Singgasana Magis Arcana

Di Perpustakaan



Di Perpustakaan

0Penyihir paruh baya itu melihat ke sekitar aula dan menghela napas sedikit simpatik. "Bertren sangat tidak beruntung. Dia hanya memanggil beberapa iblis untuk eksperimennya, tapi tidak tahu kalau murid termudanya juga diam-diam melakukan ritual pemanggilan di ruangan rahasia. Kalau tidak, tidak mungkin penyihir berpengalaman seperti dia tidak sadar apa yang terjadi di kastelnya tepat waktu."     

"Yah ... Thompson, aku tidak merasa ini hanya sebuah nasib buruk." Naga itu mengeluarkan tas yang menggembung penuh dari bawah perutnya dengan puas. Dia mulai menghitung balok emas, koin, dan material sihir berharga. "Berdasar pengalamanku, saat anak itu mencoba mencari kekuatan dari Fabel Penderitaan, iblis kebencian sudah memasukkan proyeksinya ke dalam pikiran si anak. Kemudian proyeksinya mulai mempengaruhi cara berpikir, perilaku, dan emosinya. Ritual spesial itu kemudian hanya dibuat untuk memperkuat kekuatan si iblis."     

Suara naga itu, secara mengejutkan, seperti anak-anak dan tidak terdengar seperti perempuan maupun laki-laki, yang mana sangat berkebalikan dengan kekuatannya.     

Penyihir bernama Thompson melihat ke arah naga yang berjongkok sambil menghitung hartanya. Dia tersenyum. "Alferris, apa maksudmu dengan 'pengalamanmu'?"     

"Aku serius. Setiap kali aku melihat harta bersinar, proyeksi iblis muncul dalam benakku, dan iblis itu bernama Serakah," ujar si naga tanpa perasaan bersalah. "Proyeksi iblis itu sangat mempengaruhiku sampai aku tidak bisa menahan diri untuk mengambil semua hartanya. Jadi itu bukan sepenuhnya salahku..."     

"Darimana iblis itu berasal?" Thompson sedikit tergelitik. "Sekarang, setelah kau menjelaskan semuanya padaku, aku yakin kau sudah bisa kembali mengendalikan pikiranmu. Alferris, kenapa kau tidak mengembalikan semua hartanya?"     

"Tapi ... tapi kau janji padaku, Thompson. Ini adalah hadiahku." Naga itu menggeleng. "Dan aku tidak tahu iblisnya berasal dari mana ... mungkin dari neraka kuno ... entah. Dia muncul begitu saja."     

Omong kosong Alferris membuat Thompson berpikir. "Beberapa arcanis agung telah menjelajahi neraka dan bahkan bertemu dengan beberapa duke serta count di sana. Dari petualangan mereka dan legenda kuno yang ada, para arcanis agung dengar kalau dulu ada tujuh iblis kuat dan misterius di neraka. Masing-masing dari mereka mewakili tujuh hal negatif—kesombongan, serakah, cemburu, marah, penderitaan, kebodohan, dan hipokrit. Tapi sayangnya, tidak ada bukti kuat yang membenarkan rumor itu. Ada juga yang mengatakan bahwa, beberapa orang percaya kalau tujuh hal negatif itu adalah simbol dari iblis licik dan jahat di neraka, dan masing-masing iblis punya setidaknya salah satu dari sifat itu."     

"Begitu..." Alferris tidak tertarik dengan kalimat Thompson. Dia diam-diam menyembunyikan beberapa benda kecil dan berharga dari dalam tas untuk dirinya sendiri. Biar bagaimanapun, Alferris tahu kalau beberapa dari harta itu memang milik Kongres.     

Thompson berpura-pura tidak melihat apa yang dilakukan Alferris, dan dia melanjutkan, "Memang kita harus lebih memperhatikan buku Fabel Penderitaan, karena bisa saja berhubungan dengan beberapa rahasia dunia. Kekuatan iblis dan bahkan keberadaannya sangat aneh dan misterius. Tanpamu, Alferris, aku mungkin gagal dalam misi, dan iblisnya bisa kabur dariku. Kemampuanmu merapal mantra spiritual dan jiwa itu sangat penting."     

Penyihir tingkat senior itu juga merasa kalau iblisnya sangat aneh dan misterius.     

Kemudian Thompson mengeluarkan lencana miliknya dan dipakai di depan dadanya.     

...     

Di koridor, karena Lucien tiba-tiba menyerang tembok, Charlie, Sandra, dan Susan jadi sangat gugup lagi. Apalagi Susan yang bahkan tidak berani bernapas.     

Ketika semuanya mendengar suara langkah kaki yang menggema di koridor, tekanan yang mereka rasakan memuncak. Seorang pria paruh baya yang mengenakan mantel sihir seperti api berjalan menghampiri mereka. Pria itu berambut hitam dan memiliki sepasang mata biru, dan dia memakai kacamata bergagang emas. Dia tampak elegan dan tampan.     

