Singgasana Magis Arcana

Pengingat dari Donald



Pengingat dari Donald

0Keesokan paginya, saat matahari yang hangat bersinar di langit, sebuah kereta melintasi jalanan yang sepi di antara gedung besar di hutan hijau yang lebat.     

"Lucien, saat kau sudah selesai dengan prosedurnya, aku akan mengenalkanmu dengan Jerome dan Rock, lalu kau bisa bertukar buku dengan mereka." Lazar masih menggunakan mantel hitam panjangnya. Dia melihat pepohonan hijau melalui jendela kereta. "Tapi kau harus ingat kalau kau tak boleh bertukar mantra dengan penyihir manapun, kecuali umur mantra itu sudah lebih dari seratus tahun. Meski mempelajari sihir atau arcana bisa sangat dirahasiakan, dan kongres juga meminta para penyihir untuk saling bertukar pengetahuan, tapi kalau tidak ada nota pembelian mantra yang kau gunakan di tempat umum, kau bisa kena masalah besar. Kau harus membayar lebih dari 100 kali lipat, atau dipenjara selama 10 tahun, lalu ingatanmu tentang itu akan dihapus."     

Lucien mengangguk. "Aku paham. Terima kasih, Lazar. Aku sangat menghargai seluruh bantuan yang kau berikan padaku."     

Disaat yang sama, di dalam kepala Lucien, dia merasa kalau strategi kongres itu sangat cerdas. Karena poin arcana yang didapatkan oleh seseorang sangat bergantung dengan berapa kali naskah penelitiannya dikutip, bertukar ide dan pengetahuan antara penyihir bisa memberikan setiap penyihir kesempatan yang lebih baik untuk menjadikan naskah mereka lebih berpengaruh. Namun, mantra baru tidak seperti itu, karena mantra baru berarti kekuatan dan harus dijaga baik-baik.     

"Tak masalah. Toh, kita teman, 'kan?" Lazar melambaikan tangannya santai dan tersenyum. "Sebenarnya nyaris setiap organisasi yang berpengaruh memiliki beberapa mantra unik yang tak pernah didaftarkan ke dewan, termasuk kami, Will of Elements. Grup kami dan Holm Royal Magic Academy sama-sama memiliki sihir legendaris, Element Breakdown, yang diciptakan oleh arcanis agung, Hathaway Hoffenberg. Kalau kau bergabung dengan organisasi kami, saat kau menjadi penyihir tingkat lingkaran kesembilan, kau bisa membeli sihir itu dan mencoba menganalisanya. Itu pasti akan memberimu banyak keuntungan saat kau ingin naik ke level legendaris."     

Jelas Lazar mempromosikan organisasinya, dan dia jadi agak bersemangat. Di matanya, Lucien adalah penyihir yang sangat menjanjikan.     

"Akan kupikirkan," ujar Lucien.     

Sebenarnya, karena Natasha, Lucien tidak masalah bergabung dengan Will of Element. Jadi, meski suatu hari nanti identitasnya sebagai Professor terkuak, dia masih punya organisasi kuat yang ada di belakangnya. Tapi di sisi lain, Lucien juga sangat tertarik mempelajari jiwa, karena ini adalah dunia di mana jiwa sungguhan ada.     

Lalu, jika Lucien bergabung ke dalam Will of Element, dia ingin menikmati lebih banyak perhatian dari organisasi, daripada menjadi salah satu anggota biasa seperti yang ada di Hand of Paleness.     

Kejadian yang Lucien saksikan di kastel viscount masih segar di dalam kepalanya.     

Paham kenapa Lucien agak ragu, Lazar nyengir dan mengubah topik pembicaraan. "Jadi apakah kau masih memikirkan uang yang kau keluarkan untuk membeli material?"     

