Singgasana Magis Arcana

Koran



Koran

0"Bolehkah saya minta tiket untuk ke konser Anda?" Tanya Betty kepada Wise dengan gembira.     

"Boleh. Tak apa-apa, Betty. Berkat perlindungan dari kalian semua, aku masih bisa mengadakan konser." Wise tersenyum, "Bahkan jika kau tak bertanya, aku tetap akan mengundang kalian semua."     

Kemudian, Wise menoleh ke arah Lucien dengan sopan, "Bolehkan saya bertanya mengapa Anda ingin pergi ke asosiasi tersebut, Pak Evans? Maksudku ... Jika ada sesuatu yang bisa kubantu, silakan bertanya."     

"Iya, silakan." Mars juga mengangguk pada Lucien untuk menunjukkan rasa terima kasihnya. Jika memikirkan fakta bahwa selama ini dia menghabiskan waktu yang cukup lama dengan para husk yang kotor dan baron jahat di kastel, keringat masih akan bercucuran dari dahinya. Oleh karena itu, dia sangat berterima kasih kepada Lucien karena telah menyelamatkannya.     

Betty, Simon, dan Joanna, walaupun mereka cukup bersemangat karena telah diundang oleh Wise, tetapi mereka juga sedikit terkejut karena Pak Evans yang pandai ini, ternyata memiliki beberapa koneksi di Asosiasi Musisi.     

"Terima kasih, Pak Wise, dan terima kasih, Pak Mars." Lucien sedikit menggelengkan kepalanya dengan sopan, "Aku tak pergi ke asosiasi untuk melakukan sesuatu yang istimewa, melainkan hanya untuk mengirim beberapa surat kepada teman-temanku. Lagipula, cabang-cabang Asosiasi Musisi di seluruh benua sangat sering berkomunikasi dengan negara-negara yang berbeda, jadi mengirim surat melalui mereka selalu membutuhkan waktu yang jauh lebih sedikit dibandingkan dengan melalui pengirim pesan biasa."     

Meskipun ada pengirim pesan di dunia itu, tetapi tak ada sistem pos yang nyaman dapat ditemukan di sana, terutama di antara negara-negara yang berbeda. Orang-orang biasa hanya bisa mengandalkan karavan dan petualang untuk mengirim surat.     

Mars tersenyum dan mengangguk, "Benar sekali. Walaupun asosiasi tersebut pasti tak akan menolak permintaan dari seorang kesatria yang melayani sang putri di Duchy of Orvarit, tetapi mereka masih akan meminta banyak uang darimu. Terlebih lagi, mereka tidak akan mengirim Hearthmeer untuk mengirimkan surat-suratmu, Pak Evans. "     

"Hearthmeer? Apa itu?" tanya Lucien. Dia tak pernah mendengar nama itu sebelumnya.     

"Hearthmeer adalah jenis elang spesial yang berasal dari Djibouti. Burung itu makhluk yang besar dan kuat. Setelah dilatih, mereka menjadi burung-burung pengirim terbaik, mereka dikenal karena kepekaan arah yang tinggi. Mereka hanya memerlukan sepuluh hari untuk melakukan perjalanan bolak-balik antara Korsor dan Aalto. Itulah penyebab Asosiasi Musisi di Djibouti selalu menerima Kritik Musik dan Berita Simfoni terbaru setiap bulan, sekitar hari kelima hingga hari ketujuh." jelas Mars, si musisi tua. "Jika kau tak keberatan, saya dapat memintakan seseorang yang kukenal untuk membantumu mengirimkan surat-surat itu menggunakan elang, Pak Evans."     

"Terima kasih banyak, tentu saja, aku tidak keberatan, Pak Mars. Aku hanya mengirim surat-suratku ke Aalto." Lucien mengangguk. Dia menyesal bahwa dia akan melewatkan koran terbaru yang barangkali dapat memberikan informasi mengenai Natasha dan Victor, karena dia tak akan tinggal terus-menerus di Korsor untuk menunggu tibanya koran tersebut.     

"Itu adalah suatu kehormatan besar buatku untuk dapat membantumu, Pak Evans." Mars tersenyum.     

Ketika Lucien akan membayar upah hari terakhir kepada Simon, Joanna, dan Betty, Betty berkata kepada Lucien dengan gembira, "Menurutku ini belum saatnya kita berpisah, Pak Evans."     

Kemudian dia menoleh ke arah dua musisi itu, "Pak Wise, Pak Mars, apakah saya boleh ikut berkunjung ke asosiasi juga?"     

Walaupun Wise dan Mars sedikit terkejut, kemudian mereka tersenyum dan mengangguk, "Boleh, silakan."     

