Singgasana Magis Arcana

Berhadap-hadapan Tapi Tidak Mengenali



Berhadap-hadapan Tapi Tidak Mengenali

0Di Kota Husum, Lembah Solna, ada banyak prajurit di mana-mana sedang mencari orang-orang yang menyebarkan dakwah God of Revival, Fertility and Redemption. Pencarian itu melingkupi seluruh kota, dan pencariannya berlangsung sepanjang hari, bahkan sampai tengah malam.     

Namun, pencarian itu tak mendapatkan hasil. Sebagian besar pengikut Ell adalah pengikut God of Flame and Destruction sebelumnya, yang sudah ahli dalam bersembunyi di antara keramaian. Para prajurit tak mungkin memeriksa orang-orang di jalan satu per satu menggunakan mantra suci. Sehingga, nyaris mustahil mereka bisa menemukan petunjuk untuk melacak keberadaan pendakwah rahasia.     

Sementara untuk pengikut baru Ell, yang pindah agama setelah debat dan melihat bagaimana Ell membunuh Lord of Underworld dalam sekejap, mereka tidak bisa digunakan untuk pencarian, karena pengikut baru tak tahu apa-apa tentang para pendakwah itu.     

"Kirimkan surat-surat ini dan lakukan seperti yang tertulis di dalamnya. Ini adalah bayaran muka. Saat temanku melihat tanda ini dan menemukanmu, kau akan mendapatkan sisanya," kata Ramiro yang sudah mengubah penampilannya lagi menjadi seorang pedagang.     

Pedagang keliling itu buru-buru mengangguk dan mengambil koin emas serta suratnya. Bayarannya jelas sangat besar sehingga dia tidak bisa menolak!     

Dia ingin langsung bertemu dengan jalanan! Dia sangat beruntung bisa bertemu orang sekaya itu!     

Karena ketakutan akan archmage tingkat lingkaran sembilan misterius dan Lord of War, Ramiro memutuskan untuk menghubungi penjaga malam di peringkat tiga teratas yang juga sudah tiba di Erdo, serta lima pendeta tingkat senior, dua kesatria emas, dan enam kesatria cahaya di utara demi meminta pertolongan. Pasti ada hal tidak beres yang terjadi di sini!     

Karena batasan tertentu di dimensi ini, Gereja hanya mampu memasang beberapa lingkaran teleportasi di dalam negara yang dikendalikan penuh. Komunikasi harus bergantung pada metode paling tradisional di area terpencil.     

Ramiro juga memutuskan kalau saat ini belum perlu melaporkannya pada kardinal agung dan Varantine, pemimpin para pemuka agama, yang sedang menginvestigasi macam-macam hal lintas dimensi, karena mereka kekurangan orang. Namun keberadaan archmage misterius tetap menjadi potensi ancaman.     

Tiga tahun lalu, banyak tempat di dimensi ini menyaksikan hujan meteor, membuatnya tak mungkin bisa tahu di mana posisi jatuhnya Alterna dan eksistensi misterius dari Dunia Arwah. Ramiro harus menemukan kesempatan untuk mendekati tuhan palsu yang mengambil ketuhanan God of Moon. Entah mengapa, semua dimensi di mana tempat manusia hidup memiliki jangka pagi dan malam yang sama, begitu pula waktu dalam satu tahun, sama seperti dunia material utama. Itu semua merupakan kebalikan dari dimensi yang tak cocok ditinggali manusia.     

Saat Ramiro berbalik dan bermaksud pergi, dia mendengar orang di dekatnya berbicara.     

"Kudengar Lord of Underworld dibunuh oleh Lord of Redemption yang agung. Rahasiakan ini: Patung Lord of Underworld di kuil retak dari bagian tengah, dan sebagian besar pendeta Lord of Underworld kehilangan kekuatan mereka."     

"Benarkah? Aku ingat kalau God of Redemption yang agung hanya mengatakan dua kata saat itu!" kata pria lain. Seorang rakyat biasa sepertinya tak bisa memahami bahasa Baburian kuno.     

"Memang kenapa kalau yang dikatakan pendeta itu benar? Saat pencariannya berakhir, aku akan..." Pria yang sedang bicara tidak menyelesaikan kalimatnya, karena dia tidak bisa percaya penuh pada orang yang bicara dengannya.     

