembangkan artikel baru berdasarkan hal ciptaanmu, kau bisa mendapatkan poin tambahan. Selain itu, kalau seseorang ingin belajar sihirmu, orang itu harus membayar poin arcana padamu. Contohnya, sejauh ini Lazar's Burning Hand milikku sudah dipelajari oleh 30 penyihir, dan aku dapat 30 poin arcana."     

"Kelihatannya penyihir di dalam dewan punya pekerjaan yang berat." Lucien mengusap dagunya perlahan.     

"Oh ... tentu saja. Malah, dalam kebanyakan kasus, karena mereka sangat sibuk, para penyihir itu tidak mau mengulas sebagian besar arcana dan mantra sihir yang didaftarkan, tapi menyuruh murid atau arcanis lain yang layak untuk mengerjakan itu dan membuat keputusan. Kadang-kadang, ada kesalahan dan beberapa penyihir tak langsung dapat poin. Tapi perbedaan poin itu akan diperbaiki cepat atau lambat. Untukmu, Evans, cara paling baik mendapatkan poin arcana adalah mendaftarkan beberapa mantra unik dari sistem sihir kuno. Kalau belum ada yang pernah mendaftarkannya, kau bisa mendapatkan poin juga."     

"Oh..." Lucien mengangguk singkat. "Kongres sedang mendorong para penyihir untuk bertukar pengetahuan."     

Jelas, seluruh penyihir sangat menghargai mantra sihir mereka sendiri. Kalau tidak ada hadiah, tidak akan ada yang mau mendaftarkan dan mempublikasikan ciptaannya.     

Lalu bagaimana dengan Lucien?     

Haruskah dia mendaftarkan mantranya untuk mendapatkan poin?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.