Singgasana Magis Arcana

Gerakan Terakhir



Gerakan Terakhir

0Melihat sudut bibir, dagu, dan dada Tuan Evans ternoda darah, pengawal itu bersikeras, "Tunggu di sana, Tuan Evans. Apa Anda punya ramuan obat? Saya punya. Minumlah. Jika Anda masih tidak merasa baikan, saya akan meminta pertolongan dari uskup di Katedral Emas!"     

Tentu saja Lucien tidak ingin uskup datang, jadi dia mengambil sebotol ramuan penyembuh dengan raut kesakitan dan meminumnya pelan. Kemudian dia melambaikan tangannya dan berujar, "Tidak masalah. Aku juga seorang kesatria. Jangan khawatir. Pembunuh itu tidak benar-benar melukaiku."     

Mendengar Lucien masih bisa bicara dengan lancar dan hanya batuk-batuk sedikit, pengawal itu merasa lebih lega. Dia mengeluarkan pedangnya dan menemani Lucien, untuk jaga-jaga bila ada pembunuh lain yang mengincar Tuan Evans.     

Pengawal itu juga mengingatkan Lucien, "Tuan Evans, beberapa kekuatan kegelapan sangat menyeramkan. Meski kadang seseorang tidak merasa terluka parah, organ dalamnya bisa rusak perlahan-lahan atau keracunan. Ketika tanda-tandanya kelihatan, sudah sangat terlambat. Bahkan seorang kardinal bermantel merah tidak akan bisa melakukan apapun. Jadi, Tuan Evans, Anda mungkin masih harus diperiksa oleh uskup besok."     

"Terima kasih. Kita lihat nanti." Lucien pura-pura keras kepala.     

"Baiklah." Pengawal itu mengangguk.     

Banyak orang bersikap seperti itu. Mereka takut mati, tapi mereka juga takut pergi ke dokter atau uskup. Mereka khawatir mereka punya masalah kesehatan, tapi mereka juga tidak ingin tahu masalah kesehatan apa yang mereka miliki.     

Beberapa saat kemudian, Alisa dan Joel, bersama dengan pengawal mereka, bergegas menuju ruangan Lucien. Setelah melihat Lucien baik-baik saja, mereka menghela napas lega.     

"Siapa bajingan itu?! Bajingan yang mau membunuhmu?! Kau hanya seorang musisi..." Alisa menangis. "Tunggu ... apakah salah satu sainganmu yang mengirim pembunuh itu?"     

"Hentikan, Alisa. Itu tidak mungkin. Tidak ada musisi yang sanggup menyewa pembunuh yang kekuatannya setara dengan kesatria agung." Joel mendapatkan beberapa informasi dari pengawal. "Apa yang kau lihat, Evans?"     

Kali ini Natasha dan Camil tiba. Natasha mengendus udara, kemudian dia berubah sangat serius. "Lucien, kau melihat siapa pembunuhnya?"     

"Aku hanya melihat sosok ... rasanya familiar ... Mungkin dia dari Argent Horn." Di depan orang lain, Lucien tidak mengatakan apa yang dia lihat dengan jelas. Dia menyalahkan Argent Horn karena apa yang terjadi sebelumnya.     

"Argent Horn?!" Wajah Alisa berubah pucat dan dia melangkah mundur. Dia tidak bisa melupakan hari di mana salah satu jarinya dipotong.     

Genggaman tangan Joel mengerat. Suaranya yang dalam terdengar sangat marah, "Mereka masih mengejarmu..."     

Faktanya, Argent Horn tidak ada hubungannya dengan masalah ini.     

Setelah mengantar Joel dan Alisa kembali ke ruangan dan membubarkan para pengawal, Natasha melihat ke arah Lucien dan bertanya dengan senyum tipis di wajahnya, "Jadi, apa yang terjadi? Apa sungguhan ada pembunuh? Atau hanya bagian dari rencanamu untuk membunuh identitas musisimu?"     

"Sungguhan ada pembunuh. Mungkin setingkat kesatria agung level lima. Dia memakai sarung tangan hitam dan topeng badut," ujar Lucien jujur.     

