Singgasana Magis Arcana

Kompor Arang



Kompor Arang

0Tangan pucat ilusi yang begitu banyak muncul dari lantai batu berwarna abu-abu. Tangan-tangan iblis itu mengandung kebencian, dan mereka mencoba meraih sesuatu di atas mereka. Sepertinya tangan-tangan itu akan mencabik apa saja yang jatuh ke tangan mereka, lalu menyeretnya ke neraka.     

Ada banyak lengan kekar dengan kulit pucat keluar dari dinding di kiri dan dari rak buku di sebelah kanan. Mereka nyaris terlihat seperti membentuk sebuah dinding yang terdiri dari lengan yang datang langsung dari neraka.     

Lengan pucat di sekitar Lucien, Charlie, dan Sandra mendeteksi keberadaan mereka. Lengan-lengan itu bergerak dengan cepat ke arah mereka dan mencoba menangkap engkel, lengan, atau ujung baju mereka.     

Sebelas orb kristal yang berputar di atas kepala Lucien mengeluarkan cahaya yang membutakan mata begitu lengan-lengan tersebut menangkap tubuhnya. Lengan pucat itu terbakar menjadi asap putih ketika terpapar dengan cahaya menyilaukan di sana.     

Susan dan Sandra dikelilingi oleh tiga orb energi milik Sandra yang tersisa, dan orb energi itu menghancurkan tangan-tangan pucat di sekitar mereka. Tangan-tangan yang menyentuh badan Charlie terlepas dari lantai dan dinding, dihisap ke dalam Douglas's Absorbing Wall. Rune sihir yang mengalir langsung membesar dan runenya tampak siap meledak kapan saja.     

Charlie, Sandra, dan Lucien tidak mematikan mantra pertahanan mereka saat menunggu pidato Bill.     

Namun semakin banyak tangan yang dihancurkan, semakin banyak tangan yang muncul dari dinding dan rak buku. Rasanya tangan-tangan yang jumlahnya tak terbatas itu datang dari jurang terdalam.     

Tiga benang transparan yang berasal dari kepala Sandra melayang ke arah Lucien, Charlie, dan Susan.     

Lucien dan Charlie menyadari mantra itu adalah mantra tingkat lingkaran ketiga bernama Lesser Mind Connection. Mereka tidak menghalau benang itu dan membiarkannya terhubung dengan batin mereka. Susan melihat kedua penyihir di sana menerima benang itu seperti bukan masalah besar, dan dia memutuskan untuk menerima benangnya juga.     

'Satu-satunya cara untuk menyelesaikan masalah adalah dengan menghancurkan lingkaran pemanggil di ruangan pemanggilan. Para monster punya kesempatan untuk bangkit kembali dan mereka akan melakukan apapun jika kita mencoba kabur.' Pikiran Sandra tersampaikan pada Lucien, Charlie, dan Susan lewat benang transparan tersebut.     

Mantra itu bisa membantu para penyihir untuk berkomunikasi secara langsung dan lebih cepat daripada bicara menggunakan mulut. Lesser Mind Connection dan versi terbarunya adalah pilihan terbaik untuk berkomunikasi saat bertarung atau berpetualang. Kelemahan dari mantra itu adalah hanya bisa digunakan dalam jarak dekat, dan juga karena fakta bahwa hubungannya bisa terputus karena mantra pengganggu pikiran.     

Charlie setuju dengan rencana Sandra tanpa berpikir panjang. "Kabut di luar tebal. Kurasa kalau kita tidak menghancurkan lingkaran pemanggil dan membunuh monster itu, kabutnya tidak akan hilang. Lagipula, kalau kita berkeliaran di dalam kabut, monster itu akan membantai kita satu per satu."     

Dua penyihir agresif itu memutuskan untuk menyerang, karena mereka tak punya cara untuk menghubungi yang lain. Mereka punya dua pilihan: pertama adalah untuk bertahan dalam posisi mereka sekarang, yang kedua adalah menyerang atau lari setelah bertarung demi membuat jalan dari lengan-lengan pucat itu. Mereka hanya bisa menunggu dengan putus asa jika mereka memutuskan untuk bertahan dalam posisi saat ini. Lagipula, sepertinya monster-monster itu masih bisa memulihkan diri, karena monsternya tidak menyerang mereka setelah dinding tangan itu menghilang. Itulah kesempatan terbaik yang mereka miliki.     

Mereka tidak akan bisa menggunakan kekuatan mereka saat kabur, kemudian mereka jadi cemas dan bisa saja tersesat.     

"Ayo menuju ke ruangan pemanggilan." Sebagai pemimpin kelompok, Lucien tidak membuang waktu dan membuat keputusan.     

Bill menyegel ruangan rahasia setelah dinding tangan menghilang, tapi Sandra tidak punya waktu memeriksa apakah Bill masih tetap aman. Sandra meminta Susan mengikutinya karena dia tahu Susan sangat ketakutan dengan situasi ini.     