"Jangan bilang begitu terlalu cepat. Kalau Ell memang sekuat itu, Ell pasti sudah membunuh Asin sejak lama. Tapi kekuatan Asin sekarang sudah kembali, dan Asin sudah menjadi God of Love and Beauty, Star of Morning and Dusk. Sekarang pendeta Asin mendapatkan kekuatan baru," kata pria lain, yang merupakan pengikut Bero, God of Sun and Justice.     

Ramiro sangat terkejut mengetahui kalau ada banyak hal yang terjadi. Lord of Underworld sudah mati! Siapa yang membunuhnya?     

Berdasarkan Gereja, temperamen para tuhan palsu itu berubah drastis begitu mereka mengambil ketuhanan berbeda, dan beberapa dari mereka berakhir dikendalikan oleh nafsu, lalu kehilangan kemampuan berpikir. Saat Ramiro berpikir, dia menyadari ada yang tidak beres. Saat orang-orang itu bicara, salah satu dari mereka jelas sedang linglung dan terus melihat sekitar.     

Pasti ada yang salah dengan orang itu. Ramiro juga tidak yakin kalau pria itu adalah pengikut Lord of Underworld, karena pria tersebut tidak tertarik pada pembicaraan sama sekali.     

Ramiro memutuskan mengikuti pemuda pendek itu. Sebagai penjaga malam berpengalaman, Ramiro sangat sensitif dengan apapun yang layak diinvestigasi.     

Di pondok jerami biasa.     

Reis, si pemuda pendek, menyelinap ke dalam pondok setelah memeriksa sekitar dengan hati-hati. Ada Anheuse yang menunggu di dalam pondok.     

Reis berkata pada Anheuse, "Pemrakarsa yang terhormat, Lord of Redemption yang agung dan pemrakarsa lain sudah meninggalkan kota. Jumlah pengawal di gerbang kota sudah berkurang. Saya juga diberitahu kalau..."     

Anheuse tinggal di kota untuk menangani masalah tersisa setelah rencana awal mereka gagal. Karena pencarian ketat, Anheuse menunggu kesempatan meninggalkan kota itu selama beberapa waktu.     

Setelah menerima informasi Reis, Anheuse membentuk salib di depan dada dan berkata, "Kekuatan Tuanku yang agung sangat mendalam. Lord of Underworld mencoba mengkhianati tuhan sejati, kemudian hukuman berat dijatuhkan. Kau boleh pergi sekarang. Saat segalanya kembali tenang, aku akan berdakwah padamu tentang berkah yang diberikan Tuhan."     

"Kita hanya mengikuti God of Redemption." Reis juga membentuk salib di depan dada, lalu pergi dengan hormat.     

Melihat Reis pergi, Anheuse mengunci pintu dan bermaksud merias diri untuk penyamaran. Kali ini, ada seseorang yang menepuk ringan pundaknya, lalu dia mendengar suara.     

"Aku juga ingin dengar tentang berkah yang diberikan oleh God of Redemption."     

...     

Bulan perak menggantung tinggi di langit. Lucien sedang menunggu Anheuse di sebelah sungai dalam kegelapan.     

Setelah beberapa lama, Lucien akhirnya melihat Anheuse yang datang ke tepi sungai dengan sangat waspada.     

"Kau sudah tiba, Leviathan?" tanya Anheuse dengan suara pelan.     

Setelah memastikan itu adalah Anheuse, Lucien berjalan keluar dari kegelapan. "Kau terlambat. Apa ada masalah?"     

"Sedikit..." jawab Anheuse singkat. "Leviathan, kurasa kau sudah mendapat Benih Jiwa dari Tuan, 'kan?"     

Lucien agak kaget mendengar pertanyaan itu. Waktunya tampak sangat tidak tepat untuk menanyakan itu. Tapi dia tetap menjawab, "Ya, Ell yang agung memberikan Benih Jiwa pada Francis dan saya. Jacob juga diberi hadiah. Saat kau kembali ke Politown, kau juga akan menerima hadiah."     

"Begitu, ya ... Apa Benihnya kuat? Bagaimana cara kerjanya?" tanya Anheuse dengan bersemangat, yang juga tampak agak iri.     

Lucien paham apa yang dirasakan Anheuse, jadi dia tersenyum. "Hanya meningkatkan kekuatan, kecepatan, kelincahan, dan kemampuan memulihkan diri. Dengan kekuatan yang saya dapatkan, saya sekarang bisa bertarung melawan pahlawan berdarah suci."     

