Singgasana Magis Arcana

Astar



Astar

0Ferryman menyeringai. "Xelloss Astar, seorang pengarang drama terkenal yang sudah memproduksi enam opera populer di Sturk."     

Dia tidak menghindari pengayuh perahu yang sedang mengayuh di depan, karena orang itu juga salah satu anggota inti Kongres Sihir di Sturk.     

"Dia juga penyihir?" tanya Lucien. Indentitas Astar untuk penyamaran sebenarnya sama seperti dirinya.     

"Benar." Ferryman mengangguk, kemudian berujar dengan nada hormat, "Dia adalah Shadow Mentor."     

"Mentor?" Lucien terkejut.     

Di kerajaan sihir kuno, siapa saja yang bisa dihormati sebagai mentor pastilah penyihir tingkat senior.     

"Tentu saja. Meski aku tidak yakin dengan level spesifik Tuan Astar, aku yakin, dia adalah level senior. Sebenarnya kita juga punya dua penyihir tingkat senior di Sturk, tapi beberapa dari mereka sedang keluar kota saat ini. Mereka jarang menjalankan tugas sendirian," jelas Ferryman.     

"Semakin kuat kongres, maka aku merasa semakin aman," jawab Lucien jujur. Kalimat Ferryman juga membenarkan komentar Rhine tentang Kongres Sihir yang bertambah kuat sangat cepat.     

Sambil melaju di kanal, perahu berujung lancip itu berbelok ke sudut dan masuk ke area perumahan kota yang cantik dan sunyi.     

...     

Perahu itu berhenti di depan sebuah rumah berlantai tiga yang besar dan mewah, disertai dengan taman yang luas. Lucien serta Ferryman melangkah di tangga batu di depan rumah setelah naik dari perahu dan menghampiri pagar rumah.     

"Tom." Pengawal yang berdiri di belakang menyapa Ferryman singkat, kemudian membuka pagar besi itu. Jelas, mereka saling kenal.     

Lucien sebenarnya mengira nama lain Ferryman setidaknya lebih unik daripada 'Tom'.     

Saat Tom dan Lucien berjalan perlahan melintasi taman dan halaman berumput, Tom bicara pada Lucien santai, "Tom adalah nama yang umum digunakan, aku tahu. Tapi toh, pekerjaanku juga tak terlalu menarik perhatian."     

"Itu benar, tapi terkadang orang-orang mengambil jalur yang berbeda. Contohnya, Tuan Astar." Lucien mengangguk dan melihat-lihat tempat itu dengan penasaran. Dia belum menemukan hal spesial di tempat ini.     

"Meow!" Kucing tabby berwarna oranye tiba-tiba muncul di depan mereka dan bicara dengan suara serak, "Astar ingin kalian pergi ke lantai dua. Dia sedang belajar arcana saat ini dan tidak punya waktu untuk menyambut kawan baru kita."     

"Baik, Nona Mercedes," jawab Tom kagum.     

Dia kemudian mengenalkan kucing itu pada Lucien. "Ini adalah familiar Tuan Astar—bukan, partnernya, Nona Mercedes."     

"Senang bertemu denganmu, Nona Mercedes," sapa Lucien pada kucing itu sopan.     

Kucing tersebut berujar, "Hum," pelan sebagai balasan, kemudian berjalan ke taman terdekat dengan elegan.     

Sebelum Tom dan Lucien masuk ke aula, Lucien menoleh ke belakang dan melihat kucing arogan itu sedang melompat-lompat untuk menangkap kupu-kupu. Jelas kalau dia sedang bersenang-senang sendirian di sana.     

"Kadang hewan tahu benar cara untuk menikmati hidup," kata Tom pelan, kemudian membuka gerbang kayu.     

Lucien berbalik dan tersenyum. "Tapi kebahagiaan bukan satu-satunya hal yang bisa dinikmati seseorang dalam hidupnya."     

....     

Sinar matahari membuat lantai dua sangat terang. Namun, ketika Lucien sedang mengikuti Tom berjalan melintasi koridor, dia entah mengapa selalu merasa kalau tempat ini diselimuti oleh bayangan, dan dia mengira kalau hal itu karena Sun's Corona yang dia kenakan.     

