Singgasana Magis Arcana

Permintaan Maaf Sard



Permintaan Maaf Sard

0Di ruang tengah lantai dua villa, Baron Austin sedang mendengarkan suara merdu Nona Nightingale dengan cermat dalam balutan piyama.     

Karena tidak selayaknya pergi ke tempat selingkuhannya selama masa berkabung nasional, dia hanya bisa menghabiskan waktu dengan mendengarkan Suara Arcana. Selain itu, dia menemukan banyak program menarik dan saluran tersebut. Terkadang bahkan lebih menarik daripada menghabiskan waktu dengan selingkuhannya.     

Di Holm, selain bangsawan serta umat paling konservatif, mendengarkan radio musik terlarang adalah sebuah tren. Isi di dalamnya adalah topik pada kelompok-kelompok liberal. Siapapun yang tidak mendengarkannya akan dianggap ketinggalan zaman serta ditolak oleh lingkaran pertemanan masing-masing.     

"... Mulai hari ini, program akan sedikit berubah. Berikutnya, Anda akan mendengarkan Observasi Holm yang akan saya bawakan. Program ini akan memberitahu Anda sebagian besar kejadian di kerajaan.     

"... Saya yakin pendengar kami sudah mengetahui kalau Pangeran Patrick yang terkasih dan terhormat menyusul Raja Feltis karena kesedihan setelah raja meninggal. Namun bagaimana tentang proses dan detailnya? Program ini akan mengajak Anda melihat kebenarannya."     

Austin yang mulanya bersandar di sofa dengan santai, langsung berdiri tegak dan berubah serius setelah mendengar pendahuluan.     

Eksplorasi Observasi Holm pada masalah masih berada dalam fase spekulasi tanpa bukti. Mereka mewawancarai saksi acak untuk membuktikan kalau Pangeran Patrick masih sehat beberapa hari sebelum meninggal, dan tidak mungkin tumbang mendadak.     

Meskipun Nightingale tidak mengatakannya blak-blakan, dia jelas menyindir kalau Gereja tidak menyukai pangeran karena condongnya terhadap sihir serta alkimia. Siapapun bisa mengartikan dari kalimatnya jika Gereja telah membunuh pangeran.     

Austin menarik napas dalam. Dia ingat apa yang dikatakan para liberal di Parlemen Bangsawan. Semakin dipikirkan, dia semakin curiga. Satu minggu lalu, pangeran baru saja mengadakan acara perkumpulan para bangsawan. Kondisi tubuhnya sama seperti sebelumnya, dan beliau memiliki hubungan sangat buruk dengan raja. Bagaimana mungkin beliau meninggal karena sedih?     

"Mereka cukup berani membunuh pangeran..." Austin meletakkan gelas wine di atas meja kembali dan mulai mondar-mandir.     

Saat punggungnya menghadap jendela, dua bayangan menerobos masuk dan menyerangnya—seorang dengan level kesatria biasa—dengan mudah.     

"Siapa kau? Beraninya kau menyerang bangsawan—Penjaga malam?" Austin melihat sarung tangan hitam yang dipakai dua orang itu. "Kau cukup berani menangkap bangsawan secara langsung? Kau melanggar persetujuan antara Gereja dan bangsawan!"     

Juliana terbang masuk dari jendela dan menatap dingin ke arah Austin. "Gereja terlalu lemah. Hanya kami yang bisa membela nama Tuhan."     

"Apa kau akan memecah belah bangsawan dan Gereja, melemahkan Gereja, dan membuat penyebaran kebesaran Tuhan tak bisa dilakukan lagi?" Austin bukan orang bodoh. Dia sadar kalau dia baru bertemu dengan penjaga malam ekstrimis. Sehingga, dia mengatakan kalau tindakan mereka adalah kontradiksi dengan tujuan mereka.     

"Tuhan itu mahakuasa. Dia tidak menghentikanmu karena ini merupakan ujian bagi kami. Jika melenyapkan bangsawan yang condong pada penyihir sepertimu menaikkan kekesalan bangsawan Holm, berarti mereka semua kotor dan tak bisa diselamatkan lagi. Kerajaan harus berlutut di depan Tuhan." Juliana sangat membenci para penyihir dari dasar hatinya. Dia mengulurkan tangannya dingin dan menekan dahi Austin. "Bertaubatlah di neraka!"     

"Beraninya kau..." Cahaya suci bersinar, lalu kepala Austin tertembus. Darahnya langsung menguap. Bahkan karpetnya tak ternoda.     

Juliana meletakkan tangan kiri di atas tangan kanannya dan berujar, "Tulis alasan mengapa kita melenyapkannya dan tindakan apa yang dia perbuat, berikan pada inkuisisi, lalu kirimkan pada Parlemen Bangsawan."     

