Singgasana Magis Arcana

Rahasia Thanos



Rahasia Thanos

0Begitu iblisnya menghilang, aula yang suram dan redup menjadi terang dan suci, seolah sudah disiram dengan air bersih.     
0

"Kau menang!" Sambil menatap pada penyihir misterius, Sophia mengayunkan tinjunya di udara, merasa bersemangat. Sementara itu, otaknya bekerja cepat untuk berpikir bagaimana dia bisa membunuh si penyihir supaya mau bekerja sama dengannya.     

Namun Lucien tidak menurunkan kewaspadaannya. Dengan memegang Pale Justice erat-erat, Lucien melihat ke sekitar pada para bangsawan yang masih hidup. Dia memfokuskan kekuatan spiritualnya pada Medali Ice & Snow untuk mengaktifkan Silent Coffin sewaktu-waktu.     

Lucien tahu benar betapa mengerikan dan licik iblis itu, dan dia yakin Pain juga bukan pengecualian. Sulit mengetahui jika Pain memilih wadah lain di antara para bangsawan dan menunggu kesempatan untuk membunuh Lucien.     

Sebenarnya, cara terbaik agar Lucien tetap aman adalah membunuh semua makhluk hidup di aula itu. Tapi, karena iblis dihasilkan oleh emosi yang paling negatif, Lucien bisa jatuh ke dalam jebakan dengan mudah dan hanyut dalam keinginannya membunuh. Kemudian iblisnya akan merasuki dirinya!     

Lucien menggunakan matanya untuk memeriksa setiap bangsawan yang masih hidup satu per satu. Saat matanya menatap mereka, sorot dingin di mata Lucien membuat mereka merinding dan ketakutan. Mereka ingin menjauh dari si penyihir muda, tapi mereka tidak bisa bergerak.     

Setelahnya, Lucien beralih menatap wajah Sophia.     

Hati Sophia mencelos ketika mata dengan sorot dingin yang dalam menatapnya, tapi dia berhasil tetap tenang karena dia sudah bersiap secara mental. Sebuah senyum manis muncul di wajahnya, lalu bibir yang bagaikan kelopak bunga itu terbuka sedikit, siap berkomunikasi pada si penyihir muda. Dia tak tahu apa yang akan diminta oleh si penyihir, tapi selama ada sesuatu yang diinginkan, masih ada harapan.     

Dia cukup percaya diri, karena dia yakin si penyihir tidak ada alasan untuk melihatnya sebagai musuh yang harus dibunuh. Dia bisa memberinya seluruh harta Thanos, begitu juga rahasianya. Selain itu, dia tidak akan menjadi pewaris keluarga Gorse, dan si penyihir tidak tahu bahwa dia berencana membunuh Beaulac nanti.     

Sebagai gantinya, selama dia masih hidup, Sophia bisa memberinya banyak hal daripada apa yang bisa dia dapatkan di istana bawah tanah ini, termasuk rahasia keluarga kerajaan, benda berharga, dokumen kuno, harta, dan bahkan dirinya sendiri.     

Kalimat negosiasi ada di ujung lidahnya. Tapi kali ini, dia sadar bahwa penyihir muda itu sedikit melihat ke bawah. Dia juga melihat ke bawah mengikuti tatapan Lucien, kemudian melihat bekas basah di gaunnya. Di sana ada bekas basah yang panjang di lantai yang tertinggal ketika dia merangkak menjauh dari si iblis.     

Wajah Sophia memanas. Senyum manis tersebut berubah menjadi seringai aneh. Dia merasa wajahnya cukup panas untuk memasak telur. Dia nyaris ingin bunuh diri karena rasa malu yang amat sangat.     

Sophia dengan kesal berpikir dalam hati bahwa si penyihir adalah orang brengsek, dan dia tidak sedikit pun mendekati sikap seorang pria sopan.     

Lucien tidak sedang dalam suasana hati untuk peduli bagaimana perasaan Sophia sekarang. Sebagai gantinya, dia merasa agak tergelitik. Ketika dia kehilangan segalanya, Sophia gagal menjaga sikap elegan dan kepandaiannya. Tapi jika ada Natasha di sini, dia pasti memilih untuk bertarung hingga tetes darah terakhirnya.     

Sophia bahkan tidak mirip Natasha sedikit pun.     