"Jelas, lah." Lucien merengut. Tujuh belas elemen yang telah dimurnikan yang baru saja dia beli seharga dua Wave Stone kualitas tinggi, dan Wave Stone yang tersisa sekarang tinggal satu, dua thale, satu poin arcana, dan beberapa jenis material eksperimen. Lucien merasa dia habis dirampok.     

"Jangan lesu, dong." Lazar menepuk bahu Lucien. "Bersyukurlah karena sekolah itu punya 48 elemen lain yang sudah dimurnikan. Lagipula, melakukan eksperimen di sana lebih murah, atau bahkan bisa gratis kalau eksperimenmu juga menjadi bagian kelas yang kau ajarkan pada murid-murid. Selain itu, kau bahkan tak perlu menyewa tempat tinggal di sana! Sekolah sangat baik hati menawarkanmu rumah kecil yang ada tamannya."     

"Kau benar, Lazar." Lucien mengangkat wajahnya lebih tinggi. Dia berharap kalau mempublikasikan naskah pertamanya bisa menyelamatkannya dari situasi finansial yang sulit. Sebelum dia datang kemari, Lucien sudah mengirimkan surat persetujuannya pada Arcana Umum dan mendaftarkan alamat sekolah agar jurnal itu bisa menghubunginya.     

Beberapa saat kemudian, kereta itu perlahan berhenti di depan gerbang besi hitam bergaya kerajaan sihir kuno. Sebuah golem hitam, yang tampak terbuat dari besi, keluar dan membuka gerbang.     

...     

Di lantai ketiga menara black magic.     

Lucien—yang memakai kemeja putih, rompi coklat, dan mantel hitam—sedang duduk di depan pria tua berwajah standar, yang mengenakan jubah sihir hitam yang dijahit dengan pola silver-putih.     

"Selamat datang, Evans. Aku Donald, kepala sekolah Douglas," ujar si arcanis level empat, penyihir tingkat lingkaran kelima, yang sedang menata beberapa dokumen.     

"Senang bertemu denganmu, Tuan Donald." Lucien berdiri dari kursinya dan sedikit membungkuk. "Panggil saja saya Lucien."     

"Baik. Lucien Evans lain yang ada di sini lebih senang dipanggil K. Kalau begitu aku akan memanggilmu Lucien." Sambil bicara, Donald menyerahkan sebuah map. "Silakan dibaca dulu. Itu adalah mata pelajaran yang kami punya di Douglas."     

Lucien membuka mapnya dan membaca dengan teliti. Di map itu, Lucien melihat mata pelajaran Bahasa Umum, Bahasa Kerajaan Sihir Kuno, Bahasa Pit, Bahasa Iblis, Ramuan Sihir tingkat Dasar, Elemen tingkat Dasar, Elektromagnetisme tingkat Dasar, Necromancy tingkat Dasar, Konstruksi Sihir tingkat Dasar, Alkemi tingkat Dasar, ..., Pengenalan Lingkaran Sihir, Analisis Sihir, Pemanggilan tingkat Dasar, ..., Budaya dan Adat Istiadat, Sejarah dan Musik.     

"Musik?" Lucien kaget.     

"Ha. Murid-murid juga perlu bersantai, 'kan?" Donald menyentuh kumis putihnya dan tersenyum. "Guru musik kami sebelum ini baru saja dipecat karena melanggar salah satu peraturan sekolah. Lucien, apa kau juga tertarik dengan posisi itu selain pekerjaan mengajarmu yang lain? Apa kau bisa memainkan instrumen musik?"     

"Saya cukup mahir dalam piano dan violin." Lucien mengangguk dan bertanya tanpa basa basi, "Kalau saya juga bekerja sebagai guru musik, apa saya akan dapat gaji yang lebih besar?"     

"Per bulan akan dapat tambahan dua poin arcana." Donald mengangguk senang. "Tapi ingat, selalu jaga jarak dengan beberapa penyihir murid perempuan. Mereka agak ... katakanlah, kelewat semangat. Omong-omong, kudengar ada juga musisi di seberang selat, di Aalto, yang namanya juga Lucien Evans. Dia juga mahir bermain piano. Menarik."     