"Halo, aku Thompson, penyihir tingkat senior dan Komite Umum. Aku kebetulan ada di sekitar Caspar, jadi Kongres menyuruhku kemari untuk menangani sisanya di sini," ujar Thompson dengan senyum ramah di depan lingkaran sihir dan dinding pertahanan. Saat ini, ketiga penyihir itu masih sangat waspada.     

Thompson memakai tiga lencana di dadanya. Satu adalah lencana arcana bintang enam, satunya lencana sihir lingkaran delapan, dan sisanya adalah lencana api hitam yang menunjukkan dirinya anggota Komite Umum.     

Lucien menghentikan Susan yang akan melangkah keluar dari lingkaran sihir dan dinding pertahanan karena bersemangat. Lucien kemudian berkata pada sang pria, "Tuan Thompson, kami tidak bermaksud tidak sopan. Tapi untuk meyakinkan kami aman, kami ingin memeriksa lencana Anda. Iblisnya sangat mengerikan dan tidak bisa diprediksi."     

Charlie dan Sandra mengangguk. Mereka mendengar banyak kasus kalau hal buruk terjadi ketika penyihir lengah di hadapan iblis yang bertransformasi.     

Thompson tidak mempermasalahkannya. Sambil tersenyum, dia mengambil lencananya dan membiarkan mereka memeriksa.     

Setelah meyakinkan lencananya bukan lencana palsu, Charlie berjalan keluar dari lingkaran sihir dan melapor langsung pada Thompson. "Tuan, iblisnya sangat aneh. Saat kami pertama kali memasuki kastel..."     

Harusnya tugas Lucien untuk melapor pada Thompson, tapi dia sekarang terlalu lemah untuk bicara.     

Setelah mendengarkan penjelasan Charlie dengan saksama, Thompson mengangguk. "Tugas ini ternyata lebih sulit daripada yang kami bayangkan, dan level tugas yang benar harusnya 'berbahaya'. Kalian akan mendapatkan lebih banyak poin arcana dari yang dijanjikan, dan seluruh item sihir serta ramuan yang dikonsumsi dalam tugas akan diganti oleh Kongres. Tulis saja dalam daftar dan berikan di Zona Tugas. Prosesnya makan waktu satu minggu."     

"Senang mendengarnya." Sandra merasa lega. Jelas, kalung jimat yang dia pakai itu berharga dan sangat penting baginya.     

Charlie juga lega dia akan mendapatkan mantel sihir yang sama.     

Thompson memblokir seluruh kastel dengan sihir, dan dia memutuskan untuk memulangkan para penyihir ke Kota Fraser dulu.     

...     

Di dalam kereta kuda yang berjalan menuju pusat kota Kapas, setelah keheningan lama, Sandra berujar pada orang-orang di dalam kereta kuda dengan sedikit ragu, "Tugas ini memang menyeramkan dan misterius. Satu-satunya hal yang kita yakini adalah seorang murid memanggil iblis mengerikan dan kuat lewat ritual konyol, yang mana belum bisa dijelaskan dengan arcana Pemanggilan. Seluruh kejadian ini benar-benar membuatku kepikiran..."     

Di antara mereka, Sandra adalah satu-satunya orang yang berspesialisasi dalam perguruan Pemanggilan. Makanya, dialah yang paling terpengaruh.     

Meskipun perguruan Pemanggilan, jika dibandingkan dengan perguruan lain, tertinggal dalam pembelajaran arcana, dan masih merupakan perguruan yang lekat dengan gaya kerajaan sihir kuno. Ritual pemanggilan yang dijalani Bill bahkan lebih konyol daripada pemahaman sihir kuno dalam Pemanggilan.     

Charlie mengangguk. "Hanya bagian instruksi pemanggilan yang tertinggal. Kita tidak bisa menarik kesimpulan yang kokoh sebelum kita melihat versi lengkapnya. Memang, segala kejadiannya sangat menyeramkan."     

"Aku merasa kalau iblisnya adalah Bill sendiri..." Susan juga berkomentar. Sejujurnya, jika ritualnya bisa benar-benar meningkatkan kekuatan seorang murid langsung menjadi setara dengan tingkat lingkaran kelima, jelas cukup menggoda. Meski dia tidak ingin kehilangan kendali atas dirinya dan terlihat sejelek itu.     

Lucien telah pulih, dan dia melihat ke arah Susan serta Scott lewat monocle, kemudian berujar, "Apa kalian pernah baca Fabel Penderitaan?"     

Susan menggeleng, sementara Scott tampak sangat ketakutan. "Tuan Evans, dulu saya sangat dekat dengan Bill. Saat itu saya pernah melihat buku di ruangannya dan saya membaca beberapa cerita di dalamnya. Seluruh cerita yang saya baca adalah cerita yang suram dan membuat putus asa. Mereka membuat saya sangat marah dan gelap mata, hingga saya hampir menghancurkan dunia penderitaan ini. Saya tidak paham mengapa buku itu bisa disebut fabel ... Seseorang bisa saja menggunakannya untuk menakut-nakuti anak kecil yang tidak mau tidur..."     