Sebenarnya, Sophia baru menginjak usia 20 tahun, dan dia sudah menjadi seorang perapal level lima dikarenakan kekuatan darah hebat yang dia miliki. Jika seseorang memiliki kekuatan darah terbaik dan juga berbakat, dia hanya butuh waktu yang lebih singkat daripada penyihir kebanyakan untuk mendapatkan pencapaian. Tapi kebanyakan penyihir bisa mencapai level yang lebih tinggi dalam waktu yang relatif singkat jika dibandingkan dengan kesatria. Hanya beberapa persen dari bangsawan yang bisa mendapatkan kekuatan darah terhebat. Untuk mendapatkan salah satu kekuatan terbaik secara konsisten dalam generasi per generasi, penyihir kuno sudah membunuh lebih dari seratus ribu orang untuk dijadikan eksperimen.     

Tapi itu hanya permulaan. Kemajuan masa depan mereka masih mengandalkan bagaimana mereka melatih kekuatan tekad mereka, sementara arcanis bisa melakukannya dengan menjelajahi kebenaran dunia. Itu juga yang menjadi alasan kenapa, meski Lucien hanya setahun lebih tua daripada Sophia, dia sudah menjadi penyihir tingkat lingkaran enam. Jika Sophia ingin menjadi perapal tingkat senior tanpa bantuan dari luar, dia harus menghabiskan setidaknya 10 sampai 20 tahun.     

Sebuah lingkaran cahaya hijau meluas. Banyak orang langsung merasa sangat lelah dan tertidur. Hanya Sophia yang tidak terkena efeknya.     

Lucien telah meninggalkan sihir peringatan pada para bangsawan. Begitu mereka bangun atau mencoba melakukan sesuatu, Lucien akan langsung tahu.     

"Bawa aku ke ruangan rahasia Sun King," ujar Lucien pada Sophia dengan suara pelan.     

"... Tidak masalah!" Sophia agak kaget dan dia buru-buru bangun dari lantai. "Aku bisa melakukan apapun untukmu, Tuan, selama..."     

Dia berhenti karena tidak tahu apa yang harus dikatakan selanjutnya.     

Lucien mengangguk pelan dan menjawab dalam suara beaulac, "Selama kau mematuhi perintahku dan jika perintahnya tidak membunuhmu, aku tidak tertarik membunuhmu juga. Kita bukan musuh, dan kau memutuskan untuk menyerah mengejar hartanya. Selain itu, aku tidak tinggal di kerajaan ini. Apa itu yang kau inginkan?"     

"Tepat!" Hati Sophia dipenuhi kegembiraan. Penyihir memang sangat cerdas!     

Lucien juga menyeringai, karena dia tidak tahu apakah Sophia bisa selamat atau tidak nanti.     

Relph adalah orang pertama yang berjalan ke dalam ruang rahasia dengan dikendalikan oleh mantra Lucien, diikuti dengan Sophia yang menyeret Claire di lantai. Lucien adalah orang yang berjalan terakhir dalam tim, orang yang sangat hati-hati merasakan sekitar, untuk jaga-jaga jika salah satu dari mereka akan berubah menjadi iblis.     

Begitu masuk ke dalam ruangan, Relph merunduk dan menekan sebuah batu bata berwarna abu-abu di dinding. Setelah mengeluarkan belati perak, Relph mengiris tangannya dan membiarkan darahnya mengalir pada batu bata itu.     

Darahnya terkumpul, kemudian dia meletakkan tangannya di atas batu. Cahaya putih redup keluar dari tubuhnya dan masuk ke dalam batu bata.     

Batu bata itu menyerap darah dan sebuah gerbang yang dilukis dengan pola kuno aneh muncul di dinding.     

Relph kehilangan separuh vitalitasnya dan tampak lemah. Meski dia bahkan tidak bisa berdiri sendiri, di bawah kendali Lucien, dia tetap memaksakan diri untuk membuka gerbang dan berjalan ke ruangan rahasia kedua.     

Melihat Relph masih aman, Lucien memeriksa dua kali. Akhirnya, dia membawa Sophia dan Claire ke dalam gerbang energi.     

Di balik gerbang ada aula kuno, didekorasi dengan banyak lukisan dinding dan ditutupi dengan banyak lingkaran sihir. Garis-garis lingkaran sihir tersebut akhirnya membawa mereka menuju altar pengorbanan yang mencekam di tengah aula.     

