Singgasana Magis Arcana

Ketamakan



Ketamakan

Saat menatap perkamen di tangannya, Beaulac merasa itu hanyalah lelucon. Hal yang disebut-sebut sebagai ritual sihir tersebut terlalu sederhana dan konyol. Kelihatannya ritual sihir itu berasal dari sebuah cerita rakyat. Bagaimana bisa seseorang berhasil memanggil iblis terkuat dengan ritual macam itu?     

Meski Beaulac tak pernah belajar sihir, dia punya pemahaman dasar dalam ritual sihir. Sebagai salah satu dari anggota tersohor dengan sejarah panjang di Kekaisaran Holy Heilz, keluarga Gorse telah mengumpulkan banyak dokumen penting berkaitan dengan sihir, jadi anggota keluarganya bisa punya cukup pengetahuan jika ingin berpetualang di luar kekaisaran. Ada rumor yang mengatakan bahwa keluarga Gorse adalah keturunan Thanos sang Sun King dari Kerajaan Sihir Sylvanas.     

Namun, meski sekilas ritual sihir itu tampak konyol, tapi ritualnya menakutkan. Mungkin sesuatu yang kuat dan misterius sedang bersembunyi di baliknya.     

Sekitar 10 menit kemudian, Beaulac mulai bicara sendiri seolah sedang mencari keberanian. "Ini tidak akan melukaiku kalau aku hanya mencobanya ... Mungkin ini cuma lelucon, tapi mungkin ... Toh aku sudah siap menandatangani perjanjian ini."     

Dia mengeratkan kepalan tangannya dan ekspresi wajahnya agak jelek. Matanya dipenuhi dengan semangat dan juga kekejaman.     

Saat melihat jam, Beaulac sadar saat ini sudah hampir jam setengah 12 malam. Dia buru-buru berdiri untuk mencari lilin, cermin, apel, dan pisau.     

Namun, semakin cepat dia bergerak, dia semakin sulit mengumpulkan semua material. Setelah lebih dari 10 menit, dia akhirnya menemukan sebuah cermin dan sebuah pisau, tapi lilin putih dan apelnya masih tidak ditemukan dimanapun.     

Dia sangat menyesal telah memulangkan semua pelayan dan memberikan libur sehari. Dia tidak pernah berkeliaran sendirian!     

Dahinya dipenuhi dengan keringat, dan dia bahkan ingin menampar dirinya sendiri karena dia akan melewatkan kesempatan besar malam ini! Sekarang hampir jam 12 malam!     

Namun pada akhirnya, dia berhasil menemukan lilin putih dan apel di dapur.     

Dia tidak pernah merasa seberuntung ini sebelumnya. Sambil memegang lilin dan apel, dia merasakan kegembiraan.     

Setelah buru-buru kembali ke ruang belajar, Beaulac mematikan lilin lain dan hanya menyisakan satu cahaya lilin saja. Kemudian, dia menempatkan semua barang di atas meja.     

Saat itu tinggal dua menit lagi menuju tengah malam. Beaulac membuat rambutnya jadi sangat kusut, dan kini dia tampak seperti penyihir kejam dalam cerita rakyat.     

Setelah menyelesaikan seluruh pekerjaannya, dia duduk di belakang meja dan menunggu. Mendadak, dia sangat kepikiran. Dia khawatir jamnya itu tepat atau tidak.     

Setelah mengeluarkan jam sakunya yang mewah, Beaulac memastikan ulang jamnya, tapi kemudian dia mulai meragukan apakah jam sakunya masih berjalan dengan baik.     

Meski Beaulac tahu mungkin tidak perlu seakurat ini, dia tetap sangat gugup. Dia merasa ini adalah secercah harapannya yang terakhir.     

Tik, tok, tik tok.     

Suara jamnya terdengar keras. Jantung Beaulac berdegup keras seolah akan melompat keluar dari dadanya. Darahnya mengalir semakin cepat.     

Dang!     

Jamnya menunjukkan pukul 12. Punggung Beaulac mendadak menegak. Dia buru-buru meniup lilin dan menyalakan lilin putih. Di bawah tekanan besar, dia nyaris mematahkan lilinnya.     

