Singgasana Magis Arcana

Identitas Lucien



Identitas Lucien

0"Tuanku, para makhluk bayangan mengatakan mereka di sekitar sini." Rosan Aaron melaporkan kepada Tod dengan suara yang pelan.     

Sambil menggenggam pedangnya erat, Tod melihat ke sekitar dengan penuh waspada.     

Dia melihat ada pohon-pohon cemara tinggi, bermacam-macam semak ... dan ada bau unik tanah tercium oleh Tod. Semua yang ada di sini terlihat sama seperti tempat lain di hutan hitam, kecuali batu besar yang berbentuk aneh.     

"Tidak ada sungai di sini ... dan makhluk bayangan tidak berbohong ... Di mana mereka?" Aaron bergumam.     

"Awas!" Di detik berikutnya, Tod mendorong Aaron dengan kencang, membuatnya terjatuh. Pada waktu yang bersamaan dia mengangkat tangan kirinya dan membuat perisai besi berbentuk kotak dengan Berkahnya.     

Ketika Aaron terjatuh ke bawah, Natasha sudah melompat dari pohon cemara yang besar dan tinggi, lalu menyerang dengan Thunder miliknya sekuat tenaga.     

Perisai Tod langsung retak, dan dia tidak dapat mempercayai apa yang dilihatnya.     

Akan tetapi, pedang Natasha, yang momentumnya begitu berkurang oleh perisai besi, juga tidak bergerak sejauh yang Natasha inginkan. Lekukan besar muncul di armor Tod, tapi dia tidak terluka.     

"Sial! Kekuatanku belum pulih sepenuhnya!" Natasha mencaci di dalam kepalanya. Dia sangat yakin dia bisa membunuh kesatria kegelapan, Aaron, dengan satu serangan, tapi dia gagal.     

Meskipun dia merasa begitu bingung, Tod langsung membuat perisai besi baru dengan menggunakan serpihan perisai sebelumnya.     

Mengetahui dia sudah kehilangan kesempatan, Natasha berbalik dan lari dengan kecepatan penuh ke arah lain hutan hitam.     

Tod segera menyadari bahwa pasti ramuanlah yang meningkatkan sisa kekuatan Natasha. Dia paham bahwa peningkatan seperti ini tidak bertahan lama. Tod mengeluarkan pedangnya, dia mulai mengejar Natasha.     

Dia tidak peduli dengan Aaron. Segera setelah Natasha muncul, tugas Aaron sudah selesai.     

Satu orang lari di depan dan yang lain mengejar. Tak lama kemudian mereka berdua menghilang di antara pohon-pohon tinggi.     

Menggunakan momentum gerakan yang menjatuhkannya, Aaron dengan cepat berguling ke belakang untuk kembali berdiri. Dia juga sangat terkejut bahwa Natasha bisa mengeluarkan kekuatan seperti itu setelah terluka begitu parah. Ketika Aaron akan mengikuti Tod, sosok hitam kedua dengan cepat melompat dari atas pohon, dan pedang yang diangkatnya memiliki sinar cahaya mengerikan.     

...     

Setelah lebih dari 10 detik, jarak antara Tod dan Natasha semakin pendek. Tod dapat mengetahui bahwa kekuatan Natasha belum pulih sampai ke level 5, karena tadinya Natasha lebih cepat darinya, tapi sekarang dia akan bisa menangkapnya!     

Ketika Tod berada beberapa langkah dari Natasha, sang putri berbalik dan mulai melawan.     

Tod dengan mudah menghadang serangan Natasha dengan pedangnya bernama Blood. Dia lantas mengejek, "Ini tidak akan cukup, Tuan Putri."     

Mata Natasha berubah menjadi silver lagi dan dia terus menebas, menusuk, bertahan, dan menghindar.     

Benturan keras dari logam yang bertabrakan membuat tanah bergetar, dan embusan angin yang terbentuk mengakibatkan semak, batu, dan dahan kering cemara di sekitar berhamburan.     

"Kukira, semakin Anda terluka parah, Anda jadi semakin kuat." Tod hebat dalam mengganggu keadaan mental musuhnya. "Sepertinya ramuanmu tidak terlalu menolong, huh?"     

"Apakah kau seorang kesatria? Atau hanya orang cerewet, Tod?" Thunder milik natasha tidak berhenti menyerang. Mata Natasha penuh dengan kekuatan tekad.     