Berbeda dengan altar lain yang mereka lihat di bawah sini, altar itu berwarna hitam dan merah pekat, bertakhtakan dengan tanduk iblis yang digambar dengan pola misterius. Di udara di atas altar, ada altar yang sama tapi dalam posisi terbalik, disinari dengan hawa panas suci bagaikan matahari, dan di sana ada tongkat sihir dengan sebuah Sun Stone besar.     

Lucien melirik cepat pada lingkaran sihir yang rumit serta altarnya. Dia yakin bahwa keduanya digunakan untuk menahan dan menarik. Di satu sisi, dia harus sangat hati-hati dengan Sophia dan Relph. Sementara di sisi lain, dia memperhatikan lukisan dinding dengan sangat cermat.     

Hal yang mengejutkannya adalah, bagian awal lukisan dinding itu mirip dengan Ritual Pemanggilan Viken: Seseorang yang wajahnya menampakkan kebencian mengambil sebuah boneka, kemudian dia melempar boneka itu ke dalam api. Pada akhirnya, seorang iblis dengan dua tanduk spesial terpanggil.     

Lantas sisa lukisan dinding lainnya lebih mengerikan lagi. Ketika orang itu dikuasai iblis dan mendapatkan kekuatan besar, dia membunuh siapapun yang dia benci. Namun kali ini, sebuah lingkaran sihir muncul dan menahannya. Seorang pria paruh baya yang mengenakan mahkota sihir berjalan keluar dari lingkaran sihir dan menarik proyeksi iblis dari tubuh orang tersebut. Kelihatannya pria paruh baya itu adalah Thanos. Dia menyalakan altar, menghancurkan proyeksi iblis, kemudian menyerap kekuatannya!     

Lucien akhirnya sadar bagaimana Thanos mendapat kekuatan itu. Thanos berhasil menangkap proyeksi tujuh iblis dan menyerap mereka bagaikan mendapatkan kekuatan darah. Dia benar-benar pria yang gila dan ambisius!     

Lucien sangat terkesan dan terkejut, karena kebanyakan penyihir ketika menghadapi tujuh iblis terkuat akan memilih untuk menjauh dari mereka sebisa mungkin, atau melakukan perjanjian dengan iblis untuk mendapatkan kekuatan. Tapi Thanos memilih untuk mempelajarinya dan melahapnya.     

Bagi Lucien, apa yang paling dia ingin ketahui adalah catatan eksperimen Thanos, kemudian tongkat sihir yang ada di atas.     

Sophia menunjuk pintu kecil di pojokan aula dan memasang senyum yang manis dan menyenangkan. "Tuan, ada beberapa catatan yang tertinggal di dalam ruangan. Paman Ulrich memberitahuku bahwa sebelum Kalender Saint dimulai, seorang penyihir legendaris sudah menemukan tempat ini dan mengambil sebagian besar materialnya."     

Apakah itu Viken? Lucien bertanya-tanya. Apakah itu bagaimana caranya ritual pemanggilan spesial milik Viken tercipta? Kemudian bagaimana dengan Fabel Pain? Bagaimana mungkin ritual pemanggilan itu jadi mudah diakses?     

Di titik tertentu, Lucien tahu lebih banyak tentang tempat ini daripada Sophia. Meski dia punya banyak pertanyaan dalam kepalanya, dia memutuskan untuk menyingkirkannya dulu.     

"Sophia, pergi dan ambil tongkat sihirnya."     

Wajah Sophia berubah pucat. Dia tidak tahu apakah ada kutukan dalam tongkat sihir tersebut. Tapi dia tidak boleh membantah perintah si penyihir.     

Dia melihat sekitar, berharap menemukan orang lain untuk mengambilkan tongkat sihir itu. Namun tatapan dingin si penyihir muda mengenyahkan harapannya.     

Sambil agak gemetaran, Sophia berjalan ke altar dan mengambil tongkat sihirnya menggunakan Mage Hand.     

Tak ada yang terjadi padanya. Dia merasa sangat tenang dan memberikan tongkat itu pada Lucien.     

Lucien merapal Identification pada tongkat sihir, namun tidak banyak mendapatkan informasi. Tapi Lucien cukup senang karena itu berarti tongkat sihirnya paling tidak level sembilan. Lucien harus menghabiskan beberapa hari lagi untuk menganalisisnya.     

Setelah menyimpan tongkat sihirnya, Lucien berjalan ke dalam ruangan dan diikuti oleh Sophia, Relph, dan Claire. Sebagian besar raknya sudah kosong. Di meja logam, beberapa catatan yang belum lengkap tertinggal di sana.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.