Singgasana Magis Arcana

Mutiara Laut Berkilau



Mutiara Laut Berkilau

0Natasha sedang duduk dalam kegelapan di ruang bawah tanah biara di Aalto. Dia membaca surat yang panjang dari temannya dengan menggunakan Dark Vision.     

Kelihatannya Natasha sudah terbiasa dengan lingkungan gelap. Urat biru di tangan dan wajahnya sudah susah dilihat.     

Terkadang, dia menggumamkan melodi yang tertulis di surat itu dengan riang.     

Saat dia membaca lembar terakhir surat, Natasha nyengir. "Lucien, kau benar-benar menjiplak apa yang kulakukan. Aku menunggu Kritik Musik edisi selanjutnya untuk melihat bagaimana kau mengucapkan selamat ulang tahun padaku."     

Dia kemudian menghela napas dan bicara sendiri. "Rasanya menyenangkan punya teman. Kalau tidak aku pasti sudah jadi gila ada di tempat ini."     

...     

Angin dengan aroma laut menyapu hawa gerah di bulan Oktober. Ombaknya kadang-kadang menghantam tanggul, kemudian menyebarkan buih di mana-mana. Laut tampak tanpa batas dan langitnya cerah. Burung-burung terbang bebas di langit dan terkadang mengganti formasi tebang mereka. Di bawah mereka terdapat perahu yang melintas di bawah jembatan.     

Sturk, kota yang dikenal sebagai Mutiara Laut Berkilau, mirip dengan kota Venice yang Lucien ketahui dari film yang ditontonnya di dunia asal. Sturk memiliki seratus pulau kecil yang saling terhubung dengan kanal seperti jaring laba-laba. Di sekitar sana ada tanggul panjang yang melindungi kota.     

Sambil duduk di perahu berujung lancip yang unik, Lucien melihat bangunan di dua sisi kanal berjalan mundur. Dia merasa sangat tenang, seperti turis sungguhan.     

"Di Sturk, setiap kanal seperti jalanan di kota lain." Pengayuh perahu mengenalkan kotanya dengan antusias. "Ini adalah Gereja Santo Mayo. Bangunan itu ... bangunan itu milik Biara Holy Spirit. Lalu bangunan satunya, kami menyebut menara lonceng itu sebagai Truth Tower, kemudian yang itu Pray Spire..."     

"Oh..." Lucien mendengarkan penjelasan si pengayuh perahu dengan perasaan tertarik. "Jadi area ini adalah Distrik Religi Sturk, ya?"     

Tak peduli apakah itu kota besar, kota kecil, atau desa, pasti terdapat gereja. Area di mana bangunan religi ada dalam satu tempat disebut Distrik Religi. Contohnya, daerah timur di Aalto yang dekat dengan Katedral Emas.     

"Benar. Makanya area ini tidak ramai." Orang itu nyengir sambil mengayuh perahu. "Saat kita sampai ke Distrik Perdagangan, Anda akan melihat Sturk yang sebenarnya."     

Perahu Lucien melintasi beberapa jembatan, kemudian memasuki Distrik Perdagangan Sturk. Tiba-tiba, lingkungan sekitar menjadi sangat ramai. Lucien melihat banyak perahu berujung lancip terikat di pasak kayu di sepanjang kanal. Beberapa perahu itu melintasi bagian bawah bangunan melalui celah jembatan.     

Banyak aksen yang berbeda-beda dari bahasa ibu bisa terdengar. Kata-kata seperti fell, nar, bank, penggadaian, sepuluh gram, Sturgeon, ikan laut, jeruk, besi, kayu, budak, dan lain-lain langsung menarik Lucien dari dunia necromancy ke dunia keseharian orang-orang normal.     

Seluruh Distrik Perdagangan di sini bahkan lebih ramai daripada Aalto.     

Seluruh kota penuh semangat. Bahkan angin laut aromanya seperti uang jual beli.     

"Pasar ini bahkan lebih makmur daripada yang kupikirkan..." Lucien memuji apa yang dia lihat. Dia sangat menikmati atmosfer di Sturk.     

"Tentu saja," ujar si pengayuh perahu bangga. "Sturk terletak tepat di sebelah Selat Storm dan memiliki pelabuhan laut dalam yang alami. Kotanya menghubungkan selatan dan utara, timur dan barat. Lalu ada tempat transit terbaik untuk ke pasar apung. Karena hal itu, orang-orang dari Sturk lahir dengan bakat bisnis. Asosiasi Pandai Emas pertama dan bank pertama semuanya ditemukan di sini."     