"Umm ... sepertinya tidak asing..."     

"Pimpinan penjaga malam, Clown," ujar Camil serius. "Saya pernah melihatnya beberapa kali."     

Informasi seorang penjaga malam disegel rapat, dan hanya pemimpin dari sebuah inkuisisi atau kardinal paroki yang bisa mengaksesnya. Penjaga malam memanggil satu sama lain dengan nama panggilan mereka.     

Para penjaga malam itu telah berjalan dalam kegelapan sejak lama, menyamarkan wajah mereka dengan topeng dan tudung. Jadi Natasha tidak yakin siapa Clown, begitu juga Lucien. Lucien tidak tahu, selama pertarungan antara Argent Horn dan Penjaga Malam, berapa banyak penjaga malam yang selamat, dan siapa saja orang-orang itu.     

"Begitu ya..." Perasaan Lucien campur aduk. Di satu sisi, dia merasa khawatir, karena dia tahu para penjaga malam akan bertindak begitu dia menjadi target mereka. Di sisi lain, dia juga merasa lega, karena caranya Clown datang dan mencoba mengujinya menunjukkan fakta bahwa para kardinal tidak ambil bagian dalam masalah ini. Kalau tidak, para kardinal akan dengan mudah menggunakan mantra suci untuk memeriksa Lucien, katakanlah, setelah jamuan atau konser, dan langsung mengambil kesimpulan.     

"Dia adalah salah satu penjaga malam yang selamat di Hutan Hitam Melzer," ujar Camil dengan ekspresi dingin. Dia sangat membenci Clown.     

"Sekarang aku ingat..." Natasha menepuk kedua tangannya.     

Lucien akhirnya sadar kenapa para penjaga malam itu masih membuntutinya. Kerugian yang dia sebabkan pada penjaga malam itu sangat luar biasa.     

"Ini bisa jadi hal baik. Aku akan membuat seseorang memimpin konsernya untuk membuat orang-orang tahu kau sakit parah. Kemudian setelah konser, kita bisa mengumumkan kematianmu," kata Natasha. "Jadi kau tidak akan diperiksa oleh kardinal bermantel merah yang mencurigaimu selama konser. Sekarang kita tidak perlu repot."     

"Itu bagus. Meski aku bisa menekan kekuatan di jiwaku menggunakan Berkah di Aula Pemujaan di depan para kardinal bermantel merah, tapi di depan Sard, sang Kardinal Santo, aku tidak akan bilang bisa beruntung. Terakhir kali saat aku melihatnya, aku hanya penyihir tingkat murid jadi perbedaannya bisa diabaikan. Tapi sekarang aku ada di lingkaran keempat. Aku benar-benar tidak merasa aman berdiri di depannya..."     

Natasha terlihat serius. "Sejak Grand Cross runtuh, Kardinal Santo tak pernah muncul lagi dalam acara atau konser lain. Dia hanya menghadiri sidang tertutup kardinal agung satu kali. Jadi kau tidak perlu khawatir. Bahkan jika dia datang, kau masih punya cukup waktu untuk pura-pura sakit dan membiarkan orang lain memimpin konsernya untukmu."     

Natasha tampak khawatir pada kondisi kesehatan Sard.     

Kemudian, ekspresi Natasha berubah. Dia mengusap dagu dan bertanya terkejut, "Tunggu ... katamu kau ... penyihir tingkat lingkaran keempat?"     

Karena hal ini berkaitan dengan rahasia Dunia Arwah dan Rhine, Lucien tidak mengatakan hal itu pada Natasha saat pembicaraan mereka.     

"Kadang-kadang bahaya besar bisa membangkitkan potensi jiwa seseorang, seperti apa yang terjadi padaku di saluran pembuangan," jelas Lucien, yang mana merupakan alasan yang bagus.     

"Bagus, dong! Kau masih kurang dua bulan lagi menuju umur 21 tahun, tapi kau sudah ada di tingkat lingkaran keempat! Bahkan jika dalam seratus tahun ini Kongres menghasilkan banyak orang berbakat, kau adalah orang yang paling unggul!"     

