Singgasana Magis Arcana

Aktris yang Hebat



Aktris yang Hebat

0Di jalanan di sekitar alun-alun kota, orang-orang meneriakkan nama Lucien. Melihat dinding kristal itu perlahan menghilang, mereka berteriak dengan keras terus-menerus.     

"Lucien Evans!"     

Tidak ada musik lain yang pernah menyentuh jiwa sampai seperti itu, dan tidak ada musik yang pernah menimbulkan resonansi emosional seperti ini. Mereka merasakan penderitaan besar dan juga suka cita dalam musik. Ketika Fabbrini mulai bernyanyi, mereka sangat menggebu-gebu.     

Perasaan semangat itu berjalan cukup lama, bahkan setelah dinding kristalnya menghilang. Meski kini mereka tidak bisa melihat musisi muda hebat yang membawa wahyu Tuhan pada mereka, orang-orang di alun-alun masih menunjukkan kekaguman dan hormat mereka yang besar pada Lucien seperti orang gila.     

Namun di Aula Pemujaan, para penonton sangat terkejut ketika melihat Lucien Evans jatuh di lantai seperti malaikat jatuh, dan mereka tidak akan pernah melupakan saat-saat itu.     

Kemudian, dengan cahaya perak keunguan yang berkilat di panggung, Tuan Putri Natasha, yang mengenakan gaun ungu panjang, muncul di samping Lucien dan menarik lengannya sebelum kepala Lucien mengenai lantai. Kemudian, setelah berbalik cepat, Natasha membawa Lucien kembali ke balkon tempatnya berada tadi dalam satu detik, meninggalkan para bangsawan di sekitar panggung dalam keadaan terpaku.     

Tuan putri lebih cepat daripada orang lain. Ketika orang-orang sadar apa yang terjadi, mereka mulai yakin bahwa rumor itu benar.     

"Kardinal Gosset, tolong selamatkan dia!" Meski Natasha tetap tenang, tapi suaranya agak bergetar. Tangannya memegang tangan Lucien dengan kencang.     

Gosset mengangguk. "Hanya penganut yang sangat setia yang bisa menciptakan pujian luar biasa pada Tuhan. God of Truth tidak akan mengambil nyawanya seperti ini. Saya akan berusaha menyembuhkannya."     

Meski Victor berusaha keras mendekat, Natasha memeluk Lucien di lengannya bagai seorang ibu yang melindungi anaknya. Sambil menatap Lucien, Victor berjalan mondar-mandir dengan panik, sampai dia melihat kardinal mulai merapal mantra suci pada Lucien menggunakan Lencana Saint Truth.     

Sambil memegang tangan Lucien, Natasha memasukkan kekuatannya ke dalam tubuh Lucien, mencoba sebaik mungkin untuk menyamarkan perbedaan yang ada dalam jiwa Lucien jika dibandingkan dengan orang-orang biasa, karena dia adalah penyihir.     

Melihat Lucien tidak benar-benar sekarat, Gosset hanya menggunakan mantra suci paling umum untuk memeriksa. Sehingga kardinal tidak melihat banyak perbedaan di sana.     

Sekitar satu menit kemudian, diiringi tatapan khawatir orang-orang, Gosset tersenyum. "Dia baik-baik saja. Tuan Evans hanya pingsan, karena dia sakit cukup lama dan terlalu bersemangat saat memimpin band. Tentu saja, jika dia tidak diobati dalam satu minggu setelahnya, dia bisa saja meninggal, bahkan meski dia adalah seorang kesatria. Tapi sekarang dia akan baik-baik saja. Tuhan memberkatinya."     

Mantra suci penyembuh juga memiliki batasan. Dari sudut pandang Gereja, mantra suci itu hanya bisa bekerja pada basis vitalitas seseorang. Jika vitalitas seseorang menghilang banyak karena penyakit jangka panjang, mantra suci juga tidak akan mempan. Saat itu, mungkin hanya God of Truth yang bisa menyelamatkan orang tersebut.     

Apa yang tidak Gossett katakan adalah Lucien Evans tampaknya merupakan seorang kesatria level dua. Namun, karena memikirkan hubungannya dengan tuan putri, dia tidak mempermasalahkannya.     

"Tapi kenapa? Sebagai kesatria muda, kecuali jadi sangat lemah karena wabah, dia harusnya tidak sakit separah ini." Mendengar kalimat kardinal, Natasha bertanya perlahan.     

Faktanya, dia sudah tahu kalau itu karena Lucien merapal mantra tingkat lingkaran keempat, Pestilence, pada dirinya sendiri beberapa minggu lalu.     

Lucien tidak melakukan apapun untuk mengobati dirinya setelah merapal mantra itu pada dirinya sendiri. Alih-alih, dia benar-benar mengandalkan sistem imunnya sendiri. Seperti yang dia harapkan, penyakit yang dibawa oleh mantra sihir itu perlahan berkembang menjadi penyakit kronis, yang mana sangat sulit diketahui jenis penyakitnya.     

Gossett berpikir sejenak dan menjawab, "Mungkin karena luka organnya dari kejadian sebelum ini."     

"Begitu, ya..." Natasha mengangguk. "Kalau begitu, tolong lakukan sesuatu untuk menolongnya."     

Gossett mengulurkan kedua tangannya, kemudian cahaya suci keluar dari sana. Ketika cahaya menyelimuti tubuh Lucien, ada serangkaian miasma hitam kecil keluar dari tubuh Lucien. Serangkaian miasma itu tampak terbuat dari ulat-ulat kecil tak kasatmata.     

Mantra suci level tiga, Remove Disease. Itu bukan mantra yang luar biasa, tapi kadang-kadang ampuh digunakan.     