Cahaya lilin yang redup tampak misterius dan indah bagai mimpi dalam pantulan cermin, seolah begitu banyak iblis sedang bersembunyi di dalam bayangan.     

Di dalam ruangan gelap yang tertutup, Beaulac gemetaran karena atmosfernya. Dia mulai mempercayai ritual sihir itu sekarang.     

Dengan tangan yang gemetaran, dia mengambil pisau dan apel hijau, lalu mulai mengupasnya. Meski dia tidak pernah mengupas apel sendiri sebelumnya, dengan kekuatan yang setara dengan kekuatan pengawal kesatria tingkat tinggi, Beaulac cukup pandai mengendalikan tangannya. Beberapa kali dia hampir gagal, tapi tetap berhasil menyelesaikan pekerjaannya.     

Ketika dia melihat ke cermin, dia melihat wajahnya dengan rambut kusut. Cahaya lilin menerangi sebagian wajahnya.     

Dia tidak pernah melihat sosoknya yang seperti ini, dan Beaulac bahkan tidak berani mengenali dirinya sendiri dalam cermin, seolah dia sudah jatuh ke dalam neraka. Kupasan kulit apel yang panjang ada di atas meja. Beaulac buru-buru mendongak, berharap pemanggilannya berhasil.     

Namun, apa yang dia lihat di cermin tetap dirinya sendiri.     

Beaulac sangat kesal. Dia tidak tahu langkah mana yang salah.     

Mendadak, hawa dingin muncul di ruang belajar yang tertutup, membuat api lilinnya bergoyang. Beaulac buru-buru melihat ke cermin lagi dan melihat ada senyum mengerikan di wajahnya.     

'Beaulac' di cermin yang tersenyum mengerikan itu mulai menguliti wajahnya, dan daging berdarah-darah di baliknya tampak.     

Beaulac ingin berteriak tapi tidak bisa. Dia ingin menjauh dari cermin tapi tersadar bahwa dia terperangkap di kursi.     

Darah dan daging mulai menggeliat dan akhirnya berubah menjadi iblis berwajah putih dengan lidah merah panjang yang menggantung.     

"Kau telah memanggilku dari tempat terdalam di neraka. Sekarang, kau boleh mengatakan permintaanmu."     

Suara yang amat dingin itu membuat Beaulac merinding, tapi disaat bersamaan dia akhirnya sadar apa yang sedang terjadi—dia benar-benar memanggil iblis! Ritualnya berhasil!     

"Aku ingin ... aku ingin menjadi kesatria! Seorang kesatria agung! Tidak ... aku ingin menjadi Duke Gorse!" teriak Beaulac yang merasa sangat bersemangat. Kali ini di matanya, iblis yang jelek dan mengerikan itu adalah harapan terakhirnya!     

"Kau mendapatkan apa yang kau bayar. Itu adalah peraturan para iblis. Apa kau sudah siap membayarnya?" Dengan lidah merah panjang yang menggantung, iblis itu memasang senyum dingin.     

Ketika Beaulac akan mengangguk, sebuah pemikiran melintas di kepalanya dan dia berhenti. Sebagai gantinya, dia bertanya, "Biayanya berbeda, 'kan? Untuk hal yang berbeda."     

"Tentu saja. Aku adalah salah satu dari tujuh iblis terkuat dari neraka, dan namaku adalah Greed. Bayaranmu harus memuaskanku," ujar si iblis.     

Kalimat iblis itu mengingatkan Beaulac pada cerita paling kuno yang ada di keluarganya. Dalam cerita kuno itu, ada tujuh iblis misterius dari masa kuno, contohnya, Greed dan Wrath.     

Sehingga, Beaulac benar-benar percaya pada perjanjiannya dan bertanya hormat, "Yang Mulia Greed, bayaran apa yang bisa membuatku menjadi duke, dan bayaran apa yang pantas untuk menjadi seorang kesatria agung? Kalau hanya sekadar menjadi kesatria bayarannya apa?"     