Natasha sangat senang pada temannya. "Kau pasti punya bakat yang hebat dalam arcana, dan aku yakin jalan masa depanmu akan semakin cerah."     

Lucien tersenyum. "Ini tidak ada apa-apanya dengan yang kau capai. Aku ingat saat kau umur 18, kau sudah menjadi kesatria agung, dan kemudian kau mencapai level lima saat umur 21 tahun."     

"Aku senang mendengar pujianmu, Lucien. tapi bagi kesatria, meski kekuatan tekad yang kuat dan semangat kesatria itu penting, Berkah juga memainkan peran yang penting. Aku dilatih keras, tapi Berkah campuranku sangat membantu saat itu. Jadi aku akan berkata kalau aku lebih bangga ketika menjadi kesatria cahaya, yang mana bukti yang lebih baik untuk menunjukkan kekuatan tekadku," ujar Natasha jujur.     

Lucien menyeringai. "Ada orang yang dilahirkan dengan Berkah campuran tapi tak pernah berhasil membangkitkan kekuatannya."     

"Jelas, aku berbakat sebagai kesatria," balas Natasha bangga.     

Kemudian mereka mulai bicara tentang rencana selanjutnya.     

...     

Di sebuah rumah.     

Clown yang memakai topeng menyeramkan, masuk ke dalam kamar dengan murung.     

"Ketua, apa yang dikatakan oleh Pengawas?" tanya Juliana buru-buru.     

Lend dan Minsk juga menatap Clown dengan tatapan khawatir.     

Sungguh di luar perkiraan Clown bahwa Lucien punya benda bagus level lima dan sebuah pedang yang setidaknya level empat. Clown gagal. Hal terburuknya adalah Lucien melihatnya, topeng, dan juga sarung tangan hitam. Inkuisisi langsung mendapatkan komplain serius dari Natasha.     

Clown menggeleng. "Pengawas bilang itu adalah Argent Horn yang menyamar menjadi penjaga malam. Biar bagaimanapun, mereka tidak ingin masalah ini diketahui oleh banyak orang. Mereka ingin menyembunyikannya sebisa mungkin. Tapi Pengawas juga tidak mendengarkanku. Dia memberiku peringatan paling keras. Jika kejadian ini terulang lagi, aku akan dimasukkan ke pengadilan rahasia."     

"Apa kita akan menyerah begitu saja?" Penjaga malam lainnya bertanya, dia merasa enggan.     

Clown melihat ke jendela dan berujar dengan suara pelan, "Aku bangkit dalam kegelapan. Dengan mengikuti kata-kata Tuhan, aku menjadi penjaga malam. Tak peduli segila apa aku, sejak aku menjadi penjaga malam, aku sudah bertarung melawan kejahatan. Jadi, meski aku tidak bisa mendapatkan dukungan dari Gereja, aku tidak akan menyerah. Aku tidak bisa membiarkan Professor menikmati hidupnya setelah membunuh banyak dari anggota kita. Kepercayaanku tidak akan membiarkanku menyerah."     

Awalnya, Clown merasa Professor membuatnya malu, tapi sekarang, insting dan kepercayaannya tertantang.     

Tiga orang lainnya juga setuju.     

Clown berbalik dan melihat pada mereka. "Baiklah. Kalau begitu kita akan menunggu kesempatan lain."     

...     

Batuk-batuk parah Lucien membuat Franz, yang membantu Lucien membuat lirik dari ayat panjang, merasa sangat khawatir.     

"Mau istirahat dulu, Tuan?" tanya Franz. "Kita bisa lanjut setelah Anda baikan."     

Wajah Lucien pucat, tapi dia menggeleng kuat. "Gerakan terakhir hampir selesai, dan aku merasa gairah yang lebih kuat, serta inspirasi keluar dari hidupku. Aku tidak mau berhenti, dan aku tidak bisa berhenti. Kau paham, Franz?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.