Singgasana Magis Arcana

The Hand of Paleness



The Hand of Paleness

0Sikap Lucien ada di luar dugaan Felipe, sehingga dia memasang senyum elegan. "Itu merupakan suatu kehormatan besar kalau Professor pernah mendengar namaku."     

Namun, meski dia berkata demikian, di dalam hati Felipe, sebagai orang berbakat yang sudah pernah mempublikasikan artikel pertamanya di jurnal sihir yang terkenal, dia berpikir bila Professor pernah mendengar namanya adalah hal wajar.     

Kemudian, Felipe mengubah nada suaranya. "Tapi sepertinya kau tidak terlalu menghargai acara perkumpulan ini, Professor. Kami semua berasal dari kongres, dan kau masih mengenakan jubah hitam jelek itu? Itu sangat tidak cocok dengan statusmu."     

Lucien sadar kalau sekarang, setiap kata yang dia ucapkan bisa saja membuat dirinya berada dalam risiko besar. Tapi tetap diam sepanjang waktu jelas semakin membuatnya tampak mencurigakan. Sehingga dia berhati-hati memikirkan jawaban singkat, dan menjawab dengan nada serak, "Sebenarnya, aku tidak ingin kau, Tuan Felipe, membuat masalah untukku saat kita kembali ke Allyn."     

Awalnya, saat Lucien mencoba menggunakan identitas Professor untuk berpura-pura menjadi anggota Will of Elements, Lucien tidak menyangka akan mendapat masalah sebesar ini. Bahkan bola kristalnya tak menyarankan hal spesifik. Bagaimanapun, hal ini sangat tak terduga. Bahkan di dalam kongres pun terdapat konflik besar antara fraksi-fraksi berbeda. Meski niat Lucien—begitu pula tujuan utamanya—hanya untuk mengetahui siapa orang yang menjadi penghubung di Sturk, Tuan Felipe pasti akan menyusahkan dirinya. Lucien juga nyaris menyesal telah memutuskan memakai identitas sebagai Professor tanpa pikir panjang.     

Lucien tahu dirinya sedang ada dalam dilema. Mustahil baginya untuk mengakui segalanya di depan orang itu saat ini juga.     

"Yah, kau cukup terus terang juga, Professor," ujar Felipe. Dia kemudian menunjuk pada sofa panjang di sisi lain ruang belajar. "Kita masih punya waktu sebelum acaranya dimulai. Aku ingin mengobrol denganmu. Kau tahu, untuk bertukar pikiran."     

Kemudian Felipe menengok ke Viscount. "Apa kau keberatan?"     

"Tentu saja tidak. Silakan." Viscount tidak peduli. Dia mengangkat gelas winenya sedikit dan mengangguk santai.     

Walau Lucien sama sekali tidak ingin bicara dengannya, dia memaksa diri untuk tetap tenang dan duduk di sofa. "Apa yang ingin kaubicarakan, Tuan Felipe?"     

Di dalam benak Lucien, dia berdoa Felipe tidak akan menyebutkan apapun tentang kongres atau Kerajaan Holm. Dia sama sekali tidak tahu apa-apa tentang hal itu!     

'Tidak, tidak, tidak,' kata Lucien dalam hati, dan jantungnya berdegup amat kencang, sampai hampir keluar lewat tenggorokan.     

Api pucat di mata Felipe menghilang, dan pupil hitamnya kembali. Dengan senyum muram di wajahnya, Felipe menunjuk seseorang yang berdiri tak jauh. "Ini adalah muridku, Cleveland. Dia juga penyihir tingkat lingkaran kedua yang sedang belajar sihir necromantic padaku."     

Lucien hanya mengangguk pada pria paruh baya itu.     

Felipe melanjutkan, "Selain itu, Cleveland juga tertarik pada sihir elemen. Akhir-akhir ini Tuan Donald memenangkan cincin ke-25 dari penghargaan Holm Crown. Dia melakukan penelitian analisis yang luar biasa dengan memperkenalkan pengetahuan tentang spektral analisis. Karenanya, Cleveland juga berencana menulis esai arcana tentang spektral analisis juga. Namun dia jelas butuh bantuan, itulah mengapa aku mulai tertarik pada bidang elemen juga. Kalau kau tidak keberatan, Tuan Professor, mungkin kita bisa bertukar pikiran tentang masalah ini." Saat dia bicara dengan penuh percaya diri, Felipe menyilangkan tangannya. Lucien menyadari kalau tangan kiri Felipe tidak punya jari kelingking.     

