Singgasana Magis Arcana

Filsuf



Filsuf

0Melihat Nika berpikir keras tapi tetap tidak menemukan apapun, Lucien buru-buru menyela, "Ini adalah kekuatan dari daratan, namanya gravitasi."     

"Kekuatan daratan?" Nika masih sangat bingung.     

Lucien mengangguk. "Kita bisa menempel di tanah karena kekuatan daratan. Bintang, matahari, dan bulan berputar. Burung harus terus mengepakkan sayapnya untuk menahan kekuatan daratan."     

Seraya bicara, Lucien merapal Gravity Chaos. Alat-alat di atas meja operasi melayang ke udara, lalu mendadak jatuh.     

Nika melemparkan jantung monster ke udara dan melihatnya jatuh kembali ke tanah. Setelah suara daging jatuh ke lantai terdengar, Nika mengulang, "Kekuatan daratan..."     

Mata anak laki-laki membelalak terkejut. "Tuan, apakah ... apakah kau juga orang bijak?"     

Nika menatap Lucien dengan sangat bersemangat. "Bisakah kau memberikan detailnya? Lalu bagaimana kau membagi polanya..."     

"Kami buru-buru. Saya akan memberikan beberapa caranya nanti," kata Lucien sembari menunjuk tangan Natasha yang terluka. "Tuan Nika, apakah Anda tahu sejenis bunga merah yang bisa menangkap hewan kecil?"     

Tak tahu bagaimana orang-orang di dunia ini menyebut bunga Bloody Family, Lucien harus mendeskripsikannya pada Nika.     

Nika sedikit mengernyit. "Apa maksudmu Gronin? Aki, petikkan satu untuk pemuda ini."     

Bocah lelaki yang bernama Aki buru-buru pergi ke gudang di sebelah.     

Nika akhirnya menyadari kalau dua tamunya sedang terluka. Dia sedikit menenangkan diri dan bertanya, "Jadi kau butuh bantuanku?"     

"Saya tahu sihir." Lucien menggeleng. "Saya hanya butuh bunga untuk membuat beberapa ramuan."     

"Sihir?" Itu adalah kata baru untuk Nika.     

Lucien mengangkat dagunya sedikit dan menyeringai. "Itu adalah nama kekuatan yang kau miliki."     

Nika terdiam beberapa saat. Di matanya, tamu itu sangat misterius.     

Natasha, yang merasa kelelahan karena lukanya, hanya tersenyum dan mendengarkan percakapan mereka.     

Saat itu Aki sudah kembali sambil membawa bunga besar di tangannya. Lucien melihat bunga itu dan mengambilnya dari tangan Aki. Dia berbalik pada Nika dan berujar, "Ini bunga yang saya cari. Tuan Nika, bolehkah saya menggunakan salah satu ruangan Anda?"     

Sebagai seorang penyihir, Lucien selalu membawa peralatan alkimia bersamanya.     

"Aki, pergi dan carikan ruangan," kata Nika.     

Lucien meletakkan tangan kanannya di dada dan sedikit membungkuk, "Untuk menunjukkan rasa terima kasih saya, saya punya beberapa hadiah untukmu, Tuan. Tolong beri saja gulungan perkamen atau papyrus yang cukup."     

Nika menggeleng. "Kau adalah tamuku. Aku harus membantumu. Aku tidak butuh hadiah, tapi nanti kita bisa mendiskusikan—"     

"Hadiahnya berupa buku tentang sihir," sela Lucien.     

Ekspresi di wajah Nika mendadak berubah.     

"Aki, pergi dan ambil semua lembar perkamenku kemari!"     

"Ha, Lucien, kalian para penyihir kadang-kadang bisa sangat tidak basa-basi dalam konteks yang imut," komentar Natasha lewat sambungan telepati sembari tertawa, "omong-omong, kau yang tak pernah mencium perempuan karena kau terlalu sibuk di lab juga lucu, haha!"     

Melihat gurunya sangat gembira, Aki—meski dia tak tahu apa itu sihir—juga jadi sangat bersemangat. Dia berlari ke ruang belajar, lalu kembali sambil membawa setumpuk lembar perkamen yang tingginya nyaris sama dengan tingginya.     

"Dari Dasar Sihir sampai Model Konstruksi, Signifikansi Modeling, Geometri Sihir Dasar, Ekuasi Elemen di balik Formula Sihir, Elemen Dasar, Meditasi Tingkat-rendah, Alkimia Dasar..." Lucien menciptakan daftar panjang.     