"Ini kami, Tuan Astar," ujar Tom pelan sambil mengetuk pintu kayu hitam dengan lembut.     

"Masuk. Pintunya tidak dikunci." Sebuah suara serak terdengar dari belakang pintu.     

Tom mendorong pintunya sampai terbuka dengan hati-hati, dan menyuruh Lucien masuk bersamanya.     

Hal pertama yang menarik perhatian Lucien adalah kertas-kertas di atas karpet abu-abu tebal yang berantakan. Kemudian, secara mengagumkan, ada pena bulu yang sedang menulis cepat di atas selembar kertas. Pena bulu itu bergerak sendiri, dan terkadang pena itu mencelupkan diri ke botol tinta dengan riang.     

Tapi Lucien tidak melihat Tuan Astar.     

Melihat Tom membungkuk dan memunguti kertas-kertas di lantai dan membuangnya ke tempat sampah, Lucien melakukan hal yang sama.     

Karena penasaran, Lucien melirik singkat ke arah bendelan kertas yang dia pungut, dan melihat formula serta angka yang berantakan di sana.     

Untuk menunjukkan rasa hormatnya, Lucien tidak benar-benar membaca kertas itu maupun berusaha mencurinya. Tentu saja, dia juga tak berani. Tapi dia bisa memastikan kalau itu tentang peran dasar matematika dalam penelitian arcana.     

"Tunggu sebentar," ujar suara serak yang sama, yang datang dari setiap sudut gelap di ruangan. Setelah dilihat baik-baik, Lucien melihat sebuah siluet di antara kelambu dan meja. Kemudian, seorang pria berambut hitam muncul dengan elegan. Dalam sekali lihat, Lucien berpikir kalau pria itu berumur awal dua puluhan. Tapi kemudian, dia berpikir kalau pria itu mungkin sudah berumur lebih dari 40 tahun.     

Pria berambut hitam itu sedang duduk di kursi berlengan dan membaca buku bersampul tebal berwarna hitam lamat-lamat. Di sekitarnya, di dalam bayangan, tampaknya ada pena bulu yang amat banyak sedang menulis dan menghitung. Lucien tak bisa melihat mereka dengan jelas.     

Sekitar 10 menit kemudian, saat Tom dan Lucien tetap diam, pena bulu di atas meja menyelesaikan tugasnya dan melompat ke wadah pena bulu dengan sendirinya. Kemudian bayangan pena bulu di kegelapan juga lenyap seutuhnya.     

Setelah menutup bukunya, pria berambut hitam itu menatap mereka dan memberi salam, "Selamat datang, kawan baru kami. Namaku Astar."     

"Senang bertemu dengan Anda, Tuan Astar." Lucien agak membungkuk padanya. Ketika membungkuk, dia melihat judul buku—yang dicetak dengan tinta perak—Arcana .     

Lucien pernah melihat font itu sebelumnya, kemudian dia merasa bersemangat dan bergumam, "Arcana..."     

Astar mengangkat sedikit bukunya dan bertanya, "Apa kau pernah membaca buku ini sebelumnya?"     

"Pernah, tapi edisi yang sudah lama." Lucien sangat penasaran. "Tuan Astar, apakah ini Arcana edisi terbaru? Bolehkah saya melihat?"     

Astar berdiri dari kursinya dan tersenyum. "Apa yang telah kau pelajari adalah sistem sihir kuno, dan mungkin buku ini akan terlalu berat untukmu. Kalau kau tidak bisa membaca Arcana, kau tak akan memahami segala jenis struktur sihir baru yang dipublikasikan dalam jurnal berjudul Magic." Astar menunjuk buku lain di atas mejanya yang memiliki lambang heksagram di sana. "Tapi, kau adalah satu-satunya penyihir selama 10 tahun terakhir yang ingin meminjam Arcana dariku, dan aku terkesan dengan sikapmu yang haus pengetahuan. Jadi, kau boleh membacanya, tapi jangan merasa putus asa saat kau tak bisa memahaminya."     

Setelahnya, Astar menyerahkan buku itu pada Lucien.     

