Singgasana Magis Arcana

Sebuah Kesalahan



Sebuah Kesalahan

0Rentato, Stasiun Hexagram.     

Jam tujuh pagi, Lucien, yang berpakaian formal, turun dari kereta api dan merasakan angin dingin.     

Setelah menerima undangan itu, dia buru-buru memastikan kredibilitas suratnya dengan pihak sekolah, kemudian naik kereta di jadwal selanjutnya menuju Rentato.     

Setelah masuk ke dalam kereta kuda yang dia sewa, tangan Lucien sedikit menghangat. Begitu dia memberitahu kusir tempat tujuannya, jantung Lucien masih berdebar dengan sangat cepat.     

Kemudian Lucien perlahan menjadi tenang setelah mendengar rodanya berputar. Lantas nada undangannya mulai membuatnya agak kepikiran. Di benak Lucien, jika orang-orang dari Will of Elements dan academy benar-benar mengapresiasi nilai dalam naskah keduanya, perlakuan yang dia terima harusnya lebih baik daripada itu. Namun, jika mereka tak memahami pentingnya tabel periodik elemen, mengapa mereka repot-repot mengiriminya undangan...?     

Satu setengah jam kemudian, kereta kuda itu berhenti di depan Kebun Mawar. Di sebelah kirinya, terdapat Danau Angsa yang airnya dilapisi es tipis. Sementara salju turun dari langit.     

Dua kesatria laki-laki muda berambut pirang sedang menjaga gerbang. Mereka tampak serius.     

Tapi Lucien bisa tahu kalau mereka bukan kesatria sungguhan, karena mereka menggunakan ramuan untuk membangkitkan Berkah, dan itulah mengapa mereka mau melayani Will of Elements.     

Dalam bidang pembuatan ramuan, perguruan Elemen, Alkemi, dan Necromancy adalah yang terbaik.     

"Selamat pagi, Tuan. Bisakah kami melihat undangan dan lencana arcana Anda?" tanya kesatria itu dengan sopan.     

Lucien mengangguk dan menunjukkan kedua benda itu pada mereka.     

Setelah menggunakan item sihir seperti kaca dan memverifikasi lencana serta undangan itu dengan hati-hati, sang kesatria agak membungkuk pada Lucien. "Selamat datang, Tuan Lucien Evans. Pertemuannya akan segera dimulai dan seluruh tamu ada di aula utama."     

Kesatria satunya berbalik dan membuka gerbang.     

Melihat semuanya berjalan lancar, Lucien sedikit lega. Sehingga, dia berjalan mengikuti jalan yang ada di taman itu dengan sabar, kemudian mendorong gerbang besar pintu itu hingga terbuka.     

Di aula, orang-orang sedang mengobrol dengan suara pelan, dan tidak ada musik maupun pertengkaran. Para arcanis bertukar ilmu dengan sopan, dan sebagian besar dari mereka hanyut dalam dunia pengetahuan.     

Sekitar 210 arcanis diundang hari ini, dan di antara mereka kebanyakan adalah arcanis tingkat menengah. Tapi juga ada beberapa arcanis tingkat junior yang berbakat.     

Seluruh kursi dan meja diatur mengitari platform yang melayang. Di atas platform itu, terdapat lingkaran sihir yang digunakan untuk pengeras suara. Ada juga mimbar setinggi paha di depan platform.     

Tak banyak orang yang melihat arcanis baru yang baru masuk ke dalam aula. Tapi ketika semakin banyak orang merasa tak pernah melihat Lucien sebelumnya, mereka mulai menatap Lucien.     

Lazar, kali ini, berdiri di sudut aula, merasa lega karena pertemuan yang sudah direncanakan sejak lama akhirnya akan dimulai. Ketika dia melihat Lucien muncul di sana, dia lebih terkejut lagi.     

Dia buru-buru menyela kerumunan dan menggenggam lengan Lucien. "Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Lazar pelan. Biar bagaimanapun, ini adalah pertemuan tahunan perguruan Elemen dan Alkemi, dan Lucien bahkan bukan anggota keduanya!     