Meski Lucien bisa mengatakan bahwa Felipe pasti sangat percaya diri saat bicara tentang perguruan Elemen, dia merasa sangat beruntung karena Felipe tidak mengarahkan pembicaraan pada hal yang Lucien tidak ketahui.     

Lucien yang merasa sedikit rileks, kemudian buru-buru menganalisis niatan Felipe. Setelah Felipe tak bertanya apapun tentang kongress dan Kerajaan Holm padanya, Lucien yakin bahwa Felipe tidak meragukan identitasnya sekarang. Malah, dia bicara tentang arcana. Itu berarti topik tersebut lebih penting dari topik lainnya.     

Sayangnya, apa yang ingin Lucien ketahui adalah, mengapa seorang necromancer ingin bicara mengenai elemen dan arcana? Apa manfaat keduanya bagi Felipe?     

Lucien menebak Felipe mungkin mencoba menguji pengetahuannya atau level arcananya.     

Berdasar pengalaman Lucien di perkumpulan kecil penyihir di Aalto, tidak sulit bagi Lucien untuk menghubungkan ilmu pengetahuan dengan kekuatan di dunia itu, yang mana di dunia asalnya pun juga sama. Dia nyaris yakin kalau Felipe mencoba menguji level arcana Lucien untuk mengetahui sekuat apa dirinya. Kemudian, dari hasil tersebut, Felipe akan memutuskan, apakah dia harus langsung menyerang Lucien atau tidak. Karena cara terbaik untuk mengetahui level arcana seseorang adalah dengan bicara tentang pengetahuan terbarunya dalam bidang yang digeluti.     

Saat memikirkan itu, Lucien benar-benar dapat pelajaran kali ini. Dia tahu kalau dia semakin lengah karena sering beruntung dan dapat imbalan yang besar. Untungnya, Felipe hanya bicara tentang prinsip dasar tentang elemen arcana, dan Lucien, sebagai orang yang 'tidak biasa', punya pengetahuan lebih luas berdasarkan fakta ilmiah. Fakta ilmiah itu kemudian lebih dikenal sebagai 'pengetahuan arcana', yang merupakan asal di balik fenomena sihir. Dengan kata lain, level arcana Lucien pasti lebih tinggi daripada kekuatan sihirnya.     

"Tuan Professor?" Melihat Lucien tetap diam, Felipe mendesaknya dengan nada mengancam. Kemudian api pucat kembali muncul di mata Felipe lagi. Dia menunggu Professor misterius itu memperlihatkan pengetahuan dan kekuatannya.     

Lucien tersenyum. "Kebetulan aku punya sedikit pemahaman dalam spektral analisis. Tapi aku lebih senang kalau kita tidak menggali bidang ini lebih dalam, karena tidak ada yang lebih berharga daripada pengetahuan, 'kan? Aku tidak bisa mengatakan seluruh hal itu padamu begitu saja tanpa mendapatkan imbalan sama sekali."     

Spektrum adalah topik yang cukup familiar bagi Lucien, karena dia pernah membaca dua buku terkait di perpustakaan jiwanya. Dia juga—sampai ke titik tertentu—memahami kalau ada prinsip pengetahuan tentang atom yang terlibat juga. Apalagi, menurut Lucien, peneliti di bidang Elemen, yang disebut sebagai kimia di dunia asalnya, masih berada di level makro. Dengan kata lain, penyihir di sini mengakui banyak fenomena kimia tapi tanpa tahu apa sebabnya. Itu juga merupakan poin penting yang membatasi mereka dalam menemukan elemen baru.     

Bicara tentang itu, setelah Lucien menjadi penyihir sejati, beberapa buku di perpustakaan jiwanya terbuka. Kemudian, pengetahuan di buku-buku yang sudah terbuka itu memuat pengetahuan yang relatif mendasar.     

