Singgasana Magis Arcana

Upacara



Upacara

0Di Istana Ratacia di Kota Psalm...     

Mendengar berita yang disampaikan Philibell, Kardinal Agung baru paroki Violet, Natasha berujar dengan nada sedih, "Aku tidak menyangka kakek dan paman akan dipanggil Tuhan secepat itu."     

Meski dia tahu Raja Feltis sakit karena sudah tua dan Pangeran Patrick memang tubuhnya lemah sejak dulu, jadi dia sudah bersiap mendapat kabar buruk, Natasha tetap tidak bisa menghentikan kesedihan melanda hatinya. Seiring dia bertumbuh dewasa, Natasha punya semakin sedikit keluarga sedarah yang peduli padanya. Itu adalah pengalaman paling menyedihkan dalam hidupnya.     

"Patrick ternyata tidak meneruskan takhta..." Grand Duke of Orvarit, yang mengenal keluarga Hoffenberg lebih baik daripada Natasha, menghela napas. Tapi dia tidak mengatakan apapun dan hanya menatap anaknya. "Apa kau mau pergi ke Rentato untuk mewarisi takhta?"     

Natasha memikirkan Holm dan Lucien. Dia kemudian menatap ayahnya, yang kini rambut ungunya bercampur dengan uban. Dia menggeleng tegas. "Holm punya banyak penerus, tapi kau hanya punya aku. Aku sudah diajari untuk mengemban tanggung jawab keluarga Violet dan Duchy Orvarit. Mana mungkin aku pergi?"     

Grand Duke of Orvarit menepuk bahu Natasha, menenangkannya. Dia tersenyum pada pada anak perempuannya. "Bagaimana kalau aku ingin kau pergi?"     

Huh? Natasha tercengang.     

Philibell, yang memiliki jenggot, berujar tenang, "Anda masih bisa kembali setelah pergi ke sana. Sementara Gereja melarang Kerajaan Holm bergabung dengan Duchy Orvarit, Anda bisa menjadi ratu dua negara dan meminta keturunan lain untuk mewarisinya. Jadi Anda bisa tinggal di Holm selama satu tahun dan sisanya di Orvarit. Lingkaran sihir teleportasi akan dibuka untukmu. Ini adalah hadiah dari Gereja atas ketaatan keluargamu selama bertahun-tahun."     

Dengan melakukannya, akan lebih mudah mengendalikan Natasha dan mengarahkan para bangsawan untuk membiasakan diri pada otonomi. Konflik antara kekuatan kerajaan dan bangsawan akan lebih besar.     

"Selain itu, aku masih sehat, dan aku bisa menjadi Grand Duke setidaknya sampai 20 tahun ke depan," kata Grand Duke Orvarit setengah bercanda. "Ibumu menikah dan jauh dari keluarganya. Dia merasa bersalah saat melihat ayahnya menua dan saudara laki-lakinya dihantui penyakit. Dia tak bisa bertemu dengan nenekmu untuk terakhir kalinya saat meninggal. Dia merasa berhutang banyak pada keluarga Hoffenberg. Sehingga aku berharap kau bisa pergi ke Holm saat mereka sangat membutuhkanmu untuk membalas penyesalan ibumu."     

Natasha terdiam. Tangannya terkepal, dan dia mengangguk pelan. "Baiklah."     

Philibell berujar separuh serius dan separuh bercanda, "Yang Mulia, Gereja tahu kalau tipe kesukaan Anda berbeda dengan wanita pada umumnya. Sehingga kami membantu Anda menghilangkan tuntutan bahwa Anda harus menikah. Namun Anda tetap harus memiliki keturunan, yang mana saya yakin itu adalah harapan Grand Duke dan para bangsawan di dua negara juga. Anda bisa mempertimbangkan meminta para malaikat masuk ke dalam tubuh Anda sebagai anak. Itu adalah berkah yang hanya ditujukan pada penganut taat."     

Sard menyalahkan segala yang terjadi di Aalto pada Lucien, mengatakan kalau Lucien memanipulasi Putri Natasha saat dia ingin menenangkan Grand Duke. Sehingga Gereja tahu kalau orientasi seksual Natasha tak pernah berubah. Grand Duke tahu semuanya beberapa waktu setelah itu.     

Natasha menurunkan pandangannya dan membalas, "Akan kucoba"     

Apa yang dia pikirkan sayangnya adalah hal lain. 'Apakah kehamilan yang dilakukan tanpa hubungan seks yang disebutkan Lucien sungguhan bisa dilakukan? Bisakah aku meminjam ... miliknya?'     

Karena dia sudah membuat keputusan, Lucien membuat macam-macam rencana. Untuk jaga-jaga agar Natasha bisa menangani tekanan dan menikah dengan bangsawan asing demi punya anak sebelum Lucien merebutnya lagi, dia mengenalkan pengetahuan termasuk inseminasi artifisial dan percobaan bayi tabung padanya.     