"Kita menghukum para pendosa sebagai wakil kehendak Tuhan; kita tidak bersembunyi."     

"Siap!" Penjaga malam lain menjawab bersamaan.     

...     

Di dalam menara sihir royal Holm, Lucien mengingatkan Natasha di akhir. "Hati-hati dengan Sard. Tidak ada yang tahu apa yang dia rencanakan."     

"Jika dia benar-benar terpengaruh dengan Dunia Arwah, seperti paus dan para saint dari Gereja Utara, tujuannya mungkin ingin memisahkan lima paroki di sini dari Gereja demi menjadikan dirinya sebagai paus..." Karena Natasha belum mengetahui ingin berpihak pada siapa, dia belum tahu apakah itu hasil yang baik atau buruk.     

Lucien menggeleng. "Jangan asal menuruti sejarah. Sard terlalu pintar untuk itu. Biar bagaimanapun, Gereja Selatan tidak bisa menghadapi perpecahan lagi. Selain itu, dia baru bertugas selama dua bulan. Aku takut dia bahkan belum mendapatkan dukungan kardinal di paroki Holm. Apa yang bisa dia gunakan untuk membuat perpecahan? Apalagi ada paroki yang dijaga oleh kardinal saint lain. makanya jangan tertipu dengan tindakannya akhir-akhir ini."     

Natasha membalas lembut, "Yah, aku akan mencoba mencari tahu tujuannya. Lebih baik kau hati-hati juga, karena kau adalah yang paling mudah dihadapi di antara ahli dengan peringkat tinggi di Daftar Pembersihan."     

"Jangan khawatir. Aku punya Congus Ring." Lucien menatap cincin logam di tangan kirinya.     

Karena tangan kirinya akan melenyapkan kekuatan spiritual, Lucien sudah memindahkan Cincin Holm Crown ke tangan kanan dan hanya memakai cincin legendaris yang tetap tak terkena efek apapun di tangan kiri.     

"Baiklah, semua orang tahu kau punya item legendaris!" Natasha pura-pura iri. "Setelah aku menata hati dan naik ke level delapan, aku juga akan punya satu item legendaris! Aku juga akan membawa Shield of Truth kemari. Dengan begitu, aku akan punya pertahanan terkuat dan serangan terkuat. Haha!"     

Dia tidak ingin Lucien memutus telepon dengan suasana sedih, sehingga Natasha menjadikannya bahan lelucon.     

...     

Saat fajar, Duke Rex, presiden Parlemen Bangsawan, pergi ke Gereja Radiance dengan murung.     

"Yang Mulia Saint Sard, saya butuh penjelasan. Kenapa penjaga malam membunuh seorang baron dan kesatria resmi tanpa persetujuan Yang Mulia Ratu serta Parlemen Bangsawan?" Rex bicara pada Sard dengan nada marah. "Bukankah itu akan menakuti para bangsawan? Bagaimana mereka akan percaya pada Gereja dan memberi kontribusi setelah ini?"     

Sard membalas dengan tenang, "Aku juga baru tahu berita itu. Aku akan meminta inkuisisi untuk mengurus beberapa penjaga malam itu. Klarifikasi akan diberikan. Rex, kau tahu ada banyak ekstrimis di antara penjaga malam. Kau tak bisa membiarkan hubungan persahabatan antara bangsawan dan Gereja disabotase oleh beberapa anjing liar, 'kan?"     

Rex kurang lebih terbujuk oleh sikap Sard. "Jika itu merupakan tindakan beberapa penjaga malam secara pribadi dan mereka dihukum setimpal, saya percaya diri bisa menenangkan bangsawan yang condong pada Gereja, tapi sulit menenangkan bangsawan yang condong pada Kongres Sihir. Selain itu, ratu akan menolak Gereja dan kita jika dia mengetahui hal-hal macam itu saat dia baru saja dinobatkan. Saya harap Yang Mulia Saint Sard bisa mengendalikan Gereja dengan baik, untuk jaga-jaga ada kasus ekstrem lainnya."     

"Aku akan mencoba mendapatkan kendali atas paroki Holm dalam dua tahun. Selama itu, kuharap bangsawan bisa memperhatikan apa yang mereka katakan dan lakukan, lalu melapor padaku tepat waktu jika mereka ketahuan oleh ekstrimis Gereja." Sard membalas ramah, "Oh ya, tuliskan reaksi para bangsawan terhadap kasus ini dalam sebuah dokumen. Aku akan melaporkannya pada paus. Pokoknya, para ekstrimis adalah penjaga malam yang taat. Paus harus menyetujuinya sebelum mereka dihukum."     

Rex mengangguk. "Baiklah, saya akan menyuruh seseorang menulisnya. Sekarang saya akan pergi ke Istana Nekso dan menjelaskan pada ratu secara empat mata. Sebenarnya dia murka dengan kejadian ini."     

