Singgasana Magis Arcana

Perubahan Musim Panas



Perubahan Musim Panas

0Tak jauh dari Lembah Kematian yang sudah lenyap, Fernando, Hathaway, dan Bergner melayang di udara dan mengamati kehancuran, menyimpulkan temperatur dan kekuatan ledakan berdasarkan jejak dahsyat dan lubang raksasa.     

"Kalau ini sungguhan sihir ledakan, bukankah matahari menjadi planet di mana ledakan sering terjadi?" tanya Bergner bingung.     

Bukan karena dia memusuhi 'ledakan fusi', hanya saja dia merasa bingung sebagai peramal saat matahari, yang berada dalam posisi penting pada astrologi dan horoskop, akhirnya menunjukkan bagian misterinya.     

Setelah Fernando membunuh Demigod-lich, Bergner tidak pergi sambil marah. Berdasarkan alasan Congus, sudah jelas kalau dua arcanis agung yang hidup lebih penting daripada seorang penyihir legendaris yang tewas. Jika pembelaan Congus disisihkan dan peraturan kongres dihormati, Fernando juga tidak salah melakukan apa yang dia lakukan.     

Mungkin karena Lord of Storm selalu menaati peraturan kongres, orang-orang lupa dia selalu mudah marah hanya dalam persoalan akademik, atau bagaimana dia mencapai tingkat legendaris serta nama julukannya. Semua lupa sampai dia mendadak menyerang, bahkan Bergner merasa masuk akal dan bisa dibayangkan dari seorang Lord of Storm. Sehingga, dia menerima hasilnya dengan senyum kecut.     

Fernando menggeleng. "Secara teknis, ini bukan sihir ledakan. Aku tidak menemukan jejak unik yang ditinggalkan oleh sihir ledakan tradisional. Hanya ada pelepasan energi paling murni dan temperatur sangat tinggi."     

Dia menambahkan kata 'tradisional' secara spesifik saat menyebutkan sihir ledakan dalam perguruan elemen. Sudah jelas dia menganggap apa yang ada di depannya sebagai ledakan baru yang mendekati misteri matahari. Sembari berjalan turun menyusuri jalurnya, fraksi cahaya dan elektromagnetisme akan bisa dimasukkan sebagian dalam bidang elemen.     

"Benar." Hathaway mengangguk pelan dan setuju dengan kesimpulan Fernando.     

Bergner, seorang peramal yang tak pandai dalam elemen, menghela napas. "Aku tak bisa membayangkan Lucien Evans menciptakan sihir semacam ini. Tapi aku punya perasaan kalau waktu sudah berubah. Mungkin mulai dari sekarang—tidak, sejak Lucien mengajukan Teori Kuantum Energi, arcana dan sihir sudah memasuki zaman yang luar biasa."     

Meski Fernando dan Hathaway tidak menanggapi kalimat Bergner, ekspresi dan diamnya mereka menunjukkan mereka sedang memikirkannya. Apa yang dikatakan seorang peramal tidak boleh dilewatkan begitu saja.     

Saat itu, dua orang terbang mendekat dari jauh. Tangan Fernando yang terkepal sampai sekarang, akhirnya melonggar, lalu dia memarahi dengan keras, "Kau sangat bodoh kali ini! Kau tidak tahu kalu seseorang menipumu dan kau dipaksa masuk ke dalam Portal Dunia Lain begitu saja! Kalau kau selengah ini lain kali, kurasa aku akan mengambil mayatmu, kalau mayatmu masih bisa ditemukan!"     

Tepat ketika Lucien tiba, dia disapa dengan badai teriakan yang dirindukannya. Dia merasa cukup hangat saat melihat ekspresi marah gurunya, sehingga dia buru-buru mengakui kesalahannya.     

"Nenek, kenapa kau tiba secepat ini? Kami pikir kami akan menunggu sampai malam atau pagi berikutnya." Natasha sering mendengar Lucien membicarakan teriakan gurunya. Dia mengamati dengan perasaan senang dan berencana merekamnya untuk mengejek Lucien nantinya. Namun, setelah beberapa saat, dia mengubah topik untuk beberapa alasan.     