Dia lantas berbalik pada Ferryman. "Harus kupanggil apa rekan baru kita, Tom?"     

"Evans ... Tuan Evans. Seorang penyihir tingkat lingkaran pertama," jawab Tom. Dia masih merasa agak gugup.     

Lucien membuka Arcana dan melirik ke daftar isi. Dalam sekejap, dia terkejut, karena judul artikel pertama dalam jurnal ini adalah:     

'Fungsi Komplek Spesial yang Mendeskripsikan dan Mengkalkulasikan Bidang Kekuatan Spiritual'.     

Lucien tak pernah menyangka kalau penelitian kongres mengenai Fungsi Komplek semaju ini. Meskipun beberapa dari buku yang terkunci di perpustakaan jiwa Lucien adalah tentang pengetahuan Fungsi Kompleks, Lucien masih belum bisa memahaminya karena dia bukan orang dari latar belakang matematika atau fisika. Lagipula, Lucien berpikir kalau kemajuan penelitian kongres mungkin masih tidak berbeda jauh dengan Bumi di akhir abad 18 atau awal abad 19, yang mana lebih fokus pada kalkulus, karena dia tak pernah terlalu mendalami bidang itu. Lucien menyadari kalau dia ketinggalan dan harus mengejar kemajuan kongres secepat mungkin.     

Fungsi kompleks adalah sebuah fungsi yang variabel independen dan dependennya merupakan bilangan kompleks. Banyak penemuan sains yang diturunkan dari teori analisis kompleks, seperti pengukuran lapangan planar dan permukaan Riemann. Kemudian, Riemann terfokus pada space curved surface berdasarkan Teori Geometri Non-Euclidean yang menyediakan alat untuk mengembangkan teori dasar Relativitas dari Einstein.     

Melihat Lucien yang amat terkejut, Astar menyeringai. "Bukankah artikel-artikel itu sangat mutakhir? Karena Tuan Brook, sang arcanis agung, menemukan hubungan antara listrik dan magnet mengemukakan konsep 'Bidang Elektromagnetik', studi tentang berbagai macam 'bidang' menjadi berkembang. Hal ini membuat banyak fungsi kompleks yang dijadikan sebagai alat untuk mengukur intensitas energi di titik tertentu pada suatu medan tenaga spiritual. Lalu tema penelitianku, Shadow Field, membutuhkan pemahaman yang mendalam tentang itu.     

Lucien mengangguk. Di dunia ini, kebutuhan akan penelitian arcana memajukan lahirnya fungsi kompleks, yang mana berbeda dari yang ada di Bumi.     

"Omong-omong, bicara soal teori-teori itu sekarang tak akan bermanfaat apapun selain membuatmu bingung. Saat kau sampai ke Allyn, Evans, kongres akan memberimu sangat banyak buku dasar dan material untuk mempelajari arcana. Jika kau punya pikiran yang terbuka, kau bisa mengubah dirimu menjadi penyihir yang percaya pada sistem sihir kontemporer dalam dua atau tiga tahun, tergantung usahamu," lanjut Astar.     

"Mereka akan ... memberikan buku dan material ... secara gratis?" Lucien merasa kalau kongres akan sangat menuntutnya seperti apa yang dilakukan oleh Hand of Paleness.     

"Hanya sedikit persyaratan, bukan hal berbahaya." Astar menenangkan Lucien. "Kami berharap penyihir di bawah tingkat menengah bisa fokus pada pembelajaran mereka dan menjadi kuat. Itulah bayaran terbaik dari kalian untuk kongres."     

Kemudian Astar berbalik ke Ferryman. "Tom, bisakah kau menunjukkan Evans ruangannya di lantai tiga?"     

"Tentu." Tom mengangguk.     

"Di lantai tiga, ada beberapa penyihir murid dengan potensi yang cukup bagus yang tinggal di sini, dan mereka belajar dariku sekarang ini. Mereka nantinya kana dikirim ke Holm bersamamu. Kalau kau merasa tidak malu belajar dari para murid, kau bisa mulai belajar arcana dari mereka," kata Astar.     

Lucien dan Tom kemudian meninggalkan ruang belajar Astar, dan berjalan ke lantai tiga.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.