Singgasana Magis Arcana

Lucien, Sang Penyihir



Lucien, Sang Penyihir

0Model sihir yang dibuat oleh Lucien dinamakan Star Shield. Untungnya, Lucien sudah berlatih membuat model itu beberapa kali sebelumnya, jadi dia mengingat jelas bagaimana cara model itu dibagi, berapa panjang garis-garisnya, dan bagaimana garis-garis itu dihubungkan satu sama lain. Yang harus dilakukannya sekarang hanyalah untuk tetap tenang.     

Ketika dia sedang berkonsentrasi kepada model sihir itu, Lucien menyadari kekuatan spiritualnya berkurang dengan sangat cepat. Disaat dia baru menyelesaikan sepertiga dari pekerjaannya, dia menyadari bahwa hanya tersisa setengah kekuatan spiritual di dalam dirinya.     

"Kau tidak boleh menyia-nyiakan kekuatan spiritualmu." Lucien berbicara sendiri di dalam kepalanya. Membuat model sihir itu seperti menggambar pola dengan detail yang rumit di atas kertas menggunakan pulpen, tapi dengan tinta yang sangat terbatas. Untuk menghemat, orang yang menggambar perlu menjaga agar tetap tenang, untuk mencegah tangan yang memegang pulpen gemetar terlalu sering.     

Berkat pengetahuan mendalam Lucien akan Star Shield, dia dapat membagi perhatiannya sedikit sambil menyerap kekuatan dari keempat elemen di sekitarnya, agar bisa memulihkan kekuatan spiritualnya.     

Untuk kebanyakan penyihir tingkat murid, karena mereka tidak mempunyai pengetahuan mendalam tentang model sihir mereka, mereka sering memanfaatkan ramuan bernama Magic Gate sebagai suplemen sementara untuk meningkatkan kekuatan spiritual mereka, agar dapat naik level.     

Waktu berlalu, dan Lucien mulai merasa semakin lemah. Kekuatan spiritualnya juga sudah hampir habis. Untungnya, model sihir Star Shield hampir jadi. Sekarang, model itu terlihat seperti piramida kecil tembus pandang yang melayang di udara, terbuat dari garis-garis rumit di dalamnya.     

Tinggal satu garis lagi.     

Walaupun sekujur tubuh Lucien sedikit gemetar karena kelelahan, tidak mungkin dia akan menyerah di detik-detik terakhir. Sambil mengeratkan gigi, Lucien mengeluarkan sisa kekuatan spiritualnya seperti mengeluarkan sisa terakhir pasta gigi dari kemasannya, lalu menyelesaikan sentuhan terakhir.     

Ketika garis terakhir dihubungkan ke 'piramida' kecil, model itu seketika runtuh ke dalam, dan pada saat bersamaan, dan langsung menyerap kekuatan dari bintang-bintang.     

Jiwa Lucien disiksa dengan rasa sakit yang amat sangat, diakibatkan oleh kekuatan dahsyat bintang-bintang yang merasuk ke dalam kesadarannya. Bahkan dari perspektif luar, dia hampir pingsan karena energi mistik itu.     

Pada saat ini, sinar cahaya yang lembut dan murni keluar dari arwah Lucien, dan rasa sakit yang dahsyat itu menghilang. Perspektif luar Lucien juga menjadi lebih stabil.     

Ketika cahaya itu menghilang, Lucien melihat sesuatu seperti kristal sebesar kuku jempol, bersinar dan berputar mengelilingi refleksi terbalik dari Bintang Takdirnya. Jika dilihat lebih dekat, itu adalah model sihir yang baru saja dia buat, Star Shield.     

Pada saat yang bersamaan, Lucien merasakan bahwa jiwanya sendiri menjadi lebih stabil dan padat, seolah kekuatan bintang mengubah tekstur jiwanya secara ajaib.     

Lucien membuka matanya. Dia merasa lebih segar dari biasanya, dan jiwanya dipenuhi dengan kekuatan spiritual. Lucien mengetahui bahwa kapan pun ada bahaya yang datang, dia bisa langsung mengaktifkan Star Shield.     

Sebuah senyuman terlihat di wajahnya, dan dia mengatakan kepada dirinya dengan bangga, "Senang bertemu denganmu, Tuan Lucien, sang penyihir."     

Senyumnya tulus dari hati, karena dia yakin bahwa, dibandingkan dengan konsernya yang sukses besar, naik level ini tercapai karena jerih payahnya sendiri, dan tidak ada yang dapat membuatnya lebih senang dari itu.     

Lucien melihat ke jam pasir sihir di meja dan menyadari bahwa dia hanya memiliki sisa waktu tiga menit, jadi dia membatalkan rencana untuk membangun satu lagi model sihir di jiwanya.     

Dengan kekuatan spiritualnya yang meluap-luap, dia yakin dia bisa melontarkan mantra tingkat murid dua atau tiga ratus kali serta hampir dua puluh mantra tingkat lingkaran pertama, tanpa jeda. Itulah keuntungan menjadi penyihir sejati. Lebih dari itu, asalkan jiwa seseorang cukup kuat untuk menahannya, orang itu bisa membuat lebih banyak model sihir setiap beberapa menit.     

Tetapi, Lucien tidak punya cukup waktu sekarang. Dia harus segera pergi.     

"Ingat, tetap jalan kedepan dan jangan menoleh ke belakang..."     

Menurut pesan yang ditinggalkan oleh Maskelyne, sepertinya perjalanan ke luar lobi lewat pintu kecil di kebun sihir tidak akan tenteram dan menyenangkan.     