Setelah berhasil menghadang semua serangan kuat sang putri, Tod mulai melawan balik berdasar latihan formal kesatria yang dia dapatkan. "Tidak ada salahnya berbicara saat bertarung, Tuan Putri. Apalagi, bagus jika saya masih mampu untuk berbicara, bukan begitu?"     

Natasha tidak bisa mengelak. Dia merasa peningkatan kekuatannya perlahan mulai menghilang.     

"Kalau bukan karena pedang mengesalkan yang Anda gunakan, Anda sudah mati!" Tod lanjut berbicara untuk membuat Natasha lengah.     

Thunder adalah tandingan sempurna untuk Iron Blood-nya karena kulit besi Tod merupakan konduktor yang baik.     

"Akan tetapi, kekuatanmu tidak akan berlangsung lama, Tuan Putri. Saya juga tidak terburu-buru," sindir Tod.     

Natasha tidak membalas ocehan Tod, malah, dia lebih fokus ke gerakan, serangan, dan pertahanannya. Dia adalah kesatria yang sangat terlatih, dan dia juga salah satu kesatria paling berbakat di dalam Gereja. Dia percaya latihan beratnya sangat berguna disaat seperti ini, bahkan tanpa Berkahnya.     

Berkahnya yang kuat membuatnya bisa naik tingkat dengan mudah, dan di pertarungan yang pernah dilaluinya, dia selalu berada di posisi lebih menguntungkan dari musuhnya. Akan tetapi, pertarungan yang dialaminya semalam dan yang sedang dia hadapi sekarang, memberikan Natasha kesempatan pertama untuk lebih mengenal kekuatannya sendiri.     

Kekuatan Berkah dan kekuatan fisiknya mulai menyatu dengan baik. Jika boleh dibilang, Natasha biasanya bertarung menggunakan kekuatan pemberian Tuhan, tapi sekarang Natasha bertarung sebagai manusia, mengandalkan tekadnya sendiri dan mempraktekkan pelajaran yang didapat sebelumnya pada pelatihannya yang berat.     

Tod menyadari perbedaan dengan bagaimana Natasha memosisikan diri pada pertarungan ini. Meskipun Natasha tidak mengeluarkan kekuatan dahsyat, dan tenaga maupun kecepatannya tidak bertambah, Tod mengerti bahwa dia perlu lebih waspada.     

...     

Sambil memegang Alert dengan kedua tangannya, Lucien melompat dari atas menuju Aaron, menebas dengan pedangnya.     

Reaksi Aaron cepat. Dia mengangkat pisau hitam di tangan kanannya untuk menghadang serangan kuat itu. Aaron memanggil api hitam di kepalan tangan kirinya dan mengarahkan pukulan ke perut Lucien.     

"Klang!"     

Ketika senjata mereka berbenturan, pedang Lucien memotong bagian kecil pada ujung senjata Aaron. Sesaat kemudian, Lucien menarik kembali pedangnya dan mengubah dirinya menjadi cahaya bulan untuk menghindari pukulan Aaron.     

"Kekuatanmu bahkan tidak sekuat kesatria sungguhan!" Aaron mengejek. Ketika dia mengenali Lucien, dia menjadi lebih percaya diri.     

Sebagai kesatria kegelapan, Aaron lebih cepat dari Lucien, apalagi kecepatan refleks dan tenaganya.     

Lucien terus menjaga jarak dari Aaron menggunakan pedangnya, yang lebih panjang dari senjata musuhnya. Akan tetapi, Lucien menyadari api hitam yang menyelimuti pisau itu dengan perlahan dapat mengikis bilah pedang Alert.     

Aaron memilih untuk tidak menyerang dari depan, malah, dia mencoba untuk mendekati Lucien dari arah lain, dan gerakannya sebenarnya bukan untuk menyerang, tapi untuk menganalisa.     

Cara itu tidak membuang waktu bagi Aaron, dan sebenarnya dia begitu cerdik. Karena Aaron lebih kuat, pasti ada alasan mengapa Lucien cukup yakin untuk menyergapnya seperti itu. Penjelasan satu-satunya adalah, berdasarkan apa yang terjadi kepada Verdi, Lucien memiliki beberapa benda sihir.     

Aaron harus terus bergerak, kalau-kalau benda sihir Lucien bisa mengunci dirinya sebagai target.     