Saat Lucien merasa agak gugup melihat orang-orang asing di aula, kemunculan Lazar membuatnya tenang.     

"Aku menghadiri pertemuan..." Lucien buru-buru mengayunkan undangan di tangannya di depan Lazar. "Kau yang mengirimkan ini padaku?"     

"Tunggu ... kau dapat undangan?!" Lazar buru-buru mengambil undangan dari Lucien dan memeriksanya. Sambil mengerutkan alis, Lazar bergumam, "Apa yang kau lakukan selama aku tak di Allyn? Apa ini karena suratmu yang memintaku mengukur ulang beberapa elemen? Aku sudah melakukannya dan mereka memang salah ukur!"     

Saat Lucien akan mengatakan sesuatu, sebuah suara wanita terdengar dari pengeras suara sihir. "Permisi, apakah Tuan Lucien Evans sudah datang? Silakan menuju gerbang. Tuan Larry mencari Anda."     

Seluruh arcanis menghentikan percakapan mereka dan melihat ke sekitar karena penasaran, bertanya-tanya siapa Lucien Evans ini.     

"Rebecca! Tuan Evans ada di sini!" Mendengar nama temannya, Lazar menjawab dengan bangga dan keras. Kemudian dan menarik lengan Lucien dan berjalan menuju gerbang.     

Para arcanis membuat jalan untuk Lucien. Di dalam hati mereka, mereka bertanya-tanya mengapa arcanis semuda itu diundang dalam pertemuan penting ini.     

Ada tiga pria dan satu wanita berdiri di dekat gerbang. Wanita bermata hijau itu mengenakan gaun merah panjang dan tampak cantik, tapi juga terlihat agak lelah karena mengurusi pertemuan itu. Pria berusia 30 tahunan berwajah bulat sedang bicara dengannya.     

"Tuan Larry, Tuan Evans ada di sini." Lazar membungkuk pada pria berwajah bulat itu dengan hormat.     

Ketika Lucien akan tersenyum pada mereka, Larry kebingungan dan bertanya, "Siapa kau?"     

Suaranya tidak keras, namun rendah. Pertanyaannya didengar oleh banyak arcanis. Semakin banyak arcanis berbalik dan melihat ke arah mereka.     

Larry mengayunkan tangannya singkat. "... Maaf, Tuan. Maksudku ... aku mencari muridku, Lucien Evans ... ummm, Lucien Evans K."     

Lucien tersadar apa yang terjadi di sini, dan dia merasa segala hal yang terjadi adalah guyonan.     

"Tuan Larry, kami hanya punya satu Tuan Evans, dan dia ada di sini." Setelah beberapa detik, Rebecca menjelaskan dengan gugup.     

"Apa maksudmu?" Larry melihat ke arah Rebecca.     

Salah satu dari dua pria yang berdiri di belakang Larry berujar kasar pada Rebecca, "Kau kan yang bertanggung jawab mengirimkan undangan, Rebecca. Aku memintamu mengundang murid Tuan Larry, Tuan Lucien Evans, yang menulis naskah penelitian valensi atomik! Lihat apa yang kau lakukan!"     

Pria itu melirik lencana di dada Lucien, kemudian dia jadi makin marah. Pria itu sendiri adalah arcanis level tiga, penyihir tingkat lingkaran ketiga, dan wajahnya dipenuhi keriput. Kelihatannya level arcana miliknya diperoleh selama bertahun-tahun.     

Kemudian dia membungkuk pada pria tua yang rambutnya setengah beruban dan hidungnya agak bengkok.     

Air mata muncul di mata Rebecca, tapi dia tak tahu apa yang salah.     

"Tuan Leandro, kami punya dua Lucien Evans di Douglas..." Wajah Lazar juga merona karena malu, tapi dia mencoba bicara menggantikan Rebecca. "Mungkin itulah kenapa..."     