"Kita harus pergi ke perpustakaan arcana untuk mendapatkan informasi lebih. Selain itu aku juga harus memperluas sihirku dengan pengetahuan dua perguruan lainnya." Lucien mengangguk. Dia berencana meminjam beberapa buku dasar dalam Bidang Gaya dan Necromancy, selain itu dia juga punya satu salinan Buku Necromancy.     

Perguruan Medan Gaya memiliki banyak mantra pertahanan yang kuat. Sementara Necromancy, mantranya sebagian besar mengenai jiwa, arwah, pemberkatan, dan kutukan. Untuk Perguruan Elektromagnetik dan Termodinamika, Lucien yakin kalau pemahaman arcananya cukup solid sejauh ini, jadi dia belum perlu mempelajari mereka. Sehingga dia akan mengambil beberapa yang penting dari dua perguruan itu dan meningkatkan beberapa model mantra dalam jiwanya dengan yang baru. Begitu juga dengan mantra Ilusi dan Transformasi.     

Memilih dan fokus dalam bidang itu sangat penting dalam kemajuan pembelajaran arcana.     

Tentu saja, ide pokok yang dikejar oleh Kongres adalah, meski ada banyak perguruan yang berbeda-beda, dunia akhirnya bisa dipahami dengan pemahaman dasar, begitu juga dengan penjelasan mendalam. Sehingga, kebanyakan penyihir tingkat senior juga mempelajari bidang lain selain bidang spesialisasi mereka masing-masing.     

Charlie dan Sandra mengangguk. Sebagai arcanis, mereka selalu memiliki ketertarikan dalam memahami seluruh hal misterius.     

...     

Di perpustakaan arcana dasar, Alex, jin perpustakaan, berujar sopan pada Lucien, "Halo, Tuan Evans, ada yang bisa saya bantu hari ini?"     

Dengan memakai lencana arcana level empat, Lucien bisa menikmati separuh haruga dari meminjam sebuah buku di sana, yang mana satu poin untuk 40 buku.     

"Apa kau punya Fabel Penderitaan di sini, Alex?" Setelah menyerahkan laporan tugas dan daftar item hilang, dan karena hadiah poin arcana harus dievaluasi ulang, Lucien, Charlie, dan Sandra datang ke perpustakaan bersama-sama.     

Alex menggeleng. Karena gaya pakaian yang dia kenakan, dadanya kelihatan. "Maaf, Tuan Evans, kami hanya punya buku arcana di sini. Jika Anda mencari buku fabel, lebih baik Anda mencoba pergi ke Perpustakaan Kota Allyn atau Perpustakaan Royal Rentato."     

"Kalau begitu, apa kau bisa mencari buku yang di dalamnya ada kalimat 'ritual pemanggilan spesial V...' atau semacamnya..." Lucien terus mencoba dengan menggunakan Alex sebagai mesin pencari.     

Pencarian itu memakan waktu beberapa saat, kemudian dia memberikan daftar, "Ada lima buku yang memenuhi kualifikasi. Ritual Pemanggilan Spesial Verlam, Ritual Pemanggilan Spesial Viken, Ritual Pemanggilan Spesial di Vertra..."     

Lucien meminta semuanya dan mulai membalik-balik buku dengan Sandra dan Charlie.     

"Ketemu! Tuan Evans, namanya Ritual Pemanggilan Spesial Viken!" Sandra memegang bukunya tinggi-tinggi.     

Lucien mengambil bukunya dan dia memang melihat instruksi pemanggilan yang sama dengan yang dia baca di aula murid. Apalagi, keseluruhannya lebih konyol dibandingkan dengan versi tidak lengkap, termasuk merangkak dan menari di sekitar kompor arang, lalu menceritakan masa lalu yang perih pada kompor arang, dan lain-lain.     

Lucien membalik bukunya ke halaman pertama, dan di sana ada komentar yang ditulis oleh seorang penyihir. 'Buku konyol ini meminjam nama Viken, nama archmage legendaris kuno, dan selain itu, hanyalah candaan. Buku ini harus dikeluarkan dari perpustakaan.'     

"Viken?" Meski Lucien dipuji sebagai 'sejarawan' di Aalto, dia sama sekali tidak tahu apa-apa tentang sejarah di negara di seberang Selat Storm.     

Charlie menjelaskan, "Viken adalah archmage legendaris kuno, dan daerah kekuasaannya adalah kota yang sekarang bernama Brianna. Dia sangat kejam. Dulu, untuk belajar mantra, dia memblokade sebuah kota berisi 20 ribu penduduk, dan dia membiarkan mereka saling bunuh karena kelaparan dan putus asa ... Mereka memakan satu sama lain..."     

"Aku tak pernah dengar nama itu sebelumnya. Kelas legendarisnya kelas apa?" tanya Lucien penasaran.     

Sandra menjawab santai, "Entah. Dia menghilang sebelum Perang Fajar."     

Buku yang dipegang Lucien tiba-tiba terlepas dari tangannya dan jatuh ke lantai.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.