Singgasana Magis Arcana

Hidup dan Mati



Hidup dan Mati

0Di dalam hutan gelap yang tampak jauh dari Lembah Kematian, tapi sebenarnya sangat dekat jika berjalan lulus.     

Lucien dan Natasha mengamati langit yang terhalang awan-awan lewat dedaunan. Di sana tidak ada bintang maupun bulan perak malam ini. Mereka nyaris tidak bisa melihat jari mereka sendiri. Rasa takut dan panik mulai menggelegak.     

"Daerah pergerakan kita sudah diminimalisir. Kelihatannya kita harus kembali ke Lembah Kematian." Sambil bersandar pada pohon, Natasha menghela napas ke arah cakrawala. Ada Lucien juga di sebelahnya. "Sekarang nyaris fajar. Bibi Camil harusnya sudah tiba di Oasis Metarin. Sayang sekali kita harus menunggu satu hari lagi sebelum bantuan datang. Kira-kira apa kita bisa melihat matahari terbit lagi?     

Keduanya ditangkap oleh Congus sekitar satu hari setelahnya. Kemudian, mereka membunuh Congus dan memaksanya menghabiskan lebih dari satu setengah hari untuk membangun kembali tubuhnya dan kembali ke dunia material utama. Setelahnya, mereka harus bersembunyi di sekitar Lembah Kematian selama lebih dari setengah hari. Sehingga, sudah lebih dari tiga hari sejak mereka meninggalkan Camil. Bahkan jika memperhitungkan waktu pemulihan dirinya, Camil harusnya sudah sampai di Oasis Metarin.     

"Kita pasti bisa melihat matahari terbit bersama-sama." Tidak ada ekspresi frustrasi di wajah Lucien. Semakin berbahaya keadaannya, semakin yakin Lucien dibuatnya. Wajahnya memancarkan senyum lembut yang penuh harapan.     

Natasha juga sama. Dia lantas mengambil longsword dengan percaya diri dan yakin seperti biasanya.     

Dia menatap tangan kiri Lucien dan tersenyum. "Setelah kekacauan saat pagi, serpihan sosok misterius dari Dunia Arwah pasti sudah bisa dikendalikan oleh bulan perak. Frekuensi kehilangan kendalinya semakin berkurang. Mungkin tinggal satu hari lagi. Jika kita tidak bisa kabur dari Demigod-lich, dia tidak menemukan kita meski kita hanya bersembunyi."     

Saat fajar, serpihan sosok misterius dari Dunia Arwah lepas kendali paling parah sejauh ini. bukan hanya membuat Lucien membeku, bahkan Natasha yang ada di sebelahnya juga terkena dampaknya. Untung saja hanya terjadi selama dua menit dan tidak ada kejadian lain yang terjadi. Sejak saat itu, jarak waktu kehilangan kendalinya lagi semakin besar. selain itu, hilang kendalinya terjadi saat pagi, yang akhirnya menunjukkan keberadaan mereka dan membuat Congus mengurangi radius pergerakannya.     

"Alterna berkata kalau fase penyerangan paling ganasnya sudah lewat. Berikutnya, tinggal mencerna kuenya. Tapi bukankah sosok misterius dari dunia arwah agak lemah? Meski dia belum mengembalikan kesadarannya, dia masih lemah karena dia diserap oleh sosok lain dengan level yang sama hanya dalam satu minggu." Lucien mengutarakan kebingungannya.     

Natasha mengendus. "Begitukah? Kalau dia masih melawan selama beberapa hari lagi, kita akan dikirim ke Dunia Arwah oleh Congus sebagai spectre. Alterna pasti tahu tentang hal-hal demigod lebih baik daripada dirimu. Kalau dia bilang baik-baik saja, harusnya tidak ada masalah."     

Lucien baru akan membalas, ketika cahaya terakhir di hutan lenyap. Suasana pun tenggelam dalam kegelapan pekat.     

"Berhentilah bersembunyi. Keluarlah dengan patuh, dan aku akan memberimu kedamaian setelah kematianmu." Suara Congus terdengar seperti angin dingin dalam neraka yang datang dari sisi lain hutan gelap. "Kalian pikir bisa sembunyi berapa lama lagi?"     

"Jaraknya kurang dari seratus meter." Lucien dan Natasha saling memandang. Mereka meninggalkan pohon diam-diam dan kembali ke Lembah Kematian berdasarkan rute yang sudah direncanakan. Mereka mengambil jalan memutar demi menghindari budak spectre yang memenuhi gunung.     

Pemandangan di sekitar mereka adalah demonstrasi samar dari mantra Scourge of the Dead.     

Congus mendengus. "Aku tahu kalian berharap Blue Tide sudah tiba di Oasis Metarin dan memberitahu si tua mesum Storm dan Hathaway untuk menyelamatkan kalian. Tapi kalian pikir aku orang bodoh dan selalai itu?"     

Natasha terhenti, wajahnya pucat. Bibi Camil?     