Hathaway tampak lebih lembut saat menatap Natasha. Dia menjawab santai, "Kami membunuh Congus dan datang dari Portal Dunia Lain miliknya."     

"Anda membunuh Congus?" Lucien terkejut dan juga senang. Dia khawatir Eternal Blaze tidak bisa membunuh Congus yang memiliki phylactery, dan juga akan ada masalah tanpa batas jika orang itu lolos. Dia tidak menyangka kalau gurunya sudah membereskan masalah.     

Pasti ada banyak tekanan pada mereka, 'kan?     

"Dia harus mati!" Fernando tidak mengubah sikapnya. Kemudian dia menahan 'kemarahan'nya dan bertanya sambil memberikan senyum palsu, "Ada apa dengan sihirmu? Matahari ilusi yang kami lihat beberapa hari lalu juga kau yang buat, bukan? Bagaimana dengan Silver Moon dan sosok dari Dunia Arwah?"     

"Master, Anda juga lihat?" Lucien tidak menyangka gurunya bisa melihat dari tempat sejauh itu. Kalau begitu, hal paling penting jelas terlewat dari spekulasinya saat itu. Dunia ternyata lebih rumit daripada yang dia pikirkan.     

Hathaway terus berdiri diam. Namun sekarang dia menyela, "Semua orang melihatnya. Itu adalah sihir legendaris yang berasal dari alkimia baru?"     

Hathaway lebih tajam dari orang lain karena dia juga mempelajari 'alkimia baru'.     

"Benar. Saya menyadari beberapa fenomena saat saya mempelajari pembusukan atom dan mendapat banyak kesimpulan. Setelah saya membunuh Congus kali kedua, pengetahuannya bergabung, dan dunia memberikan umpan balik pada saya. Saya mendapatkan dua prototipe sihir legendaris yang memicu apa yang Anda lihat. Setelahnya, dengan bantuan Silver Moon, saya menyelesaikan tubuh utama Eternal Blaze dan Atomic Fusion, lalu melepaskannya." Lucien tidak memberitahu teori relativitas spesial atau formula massa-energi, namun menjelaskannya dari fenomena eksperimental yang akan dilihat dalam alkimia baru.     

Deduksi teori relativitas spesial tidak sulit. Mempertimbangkan pengetahuan dan pencapaian Kongres Sihir sekarang, siapapun yang bisa melampaui bias mereka bisa mengejarnya dalam beberapa tahun. Namun justru karena bias tersebut Lucien tidak berani langsung menunjukkan naskahnya pada Fernando     

Sementara teori gelombang cahaya dan teori partikel adalah fondasi fraksi dan dunia kognitif berbeda, opini terhadap ruang dan waktu adalah 'nalar' fundamental yang harus dimiliki setiap arcanis untuk memahami dunia. Mereka datang dari perasaan tak bersalah dan intuisi yang terjadi setiap hari. Contohnya, bahkan orang biasa punya pikiran kalau waktu mengalir lambat sembari menikmatinya.     

Sehingga, bagi seorang arcanis, waktu yang absolut, independen, dan matematis adalah landasan pandangan mereka terhadap dunia. Diyakini juga kalau Time Stop, sihir tingkat lingkaran sembilan, hanya membekukan area dan memperlambat gerakan, dan tidak benar-benar memanipulasi waktu. Sihir itu seperti Deferment versi baru.     

Bagian kacau dalam teori relativitas spesial bukan formula massa-energi, namun ide kalau ruang dan waktu adalah relevan. Dikatakan bahwa waktu adalah fungsi dari kecepatan dan bergantung pada materi, yang mana akan jadi badai revolusi yang tak lebih kecil dari yang disebabkan oleh Teori Energi Kuantum. Selama itu, ia mendeklarasikan keusangan 'Ether'.     

Biar bagaimanapun, pembelajaran awal pada fisi dan fusi tidak butuh formula massa-energi. Sehingga, Lucien menyembunyikannya dulu, supaya gurunya bisa mempelajari pelan-pelan.     