"Pak Simon, Nyonya Joanna ... Apakah kalian juga ingin ikut?" tanya Wise.     

"Yah ... Iya, tentu saja." Walaupun Joanna agak kesal dengan kelakuan Betty, tetapi dia juga penasaran dengan asosiasi itu.     

…     

Walaupun Korsor adalah kota besar yang terletak di bagian tengah-selatan benua, kota tersebut ukurannya hanya sekitar seperlima dari Aalto. Asosiasi Musisi di sini memiliki gaya arsitektur bangunan dengan empat lantai, sehingga tampak lebih tua dan sederhana jika dibandingkan dengan yang di Aalto.     

Selain itu, para penjaga di sini juga jauh lebih ketat jika dibandingkan dengan asosiasi di Aalto. Mereka berdiri di depan pagar besi dan tak akan membiarkan orang asing masuk kecuali jika pengunjung tersebut adalah beberapa musisi terkenal seperti Mars. Salah satu penjaga yang dikirim oleh Pak Mars untuk melapor kepada direktur asosiasi karena Pak Wise, musisi yang diundang, juga ikut datang.     

Berbagai macam ornamen kristal yang indah, foto-foto besar setiap musisi terkenal, karpet merah yang lembut, dan ruangan yang terang dan lebar, merupakan bagian dari aula Asosiasi Musisi di Korsor.     

Ketika Betty, Joanna, dan Simon sedang memandang sekitarnya karena penasaran, seorang pria paruh baya berpakaian hitam muncul, diikuti oleh beberapa rekan kerjanya, untuk menyambut mereka.     

"Senang bertemu dengan Anda, Pak Wise. Terima kasih banyak karena telah mengadakan konser Anda di Korsor dan selamat datang! Saya adalah direktur asosiasi, nama saya Caspar. Mereka adalah rekan kerja saya dan beberapa musisi kami. Selamat datang!" Caspar berjabat tangan dengan Wise dengan penuh semangat. Lagipula, Wise dikenal sebagai salah satu musisi muda paling berbakat di duchy.     

Sebaliknya, Wise tetap tenang. "Terima kasih, Tuan Caspar. Anda sudah membuat saya merasakan gairah kota ini."     

Para musisi yang mengikuti Caspar juga mengelilinginya, dengan kegemaran dan keinginan yang sama, mereka menyambut Wise. Bahkan mereka mulai bertukar pikiran tentang musik secara langsung di aula dan mendiskusikan repertoire yang disiapkan oleh Wise untuk konser. Lucien, Mars, Betty, dan yang lainnya diabaikan.     

"Wow ... Sungguh menakjubkan!" Meski diabaikan, Betty sama sekali tidak peduli. Matanya berkilauan, "Hatiku senang sekali melihat mereka membahas musik seperti ini!"     

"Ketika kita berhasil membangkitkan Berkah," Joanna bergumam kepada suaminya, "kita akan kembali ke kampung halaman kita. Kita pasti juga akan menerima sambutan hangat seperti ini."     

Semua orang senang dihormati, bahkan Simon juga. Dia mengangguk dengan serius, "Aku akan mengikuti perkataan Pak Evans dan tetap fokus pada latihan."     

Lucien bertukar senyuman dengan Mars. "Pak Mars, aku akan pergi ke kasir untuk menulis surat-surat. Apakah kau membantuku di sana?"     

"Aku akan pergi denganmu untuk berbicara dengan Christie," kata Mars sambil menunjuk ke arah gadis berambut hitam berusia tujuh belas tahun, yang sedang menjinjit dan melongok. Dia berusaha agar dapat melihat sang musisi muda dan berbakat, Wise, yang saat ini sedang dikelilingi oleh banyak orang.     

"Christie." Mars memanggil nama gadis itu ketika mereka sampai di kasir.     

Gadis itu tidak berbalik tetapi melambaikan tangannya, "Tunggu. Aku sedang sibuk."     

"Christie. Ini aku, Mars." Dia batuk beberapa kali, karena merasa geli melihat tingkah Christie.     

"Ya ampun ... Mohon maaf, Tuan Mars. Senang berjumpa dengan Anda! Apakah ada yang bisa saya bantu?" Christie sadar bahwa orang yang memanggilnya adalah sang musisi terkenal dan sedang berdiri di belakangnya. Dengan cepat dia berdiri tegak dan bertanya dengan gugup.     