Menerima keputusan Natasha, Philibell berujar lembut, "Saya tidak akan mengganggu perpisahan Anda. Untuk keselamatan dan kenyamanan Anda, lebih baik jika pasukan kesatria minor ikut bersama Anda. Keluarga mereka bisa menggunakan lingkaran sihir teleportasi bersama mereka."     

Pasukan kesatria biasa, karena ada macam-macam tugas, dibuat menjadi 100 sampai 500 kesatria dalam berbagai macam level, lalu bawahannya ada 10 kali lipat lebih banyak, dan prajurit bahkan lebih banyak lagi. Pasukan kesatria biasa adalah pengawal untuk pewaris saat naik takhta, biasanya terdiri dari satu kesatria cahaya, tiga kesatria agung, enam kesatria, seratus pengawal kesatria, dan 500 prajurit. Namun apa yang dimaksud Philibell jelas hanya termasuk kesatria resmi dan keluarga mereka.     

Dia pun pergi setelahnya. Grand Duke lalu berujar pada Natasha sambil tersenyum, "Barusan, aku bilang kalau bisa menjadi Grand Duke selama 20 tahun ke depan, tapi lebih baik kau jangan membuatku menunggu selama itu. Aku ingin melihat cucuku dan masa depan keluarga Violet lebih cepat."     

"Akan kucoba." Natasha berdoa kalau 'teknologi' Lucien tidak akan berubah jadi bencana.     

Grand Duke menatap Natasha dan berujar, "Aku ingin kau pergi ke Holm bukan hanya aku ingin kau menebus penyesalan ibumu, tapi juga karena dia ada di sana. Kalian tidak akan terpisah lagi. Jadi kau harus buru-buru memberikan aku cucu."     

"Ayah, apa yang kaubicarakan? Siapa dia?" Merasa malu, Natasha pura-pura tidak peduli. Dari mana asal muasal kesalahpahaman ayahnya?     

Grand Duke menjawab sambil tersenyum, "Siapa lagi? Lucien Evans, tentu saja. Saat kalian pura-pura pacaran bertahun-tahun lalu, intuisiku mengatakan kau tidak memalsukannya sekarang. Aku sangat senang."     

'Ayah, kau berlebihan…' pikir Natasha. Namun dia tak mau melukai perasaan Grand Duke saat mereka akan berpisah, sehingga dia tidak menjelaskan lebih jauh. Selama itu, dia membuat keputusan untuk memiliki anak menggunakan garis keturunan Lucien.     

"Jangan pikir aku tidak tahu apapun. Dengan siapa kau bicara lebih dari satu jam setiap harinya selama beberapa tahun terakhir?" Grand Duke Ovarit mendadak merasa anak perempuannya tidak peka secara emosional seperti yang dikatakan Natasha sendiri     

Natasha mencoba tertawa. "Itu karena kami sahabat. Aku tak pernah berusaha menyembunyikannya darimu, kalau tidak, kau tidak akan mengetahuinya sama sekali."     

"Baiklah, pergilah pilih kesatriamu. Camil akan pergi ke Holm bersamamu." Grand Duke Orvarit memutuskan meminta Camil untuk mencari kesempatan 'mengingatkan' Natasha.     

Natasha mengangguk. "Baiklah, aku akan terus menghubungimu setelah sampai di Holm."     

Dia mulai membuat rencana. "Aku akan membawa keluarga John dan memberikan kejutan pada Lucien..."     

...     

Lingkaran sihir teleportasi dibuka di Gereja Radiance dan bersinar.     

Itu adalah lingkaran sihir terbesar yang digunakan untuk memberikan bantuan saat Kongres Sihir menyerang. Lima puluh kesatria bisa dikirimkan dalam sekali jalan. Meski Gereja Selatan kaya, lingkaran sihir semacam itu hanya diletakkan di Lance, Antiffler, Aalto, Rentato, dan Holm.     

Di dalam cahaya berwarna gading, Natasha, Camil, sembilan kesatria dan keluarga mereka, total sekitar 40 orang, muncul di dalam lingkaran sihir teleportasi. Orang-orang biasa semacam Joel merasa pusing dan muntah.     

Dari 9 kesatria, hanya John, kesatria agung level tiga, yang membawa seluruh keluarganya. Kesatria lain merasa itu tidak penting karena mereka akan kembali ke Aalto dalam satu tahun, sehingga mereka hanya membawa istri serta anak-anak.     

"John, kau tidak bisa pergi tanpa orang tuamu? Kau belum dewasa?" Fenge, kesatria agung lain, mengoloknya. Dia adalah teman John dan tahu John tidak akan marah dengan beberapa kalimat olokan.     

Setelah melewati rasa pusing, John buru-buru membantu Joel, Alisa, dan Iven. Dia membalas sambil tersenyum, "Pergi ke luar negeri adalah kesempatan langka. Bukankah kita harus membawa orang tua dan saudara untuk mengapresiasi pemandangan lain? Selain itu, bukankah Yang Mulia mengatakan kalau kita harus membawa semua anggota keluarga?"     