Melihat Rex pergi, Sard mengambil kertas di atas meja, yang mana merupakan daftar penjaga malam yang melanggar aturan.     

Membaca sambil tersenyum, Sard mengusap dengan ibu jarinya, dan nama Juliana langsung lenyap. Kemudian dia mengambil pena dan menulis, '... Karena tekanan dari Kongres Sihir yang berjalan lama dan kasus cahaya suci secara beruntun, banyak ekstrimis muncul di gereja serta penjaga malam di paroki Holm. Beberapa dari mereka meyakini kalau mereka harus melenyapkan para penista agama di antara kami agar bisa bersatu melawan Kongres Sihir. Beberapa mirip dengan mereka. Mereka yakin kalau Gereja terlalu lemah dan bangsawan terlalu arogan. Hanya dengan menjadi radikal, mereka bisa membangunkan orang-orang acuh.     

'Sementara orang lain meragukan pentingnya melawan Kongres Sihir dan yakin kita bisa hidup damai jika kedua belah pihak berkompromi.     

'Insiden kali ini disebabkan oleh ekstrimis tipe kedua. Saya akui kendali saya terhadap paroki tidak terlalu bagus. Saya meminta pada Yang Mulia Paus untuk mengirimkan asisten saya sebelum ini, Vera Amelton, dan orang lain dari paroki Violet, untuk membantu saya agar saya bisa menuntaskan isu ini serta mengekang pada ekstrimis. Sehingga para bangsawan tidak akan terpojok oleh Kongres Sihir lagi.     

"Sementara untuk hukumannya, saya yakin Octave, kardinal yang bertugas dalam inkuisisi paroki memegang tanggung jawab penuh terhadap masalah ini. Kardinal Amelton akan menggantikannya. Namun karena kompleksnya paroki, dia masih akan melayani di sini...'     

...     

Setelah membaca dokumen yang diberikan oleh penjaga malam dan mendengarkan pembelaan Rex, Natasha tidak menunjukkan emosi.     

Sampai akhirnya Rex menyebut keputusan Gereja, baru Natasha mengangguk dan membalas, "Orang ekstrimis gila ada di mana-mana. Hubungan antara bangsawan dan Gereja tidak akan terpengaruh oleh mereka. Aku yakin sebagian besar bangsawan akan menerimanya selama Gereja menunjukkan ketulusan."     

Rex merasa lega. Memang sudah sepantasnya dari seorang ratu yang berasal dari Kota Pemujaan bisa condong pada Gereja. "Sungguh bijak, Yang Mulia."     

Tepat saat Rex akan pergi, Natasha mendadak bertanya, "Berdasarkan laporan para penjaga malam, Baron Austin sedang mendengarkan Suara Arcana saat dia ditangkap serta dieksekusi. Sementara stasiun radionya sedang memutar isi yang mengimplikasikan bahwa Duke Rex membunuh paman Patrick. Bagaimana pendapatmu?"     

"Itu jelas merupakan fitnah Kongres Sihir yang mencoba menciptakan perselisihan antara Yang Mulia dengan Gereja! Mereka tidak punya bukti. Itu hanya pembicaraan tidak jelas." Rex membela dirinya dengan serius.     

Natasha menaikkan alis. "Kau mendengarkan programnya?"     

"Para intel mendengarkan dan melaporkan isinya pada saya," jelas Rex.     

Natasha mengangguk dan tidak mendesaknya lebih jauh. "Berikutnya serahkan laporan intel padaku lebih awal."     

Rex akhirnya sadar dia salah bicara. Dia buru-buru berujar, "Karena Anda disibukkan oleh terlalu banyak masalah akhir-akhir ini, Yang Mulia, saya menyaring laporan intel lebih dulu dan baru menyerahkan informasi penting pada Anda. Kedepannya, semua laporan intel akan langsung diserahkan pada Anda."     

"Tak apa. Aku paham kebaikanmu. Kau boleh pergi." Natasha meminta Rex pergi sesantai biasanya.     

Setelah Rex keluar dari istana, barulah Natasha berubah serius.     

...     

Lucien sampai di lantai 33 menara sihir Allyn lewat sebuah lift dan memasuki Thunder Hell, demiplane Fernando, lewat Portal Dunia Lain di perpustakaan.     

Rambut Fernando berantakan. Kelihatannya teknik terbalik dari fusi dan fisi lebih sulit daripada yang Lucien bayangkan saat banyak pengetahuan dan penemuan masih belum ada.     

"Tepat waktu. Deskripsikan perasaanmu saat kau melakukan Eternal Blaze lagi." Fernando menaikkan mata merahnya dan menatap Lucien. Kemudian ekspresinya berubah rumit. "Kau punya naskah baru lagi?"     

Lucien sedang memegang setumpuk naskah di tangan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.