Singgasana Magis Arcana

Tawaran dari Iblis



Tawaran dari Iblis

0Ketika para murid berpikir segalanya sudah baik-baik saja, bahaya lain langsung datang.     

Kali ini, karena badainya sudah hampir reda, merapal mantra bisa sangat berisiko. Lucien dan para murid kembali merasa dilema.     

Lucien menepuk pelan bahu para murid satu per satu untuk menenangkan mereka. Sambil memegang Amboula di tangannya, Lucien mendengarkan pembicaraan itu dengan hati-hati sambil memikirkan solusi yang memungkinkan dalam kepalanya.     

"Pastor Cody, di bawah sini bau." Tom masih bicara dengan suara keras yang disengaja. "Anda tidak perlu melakukan ini. Tolong, nikmati saja teh hitam yang enak di kabin Anda dan saya bisa mengurus ini untuk Anda, Tuan."     

"Yah, aku masih dalam pelatihan. Kau tahu, berdasarkan Hukum Gereja, kau belum bisa memanggilku dengan sebutan Tuan sekarang." Ada senyum yang tak terlihat di wajah Cody saat dia bicara kalimat barusan. Dia sangat menikmati pujian Tom. "Aku menghargai kebaikanmu, Tom. Tapi kau dan para awak kapalmu tidak tahu di mana lingkaran kekuatan suci yang rusak. Aku harus melakukan ini sendirian, maaf."     

Tom adalah mandor kapal, seorang kesatria kegelapan yang melayani Viscount Wright. Itu adalah identitasnya yang diketahui oleh orang-orang di kapal ini. Meskipun seorang kesatria kegelapan tak bisa menjadi wakil kapten kapal atau seorang kapten, Cody masih ingin menghormati para kesatria.     

Mendengar kalimat Cody, Tom tak tahu harus menjawab apa.     

"Baiklah. Kalian berdua, Lohman dan Boer ... Kalian berdua ke arah sana. Jacques dan Summy, kalian ke arah sana." Cody, seorang pastor senior dalam pelatihan sangat menikmati kegiatan memerintah orang.     

Namun, Tom tahu kalau mereka masih butuh waktu sebelum mereka menemukan ruangan di sudut, tempat di mana Lucien dan para murid bersembunyi.     

Tom berkeringat. Dia punya pemandangan mengerikan yang sedang berjalan di dalam kepalanya.     

Dia tak boleh membiarkan itu terjadi. Dia tak boleh membiarkan pemandangan mengerikan itu sungguhan terjadi.     

Tom siap beraksi. Dia akan membunuh mereka semua dan berpura-pura itu adalah perbuatan para murloc yang bersembunyi di kapal.     

Kali ini, dia merasa seseorang menyentuh pundaknya pelan.     

"...?!" Tom sangat terkejut saat melihat Evans berdiri di sampingnya. Saat ini, Lucien sedang mengenakan rompi awak kapal yang kotor. Wajahnya dihiasi oleh beberapa tanda cat seperti yang biasa dilakukan oleh para pelaut.     

Lucien menunduk rendah.     

Tom tidak bisa mempercayai apa yang dia lihat. Untung saja dia tidak mengucapkan nama Evans.     

"Di bawah sana kacau sekali," ujar Lucien dengan suara yang dibuat serak.     

Setelah berkata demikian, Lucien diam-diam menulis sesuatu di tangan Tom.     

Cody tidak merasa ada yang salah di sini. Di matanya, itu hanyalah awak kapal yang sedang melapor pada Tom.     

Di kapal juga banyak pelaut yang tak Cody kenal. Biar bagaimanapun, pastor dan awak kapal ada di level yang sangat berbeda. Level mereka bahkan tidak dekat sama sekali.     

Tom, sambil berusaha keras untuk tenang, merasakan ada satu kata ditulis di tangannya.     

'Jacques...?' pikir Tom, tapi dia tak langsung menangkap maksud Lucien.     

Lucien menarik tangan Tom sedikit menuju kabin, dan Tom langsung sadar. "Pisahkan dia...?"     

Tom bertanya pada Lucien dalam suara pelan. Lucien mengangguk serius. Dia yakin Tom akan percaya padanya, dan firasat Lucien benar.     

"Tuan Cody, lantai dasar adalah tempat di mana pertarungan terjadi dan juga bagian paling rusak parah. Bagaimana jika mengirim beberapa orang ke bawah dulu untuk membenahi kerusakan besarnya? Bawahanku baru saja memberitahuku di bawah sangat parah sekarang." Ada senyum memuji di wajah tirus Tom.     

"Umm..." Cody sedikit tak takin. Dia tidak ingin menuruti perintah mandor kapal.     

"Anda tahu ... mungkin beberapa pastor akan turun ke bawah nanti. Pekerjaan Anda mungkin bisa mengesankan mereka." Tom terus mencoba membujuk.     

Itulah hal yang sangat dipedulikan oleh Cody. Kalau Cody bisa mendapatkan perhatian lebih banyak dari pastor yang tingkatannya lebih tinggi, dia pasti punya kesempatan lebih baik untuk naik jabatan.     

"Kurasa kau benar, Tom. Bisakah kau membantuku menemani pastor magang yang lain dan para pengawal kesatria memeriksa kabin lantai atas?" Cody membuat keputusan dengan cepat.     

"Tentu saja, Tuan." Tom buru-buru mengangguk sebelum Cody berubah pikiran, kemudian berjalan mendekati Jacques dan berkata, "Tuan Jacques, mungkin kita bisa memeriksa kabin di bawah sana."     

Jacques adalah pemuda pirang yang tampan. Hidungnya mancung, matanya hijau.     

