Singgasana Magis Arcana

Marcus



Marcus

0Melihat Lucien, Lilith merasa senang dan malu-malu. "Pertunjukan Anda di dalam restoran itu sangat bagus!"     

Lucien tanpa sadar bertanya, "Kenapa kalian berdua masih di Aalto?"     

"Kami masih mempunyai waktu sebelum..." Sala menyela Lilith, karena dia menyadari bahwa adiknya akan membongkar rahasia mereka begitu saja.     

"Tuan Evans, apa yang membuatmu berpikir kami tidak akan tinggal untuk menikmati festival musik ini?" Setelah dia bertanya, Sala menyesal karena dia bertanya dengan penuh emosi, yang dapat membuat dirinya dan Lilith menjadi lebih mencurigakan.     

Lucien juga sedikit gugup. Dia tidak ingin Lilith dan Sala menyadari bahwa sebenarnya dia mempunyai pengetahuan tentang reruntuhan situs sihir lebih dari apa yang mereka pikir.     

"Kalian berdua seperti terburu-buru ketika menemuiku waktu itu," Lucien berpikir keras, "dan kupikir kalian ada kepentingan mendesak. Begitulah."     

"Oh begitu." Sala menjadi sedikit tenang dan mengalihkan pembicaraan, "Seperti yang dibilang Lilith, permainanmu sangat mengesankan."     

Setelah mengobrol sedikit, Sala pergi dengan adiknya, meskipun Lilith sepertinya sedikit enggan untuk menghentikan obrolannya dengan Lucien.     

Melihat Sara dan Lilith pergi, Lucien sedikit mengerutkan alis, merasa sedikit cemas. Dia tidak yakin apakah pertemuannya dengan dua bersaudara itu hanyalah kebetulan atau memiliki artian lain     

Namun, Lucien tidak akan membiarkan kekhawatirannya merusak harinya yang indah. Dia masih menghabiskan siang hari yang menyenangkan dengan berjalan-jalan bersama Iven dan menikmati suasana festival.     

...     

Di malam hari, Lucien mengajak Iven menemui Joel dan Alisa, lalu makan malam bersama. Kemudian, mereka berjalan ke alun-alun kota. Malam ini, alun-alun lebih ramai dari biasanya, dan seluruh tempat dipenuhi orang. Orang-orang berkumpul di sini untuk menyaksikan konser malam ini yang diadakan di Aula Pemujaan melalui lingkaran kekuatan suci.     

Lingkaran kekuatan suci itu bisa dilihat oleh mata, yang terlihat seperti kristal transparan berbentuk kubah yang melayang di udara dan bukan lingkaran sihir misterius yang biasa dibayangkan orang. Dari layar kubah besar ini, orang-orang di alun-alun bisa menyaksikan pertunjukan yang seru dan menikmati musik yang merdu secara bersamaan.     

"Wow..." ucap Iven terkejut.     

"Sepertinya kita tidak bisa mendekat lagi," ucap Joel. "Kalau begitu di sini saja."     

"Kita tidak melihat dari sini!" Alisa menolak. "Apa yang bisa kita lihat dari sini?"     

Seraya berbicara, Alisa mencoba membuka jalan dengan menggunakan badannya yang besar.     

"Bibi Alisa." Lucien tersenyum dan menghentikannya. "Sebenarnya aku tahu tempat yang lebih baik daripada alun-alun."     

...     

Balai Kota Aalto adalah bangunan berlantai lima, terletak di seberang alun-alun.     

"Ayah Felicia, Tuan Urbain, adalah kepala juru tulis disini," Lucien menjelaskan. "Dia mengundang kita untuk menikmati konser di lantai atas."     

Ketika mereka hampir sampai, Lucien melihat Felicia sudah menunggu di gerbang belakang balai kota.     

Karena tempat duduk terbatas yang dapat disediakan oleh Aula Pemujaan, dan banyaknya tamu terhormat yang datang dari berbagai negara, bahkan Tuan Urbain tidak diundang ke konser malam ini. Sedangkan untuk asosiasi musisi, hanya musisi yang paling terkenal yang akan diundang, seperti Tuan Victor, yang konsernya mencapai kesuksesan besar di Aula Pemujaan.     

Sebenarnya, Lucien, sebagai konsultan musik pribadi sang putri, juga diundang, tapi dia tidak berani datang, karena banyak kardinal agung dan uskup akan hadir malam itu. Lucien tidak ingin mengambil risiko.     

...     

Konsernya dimulai jam 8 tepat.     

Cahaya suci muncul di atas alun-alun, menutupi semua yang hadir.     

Semua yang hadir menundukan kepala mereka untuk berdoa dan memuji Tuhan. Ini adalah kasih sayang Tuhan, kuasa Tuhan.     

Lucien juga menundukan kepalanya, tapi dia sedang berpikir tentang hal lain. Karena kekuatan sihir berasal dari alam, Lucien bertanya-tanya darimana kekuatan suci berasal.     

Cahayanya menjadi semakin terang, lalu perlahan menutupi kubah kristal. Panggung utama Aula Pemujaan yang menakjubkan perlahan muncul di langit.     

Paduan suara Katedral Emas sudah siap.     

"Jamaah yang beriman..."     

Nyanyian pujian itu sangat mengagumkan, seperti dinyanyikan oleh para malaikat.     

Semua anggota paduan suara adalah laki-laki, dan mereka semua sudah dikebiri sebelum mereka memasuki masa puber. Sehingga, suara mereka lebih murni dan indah daripada wanita.     

"Lucien ... apakah kau baik-baik saja?" Felicia bertanya khawatir.     

"Ya? Aku baik-baik saja, Felicia," Lucien berkata kepadanya. "Memangnya ada apa?"     

"Maaf, aku kira pembukaan konser pertama yang meriah akan memberimu banyak tekanan." Felicia sedikit menggelengkan kepalanya. "Sepertinya aku lebih gugup darimu."     

Lucien tersenyum, "Terima kasih, Felicia. Aku baik-baik saja."     

...     

Karena Tuan Victor terus meminta dengan gigih, Lucien menghadiri konser kedua di Aula Pemujaan, yang diadakan oleh Christopher, Presiden Asosiasi.     

"Kau tidak boleh melewatkannya," Victor berkata pada Lucien. "Itu mungkin menjadi konser terakhir Tuan Christopher. Kau harus menghargai kesempatan yang jarang terjadi ini."     

"Benar, tidak boleh melewatkan kesempatan untuk menghadiri konser seorang master musik untuk memberikan kegelisahan pada diriku sendiri." Lucien bercanda.     

"Jika kau sungguhan tertekan, kau tidak akan bisa bergurau seperti itu." Victor paham betul kepribadian Lucien. "Dan aku mempercayaimu, Lucien. Aku sudah membaca partitur Pathetique. Meskipun sulit, Aku percaya bahwa sonata ini dapat membawa perubahan dalam sejarah permusikan."     

"Terima kasih, Tuan Victor." Lucien tersenyum. "Dukunganmu sangat berarti bagiku."     

Pada saat ini, seorang pemuda di umur awal dua puluhan dengan rambut hitam dan mata berwarna coklat menghampiri mereka.     

"Tuan Victor, selamat malam," sapa seorang pemuda. "Apakah ini yang bernama Lucien Evans?"     

Victor berdiri dan memperkenalkan dengan senyum lebar di wajahnya, "Ini adalah muridku sebelumnya, Marcus. Dia sekarang adalah konsultan musik Kerajaan Shaq. Dia kembali beberapa hari yang lalu, hanya untuk menghadiri festival musik."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.