Namun, Leandro masih marah. "Lalu kenapa kau tidak mengatakan secara spesifik bahwa Tuan K yang diundang? Kenapa kau tidak mengatakan dengan spesifik level arcana orang itu? Orang ini cuma level satu arcana! Sama sepertimu!"     

Dia menunjuk dada Lucien.     

"Tapi ... tapi Tuan Leandro, saya memeriksa ... hanya ada satu Lucien Evans di Douglas." Rebecca hampir menangis. "Atau saya memang harus lebih spesifik lagi..."     

"Tuan Leandro," sela Lucien tenang, "K keluar dari sekolah sebelum undangan itu dikirim."     

Apa yang Lucien maksud adalah, orang yang memberikan informasi pada Rebecca lah yang salah, bukan wanita itu.     

"Tapi tetap saja salahnya tidak mencantumkan level arcana di undangan!" Leandro kemudian berbalik menghadap Lucien. "Dan kau! Gunakan otakmu! Mana mungkin kau diundang ke pertemuan ini?!"     

Bicara dengan arcanis yang levelnya lebih rendah daripada dirinya tak butuh sopan santun.     

"Bukan, bukan, itu adalah salahku." Larry mengangkat tangannya sedikit. "Aku minta K untuk keluar dari sekolah, tapi ketika pertemuan ini memutuskan untuk mengundang K di menit-menit terakhir, aku lupa mengatakannya pada Tuan Leandro."     

"Larry, kenapa kau tidak mengundang K sendiri?" tanya pria tua itu.     

"Aku tak bisa menemukannya." Larry mengedikkan bahu. "Aku tak menyangka K akan keluar dari sekolah secepat itu."     

Pria berjas hitam dengan mata yang aneh adalah guru Larry, direktur Will of Element, anggota Dewan Ulasan Arcana, arcanis level tujuh, dan penyihir tingkat lingkaran ketujuh, Gaston.     

Arcanis di aula akhirnya tahu apa yang sedang terjadi di sini, dan beberapa dari mereka merasa terhibur.     

"Maaf atas ketidak nyamanannya, Tuan Gaston." Leandro buru-buru membungkuk pada Gaston dengan sopan.     

"Bukan benar-benar salah Rebecca." Gaston mengangguk singkat. "Jangan memarahinya terlalu keras."     

Leandro mengangguk, kemudian dia berujar pada Lucien, "Karena semuanya sudah jelas, kau boleh pergi sekarang."     

Lucien yang tenang, ketika mendengar kalimat itu, tetap merasa dipermalukan. Kali ini Gaston mengangkat tangannya dan menghentikan Leandro. "Evans, apa kau tertarik dengan arcana di perguruan Elemen?"     

Lucien buru-buru mengangguk.     

"Kalau begitu jangan pergi. Jangan malu-malu." Gaston tersenyum. "Ini adalah konferensi tahunan kami. Meski mungkin kau tak bisa memahami terlalu banyak hal-hal yang dibahas, tapi itu tetap akan berguna untukmu. Mungkin suatu hari nanti kau akan menjadi arcanis yang berpengaruh."     

Lucien sangat terkejut, lalu mengangguk lagi.     

...     

Kantor pusat jurnal Arcana Umum.     

Setelah menyerahkan naskah tentang pengukuran ulang elemen, Woods kini duduk di sofanya dengan santai. Naskahnya harus diterbitkan dalam jurnal edisi bulan ini.     

Sambil bersantai, dia mengambil naskah Lucien lagi dan mulai membaca bagian bawah yang menuliskan tentang tebakan Lucien tentang elemen yang belum ditemukan.     

Woods tak pernah menyadari kalau tebakan Lucien sangat detail, bahkan dia mengemukakan beberapa batu mineral yang mungkin mengandung elemen baru yang belum ditemukan. Kemudian, hatinya mencelos.     

Ciri-ciri batu mineral yang dideskripsikan oleh Lucien ternyata sangat familiar untuknya!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.