Saat bernegosiasi dengan iblis, seseorang harus sangat hati-hati. Beaulac ingat catatan yang ditinggalkan oleh ayahnya.     

Greed menjawab, "Kalau kau ingin menjadi duke, kau harus memberikan jiwamu padaku saat kau mati. Jangan khawatir. Jiwamu tetap bisa menikmati kebahagiaan tanpa akhir dalam duniaku. Jika kau memilih menjadi kesatria agung, kau harus memberiku sisa hidupmu setelah umurmu mencapai 50 tahun. Tak peduli siapa kau dan sekuat apa kau saat itu, kau hanya bisa hidup selama 50 tahun. Kalau kau hanya ingin menjadi kesatria, kau harus memberiku 10 tahun dari umurmu."     

Beaulac menarik napas panjang dan jadi ragu. Tentu saja dia tidak ingin menjual jiwanya pada iblis. Apa gunanya menjadi duke jika dia harus mati saat umurnya 50 tahun?     

Namun iblis bernama Greed itu tampak berbeda. Ia tidak berbohong, dan sangat jelas memberikan konsekuensinya.     

Setelah cukup lama, Beaulac bertanya pelan, "Setelah aku membuat pilihan kali ini, kalau aku gagal mencapai target akhirku, bisakah aku memanggilmu dan membuat pilihan lain lagi?"     

"Tak masalah. Tapi itu akan jadi negosiasi yang berbeda," jawab Greed.     

"Kalau begitu..." Beaulac menarik napas panjang. "Aku memilih untuk menjadi kesatria yang masih punya potensi menjadi kesatria agung."     

"Baiklah. Tapi untuk melakukannya, aku harus sedikit mengubah jalur takdirmu. Jadi kau harus memberitahuku secara detail apa saja yang terjadi padamu. Semakin detail deskripsimu, kemungkinan besar aku bisa yakin kau tetap bisa menjadi kesatria agung di masa depan," ujar si iblis dengan sangat sopan.     

Beaulac tidak sabar untuk menjadi kesatria dan tidak meragukan kalimat si iblis. Dia diberitahu jika ramalan semakin tahu tentang seseorang, akan semakin akurat hasil ramalannya.     

"... Kali pertamaku melakukan hubungan badan ... terjadi saat aku menggoda selingkuhan ayahku. Dia sudah tua sekarang, dan aku menjauh darinya..." Beaulac mengakui pengalaman hidupnya secara detail, termasuk kepribadian dan banyak kebiasaannya.     

Di luar ruang belajar, pengawal rahasia hanya menatap ujung koridor. Berdasarkan tradisi keluarga, pengawal tidak bisa ikut campur dengan apa saja yang dilakukan ahli waris. Selama ahli waris itu tidak menjual jiwanya dan mengkhianati keluarga, mereka bisa melakukan apa yang mereka mau untuk menjadi duke, bahkan termasuk mencari kekuatan dari iblis. Dialah yang bahkan pertama kali menemukan lilin putih dan apel, lalu meletakkan di tempat yang bisa dilihat Beaulac di dapur.     

Motto keluarganya adalah: kekuatan dan teknik menjadi dasar segalanya.     

Sehingga pengawal itu tidak menghentikan Beaulac di pasar gelap, tapi hanya melindungi sang tuan muda, baru kemudian dia melaporkan itu pada duke yang sudah tua. Ketika dia tahu tuan muda sedang mencari lilin putih dan apel, si pengawal bertanya-tanya kenapa ritual sihirnya sangat aneh.     

Tak lama setelah ritualnya berjalan, si pengawal merasa pusing dan pingsan.     

...     

Di ruangan lain dalam villa itu, sambil mengenakan tudung hitam dan tersenyum, Lucien melihat ke cermin di depan mereka dan mendengarkan cerita hidup Beaulac.     

Cara terbaik mendapatkan informasi detail seseorang adalah menyuruh orang itu sendiri yang bicara!     

Kadang-kadang, bahkan tanpa menggunakan sihir, seseorang bisa mencuri ingatan orang lain selama kelemahan terbesar dalam pikiran itu bisa ditemukan!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.