Lucien tidak menyadari perubahan di perpustakaan jiwanya, sampai saat dia pertama kali mencoba melakukan meditasi astrologi saat perjalanan. Hal itu juga memastikan tebakan Lucien, kalau segel buku-buku itu pasti karena tekanan kekuatan dari dunia asal. Lucien hanya bisa berusaha keras sampai bisa membuka segel buku itu dengan cara memperkuat jiwa dan kekuatan spiritualnya.     

"Cukup adil. Meski, sejujurnya, sebagai penyihir dari Hand of Paleness, aku cukup tidak menyukai orang-orang dari Will of Element, kurasa kita bisa terus terang dengan hal ini. Ha. Aku menghargai hasil penelitian orang lain dan aku tak akan mencurinya," kata Felipe. Melihat Professor masih tenang, Felipe punya firasat buruk kalau Professor mungkin punya pengetahuan dalam bidang itu, yang berarti Lucien adalah penyihir dengan level arcana yang tinggi. Dalam kebanyakan kasus, level sihir seseorang masih lebih rendah daripada level sihirnya.     

Sambil bersandar di sofa, Lucien mulai bicara. "Basis teoritis dari spektral analisis adalah pembakaran elemen yang berbeda-beda bisa menghasilkan macam-macam warna api dan cahaya. Sementara warna api bisa dominan dan saling menutupi satu sama lain, spektrum tidak bisa. Lewat analisis yang disebut spectrocolorimetry, rentang dan warna garis-garis spektral terang saling berdiri sendiri, dan mereka tidak mempengaruhi satu sama lain. Itulah mengapa spektral analisis bisa digunakan untuk mengenali macam-macam elemen dan menemukan elemen baru."     

Selama penjelasan singkat, Lucien juga menggunakan beberapa elemen sebagai contoh, yang cara kerja prinsipnya sama dengan beberapa elemen di dunia asalnya.     

Felipe mendengarkan penjelasan Lucien dengan cermat, dan terkadang mengajukan beberapa pertanyaan. Saat Lucien selesai menjelaskan, Felipe bertepuk tangan pelan dan berkomentar, "Penjelasan yang luar biasa. Bahkan lebih jelas dan lebih mudah dipahami daripada naskah arcana milik Tuan Donald."     

Walaupun Felipe berkata demikian, dia mulai menaikkan kewaspadaan terhadap pria yang duduk di depannya, di sofa.     

Menggunakan kesempatan, Lucien melanjutkan, "Faktanya, spektral analisis lebih ke arah aplikasi. Untuk menemukan elemen baru, kita tidak perlu melakukan hal-hal yang lebih jauh daripada melakukan eksperimen. Namun, apa yang harus kita pikirkan adalah mengapa spektrum setiap elemen itu berbeda? Kenapa mereka tidak saling mendominasi? Kenapa ada garis spektral yang terang dan gelap? Selama saya penasaran, itu adalah arah yang harus kita telusuri untuk memperdalam pengetahuan arcana kita. Saya percaya kalau itulah tujuan utama Tuan Douglas membentuk Arcana."     

Felipe sangat terkejut dengan pengetahuan Professor dalam bidang itu. Bahkan viscount yang mendengarkan pembicaraan mereka dengan santai juga tersentuh dengan pertanyaan Professor. Saat arcanis di Kongres Sihir masih bersuka cita setelah menemukan elemen baru, laki-laki yang duduk di sofa itu malah mencari asal muasal penemuan tersebut.     

"Kalau kita bisa lebih mengeksplorasi tentang dunia itu sendiri..." gumam Felipe. Tak dapat dipungkiri kalau Felipe memikirkan komentar mengejutkan yang pernah dikemukakan oleh Kaisar Arcana, Master Douglas. Pada saat itu juga, pemuda yang duduk di depannya mengejutkan Felipe sekali lagi.     

'Level arcana Professor mungkin lebih tinggi dari levelku!' pikir Felipe dalam hati.     

...     

Jamuan Kematian hampir dimulai.     

Tiba-tiba, kastel besar itu mulai bergerak di kegelapan malam. Menara tinggi itu menjadi lengan batu yang kuat. Saat lengan itu menekan tanah, bagian bawah kastel tertarik keluar dari tanah.     

Sambil menjaga keseimbangan, kastel itu diam-diam 'berjalan' menuju gunung, dan lama-lama menjadi tembus pandang.     

Tak heran lokasi Jamuan Kematian tak pernah berubah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.