Cody tidak mengatakan apapun soal itu. Sejujurnya, dia tak terlalu suka dengan Jacques karena dia cukup populer dan juga sombong di mata Cody. Tentu saja, Cody tidak ingin memberikan Jacques kesempatan untuk mengesankan para pastor lain.     

Cody meminta Jacques dan beberapa calon pastor serta pengawal kesatria yang tak dia sukai untuk memeriksa kabin awak kapal. Kemudian dia memimpin bawahannya ke lantai bawah.     

Walaupun Jacques dan orang lain tahu mengapa mereka ditinggalkan di sini, mereka tetap turun ke bawah dan mulai memeriksa dengan teliti. Biar bagaimanapun, keselamatan mereka berhubungan dengan keamanan kapal juga.     

Secara sengaja, Tom memimpin Jacques ke kabin di paling ujung koridor di sudut bersama dengan Lucien.     

Sambil berjalan, Lucien diam-diam menuliskan beberapa kata di tangan Tom lagi.     

'Saat kau melihat tangan kiriku mengepal, aktifkan kekuatanmu dan lindungi aku."     

Tom langsung paham kalimat Lucien kali ini, karena mereka bekerja dengan cara ini sebelumnya saat mereka mencoba membunuh Brown. Lucien ingin menggunakan Kekuatan Darah Tom untuk menutupi gelombang sihir yang dihasilkan dari perapalannya.     

Namun, Tom merasa sangat khawatir dengan rencana Lucien. Karena gelombang sihir tidak bisa ditutupi seluruhnya, dan badainya hampir reda, bisa saja para kardinal di kapal menyadari kekuatan sihir Lucien.     

Kali ini, mereka sampai di depan kabin kecil di sudut.     

Melihat awak kapal muda yang aneh membukakan pintu dengan sopan, Jacques mengangguk puas, kemudian masuk ke dalam kabin.     

Seperti dugaan, tidak ada orang di dalam kabin. Saat Jacques akan memeriksa papan kayu di dekat jendela, dia mendengar sebuah suara pelan yang mengatakan, "Tuan Jacques, jika kau masih belum menjadi apapun dalam tiga tahun mulai sekarang, bagaimana kau menangani hubunganmu dengan Nona Chely?"     

Jacques langsung berbalik dan menatap awak kapal muda yang blak-blakan. Dia terkejut. "Apa?!"     

Tangan kanan Jacques menekan pedangnya.     

"Kubilang, kau dan Nona Chely." Lucien melihat tepat ke mata Jacques. "Kau tidak perlu tahu dari mana aku dapat kabar itu. Tapi katakan padaku, apakah kau sepercaya diri itu bisa membangkitkan kekuatan Berkahmu dalam tiga tahun?"     

Mata awak kapal itu segelap bayangan dan juga sedalam langit berbintang.     

Setelah beberapa detik, Jacques bicara pada Lucien dengan nada marah namun ditahan, "Siapa kau?! Bukan urusanmu!"     

Jacques tahu dia sama sekali tak percaya diri dalam membangkitkan kekuatan Berkah. Meski dia berjanji pada Chely, kekasihnya, Jacques takut kalau dia tak akan bisa melakukannya. Biar bagaimanapun, begitu banyak pengawal kesatria yang gagal dan tak pernah berhasil menembus pertahanan itu seumur hidup mereka.     

"Kurasa ... memang bukan urusanku." Lucien memasang senyum licik di wajahnya. "Nona Chely menikah dengan orang lain juga bukan urusanku. Tapi aku punya kekuatan yang bisa membantumu membangkitkan kekuatan Berkahmu."     

"Apa maksudmu? Kenapa kau bicara denganku seperti ini?" tanya Jacques murka.     

Saat dia melihat Tom berdiri di depan pintu, Jacques tersadar kalau mandor kapal itu berada di pihak si awak kapal.     

"Karena aku ingin menolongmu." Lucien bercanda dengan sangat tenang. "Karena aku adalah orang baik."     

"Tidak ada yang namanya makan siang gratis," ujar Jacques blak-blakan.     

"Pintar. Aku hanya ingin meminta satu hal padamu." Lucien sedikit memiringkan kepalanya. "Aku ingin kau menganggap tak pernah melihat apa yang terjadi di sini nanti."     

"Kau adalah ... penyihir?" Jacques menyipitkan mata pada Lucien.     

"Juga seorang kesatria, Tuan Jacques. Seperti yang kau lihat." Lucien mengulurkan tangannya di depan Jacques dan menunjukkan kekuatan Berkahnya, Moonlight. "Aku sudah membangkitkan kekuatan Berkahku. Kalau kau tak bisa membangkitkan kekuatanmu dalam tiga tahun, kau boleh datang padaku. Kalau kau mau membantu, aku akan menandatangani perjanjian sihir denganmu. Kau boleh menemuiku sambil membawa perjanjian itu, dan aku tak akan pernah bisa melanggar kata-kata yang kutulis dalam perjanjian."     

"..." Jacques tidak langsung menjawab. Tanpa sadar, Jacques menggigit bibir bawahnya sambil berpikir.     

"Kita tidak melakukan hal buruk." Lucien terus mendesak. "Kita hanya ingin sampai ke Holm dengan selamat. Kau tidak akan mengkhianati kepercayaanmu sebagai seorang kesatria, Tuan Jacques."     

Jacques mengeratkan kedua kepalan tangannya. Alisnya mengerut.     

"Atau, kau ingin melihat Nona Chely menikah dengan orang lain, ada di pelukan pria lain, dan punya anak dari pria itu?"     

Muncul beberapa urat biru di dahi Jacques, dan seluruh tubuhnya bergetar.     

Jacques merasa, daripada seorang manusia atau penyihir, yang berdiri di depannya adalah iblis. Iblis dari jurang dosa.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.