"Tak apa. Kalau Bibi Camil dibunuh atau ditangkap olehnya, dia pasti sudah menunjukkannya pada kita untuk membuat kita goyah." Lucien menepuk bahu Natasha dan menenangkannya.     

Natasha segera tersadar dan mendapatkan kembali tekadnya. Dia mengangguk pada Lucien dan menambah kecepatan.     

Suara Congus semakin dekat. "Saat aku sangat terburu-buru menangkap kalian berdua demi menghadapi Blue Tide, aku sudah mengubah kontak di Oasis Metarin pada bawahanku yang setia. Rehau adalah murid rahasiaku. Kalian pikir permohonan pertolongan kalian bisa terkirim sampai seberang lautan?"     

Ekspresi Lucien sedikit berubah. Sudah lebih dari dua bulan sejak Congus mulai mengawasinya. Dia pasti sudah membuat persiapan atas segalanya. Namun sementara dia kehilangan harapan, Lucien masih jauh dari kata putus asa. Seperti yang Natasha katakan barusan, jika mereka bisa menyingkirkan Congus kali ini, serpihan sosok misterius tidak akan bisa lepas kendali dengan mudah, dan mereka bisa kembali aman. Saat Alterna pulih, peran pemburu dan mangsa akan berbalik.     

Natasha menarik napas lega. Dia berujar pada Lucien lewat sambungan telepati sambil tersenyum, "Dia memang gagal menangkap Bibi Camil. Karena nenek Hathaway dan Lord of Storm menyuruhku diam-diam untuk mencarimu di area yang dikuasai Gereja, mereka pasti mengirimkan kontak rahasia juga."     

Syukurlah. Lucien juga tersenyum.     

Yakin keduanya tidak ada di sekitar sana, Congus mengintimidasi mereka dengan kalimat, dan mendadak berubah menjadi asap abu-abu yang dipenuhi dengan serangga aneh.     

Serangga-serangga itu memiliki warna serupa dengan asap, tapi kepala mereka menyerupai wajah manusia yang kesakitan, yang mana sangat kabur sampai terlihat kalau wajah tersebut terbuat dari arwah. Sambil mengeluarkan suara dengung, mereka menyebarkan kabut abu-abu yang langsung melingkupi seluruh area. Kurang dari 20 detik, mereka selesai melakukan pencarian di sana. Kemudian, asapnya menyebar maju dan menutupi area baru.     

Melihatnya, Lucien dan Natasha menambah kecepatan lagi. Mereka melewati sebuah goa rahasia dan kembali ke pintu masuk Lembah Kematian. Mereka bergegas masuk ke dalam lembah dan meninggalkan bayangan kabur di belakang.     

"Hum! Hum! Hum!" Suara serangga-serangga kesal mendadak bergema.     

"Sial!" seru Lucien diam-diam. Dia buru-buru menahan Natasha di sebelahnya dengan tangan kiri. Kemudian, mereka berdua berkedip dan lenyap.     

Penyihir legendaris punya terlalu banyak metode tidak biasa. Dia sudah menemukan mereka berdua duluan!     

Sebuah sinar hijau melesat ke arah mereka berada sebelumnya, namun tiba satu detik lebih lambat sebelum Lucien dan Natasha menghilang. Bebatuan, lumpur, dan tanaman berubah menjadi titik cahaya hijau dan sebuah lubang raksasa yang cukup mengubur puluhan orang-orang.     

Congus terkekeh. "Ketemu kalian! Mari lihat bagaimana cara kalian kabur kali ini!"     

Suaranya dipenuhi dengan kebencian yang pekat. Itu adalah penghinaan terbesar bagi Demigod-lich karena terbunuh oleh dua 'bocah' yang bahkan belum mencapai tingkat lingkaran sembilan!     

Setelah berteleportasi ke dalam Lembah Kematian, Lucien dan Natasha bergegas dengan kecepatan penuh dan melesat melewati kegelapan pekat, lalu sampai ke area yang sudah mereka persiapkan.     

"Domain surgawi?" Congus melayang di atas Lembah Kematian alih-alih bertindak gegabah. "Kalian mau berkomplot dengan tuhan palsu untuk menghadapiku, dan bermaksud melemahkan serta menahanku dengan kekuatan domain surgawi dan lingkaran sihir yang kalian pasang?     

"He he. Biar kutunjukkan bagaimana penyihir yang sebenarnya!"     

Congus mengangkat kedua tangannya, lalu tujuh meteorit kecil berapi mendarat dari langit. Meteorit tersebut menerangi malam, lalu langsung menghantam Lembah Kematian.     

"Sialan! Serangan besar-besaran!" Saat Lucien sedang bersiap akan serangan yang datang, dia masih terkejut atas kewaspadaan dan kelihaian Congus kali ini, lalu mengumpat. Dalam sambungan telepati, Natasha berteriak tidak seperti seorang 'wanita'.     