"Menghubungkan timur dan barat?" gumam Lucien. Saat seseorang bicara tentang negara di timur Sturk, tentu saja, itu adalah Holm dan negara lain di seberang selat yang disebutkan oleh si pengayuh perahu. Namun, Lucien tidak tahu kalau Sturk langsung terhubung dengan negara bagian timur.     

"Ya, tentu saja. Itulah mengapa Anda bisa melihat banyak barang berharga diperjual belikan di Sturk," jawab si pengayuh perahu dengan semangat. "Kain bagus bernama Nightingale Hitam dari Holm, porselen dari Colette, rempah-rempah dari Calais, tembakau terbaik dari Brianne—"     

"Hanya bangsawan yang bisa membelinya," tambah Lucien.     

Si pengayuh perahu jadi makin bersemangat. "Empat negara itu tepat berada di seberang selat. Tapi karena adanya keuntungan besar, Gereja memonopoli kegiatan jual beli itu. Hanya pengusaha bangsawan dari 9 keluarga besar di sini yang bisa mengirimkan perahu mereka untuk jual beli. Hmm, tak bisa dipercaya sekaya apa 9 keluarga itu."     

"Sembilan keluarga yang mana?" tanya Lucien penasaran. Dia menebak kalau Granneuve salah satu dari mereka.     

"Keluarga Viscount Wright, Baron Kap, Baron Monchache..." Si pengayuh perahu menyebutkan satu per satu. Namun Lucien tidak mendengar nama yang dia cari.     

"Bagaimana kalau mengembalikan topik kita ke bangunan lagi?" ujar Lucien ketika minatnya mendengarkan nama-nama keluarga itu lenyap.     

"Tidak masalah." Si pengayuh perahu mengangguk. Dia menunjuk ke beberapa bangunan di sebelah kanan. "Di sana ... itu adalah bank milik Viscount Wright, dan itu adalah Bank Moncache Hawthorne."     

"Oh. Lalu yang itu bagaimana? Bangunan bersinar?" tanya Lucien.     

"Oh, itu adalah Galeri Epic. Di sebelahnya adalah Galeri Michelle Sculpture, lalu yang itu adalah Bank ShinyGold," jelas si pengayuh perahu.     

Meskipun Lucien sudah hampir dekat dengan tujuannya, Bank ShinyGold, dia tak bertanya lebih jauh tentang tempat itu.     

Bagaimanapun, karena dia sudah tahu siapa liaison di Sturk, dia tak perlu mengambil risiko dengan bertanya tentang informasi Granneuve pada orang-orang di sekitar sana. Lucien memutuskan untuk melacak rute sehari-hari Granneuve dan apa yang sedang terjadi di bank-nya untuk meyakinkan bahwa Granneuve masih melayani Kongres Sihir, bukan Gereja.     

Pengkhianat tak jarang ditemui akhir-akhir ini.     

Ditambah lagi, kekuatan Lucien berkembang dalam tiga bulan terakhir. Dengan bantuan meditasi penyihir, Lucien dapat merasakan dengan jelas kalau jiwa dan kekuatan spiritualnya bertambah kuat. Di dalam jiwanya, Lucien menciptakan beberapa mantra baru: Cause Fear, Silent Image, Burning Hands, Mage Armor, Iron Organ, Element Endurance, dan Chaos Circle. Saat ini dia sedang membangun mantra untuk kabur bernama Expeditious Retreat. Karena itu, Lucien sangat percaya diri. Lagipula dia tidak buru-buru.     

Namun selama latihannya, Lucien menyadari bahwa, bahkan dengan keuntungan dalam bakat kekuatan spiritualnya, dia butuh satu tahun penuh untuk naik ke tingkat lingkaran kedua, bahkan meski dia sudah bisa menganalisis mantra tingkat lingkaran kedua. Jika itu masalahnya, dia butuh setidaknya 10 tahun untuk menjadi penyihir tingkat menengah, dan itu membuat Lucien semakin mendambakan Kongres Sihir.     

Perahu itu masih meluncur maju dan perlahan meninggalkan Distrik Perdagangan.     

...     

Setengah bulan kemudian. Di restoran seafood yang sangat terkenal di Sturk bernama 'Shark'.     

Lucien dibimbing oleh seorang pelayan, kemudian duduk di belakang meja yang ditutupi oleh taplak putih. Sementara Lucien memesan, dia mengintip ke arah pria gemuk yang dijaga oleh beberapa bodyguard, dan perlahan naik ke lantai dua, tempat di restoran yang dipesan oleh tamu penting.     

Pria gemuk itu adalah target Lucien, Granneuve.     

Setelah observasi rahasia selama setengah bulan, Lucien yakin kalau identitasnya tidak ketahuan oleh Gereja, dan Granneuve masih melayani kongres. Saat ini, satu-satunya pertanyaan adalah, bagaimana caranya melakukan kontak dengan Granneuve.     

