Singgasana Magis Arcana

Bantuan untuk Lucien



Bantuan untuk Lucien

0Ketika Harrison Brown kembali tenang, dia merasa tergelitik dengan sensitivitasnya sendiri, seolah dirinya adalah burung yang ketakutan.     

Si Penjaga Malam yang berpura-pura menjadi petualang sedikit mendekati Harrison dan bicara dengan suara pelan, "Hanya kecelakaan. Terus jalan ke museum."     

"Baiklah. Seseorang harus membenahi jembatan ini." Brown mengangguk. Dia berjalan bersama si petualang dengan kecepatan yang sama, namun jaraknya tak terlalu jauh.     

Di ujung jembatan adalah Distrik Seni kota. Brown sudah bisa melihat beberapa gedung mewah di seberang sana.     

"Aku akan melapor pada Gereja, untuk jaga-jaga kalau ada orang yang sengaja merusak jembatan." Si Penjaga Malam melihat ke kanan, namun bicara pada Brown yang ada di sebelah kiri. "Kita harus selalu berhati-hati."     

Walaupun Penjaga Malam tidak mendeteksi gelombang sihir, dia masih sangat waspada.     

Padahal sebenarnya, kekuatan Oscillation Hand Professor berasal dari frekuensi getaran yang konsisten. Jadi apapun yang berhubungan dengan sihir tidak akan ditemukan, meski si Penjaga Malam mengirim seseorang untuk memeriksa jembatan.     

Satu-satunya cara Gereja bisa menemukan hal mencurigakan di sini adalah, ketika mereka memeriksa catatan pemeriksaan rutin jembatan, bisa saja mereka menyadari kalau kerusakan jembatan disebabkan hanya dalam semalam. Namun faktanya, kota ini tidak memiliki sistem pengecekan rutin.     

"Kau benar-benar sangat waspada." Brown mengangguk puas. "Aku merasa aman kalau bersama kalian."     

Setelah turun dari jembatan dan berjalan sekitar 7-8 menit, Brown dan pengawalnya sampai di depan museum. Museum itu merupakan bangunan dua lantai dan bercat hitam. Desainnya kuno, sehingga tampak megah.     

"Senang bertemu denganmu, Viscount Wright. Senang bertemu denganmu, Baron Cape..." Brown buru-buru membungkuk pada bangsawan penting dan menyapa. Meskipun dia akan segera pindah ke Lance, Brown masih berharap bisa membangun hubungan baik dengan mereka, karena mereka mengontrol ekonomi di pesisir barat dan timur, begitu pula benua selatan dan utara.     

Viscount Wright adalah pria paruh baya. Rambutnya hijau gelap, dan warna itu jarang ditemukan. Dia mengangguk dengan kesan membanggakan diri. "Selamat datang, kesatria pahlawan kami."     

Brown buru-buru membungkuk lagi dan menjawab, "Saya bahkan tidak setara dengan Anda, Tuan."     

Selalu ada kesenjangan antara seseorang yang memakai ramuan sihir untuk membangkitkan kekuatan Berkah mereka dan seorang kesatria terlatih yang mendapatkan kekuatan atas usaha sendiri. Viscount Wright adalah kesatria agung tingkat empat.     

Viscount tidak mengatakan apapun, namun berbalik untuk bicara pada Granneuve, yang juga hadir dan merupakan rekan bisnis sang viscount. Brown juga mulai mengobrol dengan kenalannya di sekitar sana.     

Pada pukul 10 pagi, pemilik museum, Saugus, yang sedang berdiri bersama para bangsawan serta pebisnis penting, mengumumkan kalau museum wax resmi dibuka pada hadirin yang ada di sana.     

Band di sana mulai memainkan melodi yang riang.     

Namun saat ini, terdapat kericuhan di kerumunan. Seolah ada hal aneh yang terjadi di tempat yang jauh dari museum. Para Penjaga Malam di kerumunan buru-buru bertukar pandang dengan ekspresi serius. Kemudian, beberapa dari mereka pergi untuk memeriksa apa yang terjadi di sana, di seberang kanal.     