"Sembunyi!" Lucien dan Natasha bergegas menuju tempat yang sudah mereka siapkan, sementara mereka meminta Ell dan para malaikat palsu yang dikendalikan untuk menghindar.     

Meteorit-meteorit itu nyaris menghantam Lembah Kematian disaat bersamaan. Di bawah stimulasi, pertahanan suci langsung muncul, namun langsung tercerai-berai oleh hujan meteor. Setelah serangan itu, pertahanan domain surgawi sudah rusak.     

Namun Congus tidak berhenti. Dia mengangkat kedua tangannya lagi, dan tujuh meteorit lainnya jatuh bersamaan.     

Waktu tampak berhenti sesaat. Kemudian, setelah sebuah ledakan besar, awan berbentuk jamur kecil membumbung dari lembah. Asap tersebut menghancurkan area dalam radius beberapa ratus kilometer di sekitarnya.     

Di dalam domain surgawi, kota yang dihias dengan batu agate dan giok luluh lantak separuhnya karena ledakan yang terjadi. Bagian-bagian yang terkena langsung bahkan rata dengan tanah. Tanaman rambat yang menghalangi langit sudah rusak dan terbakar. Jiwa murni dan para malaikat terhempas oleh angin kencang dan tak terlihat lagi. Lingkaran cahaya suci tertutup oleh debu-debu. Lingkaran sihir yang diaktifkan lebih dulu kini penuh lubang, sementara dinding-dinding yang sudah bobrok adalah satu-satunya hal yang terlihat.     

Sampai akhirnya lima Meteor Swarms yang diturunkan Demigod-lich mencari keberadaan Lucien dan Natasha.     

Di bawah tanah domain surgawi, Lucien dan Natasha bersembunyi di dalam 'benteng' sambil mendengarkan suara hantaman tanpa henti dari luar.     

"Untungnya kau menyiapkan tempat perlindungan dari bom lebih dulu." Merasakan guncangan hebat dan debu-debu yang berjatuhan dari atap, Natasha mengacungkan jempolnya pada Lucien.     

Lucien tersenyum dan menjawab, "Sudah merupakan pengetahuan umum untuk bersiap-siap dari serangan udara. Untungnya mereka hanya meteorit kecil."     

"Tapi jebakan sihir yang kau pasang tidak berguna." Natasha tampak serius.     

Lucien mengangguk. "Sebagian besar, ya. Tapi sebagian kecil dari mereka mengakar di dalam domain ini, yang mana tidak akan bisa dihancurkan seluruhnya selama Ell belum mati. Kuharap beberapa dari jebakannya masih berfungsi."     

Ledakan di luar berhenti. Lucien buru-buru menghubungi Ell dan memastikan lokasi mereka demi menghadapi serangan balik yang akan datang.     

Congus mendarat di dalam Lembah Kematian. Seraya melihat reruntuhan, dia mencari Lucien dan Natasha dengan sihir. Sementara itu, karena lingkaran cahaya suci belum lenyap seluruhnya, dia tahu kalau pemilik domain suci tersebut belum mati, sehingga dia lebih waspada.     

Mosquitoes of Souls terbang keluar dari dalam tubuhnya dan menyebar. Mendadak, sebuah bayangan melesat keluar dari runtuhan gedung sambil membawa longsword di tangan.     

Dengan memantulkan api dan lingkaran cahaya suci di dekatnya, longsword itu membawa hawa surgawi, dan bayangan tersebut tampak melebur bersama longswordnya. Sosok itu pun menebas Congus dengan dikelilingi dua celah ilusi.     

Congus tidak menggunakan sihir legendaris yang membutuhkan bantuan mantra pendek, untuk jaga-jaga pemilik domain surgawi menyerangnya dengan cincin miliknya saat Congus merapal mantra. Dia mengangkat dua tangannya, lalu semua warna di sekitar Natasha lenyap, digantikan dengan kekosongan berwarna abu-abu. Pergerakan Natasha terhenti karena pengaruh Time Stop, longsword-nya terhenti di udara.     

Saat Congus akan mengeluarkan jiwa Natasha, orang lain muncul dari belakangnya. Dia memegang Sun Staff di tangan kanan, bersiap 'mengunci' Natasha dalam labirin saat diperlukan. Sementara tangan kirinya menguarkan sinar perak ketika diangkat tinggi menuju musuhnya.     

"Kau mau curang lagi?" Mengabaikan hawa bulan perak di tangan kiri Lucien dan Natasha yang ada dalam zona Time Stop, Congus memunculkan bola hitam bagaikan void di depan tengkoraknya. Bola tersebut menguarkan hawa kengerian yang luar biasa dan siap ditembakkan pada Lucien.     

Itu adalah Orb of Ultimate Destruction, sihir tingkat lingkaran sembilan!     

"Dia tidak menggunakan sihir tingkat legendaris. Dia sangat waspada terhadap Ell." Merasa senang, Lucien menyuruh Ell menyerang.     

Namun perintahnya tidak ada yang merespon.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.