Selalu ada bodyguard yang mengawal Granneuve. Lucien menebak kalau beberapa bodyguard itu bahkan seorang kesatria kegelapan. Lucien hampir yakin kalau Granneuve sendiri juga bukan pria biasa. Mungkin, dia malah seseorang yang sangat kuat seperti dirinya. Tentu saja, Lucien juga harus sangat berhati-hati dengan para Penjaga Malam dari Gereja yang mencoba mendekati dan mengujinya, dengan berpura-pura sebagai penyihir yang butuh bantuan. Tentu saja, Lucien memiliki banyak rahasia. Dia tidak bisa menggunakan identitasnya sebagai Professor lagi di sini. Itu sangat berisiko.     

Saat Lucien tanpa sengaja tahu kalau Granneuve akan menemui tamunya di Shark malam ini, dia merasakan ada sesuatu yang aneh. Dalam kebanyakan kasus, orang-orang sepenting Granneuve jarang muncul begitu saja di restoran umum. Jika mereka ingin menyajikan makanan untuk tamunya, mereka bisa meminta koki Shark pergi ke tempat mereka dan memasak di sana.     

Sambil mendengarkan suara gemeratak yang disebabkan oleh langit-langit di atas—karena berat Granneuve—Lucien melihat pelayan yang sama kembali padanya.     

"Tuan, ini adalah Berita Sturk hari ini dan beberapa Kritik Musik edisi baru. Malam ini, pianis kami akan memainkan Moonlight Sonata dan Canon in D major dari musisi terkenal, Lucien Evans. Semoga Anda menikmati makan malamnya," ujar sang pelayan dengan hormat.     

Lucien mengangguk dan tersenyum sopan. Biar bagaimanapun, Shark adalah salah satu restoran terbaik di Sturk. Pelayanan di sini sangat baik. Bahkan koran yang mereka sediakan adalah koran-korang yang cukup sulit untuk didapatkan.     

Sambil mendengarkan melodi yang indah, Lucien mulai membaca Kritik Musik. Dia merindukan hari-hari di mana dia merupakan murid bermusik Tuan Victor di Aalto.     

Seperti yang dia duga, Lucien menemukan beberapa nama yang familiar di koran. Victor sedang melakukan konser keliling dunia pertamanya di Kerajaan Holy Heilz, dan Felicia juga menciptakan piano bagatelle pertamanya.     

Namun, Lucien tidak melihat nama Natasha lagi sejak dia mengomentari Moonlight di awal Agustus, dan itu membuatnya agak khawatir.     

'Efek dari meminum darah vampir harusnya sudah hilang sekarang...' pikir Lucien dalam hati. Begitu Lucien sampai di Allyn, dia harus mengirimkan surat pada Natasha untuk memeriksa apakah Natasha baik-baik saja.     

Setelah membaca seluruh Kritik Musik, makan malamnya masih belum siap. Tamu Granneuve juga belum datang.     

Jadi, Lucien mulai membaca Berita Sturk dengan santai. Kebanyakan yang dia temukan di sana hanyalah berita lokal, anekdot, dan berita random, seperti, 'Dijual Kayu dari Djibouti'.     

Saat ini, Lucien melihat namanya lagi, dan berita itu menarik perhatiannya.     

Judul berita itu adalah, 'Bintang musik baru kita, Nona Grace, murid Lucien Evans, sedang mengadakan konser di Aula Kristal Sturk bersama teman-temannya!'     

"Muridku?" Lucien bingung. Kemudian dia menyadari kalau mereka sedang mempromosikan konser menggunakan namanya. Di beberapa kesempatan, Lucien memang berdiskusi dengan mereka tentang pemahamannya dalam musik, dan memberikan beberapa saran untuk salah satu karya musik fantasi mereka.     

Lucien bisa membayangkan secepat apa mereka mendapatkan popularitas di antara bangsawan dan raja bisnis, saat mereka datang ke Sturk dari Aalto dengan karya musik yang diarahkan oleh Lucien.     

Meskipun Lucien merasa terhibur dengan fakta bahwa anggota band itu mengambil keuntungan dengan namanya, dia tidak berniat membongkar apa yang telah mereka lakukan.     

Tapi saat ini, Lucien melihat seorang wanita muda yang menggairahkan, memakai gaun hitam bagus, masuk ke dalam restoran.     

"Grace ... Dunia sempit sekali," gumam Lucien. Dia buru-buru mengangkat koran sampai menyembunyikan wajahnya.     

Begitu Grace naik ke lantai dua, Lucien menyadari kalau dia mungkin tamu Granneuve.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.