Saat memikirkan itu, Lucien diam-diam meminta maaf dalam hati. 'Guruku selalu jadi orang pertama yang mendapatkan pukulan dari teori baru. Aku kasihan padanya. Yah, bisakah fisi dan fusi membantunya mencapai level yang lebih tinggi?'     

Fernando bertanya serius, "Fusi? Lalu satunya lagi fisi?"     

Pembusukan elemen yang diobservasi jelas adalah fisi. Itulah mengapa dia bertanya dengan nada senang.     

"Fusi melepaskan energi seperti fisi?" Hathaway menanyakan pertanyaan paling penting, dengan sorot menggebu-gebu di mata abu-abu keperakan miliknya.     

Mereka benar-benar lupa kalau itu adalah area yang dikuasai oleh Gereja, atau merupakan tempat bekas ledakan dahsyat dari Big Ivan, dan mereka hanya melayang di udara sembari mendiskusikan fisi dan fusi atom.     

Karena sudah diajari oleh Lucien duluan, Natasha mendengarkan dengan santai dan menyetujuinya sesekali. Bergner, yang payah dalam elemen, sangat kewalahan jadi dia hanya berdiri sambil waspada.     

Setelah pengenalan singkat, Lucien berujar, "Master, Yang Mulia Hathaway, ledakan barusan pasti sudah diketahui Varantine."     

"Varantine? Apa dia berani kemari?" Lord of Storm mendelik pada Lucien. Di tempat itu ada dua arcanis agung dan peramal tingkat legendaris level dua. Kenapa mereka harus takut pada pemimpin yang bahkan bukan di tingkat Saint?     

Meski paus datang secara pribadi, Fernando masih percaya pada kemampuan di kubunya, selama God's Arrival tidak bisa digunakan. Meski mereka tak bisa mengalahkannya, tidak sulit untuk kabur. Seorang penyihir legendaris lebih sulit dibunuh daripada kelas lainnya, kecuali mereka dikepung dan dimensinya ditahan. Tapi karena ada seorang peramal di sini, jelas tidak mungkin menyergap dan mengepung mereka.     

Meski berkata demikian, Fernando menahan keinginannya untuk menjelajahi arcana. Dia melanjutkan, "Ayo kembali ke Allyn. Kau bisa menulis pengalamanmu bersama Silver Moon dan sosok dari Dunia Arwah ke dalam laporan. Beritahu orang-orang tentang Maskelyne juga, kalau kau mau. Kau tak bisa menghadapi Dunia Arwah sendirian."     

Congus memiliki beberapa data yang tertinggal di tempatnya, yang mana membuat Fernando tahu kenapa mereka mengejar Lucien.     

Natasha mengambil kesempatan untuk berpamitan, siap untuk kembali pada para kesatria yang dikirim oleh Duchy Violet.     

"Kita bicara lagi nanti." Natasha tidak sedih karena harus berpamitan. Dia membuat gestur menggunakan pesan elektromagnetisme pada Lucien sambil tersenyum. Dia terbang menjauh dengan santai setelah membisikkan sesuatu pada Hathaway diam-diam.     

Melihat Natasha pergi, Fernando mendadak memasang senyum jelek. "Lucien, pengejaranmu terhadap cinta sepertinya sangat berat."     

Apa aku ketahuan? Lucien pun bertanya malu, "Apa maksudmu, Master?"     

"Haha, jangan malu-malu. Aku punya banyak pengalaman percintaan. Apa yang belum pernah kulalui? Satu-satunya alasan aku masih lajang sekarang adalah aku sudah tidak mempermasalahkannya lagi. Apapun pertanyaan yang kaupunya tentang itu, tanya saja." Fernando mengolok muridnya begitu saja.     

...     

Di Istana Nekso di Rentato, ibu kota Holm...     

Sebuah lilin putih menyala di dalam wadah lilin. Cahaya redup dari sana menguarkan hawa kesepian dan kesendirian di tengah badai dan petir di luar.     