Lucien yang sudah mengganti pakaiannya, kini memakai topi hitam tinggi dan sebuah monocle di mata kirinya sambil berdiri di antara orang-orang. Dia tidak menggunakan mantra Disguise, karena sihirnya akan ketahuan dengan mudah oleh kesatria agung yang hadir. Sehingga dia hanya perlu memastikan kalau Brown tidak akan bisa langsung menyadarinya sebagai orang yang sama dengan pemuda di atas perahu kala itu. Dia melihat Penjaga Malam yang menyamar sebagai pasangan, dan satu orang yang tampak seperti pebisnis meninggalkan kerumunan. Hanya yang berpura-pura sebagai petualang dan pengayuh perahu masih ada di sana.     

Itu adalah bantuan dari Ferryman. Mereka sedang mengecoh para Penjaga Malam.     

'Kelihatannya Ferryman dan teman-temannya juga mengenal baik para Penjaga Malam ini sampai ke titik tertentu,' pikir Lucien dalam hati.     

Semalam, Lucien dengan hati-hati menganalisis apakah Ferryman bisa dipercaya, kemudian dia menyadari hubungan rahasia antara Ferryman dengan Granneuve. Berdasar fakta itu, Felipe hampir tidak mungkin berbohong di depan Professor. Hanya ada satu penjelasan masuk akal berdasar pemahaman Lucien.     

Lucien percaya kalau Granneuve adalah liaison kongres di Sturk, begitu pula Ferryman. Namun, sementara identitas Granneuve dikenal oleh sebagian besar penyihir sebagai liaison di Sturk, ada liaison lain yang bekerja dengan Granneuve, yaitu Ferryman. Setiap kali seorang penyihir atau penyihir murid meminta bantuan Granneuve, Ferryman akan pergi dan memeriksa apakah orang itu bisa dipercaya atau tidak. Dalam kasus ini, bahkan kalau orang yang meminta bantuan ternyata Penjaga Malam, Ferryman bisa kabur dengan cukup mudah. Lalu tidak akan ada bukti yang langsung mengarah pada Granneuve.     

Selama Lucien bisa meyakinkan kalau Ferryman juga berasal dari kongres, dia mau menyelesaikan tugas untuk organisasi agar bisa pergi ke Allyn sesegera mungkin.     

Lucien sangat yakin kalau Ferryman dan teman-temannya cukup terlatih, dari fakta bahwa separuh Penjaga Malam kini terpancing.     

"Apa semuanya baik-baik saja?" tanya Brown gugup. Penjaga malam yang menyamar sebagai petualang diam-diam bergerak mendekat padanya, sehingga tampak seperti pengawalnya.     

"Jangan khawatir. Beberapa dari kami sudah pergi untuk memeriksa," jawab si Penjaga Malam tenang. "Kita punya tiga atau empat kesatria agung di sini, dan lebih dari 10 orang kesatria lainnya." Seperti yang dikatakan si Penjaga Malam, meski beberapa pengawal Brown tidak ada, keamanan di sini masih bisa dipercaya.     

Brown melirik ke arah Viscount Wright dan kesatria lain, merasa sedikit lega.     

Namun kali ini, sebuah anak panah yang diselimuti oleh cahaya biru melesat langsung ke arah Brown.     

Tanpa ragu, kekuatan anak panah itu setidaknya milik pemanah tingkat kesatria!     

Dalam sekedip mata, anak panah itu sudah berada di depan Brown.     

Viscount Wright mengayunkan tangan kirinya dan memunculkan angin kencang. Walaupun angin itu memperlambat laju anak panahnya sedikit, tetap saja tidak bisa menghalangi momentumnya.     

Pemanah itu setidaknya berada di level kesatria agung, atau mungkin busur yang pemanah itu gunakan adalah senjata level tiga!     