Jika Susan tertinggal atau tak bisa ditemukan dalam keadaan berbahaya begini, Sandra yakin kalau dia akan mempertaruhkan nyawanya untuk Susan.     

Susan adalah salah satu dari dua korban selamat yang berhasil kabur dari kastel, jadi dia bisa melindungi dirinya sampai ke titik tertentu. Tapi jika tempatnya terlalu mengerikan, dia tidak akan bisa melakukan apapun tanpa bantuan. Sehingga, Susan mengikuti Sandra, yang baru saja memunculkan orb energi lagi, dari dekat.     

Lucien mengikuti di belakang timnya dan dia berlari dengan kecepatan penuh dengan bantuan mantra Speed yang membuat kecepatannya setara dengan tingkat kesatria. Dia bergerak sangat cepat hingga tubuhnya jadi buram. Cahaya bintang dari Maskelyne's Star memercik di lantai, dan tangan pucat dari dinding pun tersucikan. Namun, Maskelyne's Star hanya mantra tingkat lingkaran ketiga, dan hanya ada 8 dari 11 bintang yang tersisa, karena di sana ada begitu banyak tangan pucat. Selain itu, mantranya tidak bisa melenyapkan tangan pucatnya dengan cepat, jadi tubuh dan baju Lucien sempat tertarik beberapa kali.     

Untungnya Lucien masih memiliki Death Ward dan Powerful Fire Shield yang berhasil menghancurkan tangan yang lolos dari cahaya bintang.     

Lucien pikir dia berjalan di atas daging busuk atau lumut licin ketika tangan-tangan itu muncul dari lantai. Pemandangannya mengerikan, dan itu merupakan pengalaman tidak mengenakkan.     

Para penyihir merobohkan lebih dari 10 rak buku sebelum memasuki lorong. Mereka tidak punya waktu untuk menghindari segala benda yang menghalangi mereka.     

Lorongnya lebih mengerikan daripada aula penyihir. Tangan pucat tidak lagi meraih dari dinding, tapi tangan-tangan itu berubah menjadi tangan mayat. Tangan busuk tersebut dipenuhi dengan luka berdarah dan juga ada lidah merah menggantung dari langit-langit.     

Sandra mengacungkan tongkatnya sambil berlari di sepanjang lorong, dan seluruh lorong kini jadi terang dengan cepat. Cahaya itu berkumpul bersama dan membakar tangan transparan, tangan berdarah, dan lidah menjadi abu.     

Charlie juga merapal mantra. Dua dinding api yang besar muncul di kedua sisi lorong. Tangan-tangan itu harus melewati api sebelum bisa meraih para penyihir, tapi apinya bisa melukai dengan parah tangan-tangan tersebut. Tangannya akan kehilangan kekuatan bahkan jika mereka bisa melewati dinding api, dan Sandra's Burning Sun bisa menyucikan mereka dengan mudah.     

Dua penyihir yang hebat dalam mantra serangan bertugas membersihkan jalan, dan Lucien bisa berlari dengan kecepatan penuh tanpa merapal mantra tambahan. Lucien memiliki kesempatan untuk fokus memeriksa sekitar, jadi dia bisa bereaksi secepat mungkin pada kemungkinan ancaman yang muncul.     

Biasanya begitulah caranya para penyihir bertarung dalam pertarungan sengit.     

Meski lorongnya panjang, para penyihir itu berlari sangat cepat, hingga mereka sampai di ujung dalam waktu singkat. Tangan pucat, tangan mayat, dan lidah berdarah semakin kuat. Beberapa dari mereka berhasil melewati dinding api dan Burning Sun, lalu mendarat di tubuh penyihir. Tangan dan lidah itu nyaris merusak pertahanan mereka. Berarti monster itu akan bangkit kembali tak lama lagi.     

Tangan-tangan di lantai sangat memperlambat para penyihir, dan tangan itu nyaris membentuk sebuah hutan di sudut.     

Lucien buru-buru menciptakan bola api besar dan melepaskannya. Bola api itu melewati penyihir di depannya dan mendarat di lantai.     

"Blaar!"     

Suaranya terdengar begitu keras di lorong sempit, kemudian gelombang kejutnya menerbangkan tangan-tangan di sana. Pintu di dinding juga hancur. Retakan yang jumlahnya begitu banyak, serta lubang pun tertinggal di lantai.     

Separuh hutan yang terbuat dari tangan itu hancur. Sementara Charlie, Sandra, dan Susan melewatinya dengan mudah karena tangan sisanya bukan jadi masalah. Namun banyak tangan muncul di lantai lagi ketika Lucien mencoba melewatinya.     