Lucien tersenyum sopan dan tidak membalas kata-katanya. Saat ini, dia hanya tertarik dengan mencari uang.     

"Hmm ..." Donald melihat mapnya. "Karena kau baru saja bergabung dengan kongres, dan kau mungkin butuh lebih banyak waktu untuk melakukan pembelajaran arcana dulu, bagaimana kalau kau mulai dengan mengajar Bahasa Kerajaan Sihir Kuno, Makhluk Sihir, dan Bahasa Iblis? Berarti ... sepuluh pelajaran dalam seminggu, dan kau akan mengajar dua kelas."     

"Tidak masalah." Lucien langsung setuju dengan Donald. Di bukunya, Astrologi dan Elemen, Bahasa Iblis juga dikenalkan sebagai bagian dari perjanjian sihir dan pengetahuan pemanggilan.     

Lucien lalu menambahkan, "Saya boleh memilih dua kelas itu?"     

Dia harap dia bisa mengajar di kelas yang di dalamnya ada ketiga murid—Annick, Heidi, dan Layria.     

"Bisa. Semua mata pelajaran sedang diatur ulang sekarang," ujar Donald. Kemudian, dia mendaftarkan nama Lucien pada dua kelas. Salah satunya adalah kelas bernama Pohon Duri, tempat ketiga murid Lucien berada. Lucien juga akan mengajar musik di sana.     

Setelah semua urusan dokumen itu selesai, Donald menyatukan kedua tangannya dan mengistirahatkan dagu di atas tangan. "Aku harus memberitahumu sesuatu dulu, Lucien."     

"Silakan, Tuan Donald," ujar Lucien tulus.     

Suara Donald berubah pelan. "Kau tahu, bekerja di sekolah ini merupakan mimpi bagi banyak penyihir tingkat junior, dan Douglas berada di peringkat terbaik di antara sekolah lain. Makanya, kami tak pernah mempertimbangkan orang yang tak punya level arcana menjadi salah satu guru di sini. Tapi kau adalah pengecualian, karena pria di Komite Pengaduan sangat membanggakanmu dan merekomendasikan dirimu pada kami. Sehingga, sekolah ini bukan hanya jadi tempat para murid belajar, tapi juga untukmu. Secara pribadi aku tak masalah menawarkan lebih banyak sumber daya pada orang berbakat supaya bisa lebih berkembang. Tapi kau tak boleh menyia-nyiakan sumber daya itu. Kalau kau tak bisa mendapatkan level arcana secara resmi dalam satu tahu, kau akan dipecat."     

"Saya akan berusaha sebaik mungkin," balas Lucien rendah diri.     

"Aku percaya padamu, Lucien. Banyak guru di Douglas, meski mereka belum menjadi arcanis atau penyihir level menengah, mereka punya spesialisasi masing-masing. Contohnya, Tuan K adalah arcanis level dua. Bertukar ilmu dengannya bisa sangat bermanfaat bagimu," ucap Donald jujur.     

Lucien mengangguk. "Terima kasih sudah mengingatkan saya, Tuan Donald. Bolehkah saya tanya siapa pria di komite yang merekomendasikan saya? Saya juga mau berterima kasih padanya."     

"Kau tidak perlu tahu," ujar Donald. "Mungkin saat kau menjadi penyihir tingkat menengah, dia akan lebih memperhatikanmu. Yah, pokoknya, selama siang hari, laboratorium hanya bisa dipakai oleh murid. Saat sekolah bubar di sore hari, kau boleh menggunakan laboratoriumnya dengan bebas. Kesimpulannya, taati peraturan sekolah dan kau mulai kerja besok."     

Donald menyerahkan sebuah plat nama pada Lucien dan naskah sebanyak beberapa halaman. Di dalamnya terdapat 200 peraturan sekolah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.