Setiap kali Lucien menamakan sebuah buku baru, mata Nika berbinar dengan sangat gembira. Tubuhnya sedikit gemetar. Nika benar-benar melupakan segalanya yang ada di dunia selain nama-nama buku itu.     

Lucien menyalin semua buku tingkat dasar di dalam perpustakaan jiwanya dan menerjemahkannya ke dalam versi Baburian. Dia berujar pada Nika sambil tersenyum, "Saat Anda selesai membaca semuanya, Anda bisa mengaturnya dan akan punya pemahaman mendalam semua isi buku itu."     

Lucien bermaksud membimbing Nika ke Kongres Sihir. Biar bagaimanapun, Nika adalah orang jenius.     

"Terima kasih! Terima kasih!" Nika terus mengulang kata yang sama. Lantas dia berujar sedikit malu-malu pada Lucien, "Tuan, bagaimana soal kekuatan daratan yang tadi kau katakan?"     

Lucien memikirkannya sejenak. Melihat masih ada lembar perkamen yang tersisa, dia meletakkan tangannya pada tumpukan lagi dan menyalin tiga buku lain untuk Nika.     

"Tiga buku ini ... Satu membicarakan tentang teori gravitasi dan alat perhitungan yang lebih baik, satu lagi adalah karya klasik dalam elektromagnetisme, dan satunya mengenalkan sistem teori Elemen dan Alkimia terbaru. Meski Anda tidak akan bisa memahaminya dalam waktu singkat, membacanya akan membantu membangun sistem pengetahuan Anda dari perspektif yang lebih tinggi, jadi bingkai teori Anda bisa lebih sempurna."     

"Prinsip Matematika dalam Filosofi Sihir, Elektromagnetisme, Alkimia Baru..." Nika tak bisa mengalihkan pandangan dari ketiga buku itu.     

Aki kebingungan melihat tumpukan buku di atas meja. Dia bertanya dengan semangat, namun juga bingung, "Itu apa, Tuan?"     

Sebelum Lucien dan Natasha pergi ke ruangan yang sudah disiapkan, Lucien bertanya, "Tuan Nika, apakah Anda punya bijih metal yang terlihat seperti kristal?"     

Lucien harap dia juga bisa memperbaiki cincin Holm Crown-nya, jadi dia bisa lebih bersiap untuk apa yang akan menghampiri mereka.     

"Punya! Ambil sebanyak yang kau mau!" kata Nika tanpa ragu, yang kini sudah mulai membaca salah satu bukunya.     

...     

Matahari terbenam di barat, sehingga kastelnya jadi semakin gelap.     

Pintu kamar tamu didorong terbuka. Lucien dan Natasha lalu keluar dari sana dengan sangat bugar dan penuh energi.     

"Tangan kirimu benar-benar tenang sepanjang siang ini. Kuharap sisa enam hari juga terus seperti ini." Natasha menyeringai.     

Dalam beberapa jam terakhir, Lucien membuat ramuan bernama Heart of Sun, lalu menghilangkan racun kutukan dari tubuh mereka, memperbaiki cincin Holm Crown, juga memperbaiki sebagian armor Natasha yang bernama Violet, the Guardian.     

Lucien membalas dengan sengaja, "Selalu tenang sebelum badai datang."     

"Jangan khawatir, aku selalu waspada." Natasha mengeluarkan Pale Justice untuk menunjukkan kalau dia sudah pulih sepenuhnya.     

Saat itu, Nika membuka pintu labnya dan berlari keluar. Sambil merasa lelah tapi menggebu-gebu, Nika berujar pada Lucien sambil membawa buku di tangannya. "Meski ada banyak hal yang belum kupahami, aku merasa buku-buku itu sangat berharga. Tamuku yang terhormat, tolong beritahu aku, di mana Derrick Douglas, Edwyn Brook, dan Lucien Evans? Aku harus menemukan tiga filsuf itu dan mengikuti mereka!"     

Natasha tertawa terbahak-bahak. Lucien berdeham sebagai protes.     

"Anda sudah memahami beberapa?" Lucien sangat terkejut. Meski dia tahu Nika sangat berbakat, tetap sulit memercayai kalau Nika sudah menemukan beberapa petunjuk.     

Nika mengusap kedua tangannya, wajahnya sedikit merona. "Hanya sedikit. Pertama aku membaca beberapa buku dasar dan memahami bahasanya, lalu aku beralih pada tiga buku itu. Selain itu, aku selalu memikirkan beberapa pertanyaan yang didiskusikan di dalam buku. Sekarang akhirnya aku paham apa itu elemen, atom, gravitasi, dan petir!"     