Lucien tidak secepat Aaron, dan segera tubuhnya penuh dengan luka yang diakibatkan oleh pisau Aaron. Meskipun luka-luka itu kecil dan tidak dalam, mereka diselimuti dengan kumpulan api hitam. Seolah hidup, kumpulan api itu mencoba masuk ke dalam tubuh Lucien melalui luka-luka kecil untuk mengisap tenaganya.     

Dengan serangan cepat selanjutnya, pisau Aaron merobek pakaian Lucien di bagian depan dada, memperlihatkan jimat Sun's Corona, yang dipakai Lucien di lehernya.     

"Lihatlah dirimu." Sambil bergerak dengan cepat, suara Aaron terdengar seperti datang dari berbagai arah, "Kau bukan siapa-siapa, tapi memiliki pedang bagus, cincin sihir bagus, dan bahkan lencana Gereja. Aku curiga kau adalah kekasih rahasia Natasha, haha."     

Lucien masih menggunakan pedangnya untuk menghadang serangan Aaron sebisa mungkin.     

"Tapi tidak apa," ucap Aaron. "Sebentar lagi, mereka akan menjadi milikku."     

Saat Aaron berbicara, dia mencoba mengingat dan menghitung berapa kali Lucien telah mengaktifkan benda sihirnya. Lalu, serangan Aaron menjadi lebih ganas, karena dia ingin memaksa Lucien untuk menggunakan dua benda itu, seandainya kekuatan mereka masih tersimpan.     

Lucien terlihat begitu lemah, dan semua yang bisa dia lakukan hanyalah berdiri dan mengayunkan pedangnya. Untuk beberapa kali, dia bahkan tidak bisa berdiri karena api hitam menghisap tenaganya.     

Setelah menguji Lucien dengan mendesaknya hingga ke batas kekuatannya selama beberapa kali, Aaron percaya bahwa pemuda ini telah menggunakan seluruh kekuatan benda sihirnya untuk malam itu.     

Sebelum Aaron melontarkan runtutan serangan selanjutnya, kaki Lucien sudah terlalu lemas untuk menahan beratnya. Ketika pergelangan kakinya terkilir, Lucien terjatuh di depan batu berbentuk aneh.     

Aaron nyaris terhibur melihat kejadian itu, "Apakah kau bercanda? Melompat ke arahku dari atas pohon adalah semua hal yang kau persiapkan? Sangat mengesankan ... kau ingin mati untuk putri kesayanganmu?"     

Sambil mengangkat pisaunya lagi, sekarang Aaron mengincar bagian belakang leher Lucien!     

Tiba-tiba, perisai melengkung yang tipis muncul di atas Lucien dan menghentikan pisau Aaron.     

Kedua benda sihirnya tidak bersinar. Itu adalah kekuatan Lucien sendiri.     

"Penyihir?!"     

Ingatan dan pikiran melintas di kepala Aaron, matanya seketika melotot.     

"Kau adalah ... Profesor?!"     

"Masa, sih?" Lucien berbalik dan senyuman misterius muncul di wajah Lucien. Pada saat yang bersamaan, Lucien mengeluarkan tangannya dari tanah, di mana terdapat gelang merah gelap di pergelangan tangannya.     

Sebelum Aaron sempat mengubah dirinya menjadi bayangan dan menghindar dari Lucien, bola api yang kuat seketika keluar dari gelang itu dan mendorong Aaron ke belakang dengan kencang.     

"Selamat tinggal, Tuan Aaron." Lucien mengangguk, tersenyum.     

Benda sihir tingkat tinggi level tiga, Fire Weaver Bracelet, tadinya dimiliki oleh Fire Wolf, yang diperkuat dengan dua mantra sihir: Flame Shield, mantra tingkat lingkaran kedua, bisa digunakan dua kali sehari; dan Fireball, mantra tingkat lingkaran ketiga, bisa digunakan dua kali sehari.     

Fireball yang menutupi bagian atas tubuh Aaron membara. Ketika tubuh Aaron menyentuh tanah sedetik kemudian, tinggal bagian tubuh bawahnya yang tersisa.     

Ketika Lucien berdiri sambil memegang gelang, dia mendengar suara Natasha yang dikenalinya, "Profesor ... ?!"     

Lucien berbalik dan melihat Natasha berdiri di sisi lain dengan Thunder di tangannya, terlihat begitu terkejut.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.