Singgasana Magis Arcana

Undangan Lain



Undangan Lain

0Pada awal bulan Januari, ketika cuaca dingin masih mendominasi Allyn, pohon-pohon di sekitar Douglas masih terlihat berwarna hijau tua.     

Di depan sebuah gerbang besi hitam bergaya kuno, Woods bicara dengan penjaga gerbang tanpa basa basi, "Aku Woods, dari jurnal Arcana Umum, dan aku adalah teman kepala sekolah. Aku mencari Lucien Evans."     

"Ada dua Lucien Evans di sini, tapi keduanya saat ini sedang tidak ada di sekolah," jawab si penjaga gerbang, si golem besi, dengan cara bicara seperti robot. "Mereka berdua pergi ke Rentato bersama-sama."     

"Kapan mereka pergi dan kapan mereka kembali? Maksudku, aku mencari Lucien Evans X, kapan dia akan kembali?" Woods buru-buru menjelaskan. "Kapan mereka pergi ke Rentato?"     

"Mereka pergi sekitar satu jam yang lalu," ujar si golem besi. "Tidak tahu kapan mereka akan kembali."     

Mendengar jawaban penjaga gerbang itu, Woods menekan top hat hitamnya dengan sedikit kesal, karena dia tahu Lucien pasti sudah ada di Rentato sekarang. Sebagai ibu kota Holm, Rentato sangat besar dan ramai, yang berarti sihirnya tak bisa benar-benar membantunya mencari Lucien dengan informasi yang terbatas.     

"Kalau Tuan Evans kembali, tolong beritahu dia kalau jurnal Arcana Umum ingin menerbitkan naskahnya dalam edisi bulan ini, dan kami sangat menunggu jawabannya. Kalau dia tidak keberatan, kami ingin mengundangnya ke kantor pusat kami lagi." Ketika Woods bicara, karena udaranya dingin, napasnya mengeluarkan asap putih di udara.     

Kemudian, dia kembali ke kereta kudanya dan pergi.     

...     

Rentato, lantai dua restoran bernama Oak.     

Di ruangan VIP, Lucien melihat pemandangan malam yang cantik melalui jendela. Lucien melihat pemandangan yang dihiasi salju, dan memperhatikan orang-orang berjalan di bawah salju. Beberapa dari mereka terburu-buru, beberapa berjalanan beriringan dengan santai, beberapa mencoba menangkap salju, dan beberapa sedang membungkuk untuk membuat bola salju.     

Igna, seorang arcanis level empat bertubuh jangkung, penyihir tingkat lingkaran kelima, duduk di depan Lucien. Igna memiliki garis wajah yang menonjol dan beberapa rambut putih di atas masing-masing telinganya.     

Jika K tidak memberitahu Lucien duluan, Lucien akan mengira Igna berumur lima puluh tahunan. Padahal, Igna sudah berusia lebih dari 100 tahun.     

Saat Igna berumur 70 tahun, dia menghabiskan seluruh tabungannya untuk membeli beberapa ritual sihir yang sangat mahal lalu memperpanjang usianya. Kelihatannya dia sekarang baik-baik saja, meski dia berada di tingkat menengah selama 60 tahun.     

"Bersulang, untuk makan malam kita yang luar biasa." Igna menaikkan gelasnya, kemudian mata coklatnya melihat ke Lucien, lalu melihat K.     

Setelah selesai minum, K meminta izin untuk pergi ke toilet. Rupanya dia tidak terlalu kuat minum alkohol.     

Setelah K pergi, Igna melihat ke arah Lucien dan berkata, "Evans, aku sudah membaca naskahmu sebelum makan malam, dan aku harus bilang kalau naskahmu memiliki kelebihan dan kekurangan, dan memang memiliki wawasan yang luas. Sayangnya, jurnal Elemen bulan ini tak bisa menerima naskah lagi kecuali naskah dari konferensi."     

Sebelum Lucien membuka mulut, Igna menggoyangkan gelasnya perlahan dan menambahkan, "Namun, karena K akan menjadi murid Tuan Larry tak lama lagi, dan karena Tuan Larry adalah teman baikku, aku harus melakukan sesuatu untukmu, Nak. Jadi aku berencana merekomendasikan dirimu pada Tuan Rava, kepala editor jurnal Elemen, untuk mengadakan kolom spesial di edisi ini, jadi kami masih bisa menerima naskah dari tempat lain. Aku tak yakin apakah dia mau menurutiku. Jelas, itu tidak akan mudah."     

Mendengarnya, Lucien menemukan harapannya lagi. Tapi dia merasa kalau Igna mengimplikasikan sesuatu padanya.     

Kemudian dia berhenti bicara dan mulai menyesap wine sambil tersenyum.     

Lucien tahu dia harus membayar apa yang dia minta, jadi dia berujar dengan hati-hati, "Kadang-kadang mendapatkan beberapa poin arcana tidak terlalu sulit, dan kadang kita hanya butuh sedikit keberuntungan. Katakanlah, saya mendapatkan poin yang lumayan dengan naskah terakhir saya."     

Igna melirik Lucien dengan sorot puas. "Kau sungguh pemuda yang hebat, dan aku sudah ketinggalan darimu sekarang. Aku masih susah payah mengumpulkan 300 poin arcana untuk membeli Crown Stone."     

"Saya ingin bertanya..." kata Lucien, mencoba tidak merasa jijik dengan dirinya sendiri, "apakah Anda mau menerima poin arcana saya, Tuan Igna? Saya tidak ingin melihat penyihir hebat kesulitan karena memikirkan uang dan jadi tak bisa melakukan hal yang diinginkannya."     