"Begitu, ya." Lucien mengangguk sama. Nika jelas punya fondasi yang sangat bagus dalam memelajari sihir, dan dia hanya belum menyentuh bagian teori saja. Lalu Lucien mengubah topik, "Tuan, apa Anda tahu tempat spesial di dekat sini?"     

Lucien berharap bisa tahu lebih banyak tentang pegunungan utara, jadi mereka bisa bersembunyi dari Demigod-lich dengan lebih mudah.     

Nika jarang bicara dengan orang lain, jadi dia hanya mengikuti kalimat Lucien untuk membuat percakapan tetap berlangsung. "Tempat spesial? Yah ... aku tidak yakin tempat spesial macam apa yang kau cari, tapi aku tahu lembah di bawah tebing dekat sini di mana banyak makhluk berbahaya hidup. Kulit yang ada di pintu ditemukan di sana...     

"... Selain itu, jika kau pergi ke atas gunung, kau akan melihat hutan yang sangat gelap. Aku tidak bisa menyebarkan kekuatan spiritualku di sana. Di sebelah hutan ada danau yang sangat, sangat besar dan juga amat dalam. Ada goa rahasia di dasar danau dan terhubung pada sisi lain gunung. Aku menemukannya saat berburu makhluk air," kata Nika.     

"Oh, ya, di belakang hutan gelap ada lembah yang dipenuhi dengan kabut putih keabu-abuan. Hantu dan spectre menangis di lembah setiap saat," tambah Nika, "sejauh ini aku belum pergi ke dalam lembah. Aku tidak berani."     

Nika mencoba sebaik mungkin untuk mengingat-ingat.     

Lucien dan Natasha mendengarkan dengan saksama tanpa menyela. Saat Nika selesai, Lucien berujar, "Terima kasih sudah memberikan banyak informasi pada kami. Anda bisa membawa bukunya dan temukan pria bernama Rehau di Oasis Metarin di gurun timur, Rehau akan membimbing Anda pada sebuah organisasi yang mempelajari sihir dan dibentuk oleh para penyihir di seluruh dunia. Saat Anda sampai ke sana, Anda akan punya lingkungan yang lebih baik untuk mempelajari sihir."     

Nika tahu apa itu penyihir setelah membaca buku dasar. Dia mengangguk keras. "Aku tidak sabar. Omong-omong, apakah tiga filsuf itu masih hidup?"     

Lucien hanya mengangguk dan bermaksud pergi bersama Natasha. Saat itu, Nika akhirnya sadar dia belum menanyakan nama tamu misterius itu. "Tamu yang terhormat, boleh kutahu siapa namamu? Saat aku tiba di oasis, siapa yang harus kusebutkan telah memberikan rekomendasi?"     

Nika tahu sangat umum memiliki orang yang memberikan rekomendasi.     

Sebelum Lucien menjawab, Natasha menyeringai dan menjawab, "Namanya? Namanya Lucien Evans."     

Nika terkejut. Dia mendadak tak mampu berkata-kata.     

Saat itu, Lucien dan Natasha sudah terbang keluar dari kastel.     

...     

Hanya sekilatan warna merah gelap yang tersisa di cakrawala. Bintang sore masih bersembunyi.     

"Kurasa lembah aneh yang Nika sebutkan adalah Lembah Kematian, domain Lord of Underworld sebelumnya. Itu juga merupakan asal muasal Sungai Solna dan tempat di mana Alterna dan sosok misterius dari Dunia Arwah jatuh."     

"Kalau begitu kita harus pergi dan memeriksanya," kata Natasha serius, "kita mungkin bisa menemukan sesuatu untuk bertarung melawan Demigod-lich. Kita tak bisa terus sembunyi."     

"Sayang sekali kau belum bisa mengambil Shield of Truth, kalau tidak, kita tak akan khawatir begini," canda Lucien.     

Natasha mendelik pada Lucien. "Aku harus menjadi kesatria emas untuk bisa mengambilnya. Selain itu, item legendaris sulit ditemukan. Tidak mungkin kita bisa menemukan item legendaris lainnya sekarang."     

Pada dasarnya, selain beberapa legendaris top, sebagian besar legendaris atau negara hanya punya satu atau dua item legendaris.     

Angin berembus melewati dahan pohon dan terasa segar. Namun, entah mengapa rasanya terlalu sunyi, sunyi yang aneh.     

Sesuatu mendadak terpikirkan oleh Lucien. Dia bertanya, "Kapan terakhir kali kita melihat pelayan spectre yang dikirim oleh Demigod-lich?"     

Ekspresi Natasha mendadak berubah. "Pagi ini."     

"Ayo!" Lucien mendadak sangat gugup.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.