Karena Natasha menyamarkan perbedaan yang ada di jiwa Lucien dengan kekuatannya, ketika dia melihat miasma itu perlahan menghilang terkena cahaya suci, Natasha tampak lega.     

Melihat ekspresi lega di wajah Natasha, dan juga tangan anaknya yang menggenggam erat, grand duke memiliki perasaan campur aduk dalam hatinya. Dia harus bilang kalau dia tidak suka pada fakta bahwa anak perempuannya akan meninggalkan dirinya untuk pergi bersama lelaki brengsek. Tapi dia senang anak perempuannya akhirnya kembali 'normal', jadi darah keluarga tidak mati.     

Count Rafati tersenyum. "Setidaknya dia sudah membangkitkan Berkahnya. Lebih baik daripada tidak sama sekali.     

Grand duke pernah memberitahu mereka bahwa, tak peduli apakah lelaki itu telah membangkitkan Berkahnya atau belum, tak peduli apakah dia seorang bangsawan atau bukan, dan bahkan tak peduli apakah dia benar-benar berhasil membuat Natasha kembali 'normal', selama anak perempuannya bisa menikah dan punya keturunan seperti orang normal, dia tidak akan terlalu menentang pilihan Natasha.     

Grand duka menghela napas panjang dan mengangguk. "Benar..."     

Setelah Gossett merapal mantra suci level empat lainnya, Recover, Lucien perlahan membuka mata. Dia melihat ke sekitarnya dengan bingung dan bertanya, "Kenapa ... apa yang terjadi?"     

Alis Victor tertaut erat dan dia menjawab dengan lembut, "Kau harusnya tidak memaksakan dirimu terlalu keras. Kesehatan harus selalu jadi yang paling utama. Apa kau pikir tidak masalah mengadakan konser saat kau sakit seperti ini? Apa kau tidak bisa menundanya dulu?"     

Mendengar pertanyaan Victor, Lucien sedikit tersentuh. "Maaf, Tuan Victor. Aku hanya ... terlalu bersemangat dengan konsernya dan tidak bisa berhenti. Sekarang aku akan istirahat."     

Gossett mengangguk singkat. "Tuan Evans, meski penyakitnya sudah disembuhkan, kau tetap butuh waktu lama untuk memulihkan jiwamu."     

"Kau hampir membuat jantungku berhenti, tapi kurasa itu setimpal. Aku sangat terkesan dengan Ode to Joy, jadi aku tak bisa protes apapun." Melihat Lucien baik-baik saja, Christopher sedikit bercanda.     

Natasha menghela napas lega dan berkata pada kardinal, "Aku harus mengantar Lucien pulang dulu. Setelah itu aku akan kembali jadi kita bisa bicara tentang pengobatannya ke depan."     

"Natasha, jangan lupa beritahu orang-orang kalau aku baik-baik saja." Lucien mengingatkannya.     

"Baiklah." Natasha mengangguk. "Kau istirahat saja."     

Melihat Lucien bersandar di lengan Natasha dan wajah mereka sangat dekat, banyak orang, termasuk grand duke, Christopher, dan Victor, memasang tatapan aneh.     

Setelah Natasha memapah Lucien dan meninggalkan aula, banyak bangsawan mulai melirik ke arah grand duke, seolah mereka mengucapkan selamat...     

Grand duke tidak tahu harus membalas seperti apa.     

...     

Di langit, Natasha berkata pada Lucien dengan senyum licik di wajahnya, "Setelah kau 'mati', kurasa ayahku tidak akan memaksaku menikah untuk waktu yang cukup lama."     

Kemudian suaranya menjadi agak sedih, "Dia tahu rasanya kehilangan orang yang dikasihi dalam beberapa tahun."     

"Harus kubilang kau adalah aktris yang hebat," kata Lucien jujur.     

"Tentu saja. Aku sangat suka drama!"     

"Jadi waktu kau menyarankan kalau aku harus membunuh diriku sebagai musisi, kau sudah punya rencana untuk memanfaatkan aku untuk menyingkirkan tekanan dari ayahmu?" Lucien menyeringai.     

"Ayolah ... itu barusan kepikiran..." Natasha memasang senyum canggung.     

"Teman itu tidak berbohong. Mengaku saja." Lucien mengangkat alis seperti Natasha.     

Natasha mengubah topik dan melihat sekitar, "Yah, aku harus mengantarmu pulang dulu, jadi aku bisa bicara pada Gossett untuk memastikan rencanamu selanjutnya bisa berjalan."     

Camil terbang di samping mereka dan melihat ke arah keduanya tanpa ekspresi.     

...     

Di Aula Pemujaan, tahu bahwa Lucien Evans baik-baik saja, para bangsawan merasa lega, dan mereka mulai meninggalkan aula dengan perasaan semangat yang masih tersisa.     

Apa yang tidak mereka ketaui adalah, ketika mereka melihat Lucien perlahan jatuh ke lantai seperti angsa hitam akan menjadi pemandangan terakhir yang mereka lihat dari musisi itu.     

Setelah Christopher, Victor, dan Othello keluar dari Aula Pemujaan, ketika mereka melihat kerumunan masih ada di jalanan dan sekitar alun-alun, mereka merasa sangat terkesan.     

Christopher berujar, "Aku tak pernah melihat hal seperti ini sebelumnya. mungkin aku tidak akan melihat ini lagi sebelum aku mati."     

"Ode to Joy layak mendapatkan afeksi seperti ini," balas Othello serius, yang tidak bisa menahan kekuatan musik suci semacam itu. "Sejauh yang kutahu, Ode to Joy adalah simfoni terbaik!"     

Meski dia ada di depan Tuan Christopher, dia harus tetap mengatakannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.