Lucien tahu kalau menerbitkan naskahnya di jurnal Elemen bisa membuatnya punya kesempatan lebih baik daripada di jurnal Arcana Umum.     

"Kalau begitu semoga kita berdua sukses." Igna mengangkat gelasnya lagi dengan elegan, kemudian tersenyum.     

K senang melihat Igna dan Lucien bisa mengobrol akrab ketika dia kembali.     

...     

Mungkin karena Igna melakukan pekerjaannya dengan baik, atau mungkin karena jurnal Elemen sudah menyiapkan edisi spesial, ketika Lucien dan K akan meninggalkan hotel keesokan harinya, Lucien menerima surat dari jurnal Elemen yang memberitahu bahwa naskahnya telah terpilih.     

"Terima kasih, K. Tanpa bantuanmu, tak mungkin aku bisa menerbitkan naskahku." Lucien berterima kasih pada K dengan tulus di atas platform.     

K menggaruk kepalanya agak malu. "Naskahmu bagus."     

Dia tidak bisa memberikan komentar secara spesifik, karena dia tak pernah membaca naskah orang lain sebelum diterbitkan.     

'Yah ... tiga ratus poin..' batin Lucien. Tapi selama naskahnya bisa dibaca oleh arcanis lain secepatnya, Lucien tahu kalau poin itu tidak sia-sia.     

"Kau tidak pulang bersamaku?" tanya Lucien, karena dia akan pulang ke Douglas untuk melanjutkan eksperimennya.     

K menggeleng, dan dia tampak agak sedih. "Sebenarnya aku sudah keluar dari sekolah, dan sebelum aku menjadi murid Tuan Larry, aku harus kembali ke Granlin, kota kelahiranku, untuk menyelesaikan sesuatu dulu."     

Granlin adalah daerah paling terpencil di antara delapan daerah di Holm.     

"Oh begitu. Pasti kita akan bertemu lagi tak lama setelah ini." Lucien mengangguk. "Apa kau butuh bantuan saat kembali?"     

K menggeleng. "Tidak perlu."     

"Baiklah, kalau kau butuh bantuan, K, kirim saja surat padaku," ujar Lucien. Melihat keretanya datang, Lucien melambaikan tangan padanya.     

Sebelum K naik ke kereta, Lucien berujar dengan kalimat ambigu padanya, "Kalau kau punya waktu ... kau mungkin ingin mengukur ulang beberapa elemen lagi..."     

K bingung, tapi dia tetap mengangguk sebelum pergi.     

...     

Di kantor pusat jurnal Arcana Umum.     

"Sayang sekali..." gumam Woods menyesal. "Elemen akhirnya menerima naskahmu, ya..."     

Saat ini, Lucien berdiri di depannya di ruangan. Mengetahui kalau Tuan Woods sempat mengunjungi sekolahnya langsung, Lucien datang untuk berterima kasih padanya. "Maafkan saya, Tuan Woods. Kalau saya tahu, saya pasti tak akan pergi ke Rentato."     

Dia tidak bilang kalau Lucien juga bisa menghemat 300 poin arcana.     

"Tak apa-apa. Kalau aku jadi kau, aku juga akan memilih jurnal Elemen. Untuk naskahmu, jurnal Elemen hanya tingkat kedua setelah Arcana," ujar Woods santai. "Meski jurnal Arcana Umum selalu mengalami kemajuan dalam 10 tahun terakhir, kami sama sekali tak bisa mengejar jurnal Elemen dalam bidang spesifik ini."     

Lucien mengangguk singkat. Jika dalam keadaan biasa, dia akan memilih jurnal Arcana Umum karena apresiasi Tuan Woods padanya. Tapi kali ini berbeda.     

"Saya harap saya punya lebih banyak kesempatan dalam jurnal Arcana," ujar Lucien.     

"Kami akan selalu menerimamu," jawab Woods sopan. "Omong-omong, Evans, aku ingin menerbitkan naskahku yang berkaitan dengan berat atom dari elemen yang sudah diralat dalam jurnal Arcana Umum edisi ini juga. Tentu saja, aku akan mengutip naskahmu. Kau keberatan?"     

"Tentu tidak." Lucien tersenyum. "Saya tersanjung."     

Setelah kembali ke sekolah, Lucien menulis surat pada Rock, Jerome, dan Lazar, memberitahu mereka elemen mana yang mungkin mengalami salah ukur.     

Lucien melakukan ini bukan karena dia ingin temannya mendapatkan kredit, tapi juga berharap mereka mau mendukung naskahnya. Itulah mengapa Lucien harus memastikan bahwa naskahnya harus dipublikasikan dahulu.     

...     

Hari Jumat siang, Lucien kembali ke kediamannya setelah beberapa kali eksperimennya gagal. Dia mencoba menemukan elemen baru dari bermacam-macam batu mulia yang berbeda.     

Saat dia membuka pintu, Lucien melihat sebuah surat di atas lantai.     

"Siapa yang menulis surat untukku?" Lucien memeriksa surat itu dengan teliti, dan membukanya karena penasaran.     

'Yang terhormat, Tuan Lucien Evans,     

'Sebagai penyihir tingkat junior, kontribusi Anda pada bidang Elemen sangat mengesankan. Maka dari itu, kami ingin mengundang Anda untuk menghadiri Konferensi Tahunan Elemen dan Alkemi di Kebun Mawar, yang terletak di samping Danau Angsa, pada pukul 9 pagi hari Sabtu, tanggal 27 Januari.     

'Will of Elements & Holm Royal Magic Academy'     

Surat itu dikirim tiga hari lalu.     

Lucien sangat terkejut. Dia bertanya-tanya apakah naskahnya sudah dilirik oleh Will of Element.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.