Lucien mengubah arah rotasi delapan bola cahaya di atas kepalanya. Dua bola cahaya menabrak dua bola cahaya lain, seolah mereka mencoba mengubah takdir mereka. Empat bola cahaya itu menghilang dengan cepat di udara setelah saling menabrak.     

Lucien berjalan ke pojokan setelah mengubah mantra Maskelyne's Star. Tangan tembus pandang dan tangan penuh darah meraihnya, tapi jaraknya hanya tersisa beberapa sentimeter dari tubuh Lucien. Beberapa dari lengan itu saling meraih setelah target mereka luput.     

Situasi seperti itu hanya terjadi beberapa kali saat mereka berlari melewati lorong, tapi kini situasi yang sama terus terjadi berulang kali.     

Itu adalah salah satu cara menggunakan Maskelyne's Star. Target akan kehilangan keberuntungannya dan tidak akan bisa melakukan apapun setelah takdirnya diubah oleh bintang.     

Satu detik kemudian, lengan itu kembali normal, tapi Lucien sudah melewati pojokan. Dia melihat tangan pertahanan Charlie lenyap di udara, dan dinding penyerap sudah mencapai batas penggunaannya. Empat dari orb energi di atas kepala Sandra juga pecah berkeping-keping.     

Tidak ada lagi lengan yang meraih dari dinding, dan pintu dari ruangan pemanggilan tak terlihat. Sebagai gantinya, mata besar membentuk dinding raksasa yang menghalangi jalan. Mata hitam dan pupil putih mereka ada di mana-mana. Mereka seperti pengantar pesan yang membawa keputusasaan pada dunia ini.     

Lucien merasa jiwanya berubah hitam setelah ditatap oleh mata itu. Dia merasa dirinya tersesat di dalam jurang dalam. Maskelyne's Star di atas kepalanya langsung lenyap, dan orb kristal jatuh di lantai setelah kehilangan warnanya. Powerful Fire Shield menghilang, dan rune suci yang berputar dari Death Ward muncul di udara.     

Tiba-tiba, sebuah lapisan tipis cahaya suci muncul di tubuh Sandra. Sinar itu dilepaskan olehnya, dan sinarnya terbang ke arah Dinding Mata Iblis seperti kembang api.     

Itu adalah mantra tingkat lingkaran keempat bernama Arcana Light. Mantra tersebut diciptakan berdasarkan mantra suci level empat bernama Light dari Gunung Surgawi. Meski Arcana Light tidak memiliki kekuatan misterius dari mantra suci, tetap saja bisa digunakan untuk melenyapkan makhluk jahat.     

Lucien mengaktifkan Sun's Corona disaat bersamaan, dan cahaya suci mendarat di Dinding Mata Iblis. Mata yang terpelintir itu berhasil disucikan dengan cahaya satu per satu.     

Mantra suci level ketiga, Burning Radiance.     

Sementara itu, Charlie menciptakan cermin jernih di depan Dinding Mata Iblis dan memaksa mata itu menatap pantulan mereka sendiri. Itu adalah mantra bidang gaya tingkat lingkaran kedua bernama Staring, yang memang dirancang untuk serangan dengan mata.     

Cerminnya hancur berkeping-keping karena tekanan yang diterima, tapi disaat bersamaan, mata iblis di sana meledak satu per satu. Cairan hitam mengguyur lantai dan terdengar seperti besi yang terkorosi. Sisa mata di sana hilang dalam cahaya yang berasal dari Burning Radiance dan Arcana Light.     

Ketika situasinya sangat rumit, mantra level rendah mungkin lebih efektif daripada mantra tingkat tinggi.     

Dinding Mata Iblis tersebut runtuh tanpa menimbulkan suara dan menampakkan pintu menuju ruangan pemanggilan.     

Sebuah bola api meluncur dari sarung tangan putih Charlie, dan meledakkan pintu serta dindingnya menjadi serpihan. Para penyihir akhirnya memiliki kesempatan untuk melihat seperti apa ruangan itu.     

Di dalam ruangan ada sebuah lingkaran sihir yang tampak normal, tapi ada mayat berjejer di ujung tiap-tiap benang. Darah yang yang menetes dari mayat itu terhubung dengan inti lingkaran sihir melalui benang.     

Di tengah lingkaran sihir, ada kompor arang dengan api hitam, tapi tampak seperti kompor arang biasa. Dari dalam api, sebuah tubuh yang diselimuti oleh mantel hitam panjang bangkit, dengan dua tangan kurus pucat memegangi pinggiran kompor arang untuk membantunya naik.     

Tengkorak dengan lapisan tipis daging busuk dan sepasang mata merah darah sedang menatap ke arah Charlie, orang yang ada paling dekat dengan pintu. Ekspresi di wajah tengkorak itu tak tampak cemas, marah, atau mengancam. Ekspresinya menunjukkan senyum mengejek yang aneh.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.