Namun, dengan bantuan Viscount, Brown punya cukup waktu untuk mengaktifkan benda suci lagi. Bulu putih menyelimuti dirinya lagi. Disaat bersamaan, para Penjaga Malam dengan cepat mengambil tameng Brown dan mengarahkannya di depan Brown.     

Anak panah yang sangat kuat itu langsung menembus tameng dan menusuk lapisan bulu.     

Begitu bulunya jatuh dan berubah menjadi debu, bulu-bulu itu langsung tumbuh kembali. Akhirnya anak panahnya jatuh ke atas tanah. Brown berhasil menghindari serangan yang direncanakan ini!     

Orang yang menembakkan anak panah dari menara sudah pergi, diikuti oleh Penjaga Malam yang sedang menyamar sebagai pengayuh perahu dan ahli dalam melacak.     

Viscount Wright tampak marah. Dia mengangkat sedikit tangan kanannya, lalu menyuruh dua kesatrianya untuk membantu si Penjaga Malam.     

Lucien dengan santai membetulkan monocle-nya di tengah kerumunan. Penjaga Malam yang lain serta beberapa kesatria pergi dari sana.     

Lucien percaya diri, kalau setelah serangan ini, Brown akan menurunkan kewaspadaannya sampai ke titik tertentu. Bagaimanapun, di pikiran Brown, serangan itu telah selesai.     

Saat Lucien mendekat ke arah Brown, dia bisa melihat jimat yang tergantung di leher Brown tampak sedikit meredup. Brown seharusnya punya satu kesempatan lagi untuk mengaktifkannya.     

Lucien yang memikirkan taktiknya. Tak peduli metode apa yang digunakan orang-orang dari kongres, Lucien meminta pengalihan selama dua kali.     

"Tamengnya rusak, dan Angel Feather hanya bisa diaktifkan satu kali lagi. Apa kita harus pergi sekarang?" tanya Brown gugup.     

"Tenanglah, Tuan Brown," ujar si Penjaga Malam. "Serangan mereka tidak mengenaimu, dan orang-orang kami ada di mana-mana sekarang. Tak akan ada yang berani menyerangmu. Lagipula, kalau hanya aku yang mengawalmu pulang, itu lebih berbahaya lagi. Mungkin penyihir licik itu menunggumu pulang. Tetap di sini dan kau berada bersama banyak kesatria. Di sini lebih aman."     

Brown melirik singkat ke arah Viscount Wright. Kalau bukan karena bantuannya, dia mungkin sudah mati. Jadi dia mengangguk. "Baiklah."     

Walaupun banyak dari para bangsawan ketakutan karena anak panah itu, fakta bahwa beberapa kesatria dan bahkan kesatria agung ada di sana hari ini, segera menenangkan mereka. Selain itu, mereka juga tidak ingin menyinggung Saugus, si pemilik museum.     

Walaupun banyak penggemar seni lilin juga berkumpul di depan museum, sebagian orang-orang biasa di sini tak bisa membeli tiket masuknya—dua puluh nar.     

Sambil membawa koper kulit berwarna hitam, Lucien berjalan ke arah gerbang dengan langkah percaya diri.     

Melihat sikap elegan dan setelan rapi Lucien, dua penjaga yang berdiri di sana berkata sopan, "Tolong bayar 20 nar, Pak. Kami juga perlu memeriksa isi koper Anda."     

"Silakan," jawab lucien dengan aksen Djibouti. "Aku baru saja sampai di sini untuk menghadiri upacara pembukaan. Ini barang bawaanku."     

Setelah membuka koper, sekian belas thale yang berkilau bercampur dengan pakaian bagus langsung terlihat oleh para penjaga.     

Setelah menerima 50 nar dari Lucien, dua penjaga itu membungkuk padanya dan mempersilakan Lucien masuk dengan sopan.     

Bersama dengan koper hitamnya, Lucien masuk ke dalam museum.     

Koper itu spesial. Di dasarnya terdapat lapisan rahasia yang dapat dibuka.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.