Lucien berjalan menuju pintu dan mencoba membukanya, tapi dia gagal. Dia tidak bisa meninggalkan tempat ini sebelum magic lock mulai runtuh.     

Lalu, mengikuti petunjuk Maskelyne, Lucien menghabiskan waktu semenit untuk membuka lapisan segel pertama. Sekarang, dia bisa menggunakan dua mantra Ilahi, yaitu Holy Strike dan Death Resistance.     

Tidak ingin membuang waktu, Lucien berlari ke ruangan-ruangan seperti bayangan untuk mengumpulkan beberapa bahan sihir lagi untuk digunakan nantinya.     

"Tidak yang terlalu berbahaya ... juga bukan bahan-bahan yang tidak aku ketahui..." Lucien mengingatkan dirinya untuk tidak rakus. Lagipula, sekarang dia hanya memiliki kurang dari dua menit.     

Pada akhirnya, dia sudah mengambil satu tabung Vampire Blood, dua tabung aether, dua genggam rambut goblin, tiga tabung Snownia's Burning Power, dan sekotak minyak sihir. Beberapa adalah bahan sihir dan beberapa adalah katalis.     

Ketika hanya ada 15 detik tersisa, Lucien kembali ke lobi. Dia berdiri di depan pintu kecil, menunggu saat di mana dunia mulai runtuh.     

Sepuluh detik, 9 detik ... 3 ... 2 ... 1.     

Seluruh lobi mulai berguncang sedikit, dan pintu kecil terbuka dengan sendirinya seperti merasakan perubahan di dunia ini. Di balik pintu ada koridor yang amat panjang, dan di dua sisi koridor ada bermacam-macam tanaman sihir yang bentuknya aneh.     

Tiba-tiba muncul retakan di semua benda yang dapat Lucien lihat. Meja, kursi, dan bahkan api putih kelabu yang ada di perapian.     

Tanpa ragu-ragu, Lucien bergegas melewati koridor.     

Dia mendengar bayi-bayi menangis, tapi dia tidak melihat ke belakang.     

Lucien berjalan semakin cepat dan cepat, kemudian dia mulai berlari. Tumbuhan sihir yang berada di kedua sisi mulai menggerak-gerakan dahannya dengan brutal dan beberapa hampir mengenai muka Lucien.     

Beberapa tumbuhan sihir lainnya melayang di udara; beberapa berlompatan seperti kodok; beberapa memutar leher mereka sendiri dan melepaskan kepala mereka. Semua yang ada di dunia ini mulai menjadi gila.     

Tumbuhan-tumbuhan tertawa, meringis, dan menangis. Suara mereka sangat kencang, tapi mereka seolah menghilang setelah Lucien melewati mereka, seperti ada monster dengan mulut besar menelan mereka semua sambil mengikuti Lucien     

Lucien berusaha keras untuk tetap fokus dengan langkahnya sendiri dan tetap berlari ke depan. Dia dengan cepat menghindar dari akar hitam yang terlihat menyerangnya seperti ular.     

Lalu, dia mendengar teriakan nyaring, yang begitu menyedihkan dan menyeramkan. Di depan Lucien, banyak revenant muncul di hadapannya. Belatung menutupi seluruh permukaan lantai, dan mereka semua memiliki muka bayi yang menangis.     

Lucien tidak melambatkan langkah sama sekali. Dia langsung mengaktifkan Star Shield.     

Sebelum menjadi penyihir sejati, Lucien tidak bisa merapal mantra apapun ketika dia mengaktifkan Moonlight. Karena saat itu hanya sebagian tubuhnya berubah menjadi sinar bulan, tapi sekarang itu bukan masalah lagi.     

Perisai ini seperti penutup kaca bundar tanpa celah yang melindungi Lucien dari segala arah. Karena terbakar hebat oleh perisai tersebut, para revenant berteriak lebih keras, tapi mereka masih mencoba untuk meraih tubuh Lucien dengan tangan mereka sampai mereka berubah menjadi abu. Ada begitu banyak belatung putih menutupi Star Shield Lucien sampai dia tidak bisa melihat jalan di depannya.     

Akhirnya, Lucien melihat celah kecil di ujung koridor, dan dari situ dia bisa melihat sedikit warna hijau.     

"Itu berbahaya! Kembali, Xiafeng! Jangan pergi ke sana!"     

Lucien mendengar orang tuanya memanggil namanya.     

"Lucien, berhenti! Kau akan mati!"     

Itu adalah gabungan suara Joel, John, Victor, dan semua orang yang Lucien sayangi di dunia ini.     

Mereka terdengar nyata sampai hati Lucien berhenti berdetak sejenak.     

"Jangan melihat ke belakang!" Lucien teriak ke dirinya sendiri.     

Di detik terakhir, dia melompat ke tengah-tengah celah.     

...     

Roh-roh belatung itu semuanya berubah menjadi debu. Angin malam terasa dingin dan sejuk.     

Ini adalah dunia yang penuh dengan kehidupan.     

"Lucien?" Lucien mendengar suara yang dia kenali, dan orang tersebut terdengar sangat terkejut.     

Setelah mendongakkan kepalanya dengan terkejut, Lucien melihat Natasha, yang mengenakan Dragon Blood Armor-nya dan menunggangi kuda hitam Dragon Scale. Namun, armor yang dia kenakan terlihat rusak parah, dan hanya ada beberapa kesatria, pengawal kesatria, dan pengawal yang mengikutinya. Mereka semua terlihat lelah, dan beberapa bahkan terluka.     

Terlebih lagi, Nona Camil tidak bersama sang putri, begitu juga Silvia dan ayahnya.     

Kabut tipis menyelimuti kota kecil bernama Bonn.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.