"Kurasa tidak. Kau mendengarkan kalimatnya dengan benar, tidak?" Fenge menatap Natasha dengan pandangan bingung.     

Saat itu, para pelayan dari Istana Nekso berbondong-bondong. Mereka membersihkan rambut, alis, dan bagian wajah Natasha, lalu memberikan cape dengan lambang keluarga Hoffenberg di luar armor berwarna gading miliknya. Lambangnya berwarna ungu yang diliputi awan, dengan mahkota suci di bagian tengah, dan di sampingnya ada scepter emas serta longsword biru di kedua sisi.     

"Yang Mulia, tolong pergi ke Istana Nekso bersama kesatria Anda dan kembali ke Gereja Radiance berdasarkan rute yang ditandai, di mana Anda akan dinobatkan." Rex, presiden Parlemen Bangsawan, membungkuk hormat.     

Natasha berujar serius, "Tolong tunjukkan jalannya, Duke of Frenburg."     

John dan kesatria lain buru-buru memberi arah pada keluarg masing-masing dan meninggalkan Gereja Radiance bersama Natasha, lalu tiba di Istana Nekso.     

Saat itu tengah malam setelah badai. Becek dan gelap.     

"Mulai!" Rex, yang memimpin jalan, melambaikan tangan.     

Seorang kesatria mengangkat terompet tanduk dan meniupnya keras.     

Wu!     

Dalam suara terompet, empat kesatria termasuk John bergegas dengan kuda mereka, diikuti dengan Natasha yang mengendarai kuda dengan elegan.     

Wu!     

Lampu kristal sihir di manor menyala, menyambut penguasa baru bagaikan bintang di langit.     

"Ini..." Tak satu pun dari para kesatria pernah melihat pemandangan semacam itu. mereka terkejut.     

Wu!     

Lilin-lilin dinyalakan di rumah di pinggir jalan. Banyak orang mengintip penguasa baru mereka lewat jendela dan celah pintu.     

Natasha mendadak gugup, karena penobatan harus diterangi dengan cahaya suci. Apakah imannya bisa lulus tes?     

Dia mendadak merasakan sesuatu. Saat menengok, dia melihat pria berambut hitam berdiri di sebelah jendela. Wajah dan monocle uniknya sangat familiar.     

Dia mau tak mau tersenyum saat melihat Lucien. Apa yang perlu ditakutkan jika dia pernah berhasil melewati masa-masa diburu oleh sosok tingkat legendaris?     

Apakah dia tidak punya simpati, loyalitas, dan keberanian di dalam hatinya?     

Sehingga, Natasha maju sambil menengadahkan kepalanya tinggi, meninggalkan kesan mendalam pada para bangsawan dan rakyat Holm.     

Seiring mereka melewati jalanan, hari sudah fajar saat Natasha dan para kesatrianya tiba di Gereja Radiance. Dia bermandikan cahaya fajar pertama.     

Setelah turun dari kuda dan masuk ke dalam Gereja, Natasha berjalan santai ke depan Kardinal Agung Sard, lalu berlutut di depan salib saint.     

Setelah sesi tanya jawab, dia meletakkan tangan kirinya di atas Cannon dan mengangkat tangan kanannya, menunjuk langit dengan tiga jari.     

"Aku, Natasha Violet, bersumpah di hadapan Tuhan:     

"Aku adalah penganut taat Saint Truth, aku akan menjalankan Cannon dan hukum Holm, serta menjaga mereka dengan nyawaku. Aku akan selalu siap bertarung demi nama Tuhan dan kepentingan rakyat Holm sampai aku mati!"     

Sard memeriksa imannya menggunakan buku Cannon di depannya.     

Dengan pikiran damai, Natasha diinterogasi oleh cahaya suci jika dia pernah melanggar sumpah kesatrianya. Saat memberikan jawaban negatif, cahaya sucinya bersinar seolah malaikat datang.     

Sard berujar lembut, "Kau adalah penganut yang taat dan tegas; kau adalah kesatria pemberani dan keras kepala; kau layak menjadi penguasa Holm."     

Sambil bicara, dia mengambil mahkota emas di atas tatakan merah di sebelahnya, lalu meletakkan di atas kepala Natasha.     

"Aku mengumumkan, dengan rahmat Tuhan, Natasha Violet akan menjadi Ratu Kerajaan Holm dan daerah yang berhubungan dengannya, Protector of Faith, Violet Countess, Lord of Billbis Island, Lord of Soloho and Baltimore, Duchess of Emden, Lord of the Most Glorious Sword of Truth's Knight, Most Magnificent Verdict Knights, dan Most Ancient and Honorable Saint Cross Knights."     

Natasha mengangkat kepalanya yang sudah mengenakan mahkota, lalu mengambil Sword of Truth yang berkilau, membuatnya memancarkan sinar menyilaukan.     

Duke Rex, Duke Solefen, Duke James, Duke Russel, dan bangsawan lain bertumpu pada satu lutut.     

"Salam, Yang Mulia!"      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.