Sard yang mengenakan topi putih, menatap pada Raja Feltis yang terbaring di kasur, lalu berkata, "Yang Mulia, hidup Anda sudah berakhir beberapa bulan lalu, dan sudah disokong oleh kekuatan suci sejak saat itu. Namun, bahkan kekuatan suci tak bisa memperpanjang hidup Anda lagi. Segalanya sudah diatur. Anda bisa kembali ke pangkuan Tuhan dalam damai. Tenang saja. Kematian bukan takdir. Anda akan menikmati kebahagiaan dan keselamatan abadi dalam Mountain Paradise."     

Mata keruh Feltis menjadi bersih, dan dia tampak tidak terlalu merasa bersalah, namun rasa bersalahnya digantikan dengan tekad dan rasa kewajiban. Dia berujar terbata-bata, "Saint Sard yang terhormat ... Rex, hal itu ... akan kuserahkan padamu. Holm selalu jadi kerajaan yang disayangi Tuhan ... dan akan selalu seperti itu."      

Rex, Duke of Frenburgh dan presiden dari Parlemen Bangsawan, sangat bersedih di hadapan raja yang sudah dia layani selama bertahun-tahun. Dengan bertumpu pada satu lutut, dia menggenggam tangan kanan Feltis dan berkata, "Yang Mulia, saya akan menjalankan harapan Anda."     

"Sudah jadi tugas saya untuk memberikan lebih banyak kejayaan pada Tuhan. Yang Mulia, tenang saja, pangeran tidak akan jatuh ke dalam neraka." Sard membuat salib di depan dadanya.     

Krak. Sebuah petir dahsyat menyambar dan menerangi ruangan. Feltis menutup matanya sambil tersenyum, sementara tangan kanannya jatuh.     

...     

Di kediaman Menteri Keuangan, Count Henson terbangun dari mimpinya.     

"Apa? Yang Mulia dipanggil Tuhan? Siapkan kereta kuda sekarang!" Count Henson bangkit dari kasurnya buru-buru dan berjalan keluar dalam balutan piyama. Istrinya buru-buru mengikuti dan memberikan gaun hitam padanya, sebelum dia memberikan tongkat milik Count Henson.     

Count Henson yang kehilangan keanggunannya, pergi ke arah kereta kuda di gerbang vila dengan langkah cepat, nyaris berlari. Kemudian dia berteriak, "Cepat! Menuju Istana Nekso!"     

Karena belum mengaktifkan kekuatan darahnya, dia berlari lebih lambat daripada kereta kuda yang ditarik oleh kuda Dragon Scale. Saat dibawa ke istana, di sisi lain, akan menunjukkan kepanikannya. Sehingga, meski dia cemas, dia hanya mencengkeram pakaiannya di dalam kereta kuda untuk menunjukkan bahwa dirinya sangat tenang, demi memberikan kepercayaan diri pada bangsawan lain.     

DHUAAR! Sebuah kilat menyambar, kemudian petir yang memekakkan telinga terdengar, yang merupakan implikasi dari hati Count Henson. Kereta kudanya berlari secepat yang bisa kusir lakukan, membuat lumpur terciprat kemana-mana.     

Empat roda tersebut berputar sangat cepat sampai seluruh keretanya nyaris terlempar ketika mereka berbelok di tikungan.     

Jendelanya terbuka. Angin kencang berembus masuk, dan tetes hujan sebesar kacang masuk ke dalam kereta. Malam di luar segelap tinta dan tampak memiliki kengerian tanpa batas.     

Kereta kuda berhenti di luar Istana Nekso. Count Henson bergegas ke dalam istana meski sedang badai. Kemudian, dia melihat Duke James dan Duke Russell yang berdiri di gerbang.     

"Bagaimana situasinya? Di mana pangeran?" Count Henson terengah-engah. Dia sudah tua.     

Dengan ekspresi muram, James membalas dengan suara serak, "Pangeran juga dipanggil Tuhan karena sedih."     

"Apa?"     

BLAAR! BLAAR! BLAAR!     

Teriakan Count Henson terhalang oleh serangkaian suara petir. Dia berdiri di bawah hujan dan membiarkan air membasahi tubuhnya. Tidak ada apapun selain pemandangan buram di depannya, sesekali terang, sesekali gelap.     

(Akhir volume V)     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.