Mars baru saja selamat dalam pertempuran melawan husk dan sekarang suasana hatinya sedang baik, sehingga ketidaksopanan gadis itu tak dipedulikannya. Mars menunjuk ke arah Lucien. "Tolong berikan Pak Evans beberapa kertas, pena, dan amplop. Ketika dia sudah selesai menulis surat-suratnya, kirim elang pengirim surat secepat mungkin ke Asosiasi Musisi di Aalto."     

"Seekor elang suka makan banyak daging. Jadi mengirim seekor elang itu mahal." Christie menyerahkan sebuah pena, beberapa kertas, dan amplop kepada Lucien sambil membisikinya.     

"Itu bukan urusanmu." Wajah Mars tampak serius.     

Christie cepat-cepat menjulurkan lidahnya sejenak, tetapi tak mengatakan apa-apa. Kemudian dia mengeluarkan setumpuk koran. "Tuan Mars, apakah Anda menginginkan edisi terbaru dari Kritik Musik dan Berita Simfoni?"     

"Edisi yang terbaru?" Lucien yang baru saja akan menulis surat-suratnya, mengangkat kepalanya dan bertanya bersamaan dengan Mars.     

Christie mengangguk. "Edisi bulan ini diterbitkan lebih awal, dan kemarin baru saja sampai di Korsor."     

"Bolehkah saya beli satu untuk masing-masing edisi tersebut?" Lucien mengeluarkan satu thale.     

Di sisi lain, Wise juga memperhatikan percakapan mereka, kemudian berjalan ke arah mereka bersama dengan para musisi lokal. "Nona cantik, bolehkah saya membeli koran itu juga? Saya juga akan membelikan koran itu untuk Pak Mars dan Pak Evans."     

Walaupun Betty, Joanna, dan Simon buta huruf, ketika mereka mendengar nama dua koran paling terkenal itu, mereka pun juga mendekat ke arah kasir karena penasaran.     

"Siap, Tuan Wise," kata Christie. Dia menyerahkan koran kepada Wise, wajahnya memerah, kemudian menyerahkan koran ke Mars dan Lucien.     

Wise melihat sekilas ke koran dan dengan ekspresi takjub dia berkata, "Tuan Lucien Evans menggubah sonata piano sonata baru!"     

"Iya, saya membaca berita itu kemarin." Caspar mengangguk dan memuji, "Walaupun hanya gerakan pertama yang diterbitkan, sonata piano itu sungguh indah, seindah mimpi."     

Lucien sangat kebingungan. Kapan dia membuat sonata piano baru? Kenapa dirinya tak mengetahui hal itu?     

Wise membalik halaman koran Kritik Musik edisi terbaru ke halaman kedua, kemudian dia mulai membaca notasi musik dan menyenandungkan melodi dengan suaranya yang halus dan lembut.     

Ketika Lucien mendengar suara melodi yang dikenalnya, dia mengenali gerakan pertama Moonlight Sonata, dan dia menyadari siapa yang menerbitkan sonata tersebut untuknya.     

Lucien tampak tersenyum.     

'Sonata piano ini berasal dari sang musisi terkenal, Tuan Lucien Evans, selama perjalanannya. Walaupun hanya gerakan pertama yang diterbitkan, kombinasi dari melodi yang indah, suasana tenang yang diciptakan oleh permainan jari, dan inovasi yang dibuat dalam genre sonata piano masih dapat merasuk ke dalam pikiran semua orang. Karya musik baru Tuan Lucien Evans ini membuat terobosan baru di pengaturan genre musik yaitu cepat — lambat — cepat, dan membawa kita ke malam yang damai, tempat di mana cahaya bulan seperti mimpi bersinar di danau yang berkilauan …'     

Di bawah ulasan artikel itu, Lucien melihat nama orang yang dikenalnya, 'Natasha Orvarit.'     

Walaupun Lucien senang karena telah mendapatkan informasi temannya melalui koran, dia kebingungan mengapa, Natasha tiba-tiba menerbitkan gerakan pertama Moonlight Sonata untuknya.     

"Indah ... tapi terkesan agak sedih." Mendengarkan senandung Wise, Betty memuji dengan tulus, "Musik Tuan Lucien Evans sungguh luar biasa. Tak mengherankan jika koran utama terbit lebih awal dari biasanya."     

"Lebih awal dari biasanya ..." Lucien teringat akan sesuatu, kemudian dia buru-buru membalik koran ke halaman depan, dan dia melihat bahwa tanggal penerbitan surat kabar di atas dicetak dengan kata-kata berwarna merah, dan tanggal yang tercetak tampak kelihatan lebih besar juga: 26 Juni 816.     

Lucien menyeringai. Itu adalah cara sang putri untuk mengucapkan 'Selamat Ulang Tahun' dan 'Selamat Hari Kedewasaan.'     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.