"Bagus." Anheuse tampak ceria, seolah dia senang mengetahui tak ada yang spesial pada Benih Jiwa Leviathan. "Baiklah, kita harus pergi sekarang."     

Anheuse sedang gembira karena dia sebenarnya adalah Ramiro sang Body Controller. Ramiro sudah membunuh Anheuse setelah menyerap ingatan Anheuse dan sel tubuhnya.     

Ramiro merasa sangat terberkati karena bisa seberuntung ini. Bisa menemukan Anheuse berarti sekarang dia bisa menemukan Francis dan mencari tahu kenapa mereka menginginkan ketuhanan God of Moon. Saat Ramiro mengetahui dia tidak bisa merapal semua mantra suci Anheuse dan merasa itu akan jadi celah besarnya, utusan yang dia temui—Leviathan—juga tak bisa mengetahuinya, karena Benih Jiwa yang diterima Leviathan hanya untuk meningkatkan kekuatan fisik. Apalagi, Ramiro bisa dengan mudah mengubah dirinya menjadi Leviathan, kemudian dia akan sangat aman.     

Ramiro cukup senang dengan dirinya sendiri. Dia yakin ini karena kesetiaannya pada Tuhannya selama bertahun-tahun.     

Ramiro melihat sekitar dan bermaksud bertindak.     

Lucien mendadak sadar ada hal yang aneh dalam kalimat Anheuse!     

Jika Anheuse iri dengan hadiah yang diterima utusan baru dan khawatir kekuatan utusan baru bisa melampaui kekuatannya, kenapa dia tidak bertanya tentang Francis?     

Anheuse adalah pengikut setia Ell. Lalu kenapa Anheuse tidak menyebutkan apapun tentang Ell?     

Lucien agak memicing, lalu berpura-pura segalanya baik-baik saja. Tapi dia siap beraksi kapan saja, dan bertanya-tanya apakah mungkin Anheuse sedang dikendalikan oleh tuhan palsu.     

Ramiro memastikan tidak ada orang di sekitar. Sebuah senyum mencekam muncul di wajahnya, lalu bagian dalam tubuhnya mulai menggeliat.     

Di mata Ramiro, Leviathan bagaikan domba tanpa pertahanan, tak punya kekuatan untuk melindungi diri.     

Mereka sekarang ada di Kota Husum. Ramiro bisa menyerap ingatan Leviathan dengan santai dan menginvestigasinya.     

Senyum di wajah Ramiro semakin lebar. Dia akan menunjukkan kekuatan mengerikan pada domba tak berdosa itu.     

Kali ini, mendadak seseorang tiba dan mendarat di atas tanah.     

"Francis?" Lucien kini semakin waspada.     

Francis menyeringai. "Aku tertarik pada harta yang ditinggalkan oleh Lord of Underworld. Leviathan, bawa aku ke sana."     

Meski Ell sangat percaya kalau Lord of Underworld dibunuh oleh kekuatannya, tapi Francis yakin, berdasar yang dia lihat, itu adalah mantra labirin atau pengekang. Dia yakin kalau seorang archmage mungkin juga tiba di Kota Husum, dan target archmage tersebut adalah Lord of Underworld.     

....     

Di domain God of Sun and Justice, Bero sedang berjalan mondar-mandir di aula dengan kesal. Meski Lord of War sudah menarik perintah untuk mengusir mereka sementara, jika mereka gagal membunuh Ell dalam satu tahun, hukuman yang lebih berat akan menunggu.     

Setelah memikirkan itu berkali-kali, Bero memikirkan tentang wanita misterius yang mengunjungi kuil beberapa hari lalu yang menjual informasi rahasia.     

Bero berharap informasi rahasia darinya bisa membantunya agar menjadi lebih kuat. Dia lalu membuat keputusan.     

Setelah waktu yang lama, seorang wanita cantik berambut pirang datang ke domainnya, dengan dibimbing oleh pendeta kepala Bero.     

"Nona Sophia, informasi rahasia apa yang Anda miliki?" tanya Bero tanpa basa-basi.     

Sophia memiliki mata hijau bagai giok, senyumnya manis dan polos. Dia mengeluarkan beberapa buku dari tasnya dan berkata, "Tergantung apa yang Anda inginkan, Tuanku."     

Di sana ada Buku Kejujuran, Buku Perintah, Buku Kebaikan, dan lain-lain, begitu pula dengan buku terhebat: Buku Kebajikan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.